"Mas, Rion?!" ucap kang satpam yang udah hafal dengan keponakan dari pemimpin perusahaan tempatnya bekerja.
"Malam, Pak. Biasa, mau ngambil mobil!" ucap Rion.
"Saya ambilkan saja, Mas!" Satpam menawarkan bantuan.
"Nanti ngerepotin pak Deni,"
"Nggak lah. Nggak sama sekali," ucap pak Deni, satpam yang berjaga, sedangkan rekannya sedang berkeliling.
"Saya ambil sendiri aja, Pak!"
"Saya aja yang ambilin!"
"Mobilnya mobil sporty keluaran terbaru, Pak?!"
"Ohh ya udah, Mas Rion ambil sendiri aja kalau gitu!" ucap pak Deni mengakhiri perdebatan dengan Rion.
Arion tertawa kecil saat berjalan menuju basement. Bukan apa-apa, lecet sedikit saja. Bisa kena semprot mami nya di rumah. Katanya kalau tidak bisa menjaga barang, lebih baik tidak punya.
Ruang bawah ada lampu tapi sangat sepi, dan basement perusahaan ini sudah sangat legend dengan gangguan makhluk halusnya. Makanya, Rion lebih baik mengambil mobilnya sendiri, selain takut mobil bocel-bocel perkara pak Satpam yang ketakutan diliatin setan ngegas dan malah ngebahayain diri dan mobil.
Jalan di tempat yang gelap bukan hal pertama buat Rion. Bahkan makhluk tak kasat mata yang mojok bahkan sengaja mengganggunya dengan suara-suara yang menggema di area tempat menaruh kendaraan bagi karyawan Perkasa Group.
Pernah denger waktu mami papinya cerita berdua kalau basement ini jadi saksi bisu saat papi Ridho mau nggak mau terjerat dalam hubungan yang merepotkan dengan mami nya Reva, karena si mami yag penakut di liatin setan.
Perempuan berambut panjang dengan gaun lusuh, udah ada lebih dari 20 tahun yang lalu, masih aja ngejomblo. Buktinya dia selalu mojok sendirian sambil liatin kuku-kukunya yang entah kapan terakhir kena gunting kuku di salon.
Tin!
Tin!
Rion membuka kunci mobilnya. Setelah terbuka dia masuk dan mulai menyalakan mesin.
"Semoga aja mami udah tidur, jadi malam ini aku selamat dari kuliah tengah malam!" gumam Rion.
Dan sewaktu dia akan menjalankan mobilnya, ada satu sosok wanita rambutnya panjang dengan gaun putih lusuhnya berada di depan mobil Rion.
"Ck, dari abad kapan nih setan. Bikin gedeg aja!" Rion tidak memundurkan mobilnya dan pergi begitu saja meninggalkan makhluk legend dari jaman mami papinya bekerja di perusahaan itu.
Gas ngueeeenggg!
Rion melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kini ia bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya. Menurutnya setan yang dia temui tadi tidak lebih menakutkan daripada mami nya sendiri.
Namun Rion merasakan hal lain, mata elangnya melihat ke arah spion. Dia melihat beberapa sosok bergaun putih melayang seperti layangan di udara.
"Haiiishhhh, mau apa sih mereka ini! apa di dunianya nggak ada yang patut dijadikan idola gitu? nama yang papi berikan sungguh membuat aku terlalu menawan diantara makhluk Tuhan yang lain," ucap Rion kepedean.
Pokoknya Rion ini tidak menggubris makhluk apapun yang dilihatnya atau ditemuinya, sesuai dengan perintah papinya sejak dia kecil. Bahkan Rion ini waktu kecil sengaja didatengin guru ngaji ke rumah, biar kalau abis maghrib dia nggak ngelayab ke taman belakang buat main petak umpet. Yang kalau Rion nyanyi lagu cing ciripit, Reva sang mami bakal teriak manggil nama Rion, bahkan sampai narik anaknya buat masuk ke dalam rumah.
Jadi semenjak itu, Rion udah nggak pernah berinteraksi dengan makhluk selain manusia.
Seperti saat ini Rion santai aja nyetir mobilnya, walaupun dia diikuti beberapa makhluk yang Rion anggap itu cuma sebagai baju yang melayang di jalan.
