12. Jiwa Murni

"Nggak usah bertele-tele," ucap Rion.

"Aku dan kamu itu sama-sama----"

Drrrrrrttt drrrtttt

Ada telepon yang masuk ke hape Rion.

"Halo? Rion?" suara mami Reva.

"Kenapa, Mam?"

"Tolongin Mami bawa Thalita ke rumah sakit, dia demam!" mami Reva panik.

"Suruh supir aja sih, Mam!"

"Hehhhhhhhhhh! KALAU MAMI BILANG PULANG YA PULAAAAAAAAAAANG!" Mami Reva merepeeeeeet.

Rion menjauhkan hape dari kupingnya, "Ya Allah, gini amat punya Emak!" batin pemudaaa yang ganteng dan menawan hati.

"Iya iya, Rion pulang sekarang..." jawab Rion patuh.

Seketika dapet perintah dari sang mami, Rion pun lupa dengan obrolannya denga Lorenza.

"Kamu itu salah satu dari golongan Jiwa Murni, Rion. Sesuatu yang buruk mengintaimu dan aku nggak boleh membiarkan 'dia' mendapatkanmu dengan mudah!" batin Loren.

Rion mengantongi hapenya lagi, dia melanjutkan membalut lengan Loren.

"Dah selesai!" ucap Rion.

"Terima kasih," sahut Loren.

"Gue ada urusan mendadak, gue ---"

"Aku bisa pulang sendiri, terima kasih atas bantuannya..." Loren langsung buka pintu mobil dan keluar.

Sedangkan Rion hanya melihat Loren berjalan menjauh dari nya.

"Kan kan kann! dia lagi gue introgasi! haiiishhhh, gara-gara mami nelfon nih, semuanya jadi buyaaaaaar!! padahal udah dapet moment yang pas loh!" Rion gregetan.

drrrtttt!

"Haloooo? ada apa lagi, Mam?" Rion angkat telepon dati mami nya.

"KAMU UDAH NYAMPE MANAAA? KOK LAAMAAAAAAA?"

"Rion lagi mau ke rumah," Rion cari aman.

"Kok nggak ada suara mesin mobilnya? jangan bohong kamu, Rion!" mami nggak percaya.

"Masa sih? ada kok, Mam!" ucap Rion yang menginjak pedal gasnya dan melaju menuju rumahnya.

"Udah ya, Mam! bahaya nyetir sambil nelfon!" Rion menutup panggilan.

"Dan gue jadi semakin yakin, kalau papi orang paling syabar sedunia!" gumam Rion.

Sementara dari belakang, Loren menggambar pola yang sama.

"Itu akan melindungimu, Rion!" gumam Loren melihat mobil Rion pergi.

"Sepertinya, instingnya mulai bekerja!" ucap Loren.

Cahaya merah itu milik Loren, dia sengaja membuat itu untuk menguji Rion. Ternyata tanpa Rion sadari, dia sudah menarik dan memeluk Loren beberapa detik sebelum cermin-cermin itu pecah nggak bersisa.

Loren melihat lengan kanannya, "Awwwwhhhkkh, perih juga ternyata!" desis Loren. Dia berjalan ke arah mobilnya.

.

.

.

Sesampainya di rumah, Rion segera naik ke lantai atas, ke kamar yang ditempati Thalita.

Tok!

Tok!

Ceklek.

Rion mengetuk pintu sebelum membuka pintu.

"Maaaam?!" seru Rion.

"Syuuuutttttttt!" mami Reva menyuruh Rion untuk diam.

"Katanya----"

"Sssyyyyyyyyyt!!!!" mami Reva mendesis seperti siluman ular.

"Ngomongnya jangan kenceng-kenceng," lanjut mami, Lalu dia mendorong badan jangkung anaknya buat keluar dari kamar keponakannya, "Kita ngomongnya di luar!"

Mami Reva menutup pintu dengan hati-hati, "Mbak Rina tolong tungguin Thalita! mbak Rina satey aja di dalem!" ucap mami Reva saat melihat mbak Rina, ART mereka mendekat.

"Stayyy, Mam, Staaaay!" Rion ngingetin emaknya.

