Rion sengaja mengikuti cara bicara Loren.
"Aku itu ya seperti kamu," sahut gadis itu.
"Maksudnya elu tuh LAKIK????" Rion menjarak seketika.
Loren hanya tersenyum geli, dan senyum seperti itu yang baru Rion lihat dari seorang Loren yang begitu banyak menyimpan rahasia.
"Memangnya aku terlihat seperti war wer wor?" tanya Loren.
"Maksudku, kita itu sama. Sama-sama terlahir sebagai jiwa murni atau pure soul atau alma pura," lanjutnya.
Loren melihat ke depan sedangkan Rion sama sekali nggak ngerti apa yang Loren bicarakan.
"Sampe sini gue belum ngerti,"
"Intinya kamu salah satu orang yang mempunyai kekuatan istimewa. Jiwamu diinginkan para iblis untuk dipersembahkan,"
"Konyol!"
Loren menoleh, "Jika manusia yang menumbalkan jiwa murni seperti kita sebagai bayaran atas kekuatan atau kekayaan yang didapatnya dari perjanjian dengan raja iblis, maka dia nggak perlu lagi mencari tumbal seumur hidupnya. Dan jika para makhluk dari kasta terendah yang mampu mempersembahkanmu, maka dia akan naik kelas dan menjadi makhluk yang ditakuti dikalangan makhluk astral lainnya,"
"Dan jiwamu yang paling murni diantara klan kita! kamu dilahirkan oleh orang yang istimewa," ucap Loren, matanya menyiratkan bahwa dia nggak lagi berbohong.
Rion mencibir, "Mami ku nggak bisa ngeliat setan---"
"Itu karena kekuatannya dia turunkan semua padamu, kekuatan yang berasal dari cincin yang pernah dipakainya. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanyakan itu pada ayahmu. Bagaimana saat ibumu melahirkanmu dulu," Loren melihat ke depan lagi.
"Aku nggak seberuntung kamu, karena aku kehilangan ibuku sesaat aku melihat dunia," ucapnya.
Rion terpaku melihat gadis yang disampingnya ini, dia bicara tanpa nada sedih ataupun merana aebagaimana mestinya. Padahal dalam hatinya, Loren sangat mendambakan sekali sosok ibunya. Sepanjang perjalanan, Rion hanya terdiam. Dia berusaha mencerna apa yang diterimanya saat ini.
Sedangkan Loren, merapalkan kalimat-kalimat yang membuat makhluk manapun menjauh dari Rion, "Kamu lebih istimewa dariku, bukan hanya sekedar bisa melihat para hantu, tapi lebih dari itu, Rion..." batin Loren.
Mobil seketika berhenti saat mereka sudah sampai di tempat tujuan.
"Ngapain ke taman?" tanya Rion.
"Kamu harus belajar mempergunakan kekuatanmu,"
"Jagan bercanda, deh. Diluar hujan deras, gue bukan pawang hujan!"
Tapi loren nggak mendengarkan ucapan Rion, dia tetap keluar tuh menembus ujan..Biar dikata film-film india gitu, tinggal joget aja yang belum, ehek!
Loren membuat pria yang satu mobil dengannya itu turun dan mengejarnya.
"Lu mau kemana, sih?" Rion mencekal tangan Loren.
Ketika semua orang menepi dari derasnya hujan, dua orang ini malah membuat tubuhnya basah kuyup.
"Besok gue mau naik gunung, gue harus jaga kondisi. Kalau elu mau disini, gue tinggalin!" Rion hendak berbalik, tapi dicegah Loren.
"Keluarkan," ucap gadis itu.
"Apa?"
"Sesuatu yang kamu temukan pagi ini!" Loren menatap Rion serius.
"Darimana elu bisa tau?"
"Karena aku punya pasangannya!" Loren mengeluarkan kalung panjang yang melingkar di lehernya, dia menunjukkan liontin berbentuk sebuah perisai.
"Aku bisa merasakan energi yang sangat besar ketika aku dekat dengan kamu!" lanjutnya.
Rion mengusap wajahnya yang basah, dia menatap Lorenza sebelum dia merogoh sakunya.
Loren menggerakkan tangannya dan seketika waktu berhenti, tetesan air hujan itu mengambang, nggak jadi jatuh. Rion takjub melihat apa yang terjadi.
Dia mendongak, melihat awan pun ikutan berhenti bergerak.
"Jadi elu yang nyelametin gue waktu itu?" Rion mengingat saat dirinya jatuh dari poin panjat.
"Ya, sesuatu yang buruk mengincarmu! jadi sekarang waktunya kamu buat mencari tau bagaimana mengendalikan pedangmu itu!" ucap Loren.
