Bab 2

Keanu langsung menarik Sharen agar menjauh begitu tiga bajingan itu terkapar oleh pukulan telaknya. Pria itu melangkah lebar, mengabaikan kaki Sharen yang nampak kesakitan. Berlari sebelum pria-pria kurang kerjaan itu bangkit mengejarnya.

Sharen sendiri meringis terseok-seok mengimbangi langkah lebar Keanu yang sama sekali tidak menghiraukan dirinya.

Gadis itu menarik tangannya dalam cengkraman Keanu, lalu berhenti sejenak. Membuat pria itu ikut berhenti, memutar tubuhnya dengan tatapan ingin membunuh.

Gadis itu menghela napas pasrah, merasakan perih, dan ngilu pada kakinya. Sepertinya ia tak sanggup untuk berjalan. Sementara ketiga penjahat itu berusaha mengejar lagi, tiga lawan satu tentu bukan lawan yang sebanding.

Keanu berjalan pelan, meninggalkan Sharen tanpa peduli. Bersikap bodo amat lalu kembali melangkah. Sementara Sharen sendiri, nampak galau melangkah, tetapi melihat ketakutan di belakang sana yang sama ingin memangsa dirinya, berhenti bukan pilihan yang tepat.

Sharen kembali mengikuti langkah Keanu dengan hati putus asa. Tak ada pilihan lebih baik yang bisa ia pilih.

Pria itu menyorot tajam perempuan di belakangnya yang berjalan pincang dengan perlahan. Seakan tak peduli, mengabaikan begitu saja rasa sakit gadis itu.

Sementara Sharen, terpaksa terus mengikutinya dari pada harus putar balik dan berakhir dengan ketiga penjahat itu. Cukup jauh kaki itu melangkah, rasa sakit yang mendera akhirnya membuatnya tumbang hingga ambruk tak sadarkan diri.

Keanu yang melihat itu seakan tidak peduli. Namun, melihatnya terkapar tak berdaya di atas jalan membuat pria itu akhirnya berbelok lalu dengan terpaksa mengamankannya. Membawanya ke sebuah tempat, berusaha mengobati kakinya yang jelas terdapat luka dan sedikit membengkak.

Usai mengobati Sharen, pria itu mengamatinya dengan penuh kebencian. Mengingat kembali saudaranya yang telah pergi akibat ulahnya.

Perlahan Sharen terjaga, samar netra itu memandang sekitar. Terkesiap saat menemukan dirinya berada di tempat asing dengan kondisi kaki diperban. Perempuan itu meringis saat hendak melangkah turun dari kursi yang saat ini ia tempati untuk rebahan.

Gadis itu terdiam dengan wajah memucat, melihat Keanu yang menatapnya seakan memakan dia hidup-hidup. Menunduk dengan perasaan resah. Berharap bisa pulang ke rumah dengan aman.

Diam-diam Sharen memikirkan cara untuk keluar dari tatapan pria itu. Menunggu cukup lama, setelah dirasa cukup aman, Sharen perlahan berjalan keluar. Berharap ada pertolongan di luar sana yang akan memberikan kehidupan lebih baik untuknya.

Sementara Keanu yang baru saja kembali setelah membeli makanan, dibuat murka mendapati Sharen telah pergi.

Pria itu menatap kursi panjang yang tadi ditempati Sharen dengan perasaan bergemuruh.

Sharen sendiri telah berhasil meloloskan diri. Ia pulang ke rumah orang tuanya yang seperti biasa, nampak tak begitu peduli.

"Ayah, aku pulang," ucapnya masuk setelah mengucap salam.

"Tumben pulang, bukankah sudah nyaman hidup di luar sana!" sahut Ibu dingin.

"Kakimu kenapa?" tanya Ayah demi melihat cara putrinya berjalan sedikit pincang.

"Keseleo, Yah, tidak apa-apa, hanya luka kecil," jawabnya lalu pamit ke kamar.

Perempuan itu duduk di atas ranjang, merebah perlahan dengan mata terpejam. Sedikit memberi ketenangan, setelah melewati hari buruk beberapa jam lalu, yang bahkan hampir mencelakai dirinya.

Samar-samar terdengar keributan di ruang tamu, Sharen penasaran, tetapi tubuhnya yang masih butuh ditenangkan mengurungkan niatnya untuk keluar. Ia butuh istirahat barang sejenak menenangkan batin dan juga pikirannya.

Suara ketukan pintu yang menggema, membuat gadis dua puluh tiga tahun itu kaget. Ia baru saja hendak terlelap, rasanya enggan beranjak.

