8. Gue Harus Selidiki

Rion nggak bisa berbuat banyak, dia hanya sesekali mencuri pandang.

"Lorenza itu beneran sepupunya Adam bukan sih? gue tuh ngerasa kalau nih orang kayak apa ya ... bikin gue pengen ngeliatin mulu! eh, nggak nggak nggak! nggak boleh! sadar Rion sadar!" Rion menggelengkan sambil tepok-tepok pipinya.

"Kenapa Rion?" tanya teman kerjanya sesama pria.

"Oh, nggak cuma agak ngantuk aja..." Rion berbohong.

"Dosa gue lama-lama segunung, kerjaannya ngebohong terus! astaaagaaaaaaaaa!" teriak Rion dalam batinnya.

Dan seketika dia keinget sama adik sepupunya.

"Mammmpussss! telolet kan di rumah, udah pasti nggak aman ini gue pulangnya!" Rion mendadak cemas, dia pegangin dadanya sendiri.

Waktu bergerak cepat, apalagi buat para manusia yang banyak kegiatannya seperti Arion. Nggak kerasa udah waktunya pulang.

Awalnya dia akan menghubungi Eza seperti biasa, tapi dia mengurungkan niatnya itu. Setelah melihat Lorenza di depan sebuah mobil ngeliatin jalan.

"Ngapain tuh bocah jam segini masih keluyuran?" gumam Rion.

"Rion?" panggil Dita.

"Eh, ya...?" Rion menautkan alisnya.

"Belum pulang?"

"Ini mau pulang," sahut Rion alakadarnya.

"Aku liat kemarin kamu dijemput ojeg, kamu nggak bawa motor? kalau kamu mau aku bisa nebengin..." Dita menawarkan tumpangan. Dia kira Eza itu kang ojeg yang dipesan Rion.

"Oh, nggak usah. Gue udah ada yang nunggu!" Rion menunjuk Loren yang kebetulan nengok ke arahnya.

"Duluan, ya?" Rion tersenyum dan berjalan dengan pedenya ke arah Loren.

Sedangkan Lorenza yang merasa ada yang berjalan ke arahnya terlihat nggak kaget dengan kedatangan Rion.

"Ngapain disini?" tanya Rion.

Lorenza menengok ke arah resto, kemudian melihat ke arah Rion, "Yang jelas bukan lagi nonton film," ucapnya.

"Kok nggak kaget gue datengin?"

"Aku orangnya nggak kagetan," ucap Lorenza datar.

Arion melihat Dita belum juga pergi, dia malah masih berdiri dan nggak bergeser sedikitpun.

"Papiiih, apa salah dan dosa anaakmu ini, sampai digilai banyak gadis-gadis, ck! hidup ini begitu suliiit ternyata," Rion ngebatin lagi.

"Lu nungguin orang apa setan?" Rion keceplosan saking keselnya sama Lorenza.

"Apaaa?" Loren mengernyit.

"Udah malem, nggak baik buat cewek kayak kamu keluyuran di daerah sini!" Rion menelisik ke beberapa sudut.

Tumben banget nggak ada yang mau jumpa fans. Iya, biasanya kan udah pada nungguin Rion pulang kerja tuh syaithonirrojim. Tapi hari ini nggak ada satu pun yang nongol. Apa mungkin mereka udah menemukan cowok yang lebih ganteng darinya, pikir Rion.

Biasa disambut makhluk-makhluk aneh, giliran sepi bukannya seneng Rion malah heran. Karena dari kecil dia selalu diikutin, selalu diliatin makhluk astral. Jadi giliran, pada absen kayak gini Rion malah merasa aneh.

"Gue setirin!" Rion minta kunci mobil Loren.

"Gimana?"

"Gue setirin, udah sini kunci mobilnya!" Rion menengadahkan tangan.

.

.

20 Menit kemudian...

Eza datang dengan motornya.

"Yonnnn, kebiasaan banget sih lu-----" Eza udah merepeeeeet, tapi nggak jadi setelah melihat Loren.

"Eh, dek Loren..." Eza senyum ramah.

"Loh kok dek Loren sama Yono disini?" tanya Eza.

"Yono yono! gue kruwes nih mulut jahanam baru tau rasa!" Rion ngeruwes mulut Eza saking keselnya.

