16. Eza Pundung

"Wiih ada mahasiswa baru kayaknya!" Eza matanya berbinar saat melihat Thalita bersama Lorenza.

"Deeuhh babang Eza berasa diperebutkan dua wanita. Siapa yang bakal menjadi tambatan hati ini?" Eza lebay mengusap dadanya, sedangkan Rion mendadak mual mendengar celotehan Eza yang nggak sesuai dengan kenyataan.

"Gue masih wangi nggak, Yon?" Eza angkat tangannya, nyuruh Rion nyium keteknya.

"Lu belum tau kan ketek dicabein itu rasanya gimana? lagi-lagi tu ketek disodorin ke gue, jangan harap ketek lu Slamet!"

"Ya emang ketek gue Eza bukan Slamet!" sahut Eza.

Pria yang super rajin tepe-tepe itu merapikan rambutnya, "Dek Loren, babang Eza coming!" Eza ngeloyor pergi ninggalin Rion yang nhgak percaya kok bisa dia temenan sama orang modelan Eza.

"Dia nggak tau aja kemarin gue dansa sama Loren. Kalau dia liat, bisa kejang-kejang dia!" batin Rion.

Pria tampan dan menawan sesuai dengan namanya itu, menyusul Eza yang udah duduk di samping Loren, dia berhadapan dengan Thalita.

"Bang Riooooon!" Thalita manggil kakak sepupunya.

"Guebleeeg! kenapa gue malah kesini, harusnya kan gue menghindar," Rion diem aja, pura-pura nggak kenal.

"Awas aja kalau dia ngaku sodara gue!" batin Rion.

Rion yang kepalang tanggung nongol di depan Thalitha, terlebih lagi Loren pun menoleh dan melihat padana, Rion nggak mungkin mundur dan hilang begitu aja dari peradaban. Dia sebagai cowok cool harus tetep maju.

"Ehm, Za! ke tempat biasa!" Rion dengan suara coolnya.

"Oh ya, gue Eza. Nama lu siapa tadi?"

"Thalita!"

"Sungguh nama yang cantik seperti orangnya!" Eza gombal.

"Makasiih!" Thalita tersipu, "Emang udah banyak sih yang bilang gitu," lanjutnya.

"Zaaa!"

"Bang Eza temennya bang Rion?"

"Oh ya, kita temen akrab! saking akrabnya kita dikira saudara, muka juga hampir mirip-mirip, kan?" Eza nunjuk dirinya dan Rion.

"Kita juga sama-sama suka manjat! dan Rion ini juga ketuaa---"

"Brisik lu, Za!" Rion bawa Eza secara paksa menjauh dari sepupunya.

"Thalita, nomor gue, 081xxxxxxx" Eza kodein tangan di kuping, yang artinya 'ntar telpon gue, yaaaakk'.

Yeeuuuh si Eza, modus banget. Bisa-bisanya dia nyuruh cewek nelpon dia duluan, sok kegantengan banget emang si Eza nih.

Rion bawa Eza sampai ke tempat dia biasa wall climbing.

"Yooon! lepasiiin gue, Yoooon!" Eza memberontak seakan dia akan dimacem-macemin.

"Jijay banget gue! lebih horor suara lu daripada suara setan!" Rion kesel, dia ngleepasin Eza saat mereka udah di tempat panjatan, dan lebih keselnya lagi hampir aja congor si Eza mengingkap sesuatu yang ia rahasiakan selama ini dari keluarganya. Kan kamvreto banget temen modelan beginian yak. Netijen yang budiman cuma bisa bilang, 'sabar ya Riooon'.

"Zaaa, lu boleh tepe-tepe sama siapa aja kecuali sama Lorenza sama Thalita!" tegas Rion.

"Lah kenapa emang? wah lu serakah lu, Yon?! masa lu suka dua-duanya?" Eza merepet, nggak terima.

"Apa?" Rion ngerutin keningnya denger perkataan Eza itu.

"Giliran ada cewek nih yang menangkap sinyal baik dari gue, eh si Rion malah ngelarang-larang! nggak bener nih si Rion. Jangan-jangan dia mulai merasa tersaingi sama kegantengan gue?" suara hati Eza.

