Sharen terperangah mendapati kemarahan suaminya pagi ini. Ia sama sekali tidak tahu bunga itu dari siapa, kenapa pria itu begitu marah. Apa salahnya kali ini, hingga membuat Kean murka dan membuang bunga itu begitu saja.
"Buatkan kopi untukku!" titahnya dingin.
Sharen melirik dengan perasaan kesal, diam dan beranjak ke dapur. Suasana hatinya masih sedikit kacau. Apakah bunga itu dari seseorang yang menyelipkan kertas padanya. Sebenarnya apa maunya, apa yang pria itu inginkan. Sedikit melamun karena justru sekarang perempuan itu kepikiran.
"Kenapa lama sekali?" sentak Keanu tak sabaran. Menyusul ke dapur begitu saja. Kemunculannya yang tiba-tiba membuatnya kaget.
Sharen yang tengah menuang air panas sampai terjingkat melihat sosoknya dengan nada keras. Tumben sekali pria itu bertandang ke dapur. Sedikit termor tak sengaja menumpahkan separo kopi panas ke tangannya.
"Aww ...," desis perempuan itu mengaduh. Merasakan sensasi panas terbakar di kulitnya. Sharen refleks mengibaskan tangannya.
Keanu yang melihat itu langsung menarik tangan istrinya. Mengguyur di air keran yang mengalir, membuat Sharen terdiam.
"Kenapa bisa seceroboh ini? Tidak bisa melakukan apa pun dengan hati-hati!" omel Keanu kesal. Perempuan itu hanya bisa meringis menahan sakit.
Sharen terdiam dengan wajah sendu hampir menangis. Menarik tangannya yang sedikit lebih baik. Lalu menutup keran airnya kembali.
Keanu menuntunnya, membawa perempuan itu untuk duduk tenang. Sementara pria itu beranjak begitu saja. Kembali dengan obat di tangannya.
"Obati lukamu!" seru pria itu menaruh obat di sampingnya, setelahnya beranjak pergi begitu saja.
"Non Sharen tidak apa-apa? Sini biar bibik bantu," ujar art di rumah itu merasa kasihan.
"Nggak pa-pa Buk, biar aku saja. Lebih baik Ibuk bereskan pekerjaan lain saja, nanti kena marah," tolak Sharen lembut. Tidak mau karena sikapnya yang baik ingin membantu menyebabkan Keanu memarahinya.
"Baiklah, maaf Non, bibik kembali ke belakang," pamit art itu undur diri dengan wajah iba. Merasa tidak tega melihat Nyonya rumahnya dalam musibah.
"Ganti kopiku, bawa ke ruang kerja, nggak pakai lama, apalagi drama!" titah pria itu beranjak. Kembali mendekat hanya untuk dirinya saja.
Sesungguhnya Keanu kepikiran dengan tamu laki-laki yang mengetahui perihal masalahnya dengan Sharen. Dia bukan pria asing, mengenal cukup baik sebagai relasi bisnisnya. Bahkan datang saat pemakaman Fiona waktu itu.
Keanu pun bergegas dari kursinya, menghubungi seseorang untuk mencari tahu lebih dalam pria bernama Daniel itu. Sungguh ia patut mencurigai orang itu. Sekalipun tak ada bukti tentang pria itu.
Sharen mengantar kopi ke ruangannya. Tepat saat pria itu hendak keluar.
"Kopinya Mas," ujar Sharen menaruh di meja.
"Aku punya urusan, taruh saja di meja," ujar Keanu beranjak. Pergi begitu saja tanpa pesan dan pamit.
Sharen tak ambil pusing dengan urusan suaminya, ia malah senang jika pria itu tidak ada di rumah. Menaruh kopi sesuai perintah, lalu keluar dari ruang kerjanya.
Perempuan itu berdiam diri di kamar ketika seseorang mengetuk pintunya.
"Ada apa, Buk?" tanya Sharen mendapati art di rumahnya mendatangi kamarnya.
"Maaf Non, pekerjaan aku hari ini sudah selesai, mohon pamit. Eh ya, di luar ada tamu Non, tengah menunggu," lapor art tersebut bagi tahu.
"Tamu untuk suamiku?" tanya Sharen kurang yakin. Dirinya tidak membagi tempat tinggalnya pada siapa pun.
"Mencari Non Sharen," ujarnya yakin.
"Suruh tunggu di luar saja," ujar Sharen beranjak.
Perempuan itu turun dari kamar, menuju teras rumah. Seseorang tengah menunggunya.
