Sewaktu Rion masuk ke dalam mobil, ada telepon masuk ke dalam hapenya.
"Ya, halo?" sapa Rion.
"Rion kamu dimana? kamu bisa datang sekarang? Rendra ijin, katanya sakit. Sedangkan resto sedang ramai, kamu datang ya? nanti saya hitung lembur!" ucap manager restoran cepat saji dimana Rion bekerja.
"Ya, sebentar lagi saya kesana!" ucap Rion.
Rion segera memacu kendaraannya ke kantor omnya, Karan Perkasa. Nanti dari sana dia akan naik kendaraan umum untuk menuju restoran. Lumayan jaraknya nggak begitu jauh.
Kenapa Rion menitipkan mobil sportnya di kantor Omnya? Alasannya ya, karena nggak mau bikin geger atasan ataupun rekan kerjanya. Nggak mungkin kan gaji dari sebuah restoran cepat saji bisa untuk membeli sebuah mobil yang menyentuh angka milyar rupiah?
Sampai di tempat kerjanya, Rion mengganti bajunya dengan seragam kerja. Dia merapikan penampilannya, sebelum keluar dan mengambil posisi di kasir pemesanan.
"Silakan, sebutkan pesanannya..!" ucap Rion ramah.
Plak plak plak.
Yang ditanya malah ngegeplak temen di sampingnya. Mereka berdua melongo melihat Rion.
"Maaf, pesanannya kakak?" tanya Rion.
"Kamu..!!" ucap salah satu gadis yang ada di depannya.
"Saya?" Rion mengernyitkan keningnya.
"Eh maksudnya triple cheese burger...." ucap gadis itu.
"Okey, ada lagi, Kak?" tanya Rion pada gadis yang ada di depannya.
Lalu gadis itu menyebutkan satu persatu pesanannya tanpa berkedip. Kedua gadis yang kira-kira masih SMA itu melihat Rion yang sedang menyiapkan pesanan mereka dengan tatapan kagum.
"Silakan Kakak sebelah sini," ucap Dita, kasir yang lain. Tapi tidak ada satubpun dari gadis-gadis yang membuat ular antrian panjang itu mau bergeser. Mereka rela mengantri demi pesan dan membayar di kasir Rion.
"Silakan, pesanannya sudah lengkap ya?" Rion mengatupkan kedua tangannya dan melanjutkan pekerjaannya. Beberapa kali Rion meminta Dita untuk mengarahkan customer lain untuk melakukan pemesanan pada Dita, tapi tidak juga berhasil.
Setelah lewat jam 10 malam, suasana resto nampak sepi.
"Rion mulai besok kamu pindah ke kichen, ya? pusing saya kalau antrian mengular seperti tadi," ucap pak manager.
"Siap, Pak!" sahut Rion.
"Ck, Gadis-gadis jaman sekarang nggak bisa lihat orang ganteng dikit?" kata manager ngeloyor pergi sambil bergumam nggak jelas.
"Sorry, bukannya tadi nggak mau bantuin..." ucap Dita.
"Iya nggak masalah..." jawab Rion. Dita memberi senyuman manisnya.
"Lagian di kitchen kayaknya lebih seru. Lebih harus sat set sat set," kata Rion.
Dita ingin mengajaknya bicara tapi Rion nampak sibuk sendiri dengan sesekali melihat ponselnya.
Rion mulai beberes, jam kerjanya hampir berakhir. Pria itu sempat membantu beberapa temannya membersihkan restoran seperti mengangkat kursi dan juga membuang sampah.
Rion tau ada banyak makhluk yang menungguinya di luar, tapi sekali lagi Rion nggak mau ambil pusing. Bukan hanya satu tapi beberapa, dan sebenarnya membuatnya sedikit risih.
"Udah beres semua, thanks ya!" ucap salah satu rekan kerja Rion.
"Gue duluan ya!" ucap Rion.
Lantas Rion menelepon Eza untuk menjemputnya.
"Za, jemput gue!" ucap Rion saat sudah tersambung dengan Eza.
"Apaan sih, Yon?" Eza dengan suara seraknya, mungkin dia sudah molor.
"Cepetan ke resto?! gue tunggu 15 menit," ucap Rion yang kemudian menutup panggilannya.