Rion pun mengeluarkan liontin pedangnya, dia mengusap selonsong pedang itu.
Dan seketika liontin itu berubah menjadi sebuah pedang.
Rion mencabut pedang cahaya dari tempatnya dan nggak sengaja mengarahkan pada sebuah pohon.
Braaaakkkk!
Pohon itu terbelah dan tumbang.
"Aarrrghh!" Rion menghindar.
Braaakkk!
Pohon lain tumbang juga dengan kondisi terbelah menjadi dua.
Loren memegang tangan Rion supaya nggak menggerakkan pedang itu lagi, "Kamu bisa menghabiskan semua pohon di taman ini!"
Rion mengarahkan pedang itu ke atas.
Jederrrrr!!!
Kilat biru yang berasal dari pedang milik Rion menyambar langit, seperti sebuah aliran listrik yang sangat kuat.
"Aarrrkkkg!" Rion memekik, dia merasa kesulitan mengendalikan pedang panjang yang terbuat dari sebuah cahaya.
Gadis itu mengangkat pedang bersama Rion, dia menggerakkan dengan cara memutar.
Srrrrrrrrreeetttt!
Pedang Rion menyerap semua air hujan.
"Aarrghhhh," Rion dan Loren memekik saat mereka merasakan kekuatan yang sangat besar masuk ke dalam pedang yang mengeluarkan cahaya biru.
"Apa pedang ini bekerja sesuai dengan apa yang gue pikirin?"
"Bisa jadi!" sahut Loren
Dan seketika pedang itu berhenti menyerap air hujan setelah Rion berucap dalam batinnya.
"Hhhh ... hhh... syukurlah!" Rion mengatur napasnya.
"Mulai sekarang kamu harus mengontrol pikiranmu, dia akan mengikuti kehendak tuannya!" ucap Rion.
"Hyena, di pedang ini tertulis hyena..."
"Kamu nggak ingin mencoba berlari?" tanya Loren Random.
"Buat apa?"
"Mencari tau...." loren menunjuk pedang Rion dengan dagunya.
Rion kemudian berlari dengan membawa pedang di tangan kanannya, dan secepat kilat Rion sudah nggak terlihat, dia berlari seperti seekor hyena, seekor predator yang mirip dengan kucing yang memiliki leher dan bahu yang kuat.
Rion kembali dalam beberapa detik, "Wooow!" dia mengagumi pedang yang dipegangnya.
"Kamu udah tau cara menggunakannya?" tanya Loren.
"Ya," sahut Rion.
Rion dan Loren kemudian kembali masuk ke dalam mobil dengan baju yang basah kuyup. Pedang itu sekarang kembali ke bentuk semula, menjadi sebuah liontin.
Gadis itu menggerakkan tangannya, dan waktu pun berjalan seperti semula.
Hujan masih turun deras.
"Lanjutkan perjalanan!" sebuah. peribtah meluncur dari bibir Lorenza.
Mobil itu berjalan, menuju tempat yang dibayangkan Loren.
Loren merogoh sebuah pulpen di dalam tasnya,
Cteeekkk!
Loren menusuk salah satu jari tangan Rion.
"Awwrgh! hey, apa yang elu---"
"Penyatuan!" ucap Loren sangat dekat dengan Rion, membuat pria itu memikirkan hal lain.
Matanya menatap dalam kedua manik milik Loren. Rion semakin dekat, dia mengikuti nalurinya. Nafasnya kian memburu.
Tapi suara.
Cteeeekkk!
Membuat kesadarannya kembali.
Suara itu berasal dari pulpen berisi jarum. Loren menusuk jarinya sendiri.
"Astaga, malu-maluiin!" batin Rion, dia nggak
Gadis itu mengambil jari tangan Rion yang berdarah dan menyatukannya dengan jari miliknya.
"Ini akan membuat satu ikatan, supaya kita bisa saling melindungi. Karena kita nggak pernah tau kapan mereka akan mengejar dan memburu kita," ucap Loren.
Rion mengangguk, "Ya..."
Dan Loren menatap wajah Rion sembari dia menyatukan kedua jari telunjuk mereka. Tanpa Rion ketahui, Loren telah mentransfer setengah energi padanya.
"Kamu telah memiliki setengah dari kekuatanku!" batin Loren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
mungkinkah nanti bisa jadi ikatan lain...seru nih
2023-12-19
0
Rindi ZieVanya ⍣⃝కꫝ 🎸
bisa saling melindungi apakah harus ada ikatan lain nya kah 🤔🤔
2023-01-16
0
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
klop sudah! cocoklah.. yg satu pedang, yg satu perisai.. 😎😍
2023-01-10
1