Sharen menurut, walau dengan perasaan takut.
"Kunci pintunya!" titahnya lagi membuat perempuan itu lebih bingung.
"Kunci pintunya, Sharen!" sentak Keen membuat Sharen kaget. Gadis itu buru-buru melaksanakan perintah suaminya. Berdiri mematung tepat di depan pintu, jemarinya saling memilin dalam kegusaran.
"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ? Ambilkan ganti untukku, aku tidak nyaman dengan kaus ini." Keen melepas kausnya begitu saja, lalu melempar ke sembarang arah.
Tubuhnya yang polos ia rebahkan di kasur dengan mata terpejam. Sementara Sharen tengah di ruang ganti mengambil kaus sesuai dengan keinginannya. Perempuan itu bingung sendiri kala keluar mendapati pemandangan yang tak biasa.
Keen membuka matanya lalu menarik diri hingga terduduk di bibir ranjang, menatap istrinya dingin.
"Pakaikan!" titahnya datar.
Sharen menghela napas pelan, sekuat hati untuk menekan perasaan takut luar biasa yang menyelimuti hati.
Pria itu mengangkat kedua tangannya agar kaus itu mudah untuk di masukan.
"Tetap berdiri di samping ranjang, jangan tidur sebelum aku tidur, dan harus bangun sebelum aku bangun!" ucap pria itu lalu merebah.
Sharen tidak menyahut, pun tidak beranjak sesuai dengan perintah. Beberapa menit waktu berlalu, Keen tak kunjung tidur, membuat kedua kaki Sharen mati rasa karena lelah. Keen menatap tajam istrinya lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Rasanya Sharen tidak kuat lagi berdiri, dua jam lebih perempuan itu stay di sana. Sharen berjongkok dengan napas lega, memijit kakinya sendiri yang kesemutan. Gadis itu tertidur dengan menyender di badan ranjang. Menjadikan bibir ranjang sebagai bantalan.
Keen yang malam itu gelisah tidur, tiba-tiba terjaga. Ia merasa haus, sedang gelas di nakas kosong. Melihat Sharen yang tertidur di sana, menatap sekilas, ada perasaan entah, sedetik kemudian berlalu meninggalkan kamar mengambil minum sendiri.
Tak berselang lama pria itu kembali dengan gelas di tangannya yang telah terisi air. Minum hingga separonya, lalu kembali merebah.
Keesokan paginya, saat Sharen terjaga ia langsung kaget mendapati ranjang telah kosong. Keanu sudah bangun lebih dulu, pria itu sepertinya tengah mandi. Terdengar gemercik air dari luar, membuatnya sedikit takut karena dalam kesalahan. Keanu menyiapkan air sendiri dan tentu saja terbangun lebih awal.
Sharen bingung sendiri saat pria itu keluar dari kamar mandi, siap menerima omelan karena pagi ini terlambat bangun pagi.
"Siapkan kemejaku, warna putih!" titahnya dingin.
Sharen pikir Keen akan marah, tetapi sepertinya di pagi hari cukup membuatnya repot sendiri.
Sharen menyodorkan kemeja sesuai warna yang dipesan. Lagi-lagi pria itu menyuruhnya untuk memakaikan. Layaknya istri yang begitu memanjakan suaminya, dengan pandangan samar perempuan itu mengancing satu persatu hingga selesai.
"Aku tidak suka dasi yang ini, ganti!" titahnya galak.
Sharen yang tengah sibuk memilih dasi yang macing dibuat kaget dengan kemunculan Keanu mengulurkan tangannya mengambil jam tangan. Perempuan itu menatap takut Keen yang tepat di depannya dengan jarak setengah meter. Pria itu mengikis jarak, membuat Sharen kebingungan sendiri.
"Pasangin!" ucap pria itu merebut dasi di tangan Sharen, lalu memasangkan pada dirinya. Sharen bertugas merapikan hingga dasi itu terpasang dengan benar. Sedikit berjinjit, mengabaikan jantungnya yang hampir lepas mengingat jarak keduanya yang begitu dekat.
"Ganti pakaian kamu, hari ini kamu ikut," ucap Keanu tanpa bisa dibantah.
Sharen menurut, berganti pakaian setelah mandi. Keluar dari ruang ganti, tetapi nampaknya kali ini pria itu kurang suka dengan warna pakaian istrinya, hingga membuatnya kembali bertitah untuk menukarnya.