Sampai di rumah, Rion mulai khawatir. Dia bahkan nggak bisa membayangkan mami atau papinya yang akan menyambutnya di ruang tamu.
"Hah, ini sih melebihi nonton film horor di malam jumat kliwon!" ucap Rion.
Karena udah langganan pulang malem, dia udah punya kunci sendiri. Dari kunci gerbang, garasi, pintu depan, pintu samping yang tembus dari garasi ke dapur. Pokoknya mah, dia punya semua jenis kunci yang ada di rumah, kecuali kunci kamar mami papinya.
Berhasil ngedorong gerbang dengan pelan nyaris nggak terdengar gesrekan besinya. Kemudian Rion kembali masuk ke dalam mobil dan masukin tuh mobil mehong ke garasi.
Yang penasaran itu si ghoib pada kemana? para ghoib sekarang lagi nyangkut di pohon mangga tetangga.
Rion kembali mengunci pagar dan garasi. Lalu dia ngendap-ngendap masuk lewat pintu yang menghubungkan garasi ke dapur.
"Darimana saja kamu, Rion?" tanya seseorang.
"Astagaa, Papiiii! papi kenapa nongol disitu?" Rion memegang dadanya, dia terpojok di pintu.
"Harusnya papi yang bertanyeaak-tanyeaaak, kamu kenapa ngendap-ngendap kayak maling? hem?" tanya papi Ridho, dia pegang mug berwarna kuning. Dia duduk di meja makan.
"Ngendap-ngendap? mana ada..?" Rion mikir.
"Aku itu---" ucapan Rion langsung diserobot sama pawang emaknya.
"Ini jam 12 malem, Rion. Kamu darimana aja?" tanya papi Ridho dengan nada santai dan nggak menghakimi sama sekali.
Rion yang melihat ekspresi wajah papinya biasa aja, dia pun mendekat dan mengambil minuman soda kaleng dan duduk di hadapan papi nya.
"Kamu tau nggak, Rion? kalau mami sampai tau kamu pulang jam seginiii? bisa diceramahin kamu sampai pagi, ngalahin ceramah live di tivi!" ucap papinya menakut-nakuti Arion anaknya.
"Emangnya mami udah tidur?" mata Rion mencari-cari keberadaan sang mami.
"Kamu kayak nggak kenal mami. Kalau mami ada di rumah, suara mobil kamu dari jarak 100 meter aja udah bikin kupingnya bergetar. Apalagi tau anaknya belum pulang jam segini, dia pasti udah nungguin depan gerbang!" kata paoi Ridho yang kini nyeruput kopinya.
"Jadi mami nggak ada di rumah?" mata Rion membulat.
Papi Ridho cuma ngangguk.
"Alhamdulillaaaaah!" Rion akhirnya bernapas lega.
"Mami lagi nginep di rumah nenek kamu di kampung. Katanya nenek Ivanna lagi kurang sehat," jelas pria yang sangat mirip dengan Arion, anaknya.
"Jadi, kamu darimana? jam segini baru ngandang?" tanya papi Ridho, dia naruh mug nya di atas meja.
"Aku dari rumah temen," Rion berbohong.
"Rumah temen?" Papi Ridho naikin alis, dia senyum tipis.
"Sekali kamu berbohong maka kamu akan menutup kebohongan satu dengan kebohongan lainnya. Papi percaya sama kamu, Rion. Kamu nggak akan ngebohongin papi dan mami," ucap paoi Ridho.
Dia bangkit dari kursinya, "Istirahat, udah malam..." ucap papi, dia menepuk bahu anaknya. Dan emnibggalkan Rion sendirian di meja makan.
"Jangan lupa cuciin gelas papiii!" seru papi Ridho dari kejauhan.
"Aiih, si papiiii! kenapa juga aku yang harus cuciin gelasnya?" Rion menenggak minumannya sebelum ia melaksanakan perintah dari orang yang mewariskan ketampanan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
😂😂😂
2023-12-18
0
Zuhril Witanto
bener tuh
2023-12-18
0
Zuhril Witanto
Mak Reva trauma lah ma cing ciripit
2023-12-18
0