"Iya iya, Stay!" mami Reva meralat ucapannya.

"Udah, kamu ikut mami aja sini!" perintah mami Reva.

Sementara ada ART yang menjaga Telolet. Mami Reva mengajak Rion turun ke lantai bawah.

"Lah, nggak jadi ke rumah sakit?" tanya Rion setelah mereka sampai di meja makan.

"Nggak jadi!"

"Aturan kalau nggak jadi, Rion nggak balik kesini, Mam!" Rion kesyeeeel.

Mami mengerutkan keningnya, "Sebentar, sebentar. Kamu diem aja, Rion! jangan gerak," Reva mendekat pada anaknya.

Mami Reva mengambil sesuatu di rambut anaknya, "Ini apa, Rion?

"Kaca?" mami Reva memperlihatkan serpihan kaca itu pada anaknya

"Kok ada pecahan kaca di kepala kamu? kamu habis latian debus apa gimana?" mami Reva mencecar Rion dengan pertanyaan.

"Masa sih kaca sampai ke kepala Rion, Mam?" Rion pura-pura nggak tau. Kalau dia cerita pasti mami nya akan khawatir. Awperti biasanya, dia bakal overthingking.

"Udalah, lupain aja! mungkin pas kamu jalan, ada burung yang bawa kaca terus jatuh dan nyelip ke rambut kamu!" mami Reva dengan segala pemikirannya yang absurd.

"Makanya, kalau mami bilang potong rambut ya potong rambut! jadi kan nggak ada tuh benda kayak gini nyangkut di rambut segala!" mami Reva merepet lagi.

"Nanti Rion nggak jadi sakti lagi!" Rion ngeles.

Daripada ditanya yang cem-macem, akhirnya Rion mengambil serpihan kaca itu dan membuangnya ke tempat sampah.

"Harusnya mami bilang kalau Telolet udah turun demamnya! jadi kan Rion nggak buru-buru juga nyetirnya," kata Rion, dia balik lagi duduk di meja makan setelah memastikan nggak ada serpihan kaca di baju atau rambutnya.

"Kan katanya nggak boleh terima telfon kalau lagi nyetir?" mami Reva ngambilin Rion piring.

Rion hanya bisa manyun menghadapi tingkah aneh mami nya itu.

"Sekarang makan, ini masakan mami! mami khusus masak buat papi, tapi katanya papi kamu lagi ada rapat mendadak. Jadi berhubung kamu yang pulang, sekarang kamu aja yang makan!" mami meletakkan daging yang nggak tau dimasak model apa. Tapi ada coklat-coklatnya gitu.

"Siapapun tolongin gue, dong!" batin Rion meronta.

"Kamu kan laki-laki, jadi kamu butuh makan yang banyak, biar kuat!" mami memberi Rion nasi yang metungtung segunung.

"Rion puasa hari ini, Mam!" Rion menyelamatkan dirinya.

"Puasa gimana? tadi pagi kan kamu sarapan! nggak usah ngadi-ngadi kamu, ya..." mami Reva mendelik.

"Nanti Rion makannya bareng sama papi,"

"MAKAN S-E-K-A-R-A-N-G!" mami menunjuk piring yang ada di hadapan Rion.

"Bentar, Mam!" Rion menunjukkan telspak tangannya.

"Rioooon...?" suara mami meninggi.

"Iya iya iya, Maam!" Rion menyendokkan nasinke dalam mulutnya.

"Kok nasinya aja? sama dagingnya dong! nih, sama capcaynya juga!" Reva menambahkan masakan lain di piring Rion.

"Mami gue kenapa pake acara masak segala siiih!" Rion ngedumel dalam hati, dia takut perut dan lidahnya konslet.

Rion memaksakan makan makanan yang luar binasaaaah, bukan luar biasa ya. Inget, BINASAAAAAAH.

Dan inilah yang membuat Rion mengakui kesaktian papi nya. Sekonslet apapun perutnya nanti, papi akan tetap makan makanan yang tercipta dari kelihaian maminya dalam hal masak memasak. Walaupun rasanya acakadul bin amburadul.

"Enak kan Rion?" tanya mami pede.

