"Kalian mau ke mana?" tanya Nyonya Abraham keheranan melihat keduanya.
"Hari ini Keen mengadakan resepsi di rumah Keen, Ma. Aku harap Mama bisa datang dan ikut berbahagia dengan acara yang telah Keen buat," jawab Kean berlalu.
Nyonya Abraham yang jelas menentang hubungan mereka semakin tidak mengerti dengan sikap putranya. Tentu saja perempuan itu tidak sudi untuk datang. Namun, sebagai bahan menghargai putranya, perempuan itu mempertimbangkannya kembali.
Keanu membawa Sharen ke rumah pribadi Keen. Rumah yang pernah Sharen singgahi pertama kali datang, di mana ia diperlakukan begitu kejam.
Sharen keluar dari mobil dengan perasaan deg degan. Tangan kirinya yang dingin dalam genggaman Keanu. Pria itu menuntunnya layaknya pasangan yang romantis. Memasuki ruangan utama yang telah disulap menjadi begitu menawan. Siapakah yang mengerjakan ini semua, tentu saja orang-orang Keanu tanpa Sharen harus bersusah payah memikirkan itu.
"Tarik bibirmu dan senyumlah pada semua tamu yang hadir, aku tidak ingin semua menilai kita karena dirimu yang bermuka muram," bisik Kean mengeratkan tautan jemari Sharen.
Perempuan itu menurut, berusaha bersikap layaknya pengantin yang tengah berbahagia. Walau sebenarnya hatinya kalut luar biasa.
Satu persatu tamu mulai hadir, memadati ruang pesta pengantin. Tak terkecuali juga dengan keluarga Adiwongso. Mesya datang bersama ibunya.
"Selamat menempuh hidup baru," seru beberapa orang memberi selamat.
"Terima kasih sudah hadir," jawab Keanu nampak bahagia.
Tamu-tamu memberikan selamat pada pengantin yang terlihat bahagia itu. Nampak serasi dan begitu cocok.
"Pengantin Anda cantik sekali Tuan, bagaimana caranya mendapatkan istri secantik Nona," seloroh tamu terpana melihat kecantikan mempelai perempuannya.
"Kami bertemu dalam takdir yang tak terduga, terima kasih sudah menyempatkan waktunya."
Keanu juga mengundang relasi dan kolega. Mengabarkan pada semua orang bahwa dirinya sudah menikah.
Seseorang nampak hadir di tengah-tengah padatnya acara. Pria itu berjalan mendekati kedua pengantin yang nampak bahagia. Namun, kali ini Sharen menampakan wajah pucat melihat sosok yang begitu ia kenal.
"Selamat Keen, aku tidak percaya kamu menikahi wanita pembunuh adikmu," bisik pria itu dingin. Membuat Kean menatapnya tajam.
Pria itu mengulurkan tangannya, menyelipkan secarik kertas pada pengantin perempuan yang saat ini menatapnya penuh rasa curiga.
Kean meliriknya tidak suka, ada apa dengan tamu bisnisnya. Mengapa orang itu tahu tentang dirinya dan Sharen.
Sharen sendiri nampak bingung, menggenggam erat kertas di tangannya. Apa sebenarnya yang pria itu inginkan. Sharen memang pernah mengenalnya, walau hubungan keduanya memburuk di penghujung pertemuan.
Acara berlangsung hingga sore, menyisakan segelintir orang yang tengah membereskan sisanya. Sharen juga sudah kembali ke kamarnya. Siap melepas gaun indah penuh kepalsuan itu yang sedari tadi memenjara tubuhnya.
Sharen tak sengaja menjatuhkan kertas miliknya saat Keen meminta bantuan istrinya untuk melepas pakaiannya. Perempuan itu terus memperhatikan bawah, bagaimana mengambil kertas itu tanpa membuat Keanu tidak curiga.
Sharen melirik dengan menelan saliva gugup. Tangannya sibuk melepas satu persatu kancing pakaian Keanu. Sementara netranya nyalang mengamati kertas itu. Ia bergeser, menyembunyikan di bawah sepatunya.
Selepas membantu Keen melepas bajunya, pria itu bergegas ke kamar mandi. Sementara Sharen cepat mengambil kertas itu lalu membacanya dengan cepat. Ia terpana melihat coretan tangan miliknya.
Buru-buru Sharen membuangnya ke sampah, tak ingin terlibat apa pun dengan keadaan yang pernah ada.
Sharen kembali ke ruang ganti, menyiapkan pakaian milik pria itu ke atas ranjang. Setelahnya, menunggu giliran kamar mandi setelah menarik satu pakaian yang cukup nyaman untuk tidur.
