Bab 19

Sharen gelisah di kamarnya, ia jelas kepikiran tentang perkataan pria itu. Bukan hanya itu. Sharen dirundung penasaran atas apa yang sebenarnya terjadi. Benarkah Daniel adalah dalang dibalik semua ini? Sungguh, ia bukan hanya kejam, namun laknat dan begitu sadis.

Pintu terbuka begitu saja, Kean memasuki kamarnya. pria itu baru pulang. Sharen langsung berdiri menyambutnya. Menatapnya lama, seolah hendak mengatakan sesuatu. Namun, tak cukup keberanian di sana.

"Dari mana?" tanya perempuan itu memberanikan diri bertanya selembut mungkin.

Keanu giliran yang menatapnya lama. Mungkin ia tidak menyangka istrinya akan bertanya seolah-olah akrab dan peduli dengannya.

Pria itu tidak menjawab, berlalu begitu saja. Menuju kamar mandi membersihkan diri.

Sharen seperti biasa menyiapkan ganti untuk suaminya. Menyediakan kopi hangat setelahnya. Menemaninya makan malam.

Pria itu melirik istrinya yang terlihat sedikit aneh. Bukan sedikit, tetapi begitu jelas. Namun, rasa lelah membuatnya tak minat untuk menanyakan. Ia hanya ingin istirahat dengan tenang setelah mengisi perutnya.

Usai menghabiskan isi piringnya, Keanu beranjak dari meja makan begitu saja. Tidak ada obrolan apa pun, seperti biasa Sharen bak pelengkap saja di meja itu.

Sampai kamar, Keanu juga langsung tertidur, berbeda dengan Sharen yang sama sekali belum menemukan kantuknya. Ia nampak gelisah berbaring di sofa. Padahal Sharen sudah membungkus tubuhnya dengan selimut hangat.

Perempuan itu kembali terbangun, beranjak menutup tirai yang tertiup angin lantaran jendelanya sedikit terbuka. Sejenak tatapannya menatap keluar. Sekelebat seperti melihat bayangan orang lain. Merasa penasaran, Sharen pun beranjak.

"Mau ke mana?" Suara bariton itu menghentikan langkahnya.

"Ambil minum," jawab perempuan itu beranjak.

Keanu kembali merebah, membiarkan saja istrinya keluar.

Perempuan itu menuju dapur, meraih gelas lalu menuangnya perlahan. Hatinya benar-benar tidak tenang, merasa dibayang-bayang Daniel.

Ia meneguk beberapa hingga separonya. Merasakan sensasi segar dan sedikit lebih tenang. Perempuan itu menjerit saat seseorang tiba-tiba ada di belakangnya. Hingga menimbulkan kegaduhan karena gelasnya tergelincir begitu saja.

"Siapa suruh melamun di dapur, ceroboh!" ucap Kean tanpa merasa berdosa.

Pria itu menatap serpihan beling yang berserakan, lalu berlalu begitu saja.

Sharen mengambil sapu untuk mengumpulkan serpihan beling yang tersebar.

Malam hari suasana begitu sepi, di sana tidak ada penghuni lainnya jika malam hari selain pasutri itu. Ia hanya takut, tiba-tiba seseorang menyelinapnya masuk.

Usai membereskan kekacauan di dapur, Sharen beranjak kembali ke kamar. Keanu sendiri sudah kembali terlelap. Dia benar-benar mengabaikan semuanya.

Sharen mencoba terpejam, menemui sisa malamnya.

Pagi-pagi Keanu terjaga lebih dulu, pria itu melirik istrinya yang masih tertidur, membiarkan saja lalu beranjak menyiapkan semuanya sendiri. Tidak minat mengusik Sharen yang masih tertidur.

Perempuan itu terjaga saat Kean sudah memakai kemejanya. Bergegas bangkit dari sofa, sadar akan kesalahannya yang terlambat bangun.

"Maaf, aku kesiangan," sesal perempuan itu mencoba membantu sisanya.

Agak sedikit bingung, beranjak ke ruang ganti. Sepertinya masih ada yang tertinggal. Keanu belum sempat memasang dasinya.

Perempuan itu berinisiatif mengambil sesuai warna mancing kemeja hari ini.

"Ini dasinya," ucap Sharen mendekat.

Keanu yang tengah sibuk menelpon menurut saat perempuan itu memasangkan pada kerah kemejanya. Pria itu memperhatikan dengan seksama sembari bercakap pada lawan bicaranya di ujung telepon.