Rion cuma ngangguk dengan air mata yang udah menumpuk.

"Kamu pasti terharu ya, Rion? sampe keluar air mata gitu! nanti mami sering-sering masak buat kamu, biar kamu jadi laki-laki yang kuat!" Reva tersenyum bahagia.

"Mami ke kamar dulu ya? badan mami pegel abis ngompresin Thalita," mami Reva ngeloyor pergi ninggalin Rion di ruang makan.

Dengan susah payah Rion menelan makanan di mulutnya.

Dia angkat piring, berniat mengantongi makanannya dan membuang jauh ke luar kota, canda luar kota.

"Riooooon? kamu tau kan buang-buang makanan itu dosaaaa???!!!" suara mami menggema kembali.

"Yassaaalaaaaaaaammmm! Gue harus telpon dokter setelah ini!" Rion kembali duduk dan makan dengan pasrah.

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

bukanya terharu yang ada mati kaku😂

2023-12-19

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

malah nglawak Reva

2023-12-19

0

Euis Yohana

Euis Yohana

masih saja luchu Thor ....😁😁💪

2023-02-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Panjatan Onyet
2 2. Lorenza
3 Pengumuman
4 3. Mereka Ikut
5 4. Kuliah Malam
6 5. Telolet
7 6. Tingkahnya Aneh
8 7. Waktu Terhenti
9 8. Gue Harus Selidiki
10 9. Emak Gue Merepet
11 10. Cahaya Biru
12 11. Tango!
13 12. Jiwa Murni
14 13. Kepala Kuda
15 14. Kekhawatiran Reva
16 15 Pedang Cahaya Biru
17 16. Eza Pundung
18 17. Kekuatan Arion
19 18. Ancaman Telolet
20 19. Gaskeun!
21 20. Awal Pendakian
22 21. Pasang Tenda
23 22. Burung Pembawa Berita Buruk
24 23. Berkemah Di Tengah Hutan
25 24. Simpul Perlindungan
26 25. Pulang Sekarang
27 26. Truth Or Dare?
28 27. Kawanan Kuda
29 28. Serang dia!
30 29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31 30. Belum Terjawab
32 31. Terjun
33 32. Masuk Ke Portal Lain
34 33. Bola Cahaya Merah Meredup
35 34. Kabar Untuk Papi Ridho
36 35. Daging Apaan?
37 36. Rissa Dicomot Demit
38 37. Reva Ada Disini
39 38. Jangan Cari Aku
40 39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41 40. Pedang Konde
42 41. Tunggang Langgang
43 42. Ke Rumah Nenek Darmi
44 43. Kedatangan Karla
45 44. Sang Raja Iblis
46 45. Karissa
47 46. Kasih gue waktu
48 47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49 48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50 49. Immortal Fire
51 50. Pergi Dari Sini!
52 51. Dua Elemen yang Berbeda
53 52. Sudah Tidak Murni Lagi
54 53. Melintasi Waktu
55 54 Defne
56 55. Seperti Odellia
57 56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58 57. Mikir Keras
59 58. Odellia Kabuuur
60 59. Pergi Ke Kota
61 60. Pencarian Rissa
62 61. Rissa dan Pangeran Clift
63 62. Mawar Beracun
64 63. Siapa Kamu?
65 64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66 65. Keluar istana
67 66. Jatuh Dari Kuda
68 67. Bukan Puteri Odellia
69 68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70 69. Bukan Panah Asmara
71 70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72 71. Gaspol Terus
73 72. Sihir Dorothy
74 73. Rencana
