Sharen menutup kedua telinganya dengan tubuh bergetar mendengar gonggongan Anjing yang seakan memangsa dirinya bila dilepaskan.
Keanu meninggalkan tempat itu begitu saja tanpa peduli ketakutan Sharen. Pria itu seakan tidak peduli sama sekali. Kembali menghadapnya dengan melempar sikat, sapu, dan alat kebersihan lainnya.
"Kerjakan semuanya dengan benar!" titahnya dingin.
Sharen dengan tatapan takut mulai melakukan apa yang diperintahkan. Ia membersihkan sekitarnya saja sudah ketakutan. Pipinya basah karena tangis tak berhenti sedari tadi, ia merasa diperlakukan tidak adil.
Cukup lama gadis itu berkutat dengan alat tempur kebersihan. Hingga setengah hari pria itu datang meneliti, melihatnya duduk di pojokan terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Sharen langsung berdiri mundur teratur saat pria itu mendekat. Menunduk tanpa berani menatapnya.
"Tegakkan kepalamu, tatap lawan bicaramu!" bentak Keanu menatap tajam.
Sharen menelan ludah kasar, menunduk dengan derai air mata.
"Tegakkan kepalamu, Sharen!" sentak Keanu meninggikan satu oktaf nada bicaranya.
Sharen menyusut air matanya dengan punggung tangannya. Berusaha menatap netranya yang tengah menyorotnya seakan membunuhnya begitu saja.
"Dengar baik-baik, mulai sekarang kamu adalah tawananku, ayahmu telah menjualmu padaku. Bukankah itu terserah pembelinya ingin melakukan apa!" tandas Keanu cukup jelas.
Rasa benci dan dendam pada diri pria itu telah mendarah daging. Menatap dengan penuh kebencian, setiap rasa sakit yang adiknya lalui harus Sharen bayar mahal untuk hari ini.
Gadis itu terdiam pilu, tidak adakah keadilan di dunia ini untuk dirinya yang bahkan tidak melakukan itu semua. Hanya buliran bening dan jeritan yang mewakili deritanya kali ini.
"Berhenti menangis! Tegakkan kepalamu, sambutlah neraka di depanmu!" ucap pria itu penuh intimidasi.
Mendengar hal itu, luruh sudah semangat hidupnya. Sakit tubuhnya tak berarti, lebih perih batinnya yang seakan menjerit meminta dibebaskan.
Puas memaki sesuka hati, Keanu nampak beranjak dengan santai. Sementara Sharen benar-benar tak kuat menahan ini semua. Ia bahkan tidak seharusnya bagai di penjara hanya karena ulah ayahnya yang tega menukar dirinya sebagai alat tukar uang.
"Aku harus bisa pergi dari sini," batin Sharen mencoba mencari celah. Tidak mungkin dirinya kuat bertahan di bawah tekanan pria jelmaan iblis itu.
Sharen mencoba keluar lewat pintu belakang. Gadis itu menepi sejenak bagai pengintai memastikan sekitar tak ada orang dan bahaya. Gadis itu mengintip terlebih dahulu area samping sebelah pintu keluar yang ternyata dijaga seorang pria dengan pakaian serba hitam dan tubuh tegap.
Sharen pun mengurungkan niatnya untuk keluar, mencoba mencari celah yang lain. Sharen yakin sekali, pintu keluar belakang rumah pria itu lebih dari satu. Mengingat banyak celah langsung menghadap ke timur yang nampak kawasan lepas.
Sharen melangkah dengan hati-hati, berusaha membuka gerbang yang tak begitu besar. Cukup untuk dua orang berpapasan. Perempuan baru saja mengayunkan kakinya keluar tetiba suara bariton itu menyeru.
"Berani melangkahkan kakinya keluar satu senti pun, akan aku pastikan Anjing peliharaan kesayanganku akan mencabik tubuhmu!" ucapnya dingin seraya menuntut hewan peliharaannya yang begitu penurut. Sekali saja titah itu diberikan, sudah pasti hewan itu akan mengejarnya.
Sharen diam di tempat, nyalinya menciut. Mengingat pria itu begitu dominan bagai iblis hidup. Gadis itu mengurungkan niatnya yang begitu menggebu kebebasan.
Keanu sendiri berjalan gontai mendekati Sharen setelah menyerahkan Anjing peliharaan miliknya diamankan. Dengan gemas pria itu menarik tangan Sharen lalu menghempaskan tubuhnya begitu saja ke lantai paving.
"Punya nyali ya, baru aku peringatkan terang-terangan berulah! Dasar perempuan bedebah!" murka Keanu lantang. Menyambar selang taman lalu menyemprotkan ke tubuh Sharen dengan kekuatan penuh.