"Hallo cantik, lama tidak bersua kamu semakin memesona saja. Apakah hadiahnya sudah kamu terima tadi pagi? Bagaimana? Suka kan? Akan aku kirimkan untukmu setiap hari kalau kamu menyukainya," ujar pria itu menatap dengan senyuman.
"Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Daniel! Sebaiknya jangan mengirim apa pun, dan tolong pergi dari sini!" usir Sharen tak ingin berurusan dengan pria tersebut lagi.
Daniel tertawa mendengar nada ketusnya, ia malah duduk dengan santai tanpa merasa berdosa.
"Kamu tidak berubah, selalu menggemaskan, kamu tidak menyuruhku masuk, bukankah suamimu yang baik itu sedang tidak di rumah," ujar oria itu dengan santainya.
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan, tolong pergi!" usir Sharen merasa tak tenang. Takut kemunculan pria itu ke rumah membuat Keen makin murka saja, terlebih menghukumnya kembali.
"Tanganmu kenapa? Sakit?" tanya Daniel mendekat. Membuat Sharen refleks mundur.
"Aku pikir setelah Fio tidak ada, kamu akan sedikit manis padaku, eh ternyata malah menghilang dengan pernikahan dirimu. Kamu sangat pandai memikat pria, hingga berhasil menjadi Nyonya di sini. Apakah itu menyenangkan?"
Daniel menatapnya serius, membuat Sharen menelan saliva gugup.
"Bagaimana rasanya hidup dengan banyak tuduhan, kamu bahagia?"
"Kamu tahu sesuatu, apakah kamu datang padanya setelah aku pergi?" tanya Sharen serius.
"Kalau aku datang kenapa?"
"Kamu melakukan sesuatu, dan kamu tahu sesuatu tentang kematian Fiona."
"Kamu menuduhku?" tandas pria itu menatapnya serius.
"Kamu adalah satu-satunya orang yang patut untuk dicurigai, kalau benar itu terjadi. Kenapa kamu begitu tega, dia sangat mencintaimu," ucap Sharen sendu.
"Owh ya, apakah kamu juga pernah berpikir tentang perasaanku?"
"Cukup Daniel! Sebaiknya kamu pergi."
"Haruskah aku berbuat yang sama, agar kamu mengikuti diriku. Ayolah Sharen, aku sudah berbaik hati untuk tidak mengusikmu, tapi jangan salahkan aku bila kamu lagi-lagi membuatku marah."
"Apa sebenarnya yang kamu inginkan?"
"Kamu!" jawab Daniel cukup jelas.
Kedua pasang netra itu saling menatap dalam diam. Sebelum akhirnya perempuan itu berucap dengan penuh keberanian.
"Coba saja kalau bisa, lakukan hal yang sama padanya," jawab Sharen seakan terdengar tak peduli dengan suaminya.
"Wao wao wao ... kamu ingin aku melakukan sesuatu? Kamu yakin?"
"Aku tidak tertarik dengan apa pun yang kamu lakukan. Aku adalah orang yang pertama membencimu jika memang kematian Fio ada hubungannya dengan tangan kamu."
"Bagaimana kalau seandainya itu kamu, mari kita saling berbaik hati. Ikutlah denganku, maka semuanya akan menjadi mudah."
"Kamu terlibat, dan aku yang harus menanggung semuanya? Seumur hidupku, tidak akan pernah aku biarkan itu terjadi."
Daniel lagi-lagi tertawa mendengar penuturannya.
"Ya ampun ... istri orang manis sekali saat marah begini. Jangan membuatku gemas, Sharen. Suamimu sedang tidak ada di rumah kan? Apakah kamu tertarik mencoba sensasi baru denganku?"
"Pergi, kamu membuatku muak!" usir Sharen kesal.
"Oke, baiklah, silahkan pikirkan saja baik-baik, aku akan berbaik hati padamu jika kamu berubah pikiran."
Daniel meninggalkan perempuan itu begitu saja, membuat Sharen sedikit merasa cemas dengan perkataannya. Benarkah kematian Fiona adalah ulah Daniel? Kenapa pria itu kejam sekali. Bagaimana cara Sharen memberitahukan itu semua tanpa sebuah bukti.
Mendadak perempuan itu kepikiran, bagaimana kalau Daniel juga melakukan hal yang sama pada Kean.
.
Tbc
.
Promo novel
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gia nasgia
Next
2024-05-09
0
Ney🐌🍒⃞⃟🦅
biarin ajj dia berbuat bgtu,,, cari bukti nya,, ad CCTV kn😡😡
2024-03-20
0
Medy Jmb
Daniel mencintai shaten, tapi Fiona mencintai Daniel
2023-11-12
1