"YANG KAMU LAKUKAN ITU----"

"Sini motornya!" serobot Rion menyambar kunci motor Eza, sebelum Eza melanjutkan ucapannya yang lebay.

"Yuk, Ren!" Rion mengajak Loren untuk naik motor Eza.

"Turun Za!"

"Lah maksudnya gimana?" Eza bingung.

"Udaah turun dulu, baru nanti gue jelasin!" kata Rion.

Eza nurut aja turun dari motor, tanpa tau apa yang akan dilakukan Rion setelah itu.

"Za, lu balik pakai taksi!" Rion ngasih duit ongkos.

"Gue pinjem dulu motornyaaa!" ucap Rion yang sekejap udah nangkring diatas motor bersama Lorenza.

"Woooyyyyy! ini gimana nih ceritanyaaaaa???!!!!" teriak Eza, sambil nunjukin duit yang diterimanya. Namun yang diteriaki sudah melenggang jauh.

"Bang-ke emang si Rionnnn!" umpat Eza yang ditinggalin gitu aja.

Sedangkan selama di perjalanan Rion mengutuk dirinya sendiri, ngapain juga dia nganterin si Loren. Dia kan tambah kemaleman pulangnya.

"Kenapa juga gue harus peduli ama nih cewek? guebleeeggggg! ini bukan Rion yang sesungguhnya!" batin Rion merutuki kebodohannya.

Dia sekilas melihat ke kaca spion, dia melihat Loren menggerakkan jari telunjuknya.

"Ngapain dia ngegambar diudara? kek bocil aja!" gumam Rion.

Tapi Rion kembali menemukan keanehan, nggak ada satu pun makhluk yang berterbangan di bawah di langit.

Biasanya kan Rion pulang selalu dikintilin, lah ini kosong. Rion merasa kalau kemampuannya melihat setan sudah sirna.

"Gue kira yang biasa mangkal.di reato aja yang nggak ada. Lah ini kenapa semua pada absen? Nggak ada yang ngikutin gue ini? apa gue udah jadi manusia normal pada umumnya?" batin Rion, dia merasakan atmosfer yang berbeda.

Di belakang punggung lebar Rion, Loren dengan santainya menggambar pola-pola tertentu diudara, kemudian jari lentik itu beralih diatas pundak Rion. Dan pria itu bisa melihat jelas apa yang dilakukan Lorenza.

"Ren! rumah lu dimana?" tanya Rion.

"Nggak lewat sini," ucap Loren.

"Kenapa lu nggak ngomong,"

"Kan kamu nggak nanya," sahut Loren datar.

"Yasasssaaaaaalaaaaaaammmm!" batin Rion.

Akhirnya Rion putar balik, mengikuti arahan Loren.

Dan sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar namun juga sangat sepi.

"Lu beneran tinggal disini?" tanya Rion.

"Iya, emangnya kenapa?"

"Nggak apa-apa, cuma heran aja. Kok perumahannya banyak yang kosong?"

"Karena pengembangnya kabur!" ucap Loren santai.

"Kok gue kepo banget ya? ya urusan dia lah mau tinggal di perumahan sepi kek, rame kek. Urusan gue apa?" Rion dalam hati.

Dia merasa terlalu banyak bicara beberapa waktu terakhir. Semenjak kenal Loren lebih tepatnya.

"Direm Riooon direeem! nggak ooosah banyak nanya!" batin Rion saat mulutnya akan terbuka lagi.

Tapi otaknya menghianati batinnya yang udah susah payah mempertahankan image dingin nan menawan.

"Lu masih mau latian manjat nggak? atau lu mau konsen lomba? soalnya gue mau nyiapin acara naik gunung anak-anak mapala, sekalian mau ngadain malam keakraban buat para mahasiswa baru yang baru gabung," Rion merepet.

Astagaaa, lagi-lagi Rion merasa kalau ini bukan dia yang biasanya, ngapain juga dia harus menjelaskan sedetail itu pada Lorenza.

"Jadi kamu mau jadi partnerku? buat dansa?" tanya Loren.

"Gue nggak bisa nolak permintaan Adam," ujar Rion, padahal dalam hatinya ingin menyelidiki siapa sebenernya gadis yang ada di depannya ini.

"Ya udah lu kabari aja tempatnya! gue balik dulu!" ucap Rion.

"Makasih!" ucap Loren.

Rion mengendarai motor milik Eza, menjauh dari rumah Loren.

