Janda Kembang Season 3 ( Menikah Karena Wasiat )

Janda Kembang Season 3 ( Menikah Karena Wasiat )

Hukuman

Plaaakkk..

Bugghh..

Bugghh..

Buhhgg..

Kezia menampar dan meninju wajah tampan Kenan hingga jatuh terjengkang ke belakang saking kuatnya Bogeman Kezia untuknya.

''Assrrghhh ttt... KEZIA!!!'' pekik Kenan

''Astaghfirullah!!! Kenan!!''

''Aaaarrrgghhtt... sakiiiiiittt...'' pekik Kenan saat merasakan tulang lengan sebelah kiri bergeser.

''Kezia!!! Kau....!!!''

''APA!!!!'' sahut Kezia dengan suara melengking tinggi.

Deg!

''Dek!'' tegur Kenta yang begitu terkejut ketika melihat Kezia menyahuti abangnya karena pemuda yang telah menodai Zahra itu.

Kezia menetap nyalang pada ketiga saudara laki-laki nya. ''Jangan ikut campur Bang Kenta! Ini bukan urusanmu?'' tegas Kezia begitu lantang di hadapan kedua orang tuanya dan Kedua orang tua Rayyan.

Rayyan yang baru saja mandi terkejut mendengar suara kegaduhan di bawah sana. Ia berlari cepat dan turun ke bawah. Tiba di bawah, Rayyan tercengang melihat wajah Dimas berlumuran dengan darah, tepatnya di bagian matanya.

''Dimas!!! Kenapa ini?? Kenapa kalian menghukum adikku seperti ini? Huh?!?!'' Seru Rayyan begitu kuat hingga semua yang ada disana tersentak kaget.

Dimas hampir tidak sadarkan diri. Mata yang sudah terpejam itu sayup-sayupnya terbuka lagi saat mendengar suara Rayyan yang memanggilnya begitu lantang.

''Astaghfirullahal'adhimm... bangun Mas! Ya Allah.. matanya terluka!! KEZIA!!!'' pekik Rayyan begitu panik.

''Saya Bang!!!'' sahut Kezia dengan segera berlari menuju Rayyan. Ia tidak peduli dengan pecahan kaca menusuk kakinya.

Nara ingin memanggil nya untuk berhenti namun, tapi Ali melarangnya. Ali malah tersenyum, membuat Mami muda itu merengut kesal. Ia mencubit pinggang sang suami hingga Ali meringis menahan sakit.

''Jangan tersenyum Abang!'' bisik Nara di telinga Ali.

Ali terkekeh. Cup! Nara melotot. Ali terkekeh lagi. Bang Lana menggeleng kan kepala nya melihat tingkah kedua adiknya itu.

''Ayo Bang! Baringkan disitu. Key bawa kotak peralatan nya. Mami! Adek minta kotak P3K nya ya? Untuk yang lain Aku selalu sedia di mobil! Aku ambil dulu, Bang!''

''Ya,'' sahut Rayyan begitu panik kala melihat mata Dimas terpejam.

''Dimas? Kamu dengar Abang?? Dimas!!'' panggil Rayyan dengan sedikit mengguncang tubuh Dimas.

Dimas mengerjab, ''Ya.. Aku dengar Bang.. tak apa.. aku baik-baik aja kok. Ya? Abang jangan khawatir..'' lirih Dimas lagi dan lagi mata itu terpejam.

Dimas merasakan pusing yang tiada Tara saat ini akibat benturan keras dan kaca dalam waktu singkat membuat Dimas tidak bisa mengelak lagi pukulan Kenan yang mendadak itu.

Entah dari mana datangnya Kenan, tiba-tiba saja ia sudah memukul Dimas hingga berungkali dan terjatuh di meja kaca milik Mami Alisa.

Semua yang ada disana tidak bisa berbicara apapun. Kezia berlari dengan bekas telapak kedua telapak kakinya berdarah karena pecahan kaca menusuk telapak kakinya.

Mama Rani terkejut melihat telapak kaki sang putri bungsu berdarah. Ingin menegur tapi Papa Reza mencegah nya. Terpaksa Mama Rani memilih diam.

Mami Alisa datang dengan membawa kotak P3K yang lengkap semua isinya. ''Ini nak. Yang lain duduk dulu. Seharusnya tidak perlu ada pertumpahan darah seperti ini! Berapa kali Mami katakan pada kalian semua. Jangan main hakim sendiri! Dengarkan dulu penjelasan nya! Kalau memang ia terbukti bersalah, kita pasti menghukum nya! Kalian punya hukum di dunia ini! Jangan main hakim sendiri! Mami kecewa sama kamu Kenan!''

Deg!

Kenan menunduk. Jika sang ratu penguasa hati Papi Gilang itu sudah berbicara, tidak ada yang berani membantah termasuk Papa Reza. Sebenarnya, Papa Reza sangat ingin menghukum Dimas.

Tapi tidak bisa. Karena sudah terikat janji dengan Papi Gilang dan Mami Alisa. Entah kenapa, mereka berdua begitu melindungi Dimas. Papa Reza pun tidak tau.

