2. Hukuman melawan sistem

Saat hendak masuk kendaraan, dia kembali mendengar suara Sistem.

"Ikuti aturan main sesuai dengan yang telah Anda tulis. Di dalam novel, Vena menendang supir bernama Roger karena datang terlambat dalam beberapa menit."

Laura kembali menggelengkan kepalanya. Menunggu supir bernama Roger datang menjemput. Beberapa menit kemudian mobil mewah berhenti tepat di hadapannya. Supir tersebut, keluar dengan tergopoh berlutut di hadapan Laura.

"Maafkan saya, Nona. Saya terlambat beberapa saat. Saya berhak mendapatkan hukuman." Pria itu menunduk dan bersujud di kaki Laura.

"Apa yang Anda lakukan?"

Laura membantu Roger untuk bangkit dan berdiri. Roger yang terbiasa diperlakukan dengan kejam, kembali mencoba untuk berlutut. Namun, dicegah oleh Laura.

"Sudah! Saya ingin segera pulang."

"Ba-baik, Nona." Roger segera membukakan pintu untuk Nona Vena. Setelah memastikan Vena duduk dengan baik di dalam, Roger berlari menuju pintu kemudi dan melajukan kendaraannya.

Perasaan Laura kembali berkecamuk. Dia merasa sesak. Kepalanya terasa sangat pusing.

"Uhuuuk ...."

Laura terbatuk mengeluarkan sesuatu yang sama dengan yang tadi di kantornya. Roger yang memperhatikan segera menghentikan kendaraan dan memberikan sekotak tisu kepada Laura.

"Nona, apa Anda tidak apa-apa?"

Laura menggelengkan kepala. "Aku baik-baik saja."

Dalam diamnya Rojer menuju ke rumah sakit. Alis Laura menyatu karena merasa heran. "Kenapa kamu membawaku ke sini?"

"Sepertinya kita harus segera memeriksa keadaan Anda, Nona."

Laura akhirnya mengikuti ucapan Roger. Menemui dokter untuk memeriksa kondisi yang sebenarnya. Usai pemeriksaan, Laura diberi penjelasan mengenai masalah yang menimpanya.

"Bagaimana kondisi saya yang sebenarnya, Dok?"

Dokter tersebut terlihat cukup bingung. Lalu menunjukan hasil rontgen dari penampakan paru-parunya. Dokter menggaruk dagunya, karena ini pertama kali baginya.

"Secara menyeluruh menurut hasil rontgen ini, semuanya terlihat baik-baik saja. Akan tetapi, jika Anda selalu memuntahkan darah seperti ini, maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan Anda."

Laura mulai merasa, kejadian yang dialami ini sudah berada di luar isi cerita dari yang ia tulis. "Lalu, saya harus bagaimana, Dok?"

"Maukah Anda mengikuti rangkaian pemeriksaan dan pengobatan bagi penyakit ini?"

Laura teringat isi ucapan Sistem. Penyakit memuntahkan darah ini adalah bentuk hukuman dari Sistem kepadanya. Laura mulai memikirkan sesuatu.

Jika aku mengikuti isi cerita, maka aku akan t*was atas hukuman m*ti yang akan aku terima di akhir cerita. Jika aku tidak mengikuti isi cerita, maka aku akan m*ti karena hukuman yang diberikan oleh Sistem.

"Bagaimana Nona Rivena Claudya? Apakah Anda bersedia mengikuti rangkaian pemeriksaan yang kami beri?"

Laura menggelengkan kepala. "Saya merasa semua baik-baik saja. Hanya saja, semua itu terjadi karena mungkin kurang istirahat saja."

Dokter menatap panjang kepada Vena. "Apa kamu yakin semuanya baik-baik saja?"

Laura mengangguk. "Iya, saya rasa begitu."

"Hmmm, jika nanti kamu merasakan keluhan yang sama, saya harap kamu segera melaporkan semua keluh kesahmu kepada saya, nantinya. Saya akan menyarankan beberapa resep vitamin. Jangan lupa, untuk sementara kamu perbanyak istirahat!"

Dokter tersebut tampak menuliskan resep beberapa obat yang harus ditebus. Setelah itu, resep tersebut diserahkan kepada Laura. Sementara, Laura segera bangkit dari posisinya dan meninggalkan rumah sakit usai menebus resep vitamin yang diberikan.