"Makasih doang, bilang hati-hati kek!" gumam Rion.

Dan sekarang dia sedang menuju rumahnya tepat jam 11 malam. Dia nggak tau kalau ada orang yang udah nungguin dia sampai jamuran.

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

mami Reva atau papih nih

2023-12-18

0

Ganuwa Gunawan

Ganuwa Gunawan

klu ga salah s Lorenza buyut nya mamah Loren kli yaaaaaaa

2023-02-08

0

Devii Arga

Devii Arga

siapa sbnrnya kamu loren😂

2023-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Panjatan Onyet
2 2. Lorenza
3 Pengumuman
4 3. Mereka Ikut
5 4. Kuliah Malam
6 5. Telolet
7 6. Tingkahnya Aneh
8 7. Waktu Terhenti
9 8. Gue Harus Selidiki
10 9. Emak Gue Merepet
11 10. Cahaya Biru
12 11. Tango!
13 12. Jiwa Murni
14 13. Kepala Kuda
15 14. Kekhawatiran Reva
16 15 Pedang Cahaya Biru
17 16. Eza Pundung
18 17. Kekuatan Arion
19 18. Ancaman Telolet
20 19. Gaskeun!
21 20. Awal Pendakian
22 21. Pasang Tenda
23 22. Burung Pembawa Berita Buruk
24 23. Berkemah Di Tengah Hutan
25 24. Simpul Perlindungan
26 25. Pulang Sekarang
27 26. Truth Or Dare?
28 27. Kawanan Kuda
29 28. Serang dia!
30 29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31 30. Belum Terjawab
32 31. Terjun
33 32. Masuk Ke Portal Lain
34 33. Bola Cahaya Merah Meredup
35 34. Kabar Untuk Papi Ridho
36 35. Daging Apaan?
37 36. Rissa Dicomot Demit
38 37. Reva Ada Disini
39 38. Jangan Cari Aku
40 39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41 40. Pedang Konde
42 41. Tunggang Langgang
43 42. Ke Rumah Nenek Darmi
44 43. Kedatangan Karla
45 44. Sang Raja Iblis
46 45. Karissa
47 46. Kasih gue waktu
48 47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49 48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50 49. Immortal Fire
51 50. Pergi Dari Sini!
52 51. Dua Elemen yang Berbeda
53 52. Sudah Tidak Murni Lagi
54 53. Melintasi Waktu
55 54 Defne
56 55. Seperti Odellia
57 56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58 57. Mikir Keras
59 58. Odellia Kabuuur
60 59. Pergi Ke Kota
61 60. Pencarian Rissa
62 61. Rissa dan Pangeran Clift
63 62. Mawar Beracun
64 63. Siapa Kamu?
65 64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66 65. Keluar istana
67 66. Jatuh Dari Kuda
68 67. Bukan Puteri Odellia
69 68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70 69. Bukan Panah Asmara
71 70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72 71. Gaspol Terus
73 72. Sihir Dorothy
74 73. Rencana
75 74. Perjalanan
76 75. Disusulin Papi
77 76. Sampai Di tempat
78 77. Tragedi Masa Lalu
79 78. Jangan Sampai mereka Curiga
80 79. Dasar Beubeugig!
81 80. Suara Lonceng
82 81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83 82. Menemukan
84 83. Bersembunyilah
85 84. Siapa Kau Sebenarnya?
86 85. Karla Dan Dera
87 86. Mereka Hilang
88 87. Menjadi Tawanan
89 88. Kastil Tua
90 89. Cahaya Putih
91 90. Kamu Anak Baik
92 91. Menua
93 92. Terowongan Rahasia
94 93. Semakin Sakit
95 94. Kunci
96 95. Invisible
97 96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98 97. Kobaran Api
99 98. Jurus Kruwes
100 99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101 100. Nggak Butuh Jawaban
102 101 Masuk Ke Portal Waktu
103 102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104 103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105 104. Akhirnya Rion Ketemu
106 105. Musuh Bebuyutan
107 106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108 107. Maafin Papi Rion
109 108. Bangun Rion!
110 109. Saling Mengkhawatirkan
111 110. Ada Yang Beda
112 111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113 112. Ijin
114 113. Berisik
115 114. Akhirnya Ngomong juga
116 115. Ada Yang Pengen Jenguk
117 116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118 117. Separuh Nyawa
119 118. Dilabrak Balik
120 119. Ini Bukan Milikmu
121 120 Mami Sakit?
122 121. Belum Berakhir
123 122. Hati-Hati
124 123. Pertemuan
125 124. Jangan Nagih Utang
126 125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127 126. Hadiah
128 127. Memilih Untuk Berpisah
129 128. Nyebrang Benua
130 129. Sekedar Mimpi
131 130. Bisa Bicara Denganmu?
132 131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133 132. Jadi Model?
134 133. Gelisah
135 134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136 135. Kekuatan Pedang
137 136. Dunia Ini Begitu Sempit
138 137. Emosi Jiwa
139 138. Model Dadakan
140 139. Duduk Dalam Diam
141 140. Danau Beku
142 141. Transfer Nafas
143 142. Harus Tetap Hidup
144 143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145 144. Mencari Rissa
146 145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147 146. Menguntitnya
148 147. Masalah Hati
149 148. Memaafkan
150 149. Cinta Lama Belum Kelar
151 150. Nikung Sebelum Ketikung
152 151. Diselimuti Cahaya Biru
153 152. Jawaban Perasaan?
154 153. Nggak Akan Ngalah
155 154. Kebetulan
156 155. Begadang Berjamaah
157 156. Menikah diam-diam
158 157. Pernikahan Dadakan
159 158. This Is Ur Day
160 159 Bugh!
161 160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162 161. Babak Belur
163 162. Berbagi Sarapan
164 163. Seandainya...
165 164. Tinggal Bersama
166 165. Sedingin Es
167 166.Mendadak Jadi Artis
168 167. Rencana Untuk Pulang
169 Harap-harap Cemas
170 Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171 Durhaka
172 Bertemu papi
173 Satu Tamparan
174 Suruh Mereka Pulang
175 Keos
176 Maafkan dan Lupakan
177 Akhir
Episodes