''Geser sedikit Bang!'' kata Kezia pada Pada Rayyan.

''Ya,'' sahutnya dan segera bergeser menuju ke Kepala Dimas yang saat ini sedang di bersihkan oleh Kezia dengan telaten.

Keanu yang berprofesi sebagai dokter bedah itu pun segera mendekati adiknya dan mulai membantu Kezia untuk mencabut pecahan kaca yang tertancap di pinggir mata Dimas.

Kezia menahan sesak di dadanya saat melihat wajah Dimas semakin pucat. ''Pasang infus Dek!'' ucap Keanu pada Kezia.

Kezia mengangguk. Dengan tangan bergetar, Kezia berusaha menusukkan jarum infus di tangan Dimas. Dimas membuka matanya saat merasakan buliran bening dari mata Kezia jatuh menimpa pipinya.

''Key...'' lirih Dimas seperti berbisik. Kezia tidak menyahut, ia masih sibuk membersihkan darah di dahi Dimas.

Sementara Dimas tetap menatap gadis kecil yang selalu mengisi hari-harinya selama ia bertugas sebagai pengajar di fakultas tempat Kezia menuntut ilmu saat di Jakarta.

Keanu terus memperhatikan raut wajah adiknya yang terkesan datar. Namun, ia menahan amarah saat Dimas meringis menahan sakit ketika pecahan kaca itu keluar dari pelipis kirinya.

''Kenapa harus dipukul kayak gini sih?! Apa nggak bisa di bicarakan baik-baik?! Ck. Kalau parah dan orang tuanya menuntut Abang, apa Abang bisa bertanggung jawab?! Ini anak orang bang! Bukan samsak tinju yang bisa kamu pukul kapan pun kamu mau! Adek tau Bang Dimas bersalah. Tapi tidak dengan memukul nya. Bicarakan baik-baik. Jangan seperti ini. Memukul orang hingga jatuh menimpa meja kaca dan terluka parah! Sekarang, siapa yang akan bertanggung jawab?! Aku begitu?!'' ketus Kezia begitu sewot pada Kenan.

Keanu dan Dimas terkekeh. Semua itu tidak luput dari perhatian Mami Alisa dan Papi Gilang. Sedangkan Kenan menatap datar pada adik dan abangnya itu.

''Dia penjahat Dek! Gara-gara dia, kak Zahra pergi meninggalkan kita untuk selama nya! Kalau bukan karena perlakuan nya, maka kakak kita masih hidup saat ini!''

Deg!

''Kenan!'' panggil Mami Alisa. ''Astaghfirullah ya Allah istighfar nak!'' lanjutnya lagi.

''Hahaha .. Hellow Abang Kenan yang tertampan dari ketiga Abang ku yang lain tapi paling playboy sejagat Medan!''

Dimas terkekeh, Keanu pun sama. Sedang Kenan melototkan matanya. ''Jaga bicara kamu Kezia!''

''Kamu yang jaga bicara Abang!'' tegas Kezia juga. ''Kamu itu seperti lupa akan takdir kematian seseorang yang sudah tertulis dalam lauhul Mahfudh! Kamu itu muslim atau kafir sih?!''

''Key!!!'' sentak Kenan begitu marah

''Apaa!!!!'' balas Kezia tak kalah marah dari Kenan. ''Kamu itu ya, selalu saja seperti ini. Aku tau bang Dimas itu bersalah. Tapi dia sudah berubah! Tidak seperti itu lagi! Aku tau semua tentang nya bang Kenan! Tau semuanya!'' tegas Kezia dengan suara melemah.

Dimas menatap lembut pada Kezia. Kenan menggeleng kan kepalanya. ''Tapi pria sepertinya pantas di hukum! Dan hukuman yang pantas untuk nya adalah kematian!!''

''Astaghfirullahal'adhimm... sadar Abang! Kamu bukan Tuhan yang bisa menentukan nyawa seseorang! Kamu itupun akan mati nanti! Kamu juga manusia sama seperti kita semua yang ada disini! Kalau ingin menghukum seseorang, jangan seperti itu! Apa ubahnya kamu dengan preman preman jalanan sana yang suka nya main pukul tanpa belas kasih sedikit pun! Kadang aku berfikir, kenapa tidak kamu saja yang melakukan kesalahan sama seperti bang Dimas, kemudian kamu di bunuh oleh kedua saudaranya!''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr..

''Kezia!!!!''

💕💕💕💕

Halloha..

Assalamualaikum semuanya.. hehehe..

Othor hadir lagi nih membawa cerita baru lanjutan dari Janda kembang. Cerita ini berkisah tentang Kezia adik Almarhumah Zahrani, istri Rayyan putra Bhaskara.

Mereka berdua harus menikah karena wasiat almarhumah Zahra untuk adik kecilnya serta pemuda yang dulu pernah menodainya.

Seperti apa kelanjutan dan keseruan nya?

Jangan lupa ikutin terus ye?

Tanpa kalian, apakah othor recehan ini.

Semoga kalian suka.. 😘😘

Salam hangat Author

Melisa

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!