Kean menghentikan langkahnya, tepat di samping tempat sampah. Membuang sesuatu yang tidak berguna, netranya mendadak penasaran dengan secarik kertas yang cukup menarik perhatian. Kean pun memungutnya, saat hendak membukanya, terdengar ketukan pintu memasuki kamarnya. Kean pun mengabaikan sejenak.
"Masuk!"
"Maaf Tuan, ada hadiah untuk Nona Sharen," ucap art menginterupsi.
"Dari siapa?" tanya Kean menatap box di depannya.
"Terima kasih Bik," jawab Kean mengambil dari tangan artnya.
Rasa penasaran membawa tangannya menarik pita. Membuka isinya yang ternyata sebuah gaun malam yang begitu indah.
Kean terpana sesaat, mencari-cari siapakah gerangan pengirimnya. Sayang sekali tak menemukan clue apa pun. Ia menyingkirkan box itu begitu saja. Menganggap itu tidak terlalu penting baginya. Beranjak ke dekat ranjang, memakai pakaian yang telah disiapkan istrinya.
Derit pintu kamar mandi yang terbuka, membuat pria itu menengok. Sharen keluar dengan pakaian utuh, dan rambut sedikit basah. Kedua netra itu saling melirik sesaat, sebelum akhirnya Sharen memilih keluar kamar lantaran bingung.
"Mau ke mana?" tanya Keen menghentikan langkah kakinya.
"Ambil minum," jawab Sharen tanpa menoleh. Beranjak dari kamar menuju dapur. Bertemu dengan art yang menjaga rumah Keen.
"Buk, apa kabar?" sapa Sharen ramah.
"Baik Nona, senang sekali bisa melihat Tuan Kean menikah dengan perempuan sebaik Nona," ucap art itu tersenyum senang.
Keanu menyusul istrinya ke belakang, membuat obrolan keduanya yang baru dimulai terpaksa harus dihentikan.
"Apa yang kamu lakukan di sini, kembali ke kamar," titah Kean dingin.
Sharen beranjak dari dapur sembari membawa segelas air putih di tangannya. Menaruhnya di nakas.
Sementara Keen masuk ke kamar, beranjak menempati ranjang. Sharen sendiri menjadi bingung, ia mendekati sofa duduk di sana melemaskan otot kakinya yang terasa pegal. Kean hanya menatapnya sekilas, sebelum akhirnya terlelap menemui mimpinya.
Melihat suaminya sudah tertidur, Sharen merebah ke sofa. Mencari kedamaian di sisa malamnya.
Keesokan paginya, Sharen terjaga lebih dulu. Perempuan itu sibuk sendiri dengan urusan pribadinya. Di rumah itu, Sharen merasa mempunyai tempat untuk mengobrol. Asisten rumah tangga seorang wanita paruh baya itu begitu baik. Mereka terlibat obrolan kecil, yang tanpa sadar cukup menghibur Sharen yang belakangan cukup tertekan dan kesepian.
Pagi-pagi dikagetkan dengan bunyi bel rumahnya.
"Biar aku saja, Buk," ucap Sharen menghentikan langkah perempuan itu.
Sharen menuju ruang utama. Melihat siapa gerangan yang datang pagi-pagi begini.
"Permisi Nona, ada titipan," ucap seorang kurir menyodorkan sebuah buket mawar merah segar.
"Terima kasih Pak," jawab Sharen menerima bunga itu dengan senang.
Mawar merah dan putih kombinasi yang cantik di antara keduanya. Sharen mencium aroma wangi segar yang menguar dari kelopak yang sedikit mekar.
"Dari siapa?" tanya Keanu tiba-tiba muncul di dekatnya.
"Tidak tahu," jawab Sharen jujur. Ia hanya membaca secarik kertas bertuliskan untuk Sharen tanpa ada pengirimnya dengan keterangan yang jelas.
Kean merebut bunga itu begitu saja dari tangan Sharen, lalu beranjak melemparnya ke sampah.
"Jangan pernah menerima barang apa pun dari orang lain, apa pun. Paham!" sentak Keanu galak.
.
.
Tbc
.
Promo novel teman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gia nasgia
ihhh🤦♀️🤦♀️ dasar labil
2024-05-09
0
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
🙄🤔🤔🤔
2024-03-20
0
Isabella Huang
Justru pria yg dtg td itulah yg pmbunuh...justru pmbunuh takkan mengaku ia sbg dalang pmbunuh...😠
2023-11-01
2