Updated 177 Episodes

1
1. Panjatan Onyet
2
2. Lorenza
3
Pengumuman
4
3. Mereka Ikut
5
4. Kuliah Malam
6
5. Telolet
7
6. Tingkahnya Aneh
8
7. Waktu Terhenti
9
8. Gue Harus Selidiki
10
9. Emak Gue Merepet
11
10. Cahaya Biru
12
11. Tango!
13
12. Jiwa Murni
14
13. Kepala Kuda
15
14. Kekhawatiran Reva
16
15 Pedang Cahaya Biru
17
16. Eza Pundung
18
17. Kekuatan Arion
19
18. Ancaman Telolet
20
19. Gaskeun!
21
20. Awal Pendakian
22
21. Pasang Tenda
23
22. Burung Pembawa Berita Buruk
24
23. Berkemah Di Tengah Hutan
25
24. Simpul Perlindungan
26
25. Pulang Sekarang
27
26. Truth Or Dare?
28
27. Kawanan Kuda
29
28. Serang dia!
30
29. Yang Membuat Semua Orang Khawatir
31
30. Belum Terjawab
32
31. Terjun
33
32. Masuk Ke Portal Lain
34
33. Bola Cahaya Merah Meredup
35
34. Kabar Untuk Papi Ridho
36
35. Daging Apaan?
37
36. Rissa Dicomot Demit
38
37. Reva Ada Disini
39
38. Jangan Cari Aku
40
39. Kenapa Dia Harus Melakukan Itu?
41
40. Pedang Konde
42
41. Tunggang Langgang
43
42. Ke Rumah Nenek Darmi
44
43. Kedatangan Karla
45
44. Sang Raja Iblis
46
45. Karissa
47
46. Kasih gue waktu
48
47. Jika Salah Satu Dari Kita Yang Selamat, Aku pastikan Itu Kamu, Rion!
49
48. 7 Bola Cahaya Yang Lainnya
50
49. Immortal Fire
51
50. Pergi Dari Sini!
52
51. Dua Elemen yang Berbeda
53
52. Sudah Tidak Murni Lagi
54
53. Melintasi Waktu
55
54 Defne
56
55. Seperti Odellia
57
56. Puteri Yang Ditukar Tambah
58
57. Mikir Keras
59
58. Odellia Kabuuur
60
59. Pergi Ke Kota
61
60. Pencarian Rissa
62
61. Rissa dan Pangeran Clift
63
62. Mawar Beracun
64
63. Siapa Kamu?
65
64. Sebenernya Kamu Itu Rissa atau Bukan?
66
65. Keluar istana
67
66. Jatuh Dari Kuda
68
67. Bukan Puteri Odellia
69
68. Kau Dan Rissa Orang yang Berbeda
70
69. Bukan Panah Asmara
71
70. Ada Apa dengan Dera Prayoga?
72
71. Gaspol Terus
73
72. Sihir Dorothy
74
73. Rencana
75
74. Perjalanan
76
75. Disusulin Papi
77
76. Sampai Di tempat
78
77. Tragedi Masa Lalu
79
78. Jangan Sampai mereka Curiga
80
79. Dasar Beubeugig!
81
80. Suara Lonceng
82
81. Seseorang Mirip Dengan Rion
83
82. Menemukan
84
83. Bersembunyilah
85
84. Siapa Kau Sebenarnya?
86
85. Karla Dan Dera
87
86. Mereka Hilang
88
87. Menjadi Tawanan
89
88. Kastil Tua
90
89. Cahaya Putih
91
90. Kamu Anak Baik
92
91. Menua
93