Benar saja, 15 menit kemudian Eza datang dengan motornya.
"Ck, nyusahin aja Lu! punya mobil nggak digunain" kata Eza yang menyuruh Rion memakai helm.
"Udah jalan aja!" ucap Rion.
"Lagian udah kaya ngapain sih kerja part time kayak gitu? heran gue. Lu kurang duit apa secinta itu sama duit? sampe harus kerja di luaran kayak gini? gue yakin tante Reva mana tau anaknya kerja begini," Eza merepet sepanjang perjalanan.
"Za, makin kesini lu mirip mami gue tau nggak? merepet mulu kerjaannya! Lagian kalau mami gue tau, berrati sumbernya dari mulut ember lu ini, Za!" ucap Rion.
"Ini ke rumah apa ke kantor Om Lu?"
"Kantor, lah! bisa curiga mami gue kalau gue pulang tanpa tuh mobil!"
"Ya makanya, ntar lagi. Kalau kerja dibawa tuh mobil, jadi lu nggak harus ganggu gue yang udah melayang ke alam mimpi!" kata Eza.
"Pahala, Za nolongin temen...!" ucap Rion sambil nepok pundak Eza.
"Temen kayak lu mah ogah, Yon?! Kalau Loren mah, hayuk lah gue anterin. 24 jam jadi kang ojeknya juga gue mau. Kalau perlu nih, gue jabanin pasang tenda depan rumahnya, ikhlas lahir batin gue?!" Eza nyerocos.
"Ya elu doang yang ikhlas, dianya mah ogah!" balas Rion.
"Ck, lu mah. Ada temen yang mau menjemput jodoh suka sirik aja!"
"Udah jangan kebanyakan ngimpi ntar jatohnya sakit!" kata Rion, dia udah merasa kalau ada beberapa makhluk yang melayang di udara yang mengikutinya sepanjang perjalanan, seperti fans yang mengejar idolanya. Semakin lama semakin bertambah. Tapi Rion tidak memperdulikannya, pemuda itu menepuk pundak Eza macam penumpang yang nepokin kang ojeknya.
"Za...? ngantuk lu?" tanya Rion.
"Mata melek kayak gini dibilang ngantuk!"
"Kebut lagi kalau gitu, lu kayak lagi ngeboncengin cewek aja jalan cuma segini?!" keluh Rion.
"Napa sih lu? Gue masih sayang nyawa, Yon!" sahut Eza, dia lumayan kiyip-kiyip.
"Ck, udah malem dingin gue!" Rion beralasan.
"Noh, kantor Om lu noh di depan! sabar dikit napa! Kalau bukan temen, udah gue turunin deket comberan tau nggak?"
"Nggak!" sahut Rion membuat Eza menggondok saja.
Sesampainya di depan perusahaan Om Karan, Eza menghentikan laju motornya.
"Mau gue anterin sampe dalem nggak?"
"Nggak usah, lu langsung balik aja!" ucap Rion yang melepas helm dan mengembalikannya pada Eza.
"Ciyusan? nggak gempor lu? masuk ke dalem buat ngambil mobil?" Eza ngelongok berusaha melihat area gedung pencakar langit itu.
"Kalau lu ikutan masuk, yang ada lu bisa kencing dicelana, Za!" batin Rion.
"Udah biasa gue! Itung-itung buang kalori," Rion menyahuti Eza yang masih melihat-lihat gedung yang ada di depannya.
"Di jalan aja minta cepet-cepet. Giliran mau dianterin ke basement, bilangnya mau bakar kalori? dasar labil lu!" sindir Eza.
"Dah sana balik! Oh ya, kalau ada yang manggil, nggak usah nengok apalagi disautin,"
"Apaan sih? Nggak jelas lu! Ya udah gue balik," Eza tidak menggubris ucapan Rion.
Padahal ada satu perempuan dalam tanda kutip 'astral' yang sepertinya tertarik dengan Eza, makanya Rion berpesan seperti itu.
"Loren yang kau kejar, setan yang kau dapat!" ucap Rion saat melihat Eza semakin menjauh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
kasian Eza 🤭
2023-12-18
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
kasian bener si eza ikutan di taksir mahluk astral
2023-01-11
1
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
udah biasa klo yg tampan tampan di taro di dpn penarik gtu
2023-01-11
1