Saking jengkelnya lagi pedekate tapi malah digagalin sahabatnya, timbulah suatu perkataan dari Eza yang bikin Rion naikin alis, "Pokoknya nggak ada yang bisa larang gue deketin Thalita, termasuk lu, Yon!" Eza sok serius.

Dia ninggalin Rion gitu aja, "Slamet aja yang muka pas-pasan bisa punya cewek, masa gue yang mirip Lee min ho, sekian purnama gagal terus dapetin cewek yang gue suka? ini nggak boleh terjadi," batin Eza.

Rion hanya melihat sahabatnya yang lagi pundung.

"Ck, tuh bocah bener-bener, yaaa!" Rion gedeg sama kelakuan Eza yang terlalu sensitif untuk kali ini.

Bukan apa-apa, Rion hanya takut kalau Eza deketin Telolet, bisa ember bocor dia tentang Rion yang menjabat sebagai ketua Mapala dan rencana mereka yang besok bakal berangkat tuh naik-naik ke puncak gunung.

"Rion...!" ada suara perempuan yang familiar di telinganya.

Dia berbalik,

"Loren?" batin Tion, tapi keyika dia sudah melihat sosok Loren, gadis itu malah berdiri membelakanginya.

"Kau sudah memegangnya? kalau sudah, jaga baik-baik. Dan pakailah, bawa kemanapun kamu pergi kecuali ke kamar mandi!" ucap Loren.

"Dan, lebih baik batalkan niatmu untuk pergi mendaki!" lanjut Loren, dia menengok sebentar sebelum akhirnya pergi meninggalkan Rion.

"Kenapa semua orang jadi nyebelin hari ini! huuufhhh!" Rion memandang kepergian Loren sambil memikirkan pedang yang pagi ini dia temukan di kamarnya.

Lantas Rion merogoh sakunya, dilihatnya lagi liontin itu. Seketika dia menghentikan jarinya ketika dia akan mengusapnya.

"Nanti berubah jadi pedang cahaya lagi, bisa berabe!" Rion menyimpan barang itu lagi di sakunya.

.

.

.

Setelah nggak ada lagi urusan, Rion celingukan di parkiran nyari mobil.

"Astaga, kan gue kesini pakai motornya si Eza. Mau dicari sampai taun depan juga nggak bakal nongol mobil gue disini!" Rion merutuki kebodohannya.

Namun langit yang cerah berubah menjadi mendung.

"Perasaan tadi cerah-cerah aja!" gumam Rion.

Tess...

Tess...

Hujan mulai membasahi bumi yang fanasshhh.

Tanpa terasa ada sebuah tangan yang menariknya masuk ke sebuah mobil.

Ya, dia Loren.

Dan beneran, setelah mereka masuk ke dalam mobil, ujannya segede itu. Tapi untungnya nggak ada petir, jadi aman sentosa lah ya.

"Kalau kita duduk di belakang semua, siapa yang nyetir?" tanya Rion.

"Memang perlu orang buat nyetir? karena aku nggak bisa," ucap Loren.

"Lah ini mobil elu kan? atau? mobil colongan?" Rion nuduh.

Seketika dia inget kalau dia pernah melihat Loren dengan tingkah anehnya menyentuh bagian depan mobil ini. Yang waktu disamperin dia malah kabur ke kelasnya.

Rion mau buka pintu, tapi Loren melarang.

"Ini mobilku, di luar hujan. Anggap aja ini balas budiku setelah kemarin kamu nolongin balut luka di lenganku ini," ucap Loren. Tapi matanya tetep awas gitu liatin sana-sini.

"Sebenernya lu itu siapa sih? karena setelah nganterin lu terakhir kali, gue udah nggak diikutin sama fans-fans astral gue, dan itu cukup bikin gue penasaran," Rion menatap Loren serius.

"Jalankan mobilnya!" ucap Loren.

"Gue lagi ngajak lu ngomong, malah lu nyuruh gue nyetir!" Rion udah kesel banget sama Loren.