75 74. Perjalanan
76 75. Disusulin Papi
77 76. Sampai Di tempat
78 77. Tragedi Masa Lalu
79 78. Jangan Sampai mereka Curiga
80 79. Dasar Beubeugig!
81 80. Suara Lonceng
82 81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83 82. Menemukan
84 83. Bersembunyilah
85 84. Siapa Kau Sebenarnya?
86 85. Karla Dan Dera
87 86. Mereka Hilang
88 87. Menjadi Tawanan
89 88. Kastil Tua
90 89. Cahaya Putih
91 90. Kamu Anak Baik
92 91. Menua
93 92. Terowongan Rahasia
94 93. Semakin Sakit
95 94. Kunci
96 95. Invisible
97 96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98 97. Kobaran Api
99 98. Jurus Kruwes
100 99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101 100. Nggak Butuh Jawaban
102 101 Masuk Ke Portal Waktu
103 102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104 103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105 104. Akhirnya Rion Ketemu
106 105. Musuh Bebuyutan
107 106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108 107. Maafin Papi Rion
109 108. Bangun Rion!
110 109. Saling Mengkhawatirkan
111 110. Ada Yang Beda
112 111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113 112. Ijin
114 113. Berisik
115 114. Akhirnya Ngomong juga
116 115. Ada Yang Pengen Jenguk
117 116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118 117. Separuh Nyawa
119 118. Dilabrak Balik
120 119. Ini Bukan Milikmu
121 120 Mami Sakit?
122 121. Belum Berakhir
123 122. Hati-Hati
124 123. Pertemuan
125 124. Jangan Nagih Utang
126 125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127 126. Hadiah
128 127. Memilih Untuk Berpisah
129 128. Nyebrang Benua
130 129. Sekedar Mimpi
131 130. Bisa Bicara Denganmu?
132 131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133 132. Jadi Model?
134 133. Gelisah
135 134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136 135. Kekuatan Pedang
137 136. Dunia Ini Begitu Sempit
138 137. Emosi Jiwa
139 138. Model Dadakan
140 139. Duduk Dalam Diam
141 140. Danau Beku
142 141. Transfer Nafas
143 142. Harus Tetap Hidup
144 143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145 144. Mencari Rissa
146 145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147 146. Menguntitnya
148 147. Masalah Hati
149 148. Memaafkan
150 149. Cinta Lama Belum Kelar
151 150. Nikung Sebelum Ketikung
152 151. Diselimuti Cahaya Biru
153 152. Jawaban Perasaan?
154 153. Nggak Akan Ngalah
155 154. Kebetulan
156 155. Begadang Berjamaah
157 156. Menikah diam-diam
158 157. Pernikahan Dadakan
159 158. This Is Ur Day
160 159 Bugh!
161 160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162 161. Babak Belur
163 162. Berbagi Sarapan
164 163. Seandainya...
165 164. Tinggal Bersama
166 165. Sedingin Es
167 166.Mendadak Jadi Artis
168 167. Rencana Untuk Pulang
169 Harap-harap Cemas
170 Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171 Durhaka
172 Bertemu papi
173 Satu Tamparan
174 Suruh Mereka Pulang
175 Keos
176 Maafkan dan Lupakan
177 Akhir
Episodes

