Bab 14

"Siapa yang sakit? Kenapa kamu memanggil dokter, Keen?" tanya Mesya yang belum juga beranjak dari rumah itu.

"Istriku sedang tidak enak badan, jadi aku perlu dokter untuk memeriksanya," sahut Keanu datar.

"Apa aku boleh menjenguknya?" pinta Mesya terlihat tulus.

"Terima kasih, Mesya, dia sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun," ujarnya lagi cukup menyakinkan.

"Padahal aku ingin melihat keadaannya," ujar Mesya terlihat sendu. Keanu tidak begitu peduli, pria itu tetap tidak mengizinkan Mesya masuk menjenguk Sharen.

Sementara Keanu mengantar Dokter Guntur ke kamarnya. Terlihat Sharen tengah terbaring lemas di ranjang.

"Jadi ini yang sakit istrimu? Kenapa nikah tidak memberi kabar?" protes Guntur yang tak lain sahabat Keanu sendiri.

"Iya, aku belum sempat mengadakan syukuran, nanti kalau resepsi pasti sampai undangan itu," sahut Keanu yakin.

Guntur segera memeriksa Sharen, mengukur denyut jantungnya, tekanan darah, serta memeriksa lidah dan matanya. Perempuan itu sangat pucat. Tekanan darahnya rendah, pantas saja tubuhnya lemah. Suhu tubuhnya juga tinggi, hingga demam.

Dokter Guntur memberikan resep obat untuk dikonsumsi selama tiga hari ini. Apabila tidak ada perubahan, Guntur menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.

"Sementara resep dari saya, jangan lupa makannya dijaga, istirahat yang cukup dan semoga lekas sembuh," ucap Dokter Guntur setelah memeriksa Sharen.

"Terima kasih Dok," ucap Keen mengantar hingga ke depan teras.

Sementara Nyonya Abraham melihatnya dari balkon kamarnya. Ia tidak begitu kepo lantaran mendapat kabar dari kepala asisten rumah tangga yang ada di sana kalau Sharena sakit.

Keanu kembali ke kamar, tidak menemukan Sharen di ranjang. Namun, terdengar suara orang muntah-muntah dari dalam kamar mandi. Pria itu mendekati pintu, tetapi langkahnya terhenti, mendadak galau antara ingin masuk atau membiarkan saja semuanya.

Beberapa menit berlalu, pintu kamar mandi terbuka. Perempuan itu keluar dengan langkah pelan. Melihat Keanu dingin, tak peduli tatapan itu seperti apa, Sharen mendekati sofa lalu merebah di sana.

Keanu tidak berbicara apa pun, memperhatikan istrinya yang telah kembali memejamkan matanya. Pria itu tidak bisa tidur sama sekali. Entah di jam berapa dirinya terlelap, yang Keanu rasakan hari telah berganti pagi.

Terlihat Sharen masih terbaring di tempat yang sama. Keanu pun membiarkan saja tanpa membangunkan istrinya. Ia menyiapkan gantinya sendiri. Usai memakai pakaian kerja, Keanu menuju meja makan, ibunya sudah menunggu di sana. Mereka sarapan dalam diam, tak ada obrolan apa pun yang mendominasi. Hanya percakapan sapaan kecil.

"Bik, tolong antar makanan ke kamar, dan pastikan istriku meminum obatnya," titah Kean pada seorang art yang ada di rumah.

"Siap Tuan," jawabnya beranjak. Membawa nampan berisi sarapan pagi ini dan minumannya.

Pintu lebih dulu diketuk, sesaat kemudian art itu masuk.

"Pagi Nona, saatnya sarapan, Tuan Keen mengutus saya untuk mengurusi Nona."

"Saya makan sendiri, Bik, tinggal saja," sahut Sharen lirih.

"Baik Nona, kalau ada apa-apa bisa panggil saya," pesan art tersebut berlalu dari kamar.

Sharen makan perlahan, semua rasanya hambar, ia hanya memasukkan seperlunya saja untuk memulihkan tubuhnya sendiri. Kemudian mengambil beberapa butir obat, lalu membuangnya ke sampah. Ia tidak meminum sama sekali, perempuan itu memang sengaja melakukan itu.

Sementara Keanu di kantornya fokus dengan pekerjaannya. Pria itu akan pulang ke rumah setelah sore hari seperti biasa. Menemukan Sharen yang masih tertidur, pria itu pun refleks mendekat. Menempelkan punggung tangannya pada kening istrinya. Terasa panas, padahal seharusnya membaik karena sudah meminum obat.