Tapi baru mau nyap-nyap lagi, itu mobil jalan sendiri. Iya, setirnya itu gerak-gerak sendiri.

"Nggak heran gue, mobil kan bisa auto pilot!" batin Rion, tapi sesaat dia menyadari kalau tipe mobil yang mereka tumpangi bukan mobil dengan kecanggihan seperti itu. Dan terlebih lagi mereka duduk di belakang, seandainya terjadi sesuatu nggak ada yang ambil kendali stir kemudi.

Loren menggerakkan tangannya, "Sesuai rencana!" ucapnya seakan memberi perintah pada stir yang seakan dikendalikan oleh seorang supir.

"Jadi sebenernya kamu itu siapa?" tanya Rion.

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

Loren hebat nih

2023-12-19

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

astaga

2023-12-19

0

Euis Yohana

Euis Yohana

waaaaaah ...jd kepengin punya ajian seperti loreng🤭🤭 ...bisa nyuruh kendaraan melaju sendiri ....🤣🤣

2023-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Panjatan Onyet
2 2. Lorenza
3 Pengumuman
4 3. Mereka Ikut
5 4. Kuliah Malam
6 5. Telolet
7 6. Tingkahnya Aneh
8 7. Waktu Terhenti
9 8. Gue Harus Selidiki
10 9. Emak Gue Merepet
11 10. Cahaya Biru
12 11. Tango!
13 12. Jiwa Murni
14 13. Kepala Kuda
15 14. Kekhawatiran Reva
16 15 Pedang Cahaya Biru
17 16. Eza Pundung
18 17. Kekuatan Arion
19 18. Ancaman Telolet
20 19. Gaskeun!
21 20. Awal Pendakian
22 21. Pasang Tenda
23 22. Burung Pembawa Berita Buruk
24 23. Berkemah Di Tengah Hutan
25 24. Simpul Perlindungan
26 25. Pulang Sekarang
27 26. Truth Or Dare?
28 27. Kawanan Kuda
29 28. Serang dia!
30 29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31 30. Belum Terjawab
32 31. Terjun
33 32. Masuk Ke Portal Lain
34 33. Bola Cahaya Merah Meredup
35 34. Kabar Untuk Papi Ridho
36 35. Daging Apaan?
37 36. Rissa Dicomot Demit
38 37. Reva Ada Disini
39 38. Jangan Cari Aku
40 39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41 40. Pedang Konde
42 41. Tunggang Langgang
43 42. Ke Rumah Nenek Darmi
44 43. Kedatangan Karla
45 44. Sang Raja Iblis
46 45. Karissa
47 46. Kasih gue waktu
48 47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49 48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50 49. Immortal Fire
51 50. Pergi Dari Sini!
52 51. Dua Elemen yang Berbeda
53 52. Sudah Tidak Murni Lagi
54 53. Melintasi Waktu
55 54 Defne
56 55. Seperti Odellia
57 56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58 57. Mikir Keras
59 58. Odellia Kabuuur
60 59. Pergi Ke Kota
61 60. Pencarian Rissa
62 61. Rissa dan Pangeran Clift
63 62. Mawar Beracun
64 63. Siapa Kamu?
65 64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66 65. Keluar istana
67 66. Jatuh Dari Kuda
68 67. Bukan Puteri Odellia
69 68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70 69. Bukan Panah Asmara
71 70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72 71. Gaspol Terus
73 72. Sihir Dorothy
74 73. Rencana
75 74. Perjalanan
76 75. Disusulin Papi
77 76. Sampai Di tempat
