"Jangan membuatku marah!" sentak Keanu menatap Sheren tajam.
Gadis itu terbangun lalu merapikan pakaiannya. Apanya yang salah, apakah bertegur sapa dengan orang di rumah ini juga salah?
"Kamu, hanya boleh melayaniku, tidak untuk orang lain termasuk siapa pun yang ada di rumah ini, paham!" tandas Keanu galak.
Sharen mengangguk ngerti, bernapas lega setelah pria itu pergi lalu buru-buru mengunci pintunya. Perempuan itu merasa tidak aman, sekalipun tidak tinggal berdua saja. Ia juga tidak mempunyai akses keluar karena handphonenya telah dirampas orang.
Sesungguhnya gadis itu penasaran, apa penyebab kematian Fiona benar-benar keracunan olehnya. Satu-satunya jalan agar pria itu berhenti mengintimidasi adalah membuktikan kalau dirinya tidak bersalah. Ia mulai memikirkan dengan cara yang elegant. Menurut dan perlahan masuk dalam kehidupan Keanu. Menuruti kemauan pria itu.
Pagi-pagi seperti biasa, gadis itu akan bertugas melayani Keanu. Mulai dari membangunkan, menyiapkan ganti, dan menyediakan air hangat untuknya. Pertama-tama Sharen membuka pintu perlahan, nampak pria itu masih tertidur seperti biasa. Ia berjalan pelan mendekati jendela, membuka tirai, memastikan udara segar masuk ke ruang kamarnya. Lalu mematikan AC.
"Tuan, airnya sudah siap," ucap Sharen setelah memastikan semuanya dengan benar.
Keanu yang merasa seberkas sinar dari celah jendela membuatnya silau langsung terjaga. Menatap sekeliling terlebih dahulu menemukan Sharen sudah berada di samping ranjangnya.
Pria itu bangkit dari ranjang, berlalu tanpa kata ke kamar mandi. Sharen baru keluar menyiapkan kopi untuknya. Menyediakan di meja makan.
Gadis itu seharusnya merasa lega saat pria itu berangkat ke kantor. Namun, nyatanya Keanu menginginkan Sharen ikut bersamanya.
"Ganti pakaianmu, masuk ke mobil dengan tenang," ucapnya dingin. Bertugas membawakan tas kerja, lalu seabrek barang yang hendak dibawa.
Sharen mengikutinya tanpa menyela, memang ini tujuannya. Perempuan itu akan mudah mencari bukti bila masuk ke ruang lingkupnya.
Hampir setengah hari Sharen hanya duduk tanpa melakukan apa pun. Tidak juga memperhatikan pria itu yang kini nampaknya tengah fokus di depan layar laptop. Tentu saja kegiatan itu membuatnya bosan, sayang sekali ia tak punya nyali sedikit pun hanya untuk keluar.
"Maaf Tuan, saya izin ke kamar mandi," pamit Sharen jenuh.
Pria itu menatap tajam Sharen, lalu mengangguk tanpa kata. Tepat saat menyentuh handle pintu baru suara itu muncul menghentikan langkahnya.
"Lima menit, dan pastikan tidak kurang dari sedetik pun!" ucapnya dingin.
Sharen hanya mengangguk tanpa menoleh. Gadis itu terburu-buru keluar, sedang ia sekarang entah di lantai berapa. Haruskah ia bertanya pada security depan di mana toilet berada. Bukan itu yang ingin Sharen lakukan, ia hanya butuh suasana baru yang menyebabkan hidupnya tertekan seminggu ini.
Tak sengaja perempuan itu menabrak seseorang hingga membuat kertas-kertas itu berserakan.
"Maaf Tuan, saya tidak sengaja!" ucapnya tanpa menoleh siapa gerangan yang nampak datar, lalu berjongkok bersamaan dengan gadis bermasker itu yang kini membantu memungutnya.
Pria itu berhenti, lalu menangkap pergelangan Sharen saat gadis itu menyerahkan berkas yang berserakan. Menatap tajam netranya. Seakan mengenal manik Hazel itu begitu dekat. Sadar, dan sepertinya sama-sama tahu dengan orang dibalik masker itu, membuat Sharen langsung menarik tangannya lalu kembali ke ruangan Keanu dengan cepat.
Sadar dengan keberadaan seseorang dibalik masker, pria itu mengejar lift yang tertinggal. Ia cukup heran, kenapa gadis itu ada di sana dan kenapa juga ia berkeliaran di kantor orang.
Kedatangannya yang cukup buru-buru membuat Keanu yang tengah fokus menatap layar monitor sedikit terganggu. Kembali berkonsentrasi, mungkin saja Sharen terburu-buru karena waktu jeda yang ia berikan cukup minim.