Pria itu pun berpikir sejenak, lalu menarik diri. Membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian miliknya. Makan malam seorang diri, karena Nyonya Abraham telah mendahului. Setelahnya masuk ke kamar, pas kebetulan art suruhannya keluar dari kamar membawa nampan.

"Apa istriku sudah minum obat?" tanya Keanu sebelum masuk ke kamar.

"Sudah Tuan," jawabnya mengangguk yakin. Perempuan itu sendiri yang menyaksikan Nona Sharen menelan obatnya sendiri. Tanpa art itu tahu, Sharen kembali memuntahkannya setelah art itu pergi.

Keanu langsung menuju ranjang, sibuk sendiri dengan macbook di tangannya. Membiarkan saja istrinya terlelap, tetapi ia pun sejenak merasa aneh, walau raganya ingin tak peduli, tetapi batin pria itu mulai tak tenang. Kembali tidak bisa tidur setelah sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

Entah di jam berapa pria itu akhirnya terlelap, Ia terjaga kaget saat menemukan Sharen terjatuh pingsan saat turun dari sofa hendak ke kamar mandi.

Keanu yang merasa baru terlelap langsung terjaga. Mendekat dan menggendongnya. Tubuhnya semakin panas, raut wajahnya semakin pucat. Pria itu jelas tidak tenang, apalagi Guntur menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit apabila dalam waktu tiga hari ini belum juga ada perubahan.

Pagi hari pria itu menggendong istrinya ke mobilnya, Keanu akhirnya membawa ke rumah sakit. Memang ini yang Sharen harapkan, keluar dari rumah itu. Hanya dengan cara begini dirinya bisa sedikit menggali informasi penting yang mungkin akan sedikit membantunya ke depan.

"Suster, tolong dibantu Sus, istri saya sakit!" ucap Keanu membaringkan di brankar.

Sharen langsung mendapatkan pertolongan medis. Sementara Keanu menunggu di luar.

"Sharen?" lirih Dokter Arya memanggilnya. Sharen yang juga mengenalinya pun mengangguk. Pria itu bertanya-tanya, siapakah gerangan yang mengantarkannya.

Sharen terlihat lebih sehat, terbangun begitu saja setelah mendapatkan pemeriksaan.

"Iya, ini aku Arya, tolong beri catatan medis yang berat untuk kondisi tubuhku, aku ingin menginap di sini," kata Sharen membuat Arya bingung.

"Maaf, aku tidak bisa, itu melanggar hak lisensi, kamu hanya perlu minum obat demam, dan anti biotik, bahkan bisa langsung pulang untuk perawatan di rumah."

"Please ... Arya, tolong, kali ini saja, terserah rekam medis seperti apa yang beralasan dan mengharuskan aku opname. Aku tidak ingin pulang," mohon gadis itu dengan netra berkaca-kaca.

"Dia siapa?" tanya Arya meneliti ke luar.

"Kakaknya Fiona," jawab Sharen mengangguk saat Arya sedikit paham.

"Kamu yakin?"

Sharen mengangguk pasti. Ia perlu suasana baru memikirkan cara untuk dirinya mencari bukti tentang kematian Fiona.

Arya pun merasa kasihan Melihat Sharen yang hampir menangis, membuat pria itu akhirnya membubuhi coretan yang mengharuskan Sharen menginap di rumah sakit beberapa hari ke depan.

"Dia sakit, apa?" tanya Keanu saat bertemu dengan dokter yang menanganinya.

"Sementara menunggu hasil lab, tetapi yang terdeteksi asam lambungnya kronis, Nona Sharen harus ditangani dengan serius?" tutur Dokter Arya sesuai request pasien.

"Separah itu?" tanya Keanu tak percaya.

Arya melirik Sharen yang terbaring di bad, tepat membelakangi percakapan keduanya. Ia mengangguk seraya menangkupkan kedua tangannya membuat permohonan.

"Iya, jadi Nona Sharen harus opname," jawab Dokter Arya merasa berdosa tetapi cukup pasrah.

"Baiklah, lakukan saja perawatan yang terbaik," ucap Keen pasti.

.

Tbc

.

...******...

Promo novel

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Next

2024-05-09

0

Ney Maniez

Ney Maniez

lambat cari buktinya nihh

2024-03-20

0

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

padahal bisa dia berkata sopan dan halus, Yap di depan sharen seperti iblis

2023-03-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!