78 77. Tragedi Masa Lalu
79 78. Jangan Sampai mereka Curiga
80 79. Dasar Beubeugig!
81 80. Suara Lonceng
82 81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83 82. Menemukan
84 83. Bersembunyilah
85 84. Siapa Kau Sebenarnya?
86 85. Karla Dan Dera
87 86. Mereka Hilang
88 87. Menjadi Tawanan
89 88. Kastil Tua
90 89. Cahaya Putih
91 90. Kamu Anak Baik
92 91. Menua
93 92. Terowongan Rahasia
94 93. Semakin Sakit
95 94. Kunci
96 95. Invisible
97 96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98 97. Kobaran Api
99 98. Jurus Kruwes
100 99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101 100. Nggak Butuh Jawaban
102 101 Masuk Ke Portal Waktu
103 102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104 103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105 104. Akhirnya Rion Ketemu
106 105. Musuh Bebuyutan
107 106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108 107. Maafin Papi Rion
109 108. Bangun Rion!
110 109. Saling Mengkhawatirkan
111 110. Ada Yang Beda
112 111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113 112. Ijin
114 113. Berisik
115 114. Akhirnya Ngomong juga
116 115. Ada Yang Pengen Jenguk
117 116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118 117. Separuh Nyawa
119 118. Dilabrak Balik
120 119. Ini Bukan Milikmu
121 120 Mami Sakit?
122 121. Belum Berakhir
123 122. Hati-Hati
124 123. Pertemuan
125 124. Jangan Nagih Utang
126 125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127 126. Hadiah
128 127. Memilih Untuk Berpisah
129 128. Nyebrang Benua
130 129. Sekedar Mimpi
131 130. Bisa Bicara Denganmu?
132 131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133 132. Jadi Model?
134 133. Gelisah
135 134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136 135. Kekuatan Pedang
137 136. Dunia Ini Begitu Sempit
138 137. Emosi Jiwa
139 138. Model Dadakan
140 139. Duduk Dalam Diam
141 140. Danau Beku
142 141. Transfer Nafas
143 142. Harus Tetap Hidup
144 143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145 144. Mencari Rissa
146 145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147 146. Menguntitnya
148 147. Masalah Hati
149 148. Memaafkan
150 149. Cinta Lama Belum Kelar
151 150. Nikung Sebelum Ketikung
152 151. Diselimuti Cahaya Biru
153 152. Jawaban Perasaan?
154 153. Nggak Akan Ngalah
155 154. Kebetulan
156 155. Begadang Berjamaah
157 156. Menikah diam-diam
158 157. Pernikahan Dadakan
159 158. This Is Ur Day
160 159 Bugh!
161 160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162 161. Babak Belur
163 162. Berbagi Sarapan
164 163. Seandainya...
165 164. Tinggal Bersama
166 165. Sedingin Es
167 166.Mendadak Jadi Artis
168 167. Rencana Untuk Pulang
169 Harap-harap Cemas
170 Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171 Durhaka
172 Bertemu papi
173 Satu Tamparan
174 Suruh Mereka Pulang
175 Keos
176 Maafkan dan Lupakan
177 Akhir
Episodes