Laura menikmati hidup di rumah mewahnya. Dia sengaja tidak masuk kantor dalam waktu beberapa hari untuk menghindari, hal-hal gila yang telah ditulis di dalam novel miliknya.

*

*

*

"Bagaimana Elsa? Apakah pekerjaanmu sudah diselesaikan dengan baik?" tanya Cindy sang sekretaris Vena.

Elsa tampak sedang mengetik sesuatu. Di dalam cerita yang ditulis oleh Laura, Elsa dijadikan sebagai tokoh utama di dalam novel karya Laura Marrie, yang berjudul Dendam dalam Cinta. Elsa adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang magang atau kuliah praktek lapangan kerja di kantor milik Rivena Claudya.

Sebelumnya, Elsa diminta untuk menyelesaikan laporan yang diberikan Cindy. Laporan tersebut akan ditanda-tangani oleh CEO perusahaan tersebut yang merupakan seorang wanita yang tegas. Akan tetapi, nahas yang didapatkan oleh Elsa. Hasil kerja yang dianggap tidak becus, membuat amarah Vena meledak.

Elsa dimarahi habis-habisan oleh Vena. Hingga membuat Elsa droup dan insecure. Elsa merasa semua pekerjaan itu, dibuatnya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. Akan tetapi, sore kemarin Elsa mendapat parcel berupa kue kering yang diberikan oleh ibu presiden direktur.

Hal ini membuat perasaan sedih Elsa hilang dan lenyap dengan seketika. Namum, saat akan mengucapkan terima kasih kepada Presdir Vena, ternyata beliau sudah tidak masuk ke kantor semenjak beberapa hari. Hal ini membuat sang protagonis, Elsa merasa sangat tidak sabar untuk bertemu Presdir Vena.

Cindy sang sekretaris mencoba menghubungi Vena, sang pimpinan perusahaan. Beberapa waktu menunggu, akhirnya panggilan dijawab oleh sang presdir.

"Halo, Cindy. Apa kabar? Bagaimana keadaan kantor selama saya tinggalkan?"

"Untuk sementara, kantor masih dalam keadaan stabil, Bu. Bagaimana keadaan Anda, Bu? Apakah ada masalah hingga membuat Anda tidak dapat hadir ke kantor?"

"Oh, kebetulan kondisi kesehatan saya agak sedikit memburuk. Namun, saat ini keadaan saya sudah cukup membaik."

"Apakah hari ini Anda bisa datang ke kantor, Bu?"

"Apa ada hal penting hari ini?" tanya Laura kembali.

"Hari ini kita ada meeting penting yang tidak bisa ditunda. Jika kita tunda, maka mitra usaha kita akan membatalkan rencana kerja sama yang telah kita jalin."

"Ooh, begitu. Kalau begitu saya akan segera bersiap untuk ke sana."

"Baik, Bu. Kalau begitu sampai jumpa, selamat pagi."

Laura segera menyiapkan diri menuju ke kantor. Di saat dia mempersiapkan diri, masuk kembali terdengar pesan dari Sistem.

"Hari ini akan ada adegan protagonis wanita bernama Elsa, menumpahkan minumannya kepada antagonis Vena. Kali ini Sistem memperingatkan kepada Anda agar mengikuti ruler yang telah ditetapkan!"

Vena mencoba mengingat adegan tersebut. Padahal adegan ini sengaja dia hindari. Oleh sebab itu lah, dia sengaja tidak datang ke kantor. Demi menghindari adegan ini. Namun ternyata, adegan tersebut kembali berlanjut di saat dia diharuskan menuju ke kantor.

Laura menikmati perjalanan menuju ke kantor. Mengingat adegan yang dimainkan oleh Vena, yang selalu memusuhi Elsa, gadis yang dianggap tidak becus dalam setiap pekerjaannya. Yang nanti akan menumpahkan kopi ke pakaiannya. Sehingga membuat Vena menghukum gadis malang itu habis-habisan.

"Elsa, hari ini Presdir Vena akan masuk ke kantor kembali. Jangan lupa belikan kopi kesukaan beliau di luar ya? Beliau sangat menyukai americano dingin."

"Baik, Bu. Saya akan segera keluar untuk membelikannya."

Dengan langkah ringan Elsa menuju toko penjual kopi langganan Presdir Vena. Dengan perasaan berdebar Laura memikirkan cara melanjutkan cerita.

Terpopuler

Comments

Nirwana Asri

Nirwana Asri

horor

2023-01-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!