Updated 177 Episodes

1
1. Panjatan Onyet
2
2. Lorenza
3
Pengumuman
4
3. Mereka Ikut
5
4. Kuliah Malam
6
5. Telolet
7
6. Tingkahnya Aneh
8
7. Waktu Terhenti
9
8. Gue Harus Selidiki
10
9. Emak Gue Merepet
11
10. Cahaya Biru
12
11. Tango!
13
12. Jiwa Murni
14
13. Kepala Kuda
15
14. Kekhawatiran Reva
16
15 Pedang Cahaya Biru
17
16. Eza Pundung
18
17. Kekuatan Arion
19
18. Ancaman Telolet
20
19. Gaskeun!
21
20. Awal Pendakian
22
21. Pasang Tenda
23
22. Burung Pembawa Berita Buruk
24
23. Berkemah Di Tengah Hutan
25
24. Simpul Perlindungan
26
25. Pulang Sekarang
27
26. Truth Or Dare?
28
27. Kawanan Kuda
29
28. Serang dia!
30
29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31
30. Belum Terjawab
32
31. Terjun
33
32. Masuk Ke Portal Lain
34
33. Bola Cahaya Merah Meredup
35
34. Kabar Untuk Papi Ridho
36
35. Daging Apaan?
37
36. Rissa Dicomot Demit
38
37. Reva Ada Disini
39
38. Jangan Cari Aku
40
39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41
40. Pedang Konde
42
41. Tunggang Langgang
43
42. Ke Rumah Nenek Darmi
44
43. Kedatangan Karla
45
44. Sang Raja Iblis
46
45. Karissa
47
46. Kasih gue waktu
48
47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49
48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50
49. Immortal Fire
51
50. Pergi Dari Sini!
52
51. Dua Elemen yang Berbeda
53
52. Sudah Tidak Murni Lagi
54
53. Melintasi Waktu
55
54 Defne
56
55. Seperti Odellia
57
56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58
57. Mikir Keras
59
58. Odellia Kabuuur
60
59. Pergi Ke Kota
61
60. Pencarian Rissa
62
61. Rissa dan Pangeran Clift
63
62. Mawar Beracun
64
63. Siapa Kamu?
65
64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66
65. Keluar istana
67
66. Jatuh Dari Kuda
68
67. Bukan Puteri Odellia
69
68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70
69. Bukan Panah Asmara
71
70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72
71. Gaspol Terus
73
72. Sihir Dorothy
74
73. Rencana
75
74. Perjalanan
76
75. Disusulin Papi
77
76. Sampai Di tempat
78
77. Tragedi Masa Lalu
79
78. Jangan Sampai mereka Curiga
80
79. Dasar Beubeugig!
81
80. Suara Lonceng
82
81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83
82. Menemukan
84
83. Bersembunyilah
85
84. Siapa Kau Sebenarnya?
86
85. Karla Dan Dera
87
86. Mereka Hilang
88
87. Menjadi Tawanan
89
88. Kastil Tua
90
89. Cahaya Putih
91
90. Kamu Anak Baik
92
91. Menua
93
92. Terowongan Rahasia
94
93. Semakin Sakit
95
94. Kunci
96
95. Invisible
97
96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98
97. Kobaran Api
99
98. Jurus Kruwes
100
99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101
100. Nggak Butuh Jawaban
102
101 Masuk Ke Portal Waktu
103
102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104
103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105
104. Akhirnya Rion Ketemu
106
105. Musuh Bebuyutan
107
106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108
107. Maafin Papi Rion
109
108. Bangun Rion!
110
109. Saling Mengkhawatirkan
111
110. Ada Yang Beda
112
111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113
112. Ijin
114
113. Berisik
115
114. Akhirnya Ngomong juga
116
115. Ada Yang Pengen Jenguk
117
116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118
117. Separuh Nyawa
119
118. Dilabrak Balik
120
119. Ini Bukan Milikmu
121
120 Mami Sakit?
122
121. Belum Berakhir
123
122. Hati-Hati
124
123. Pertemuan
125
124. Jangan Nagih Utang
126
125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127
126. Hadiah
128
127. Memilih Untuk Berpisah
129
128. Nyebrang Benua
130
129. Sekedar Mimpi
131
130. Bisa Bicara Denganmu?
132
131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133
132. Jadi Model?
134
133. Gelisah
135
134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136
135. Kekuatan Pedang
137
136. Dunia Ini Begitu Sempit
138
137. Emosi Jiwa
139
138. Model Dadakan
140
139. Duduk Dalam Diam
141
140. Danau Beku
142
141. Transfer Nafas
143
142. Harus Tetap Hidup
144
143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145
144. Mencari Rissa
146
145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147
146. Menguntitnya
148
147. Masalah Hati
149
148. Memaafkan
150
149. Cinta Lama Belum Kelar
151
150. Nikung Sebelum Ketikung
152
151. Diselimuti Cahaya Biru
153
152. Jawaban Perasaan?
154
153. Nggak Akan Ngalah
155
154. Kebetulan
156
155. Begadang Berjamaah
157
156. Menikah diam-diam
158
157. Pernikahan Dadakan
159
158. This Is Ur Day
160
159 Bugh!
161
160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162
161. Babak Belur
163
162. Berbagi Sarapan
164
163. Seandainya...
165
164. Tinggal Bersama
166
165. Sedingin Es
167
166.Mendadak Jadi Artis
168
167. Rencana Untuk Pulang
169
Harap-harap Cemas
170
Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171
Durhaka
172
Bertemu papi
173
Satu Tamparan
174
Suruh Mereka Pulang
175
Keos
176
Maafkan dan Lupakan
177
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!