"Sha, keluar, bawa sekalian barang-barangmu!" ucap Ibu cukup mengagetkan.

"Tapi Bu, ada apa? Sharen ingin tinggal di sini untuk beberapa hari, kakiku sedang sakit," sahut gadis itu turun dari ranjang.

"Ayahmu ingin bicara, keluar sekarang!" titahnya dingin.

Sharen keluar dari kamar dengan wajah bingung. Menemui ayahnya yang saat ini tengah duduk manis bersama seorang pria, yang tak lain adalah Keanu.

Pria bertubuh kekar itu menyorotnya datar, sementara Ayah nampak bingung.

"Ayah! Ada apa ini?" tanya Sharen merasa tidak enak.

"Pria ini akan menjemputmu, Sharen, ikutlah!" ucap Ayah tenang.

"Tidak Ayah, dia ingin menyakitiku, aku tidak mau ikut dengannya," tolak Sharen cepat.

Keanu berdehem cukup keras, membuat pria tua itu kembali menatap Sharen dengan kesal.

"Ayah bilang kemasi barangmu, ikutlah dengannya."

"Tapi Ayah, Sharen takut, Sharen tidak mau!" tolak perempuan itu hampir menangis.

"Kamu harus mau, karena ayah telah menjualmu pada pria ini sebagai jaminan atas hutang ayah yang menggunung," ucap pria tua itu lantang.

Mendengar itu, seketika lemas lutut Sharen, seakan tiada daya untuk melangkah. Apa katanya? Dijual sebagai penembus hutang? Sharen jelas syok, ia tak percaya ayahnya akan sekejam ini. Walaupun biasanya terlihat datar dan nampak tak peduli, tetapi ini lebih kejam dari apa pun.

"Tapi Ayah, kenapa Ayah begitu tega?" tanya Sharen mengiba. Ia jelas ketakutan jatuh ke tangan pria kejam yang sengaja Sharen hindari beberapa jam lalu.

Berharap pulang bisa lolos darinya, nampaknya hanya akan menjadi angan saja. Karena pada kenyataannya, pria itu sudah berdiri lalu memiringkan kepalanya dengan mengkode dua pria bertubuh tegap dengan pakaian serba hitam membawanya masuk ke dalam mobilnya.

"Ayah, Ibu, tolong! Sharen tidak mau," pekik gadis itu tak mampu melawan.

"Jadilah anak yang baik dan berbakti Sharen, kalau kamu tidak begini, ayah dan ibumu akan masuk penjara," ucap Ibu tanpa merasa berdosa. Seakan baik-baik saja menukar anaknya sebagai penebus hutang.

Kenapa keluarganya begitu tega, benarkah Sharen itu anaknya? Gadis yang tengah ketakutan itu bertanya-tanya dalam hati.

Dengan tubuh gemetar, Sharen terpaksa masuk ke mobilnya. Perempuan itu menangis ketakutan. Sementara Keanu tersenyum penuh rencana yang sudah terlist di dalam otaknya.

"Diam! Berhenti menangis!" bentak Keanu kesal. Membuat Sharen terdiam dengan batin nelangsa. Menyusut air matanya yang banjir membasahi pipi.

Mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Berhenti tepat di sebuah villa. Keanu langsung keluar begitu sang supir memarkirkan mobilnya dengan benar.

"Keluar!" titah Keanu dingin.

Sharen keluar dengan wajah kuyu dan tubuh gemetar. Jelas saja perempuan itu takut, ia seperti masuk kandang singa setelah keluar dari jeratan buaya.

"Jalan!" pekiknya lantang.

Melihat Sharen yang enggan melangkah, Keanu menyeretnya dengan gemas. Lalu menarik tangan perempuan itu, kemudian menghempasnya ke depan kandang-kandang Anjing yang tengah menggonggong.

"Bersihkan kandang-kandang Anjing itu, tanpa terlewat sedikit pun!" titah Keanu tanpa mau tahu.

Sharen jelas ketakutan, mendengar gonggongannya saja membuat ia gemetar sambil menutup kedua telinganya. Apalagi membersihkan binatang itu dan kandangnya, perempuan itu tak punya nyali untuk mendekat.

Melihat Sharen yang ketakutan, Keanu tersenyum puas, ia akan membuat perempuan itu membayar mahal atas kesalahannya, sampai perempuan itu melambaikan tangan, mengakui kesalahannya dan menyerah untuk hidup.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Iblis berwujud malaikat si Keanu 😏

2024-05-09

0

Alanna Th

Alanna Th

trnyata aq sdh baca, thor

2024-05-03

0

Ney Maniez

Ney Maniez

ishh kejam nya

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!