"Udah," ujar Sharen terpaku dalam diam. Keduanya saling tatap beberapa detik, sebelum akhirnya saling beranjak memberi jarak.

Sesungguhnya Sharen ingin membicarakan dan bertanya tentang Daniel. Namun, perempuan itu lagi-lagi tidak punya cukup nyali untuk mengutarakannya. Ia bingung sendiri saat hendak memulai.

Keanu lebih dulu ke ruang makan, Sharen menemaninya sarapan. Kali ini suasana agak berbeda, walaupun hanya diam, Keanu banyak memperhatikannya.

Perempuan itu mengisi piring suaminya, layaknya pada istri patuh yang sesungguhnya. Menyiapkan semuanya, mendahului tanpa berani menyela. Suara denting piring dan sendok, cukup menjadi warna pagi ini di tengah keheningan keduanya.

Tiba-tiba suara bel rumahnya terdengar, cukup mengusik keduanya. Sharen beranjak, memundurkan kursi hendak melihat siapa tamu yang datang. Namun, pergerakannya terhenti saat pria itu menyeru dengan cukup jelas.

"Biar bibik saja," ujarnya tanpa beranjak sedikit pun. Pria itu menyeru nama asisten rumah tangganya yang pagi itu sudah hadir. Dengan sigab pembantu di rumah itu menuju ruang tamu.

"Maaf, Tuan, kang paket, untuk Non Sharen," lapor art itu masuk dengan bingkisan di tangannya.

"Buang saja ke tempat sampah," jawab Keanu dengan entengnya. Membuat Sharen menatap tak percaya.

"Jangan, apa isinya?" tanya Sharen penasaran. Keanu menatapnya tajam.

"Maaf, aku hanya ingin melihatnya," ujar perempuan itu merasa ingin tahu.

"Diam dan habiskan isi piringnya!" Santai Keanu menatap garang.

Sharen terdiam, sementara Keanu beranjak meneliti paket yang entah dari siapa. Sebuah box misterius, membuat Keanu penasaran juga membukanya. Sebuah tumpukan jerami kertas lembut bercampur silet tajam di sekitar setangkai mawar yang begitu cantik.

Keanu terperangah menatapnya, terdiam beberapa saat. Paket yang begitu aneh.

Keanu melirik istrinya yang tengah menatapnya dengan rasa ingin tahu. Tidak ada nama terang pengirimnya, membuat pria itu kesal saja dan menduga-duga sendiri.

"Apa Mas?" tanya Sharen memberanikan diri. Mendekat, hendak melongok isinya.

"Bukan apa-apa, apa hakmu bertanya?" jawab Kean dingin. Menutup kembali, lalu mengamankannya.

Ia tidak marah, tetapi cukup penasaran dengan seseorang di balik itu semua. Mendadak pria itu cukup penasaran, tentu saja dengan bingkisan pagi ini. Terlebih apa yang Sharen lakukan seharian kemarin. Hingga ia menuju ruang kontrol CCTV bergerak untuk melihatnya.

Pria itu terperangah mendapati tamu tak diundang bercakap-cakap hangat dengan istrinya. Tentu saja membuat hatinya panas, kesal, marah, dan membuatnya murka. Sharen melanggar aturannya.

"Daniel?" tanya Keanu dalam benaknya. Begitu melihat pria itu bertamu ke rumahnya di saat dirinya bahkan tidak ada di rumah.

"Apa yang mereka katakan?" gumam Keanu mengamati dengan benar. Sharen jelas dalam masalah, lancang menerima orang luar, bahkan berbicara banyak hal dengannya.

Pria itu beranjak dari ruangan itu, kembali dengan wajah dingin. Mendekati istrinya yang tengah membereskan meja makan.

"Untuk apa Daniel ke sini?" tanya Kean dingin. Menatapnya penuh amarah. Seakan tatapan itu hendak menelannya hidup-hidup.

.

Tbc

.

Promo novel

Terpopuler

Comments

Ejan Din

Ejan Din

bego kmu share.. apa Salah berterus terang

2024-09-16

0

gia nasgia

gia nasgia

Terus terang aja Sheren agar semua jelas dan kesalahpahaman nya selesai

2024-05-09

0

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

Ney🐌🍒⃞⃟🦅

😲😲😲😲

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!