Updated 177 Episodes

1
1. Panjatan Onyet
2
2. Lorenza
3
Pengumuman
4
3. Mereka Ikut
5
4. Kuliah Malam
6
5. Telolet
7
6. Tingkahnya Aneh
8
7. Waktu Terhenti
9
8. Gue Harus Selidiki
10
9. Emak Gue Merepet
11
10. Cahaya Biru
12
11. Tango!
13
12. Jiwa Murni
14
13. Kepala Kuda
15
14. Kekhawatiran Reva
16
15 Pedang Cahaya Biru
17
16. Eza Pundung
18
17. Kekuatan Arion
19
18. Ancaman Telolet
20
19. Gaskeun!
21
20. Awal Pendakian
22
21. Pasang Tenda
23
22. Burung Pembawa Berita Buruk
24
23. Berkemah Di Tengah Hutan
25
24. Simpul Perlindungan
26
25. Pulang Sekarang
27
26. Truth Or Dare?
28
27. Kawanan Kuda
29
28. Serang dia!
30
29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31
30. Belum Terjawab
32
31. Terjun
33
32. Masuk Ke Portal Lain
34
33. Bola Cahaya Merah Meredup
35
34. Kabar Untuk Papi Ridho
36
35. Daging Apaan?
37
36. Rissa Dicomot Demit
38
37. Reva Ada Disini
39
38. Jangan Cari Aku
40
39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41
40. Pedang Konde
42
41. Tunggang Langgang
43
42. Ke Rumah Nenek Darmi
44
43. Kedatangan Karla
45
44. Sang Raja Iblis
46
45. Karissa
47
46. Kasih gue waktu
48
47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49
48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50
49. Immortal Fire
51
50. Pergi Dari Sini!
52
51. Dua Elemen yang Berbeda
53
52. Sudah Tidak Murni Lagi
54
53. Melintasi Waktu
55
54 Defne
56
55. Seperti Odellia
57
56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58
57. Mikir Keras
59
58. Odellia Kabuuur
60
59. Pergi Ke Kota
61
60. Pencarian Rissa
62
61. Rissa dan Pangeran Clift
63
62. Mawar Beracun
64
63. Siapa Kamu?
65
64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66
65. Keluar istana
67
66. Jatuh Dari Kuda
68
67. Bukan Puteri Odellia
69
68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70
69. Bukan Panah Asmara
71
70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72
71. Gaspol Terus
73
72. Sihir Dorothy
74
73. Rencana
75
74. Perjalanan
76
75. Disusulin Papi
77
76. Sampai Di tempat
78
77. Tragedi Masa Lalu
79
78. Jangan Sampai mereka Curiga
80
79. Dasar Beubeugig!
81
80. Suara Lonceng
82
81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83
82. Menemukan
84
83. Bersembunyilah
85
84. Siapa Kau Sebenarnya?
86
85. Karla Dan Dera
87
86. Mereka Hilang
88
87. Menjadi Tawanan
89
88. Kastil Tua
90
89. Cahaya Putih
91
90. Kamu Anak Baik
92
91. Menua
93
92. Terowongan Rahasia
94
93. Semakin Sakit
95
94. Kunci
96
95. Invisible
97
96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98
97. Kobaran Api
99
98. Jurus Kruwes
100
99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101
100. Nggak Butuh Jawaban
102
101 Masuk Ke Portal Waktu
103
102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104
103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105
104. Akhirnya Rion Ketemu
106
105. Musuh Bebuyutan
107
106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108
107. Maafin Papi Rion
109
108. Bangun Rion!
110
109. Saling Mengkhawatirkan
111
110. Ada Yang Beda
112
111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113
112. Ijin
114
113. Berisik
115
114. Akhirnya Ngomong juga
116
115. Ada Yang Pengen Jenguk
117
116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118
117. Separuh Nyawa
119
118. Dilabrak Balik
120
119. Ini Bukan Milikmu
121
120 Mami Sakit?
122
121. Belum Berakhir
123
122. Hati-Hati
124
123. Pertemuan
125
124. Jangan Nagih Utang
126
125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127
126. Hadiah
128
127. Memilih Untuk Berpisah
129
128. Nyebrang Benua
130
129. Sekedar Mimpi
131
130. Bisa Bicara Denganmu?
132
131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133
132. Jadi Model?
134
133. Gelisah
135
134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136
135. Kekuatan Pedang
137
136. Dunia Ini Begitu Sempit
138
137. Emosi Jiwa
139
138. Model Dadakan
140
139. Duduk Dalam Diam
141
140. Danau Beku
142
141. Transfer Nafas
143
142. Harus Tetap Hidup
144
143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145
144. Mencari Rissa
146
145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147
146. Menguntitnya
148
147. Masalah Hati
149
148. Memaafkan
150
149. Cinta Lama Belum Kelar
151
150. Nikung Sebelum Ketikung
152
151. Diselimuti Cahaya Biru
153
152. Jawaban Perasaan?
154
153. Nggak Akan Ngalah
155
154. Kebetulan
156
155. Begadang Berjamaah
157
156. Menikah diam-diam
158
157. Pernikahan Dadakan
159
158. This Is Ur Day
160
159 Bugh!
161
160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162
161. Babak Belur
163
162. Berbagi Sarapan
164
163. Seandainya...
165
164. Tinggal Bersama
166
165. Sedingin Es
167
166.Mendadak Jadi Artis
168
167. Rencana Untuk Pulang
169
Harap-harap Cemas
170
Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171
Durhaka
172
Bertemu papi
173
Satu Tamparan
174
Suruh Mereka Pulang
175
Keos
176
Maafkan dan Lupakan
177
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!