Sharen yang menerima perlakuan kasar itu menjerit seraya melindungi kepalanya menyembunyikan wajahnya. Rasa dingin dan sakit langsung menyerbu tubuhnya. Keanu melakukannya tanpa ampun, di saat yang bersamaan memorinya mengingat Fiona yang terbujur kaku telah pergi. Hatinya makin murka dibuatnya.
Pria itu baru berhenti setelah mendapati handphone di saku jasnya bergetar. Ia melempar selang di tangannya begitu saja. Menyisakan Sharen yang tengah menggigil menahan dingin.
"G***ok! Jangan memberikan pernyataan apa pun bod*h!" maki pria itu menyahut telepon di sebrang sana. Pria itu terdengar begitu marah. Kembali menatap Sharen yang tengah memeluk dirinya sendiri menahan dingin di sekujur tubuhnya.
Hari sudah sore kala pria itu kembali menyeret perempuan itu untuk membersihkan kamar mandi.
"Bersihkan tubuhmu!" ucapnya dingin seraya melempar satu pakaian lengkap menimpuk tubuhnya, lalu mengurungnya di sana hingga petang.
Keanu tidak begitu peduli selama perempuan itu terdiam di sana. Pria itu baru menyadari saat menjelang makan malam. Melangkah gontai membuka kuncinya, mendapati Sharen yang terdiam di sana sembari memeluk dirinya sendiri.
"Keluar!" titahnya dingin.
Sharen mendongak berjalan perlahan menjauh dari ruang yang satu setengah meter persegi itu. Merasakan tubuhnya lebih baik setelah berpacu dalam ruang pengap.
"Untuk apa diam di sana! Jalan!" sentaknya lagi dengan kesal.
Sharen hanya bingung, Keanu yang melihat pergerakan Sharen begitu pelan tak sabar kembali menariknya lalu menghempaskan ke kursi makan.
Di meja besar itu terdapat begitu banyak hidangan yang cukup menggugah selera pada normalnya. Namun, Sharen tak merasa lapar, apalagi minat untuk makan. Gadis itu hanya ingin pergi, menjauh dari sana. Kembali pada kehidupannya yang damai seperti dulu.
"Makan!" sentak Keanu galak. Melihat Sharen hanya diam saja.
Perempuan itu masih enggan mengambilnya. Biarlah ia kelaparan sekalian dari pada hidup dalam tawanan presdir kejam.
"Aku bilang ambil dan isi piringmu, habiskan semuanya!" bentak Keanu hilang kesabaran melihat Sharen tak kunjung beranjak mengambilnya.
"Ambil, atau aku patahkan tanganmu!" tandas Keanu menatap murka.
Tangis Sharen kembali pecah, menatap banyaknya makanan itu dengan nanar. Tangannya terulur dengan tubuh gemetar menyuap ke mulutnya. Memaksa Sharen untuk menghabiskan semuanya tanpa sisa.
"Jangan berani menyisakan satu butir pun nasi di piringmu, habiskan semuanya!" titahnya tak mau tahu.
Sharen menelan dengan ludah kasar. Terasa berhenti di tenggorokan. Berusaha mendorongnya, menikmati dengan tatapan sadis. Usai menikmati makan malam penuh intimidasi, pria itu bangkit dengan langkah kasar. Menatapnya seakan belum berakhir kekejamannya untuk hari ini.
"Ikut denganku sekarang!" ucap pria itu tanpa mau dibantah.
Sharen berjalan pelan, masuk ke mobil sesuai interuksi pria itu. Mobil melaju dengan kecepatan penuh. Membuat penumpang di jok belakang jelas senam jantung dibuatnya. Pria itu baru menghentikan di bahu jalan gelap.
"Turun!" titahnya dingin dengan sorot menyala bakal mata elang memangsa.
Sharen turun dengan tatapan nyalang menatap sekitar yang nampak gelap dengan banyaknya pohon besar.
Keanu kembali menatapnya dengan tatapan membunuh. Menarik Sharen agar mengikutinya dengan sisi kiri dan kanan nampak pemakaman umum. Tanpa diduga sama sekali, Keanu menghempaskan tubuh Sharen ke pusara Fiona.
"Malam ini, kamu akan menemaninya di sini!" ucap pria itu dingin.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gia nasgia
ingat Keanu benci dan cinta itu beda tipis
2024-05-09
0
Ney Maniez
knp kasar bgt
2024-03-20
0
Bundanya Pandu Pharamadina
orang berduit bukannya selidiki dulu apa sebab kematian adiknya
2024-03-06
0