92. Terowongan Rahasia
94
93. Semakin Sakit
95
94. Kunci
96
95. Invisible
97
96. Apa Yang Kau Berikan Padaku?
98
97. Kobaran Api
99
98. Jurus Kruwes
100
99. Perjalanan Kembali Ke Istana
101
100. Nggak Butuh Jawaban
102
101 Masuk Ke Portal Waktu
103
102.Waktunya Mudik ya, Yon!
104
103. Pikiran Mereka Masih Berkelana
105
104. Akhirnya Rion Ketemu
106
105. Musuh Bebuyutan
107
106. Kenapa Semua Tentang Mami?
108
107. Maafin Papi Rion
109
108. Bangun Rion!
110
109. Saling Mengkhawatirkan
111
110. Ada Yang Beda
112
111. Cek cek cok Eza dan Slamet
113
112. Ijin
114
113. Berisik
115
114. Akhirnya Ngomong juga
116
115. Ada Yang Pengen Jenguk
117
116. Jangan Lu Pendem Sendiri
118
117. Separuh Nyawa
119
118. Dilabrak Balik
120
119. Ini Bukan Milikmu
121
120 Mami Sakit?
122
121. Belum Berakhir
123
122. Hati-Hati
124
123. Pertemuan
125
124. Jangan Nagih Utang
126
125. Hari Yang Seharusnya Membahagiakan
127
126. Hadiah
128
127. Memilih Untuk Berpisah
129
128. Nyebrang Benua
130
129. Sekedar Mimpi
131
130. Bisa Bicara Denganmu?
132
131. Kebenaran Untuk Mami Reva
133
132. Jadi Model?
134
133. Gelisah
135
134. Muncul Disaat Yang Nggak Tepat
136
135. Kekuatan Pedang
137
136. Dunia Ini Begitu Sempit
138
137. Emosi Jiwa
139
138. Model Dadakan
140
139. Duduk Dalam Diam
141
140. Danau Beku
142
141. Transfer Nafas
143
142. Harus Tetap Hidup
144
143. Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
145
144. Mencari Rissa
146
145. Siapapun Nggak Mau Dikorek Masa Lalunya
147
146. Menguntitnya
148
147. Masalah Hati
149
148. Memaafkan
150
149. Cinta Lama Belum Kelar
151
150. Nikung Sebelum Ketikung
152
151. Diselimuti Cahaya Biru
153
152. Jawaban Perasaan?
154
153. Nggak Akan Ngalah
155
154. Kebetulan
156
155. Begadang Berjamaah
157
156. Menikah diam-diam
158
157. Pernikahan Dadakan
159
158. This Is Ur Day
160
159 Bugh!
161
160. Elu Ngerusak Semua Rencana Gue!
162
161. Babak Belur
163
162. Berbagi Sarapan
164
163. Seandainya...
165
164. Tinggal Bersama
166
165. Sedingin Es
167
166.Mendadak Jadi Artis
168
167. Rencana Untuk Pulang
169
Harap-harap Cemas
170
Mama Mertua Ngamuk Ditempat
171
Durhaka
172
Bertemu papi
173
Satu Tamparan
174
Suruh Mereka Pulang
175
Keos
176
Maafkan dan Lupakan
177
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!