"Lama banget sih! Di lemari kan banyak yang baru!" sentak Keen masuk begitu saja ke ruang ganti, hingga membuat Sharen menjerit. Keen langsung keluar, membanting pintunya cukup keras.
"Ya Tuhan ...." Sharen mengelus dadanya dramatis dengan tubuh bergetar.
Setelah kejadian yang tak terduga tadi, di mana separo tubuh Sharen terlihat jelas oleh netranya, membuat keduanya sama-sama terdiam. Sharen yang malu, tetapi tidak tahu harus berkata dan berbuat apa. Sementara Keen pura-pura lupa dan tidak pernah melihat apa pun.
Keduanya berjalan cepat keluar dari kamar. Sharen mengikutinya dari belakang.
"Aku tidak ngopi di rumah pagi ini, nanti saja di kantor," ucap pria itu langsung melangkah keluar.
Sharen mengikutinya, seperti biasa duduk di jok belakang.
"Pindah depan! Kamu mau orang-orang yang melihat kita merasa aneh, jaga sikap bila di luar. Kamu adalah istrinya Keanu Abraham, semua mata tertuju padamu, jangan coba-coba membuatku malu!" tandas Keen tanpa mau dibantah.
Sharen kembali keluar, beralih menempati jok samping kemudi. Gadis itu berusaha menarik sabuk pengaman yang mendadak susah lantaran sedikit grogi, membuat Keen langsung membantunya tanpa kata. Melirik sejenak dengan wajah dingin, sebelum akhirnya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Sampai di kantor, pria itu langsung menjadi pusat perhatian. Orang-orang yang berlalu lalang akan merapat memberi penghormatan selama Keen berjalan. Tentu saja pemandangan perempuan di belakangnya cukup menjadi pusat perhatian.
Mesya yang pagi itu hendak mengadakan kunjungan karena ada kerja sama dengan kantornya dibuat sesak mendapati fenomena yang tak biasa ini. Mesya sengaja datang pagi-pagi untuk bertemu secara khusus dengan Keen. Namun, kedatangan perempuan di belakangnya telah membuat hatinya layu seketika. Semangatnya hilang, bahkan karena kesal terancam membatalkan semua kontrak kerja sama yang hendak berjalan.
"Jadi benar si Keen menikahi si miskin itu," gumam Mesya sakit hati. Dilihat dari segi mana pun, Mesya lebih unggul dari pada Sharen. Ia pun semakin penasaran apa yang membuat Keen memilih perempuan itu menjadi istrinya.
Rasa penasaran Mesya membuat gadis itu menyuruh seseorang untuk mencari tahu asal-usul Sharen yang begitu tiba-tiba. Hingga masuk menjadi asisten pribadinya, dan dalam sekejap menjadi istrinya. Sementara dirinya, rela mencintai bertahun-tahun lamanya, tak membuatnya sedikit peduli atau melirik dirinya. Tentu saja Mesya tidak terima.
"Buatkan kopi, dengan ukuran yang pas, jangan sampai keliru, khusus punya aku!" titahnya.
Sharen menuju pantry, tentu saja itu membuat orang-orang bertanya-tanya. Banyak dari OB yang ingin membantunya. Namun, tak sembarangan orang bisa berkesempatan membuatkan minuman untuk bos mereka. Keanu yang terlalu pemilih, dan tidak suka sembarangan.
"Nona, Anda cantik sekali, ada yang bisa saya bantu?" ucap salah satu staf di sana. Mengetahui perempuan itu hendak membuatkan kopi untuk bosnya. Kesempatan yang langka, hanya sesuai keinginan Keen saja.
"Terima kasih, biar aku saja," tolak Sharen lembut.
"Jangan ada yang membantunya, aku hanya ingin minum kopi buatan istriku," ucap Keen tiba-tiba muncul. Membuat semua orang yang mendengar merasa tersanjung dan begitu so sweet. Tentu saja pujian-pujian itu langsung ramai terdengar oleh rungunya.
.
Tbc
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gia nasgia
Ihhh dasar manusia labil 😡
2024-05-09
0
Ney Maniez
pdhl suami ny kyk iblis🥺🥺
2024-03-20
0
Isabella Huang
Hny trdengar sweet sj...namun sbnrny mmprbudak istri...🤭
2023-11-01
0