Pria itu mengakhiri pekerjaannya dengan meeting di luar bersama tamu penting lainnya. Kali ini Keanu tidak memperbolehkan Sharen keluar dari mobilnya. Ia harus menunggu kegiatan pria itu hingga selesai.
Kesempatan itu pun dimanfaatkan Sharen untuk tidur. Sebelum seseorang berhasil mengetuk pintu jendela mobil. Dia adalah Mesya, merasa aneh kenapa Sharen tidak turun dan malah membiarkan bosnya berjalan hanya dengan sekretarisnya saja.
Merasa tidak berkepentingan, Sharen diam di tempat tanpa menyahut. Membuat perempuan di luar sana mengintip, Sharen pura-pura tertidur saja. Membuat Mesya semakin curiga dengan keberadaan Sharen yang begitu tiba-tiba.
"Apa yang kamu lakukan?" sentak Keanu melihat Mesya di sekitar mobilnya.
"Keen, owh ini, aku merasa penasaran, benarkah ini mobilmu, sedang apa kau di sini?" tanya Mesya ramah.
"Bukan urusanmu!" jawab Keanu seperti biasa, dingin dan ketus. Lalu masuk ke mobilnya dengan sedikit kesal. Membanting pintu mobil hingga gadis di belakangnya terkesiap kaget.
Pria itu langsung melajukan mobilnya ke rumah utama. Masuk dengan langkah lebar.
"Keen, kau sudah pulang?" tanya Nyonya Abraham mendapati putranya sudah menginjakkan kakinya di rumah sewaktu jam kerja.
"Ya, apa maksudnya ini, Ma?" tanya Keen dingin. Menunjuk undangan private keluarga bersama keluarga Adiwongso.
"Bukan apa-apa, hanya pertemuan kecil. Sekadar bersilaturahmi untuk menjalin kerja sama yang baik," jawab Nyonya Abraham datar.
Pria itu tidak serta merta mengiyakan, ia tahu betul keinginan sang mama yang berusaha menjerat dirinya untuk dekat dengan keluarga Adiwongso dengan menikahkan dirinya dengan Mesya. Sayang sekali Keanu tidak mencintai gadis itu. Ia hanya menganggap saudara saja sejak kecil.
"Apa yang kamu pikirkan? Perusahaan kamu akan menjadi kuat bila bergabung dengan Adiwongso. Mama mengatur ini semenjak lama," ujar Nyonya Abraham dengan pemikirannya.
"Keen tidak mau, karena Keen sebentar lagi akan menikah!" jawab Keen yakin.
"Apa! Siapa perempuan itu, apa ada wanita lebih pantas dari pada Mesya?" tanya Nyonya Abraham sungguh ingin tahu.
"Ya, dia adalah Sharen!" jawab pria itu yakin
Perempuan setengah abad itu terperangah mendapati pernyataan putranya. Bagaimana bisa seorang Keanu Abraham menikahi asisten pribadinya sendiri yang notabene orang baru dan begitu awam. Bahkan, Nyonya Abraham belum tahu betul bebet, bibit, dan bobotnya. Sungguh tidak bisa dibiarkan. Pamor keluarga terpandang miliknya akan tercemar dengan pemberitaan itu.
"Mama tidak setuju, seharusnya kamu menurut, Mesya yang terbaik, dia juga mencintaimu," kata perempuan itu cukup memaksa.
"Mama tidak berhak mengatur hidupku, sejak kapan Anda peduli? Keen tidak memerlukan pendapat siapa pun untuk setuju atau tidak dengan keputusan Keen," sahutnya dingin.
Entah apa yang ada di pikiran pria itu, Keen hanya menunjuk Sharen asal, karena sejujurnya pria itu juga membencinya. Namun, demi menggagalkan perjodohan konyol ibunya hanya karena bisnis, Keen terpaksa membuat aturan sendiri dengan berniat menikahi orang lain.
Kabar tersebut pun, telah sampai pada telinga Sharen yang membuatnya tercengang. Menikah? Dengan jelmaan iblis itu? Sungguh neraka semakin dekat dengannya.
.
Tbc
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gia nasgia
siap"dgn hati mu Keen jangan sampai kamu jadi bucin akut 😜
2024-05-09
0
Ney Maniez
kasian,,, ortunya kyk bkn ortu ny,,, nnt suaminya kyk bkn suaminy
2024-03-20
0
Isabella Huang
Y ampuuun benaran...tunduk sll dgn PAWANG ULAR...OMG...😱😱😱🤭🤭🤭
2023-11-01
0