Sahabat rasa saudara

''Bang?''

''Hemm,'' sahut Rayyan dengan mata masih menatap ke bawah sana dimana ada cinta berada.

Sesekali Cinta menoleh pada keduanya. Keduanya terkekeh saat melihat Cinta melototkan matanya tak suka pada Rayyan dan Dimas.

''Terlihat tidak??'' tanya Dimas.

Rayyan Terkekeh, ''Kamu tau Mas? Dulu, Zahra pun seperti itu jika sedang kesal kepadaku. Bahkan lebih parah lagi. Zahra sempat cemburu padaku gara-gara aku bertelepon ria dengan Cinta. Dan Cinta pun bersikap demikian. Ia sangat cemburu pada Zahra. Seandainya mereka berdua di pertemukan, entah apa yang akan terjadi pada istri dan adik sepupu ku itu!''

Dimas tergelak hingga kepalanya mendongak ke atas. Kezia terkekeh. ''Kalau sampai kamu mempertemukan mereka Bang, bisa perang dunia ke tujuh kita gara-gara istri dan adik sepupu kamu? Hahaha...'' Dimas tertawa sedangkan Rayyan terkekeh.

Kezia mendekati mereka berdua. ''Kalian itu lagi ngomongin apa sih?? Kok yang kayak seru banget??''

Dimas tertawa lagi. ''Ini sayang. Bang Rayyan bilang, dulu Zahra pernah marah padanya karena ia berbicara sama Cinta. Adik sepupunya. Waktu itu Zahra baru saja menikah bukan dengan bang Rayyan? Hahaha.. bisa Abang bayangkan kalau mereka pasti ribut besar saat itu. Tau aja seperti sifat Almarhumah Zahra bukan?? Hahahaha....''

Rayyan terkekeh begitu pun dengan Kezia. ''Almarhumah Kak Zahra itu orangnya memang lah cemburu an! Terbukti, kalau selama ia menikah dengan bang Rayyan, Kak Zahra selalu marah-marah jika berhubungan dengan Cinta. Hahaha...'' Kezia tertawa saat mengatakan hal itu kepada dua sahabat itu.

''Hahaha... kamu benar Dek! Kakak kamu itu memang cemburuan orangnya. Apalagi menyangkut kehidupan ku dengan para gadis-gadis diluar sana. Zahra pastilah akan sangat cemburu! Padahal Abang Sama mereka tidak punya hubungan apapun kan?'' kata Rayyan membenarkan ucapan Kezia.

Kezia tertawa bersama dua pemuda tampan itu. Dari bawah sana Cinta menatap Rayyan dengan senyum terus tersungging di bibir nya. ''Aku beruntung bisa memiliki mu sebagai Abang sepupu ku. Aku berharap kita berdua akan bersatu nantinya seperti kataku dulu saat kita berbicara ketika kak Zahra masih hidup. Sekarang, Kak Zahra sudah tidak ada lagi. Dia sekarang ini sudah berada di tempat yang seharusnya. Bisa kan kita untuk bersatu bang Rayyan?? Sedari dulu aku sudah menyukaimu. Tutur katamu yang selalu bisa menenangkan ku yang bersifat labil ini. Harum bau tubuhmu selalu tercium di hidung ku. Harum nafasmu yang selalu aku rindukan disaat aku tidak berbicara bertatap muka dengan mu. Andai kamu tau bang Rayyan.. sedari kecil hati ini sudah terpikat padamu.''

''Pertama kali kita bertemu dulu, saat itu juga aku sudah menyukai mu. Kalau dipikir-pikir, cinta ini merupakan cinta monyet. Tapi tidak untukku. Sekali aku menyukai seseorang, maka sampai besar pun tetap satu orang yang ku suka. Sekali aku mencintai, maka selamanya akan mencintai orang yang sama yang dulunya pernah merebut hatiku saat aku masih kecil dulu. Tidak salahkan ya kalau aku menyukai Abang sepupu ku sendiri?? Lagi pun, kita bukan mahram. Sah sah saja bila kita menikah. Aku harap kamu masih ingin dan masih sama seperti dulu Bang Rayyan..'' lirih Cinta di dalam hati.

Tatapan mata itu tetap fokus tertuju pada Rayyan seorang. Begitupun dengan Rayyan. ''Kenapa Abang merasa dirimu selalu mengawasi Abang! Apakah perkataan mu ketika kecil dulu masih berlaku untuk sekarang ini? Maaf .. jika dulunya Abang sempat menolak mu karena Abang sudah menikah dengan Zahra. Zahra orang yang pernah Abang cintai sedari dulu hingga saat ini. Tapi entah kenapa, Abang merasa setelah kepergian Zahra malah kamu yang ada di hati ini?? Wajah mu sering kali muncul di dalam mimpi Abang.''

''Kamu mirip seperti Zahra. Sangat mirip sayang. Bahkan ketika Abang melihat mu, seperti Abang melihat Zahra. Abang hanya bingung dengan hati ini. Sebenarnya... siapa yang Abang inginkan? Kamu? atau kah Zahra yang telah tiada? Masalah nya... kalian berdua itu sulit untuk Abang bedakan. Kalian berdua begitu mirip. Abang sampai bingung dibuatnya. Abang ingin memilihmu tapi kenyataannya Zahra sudah lebih dulu bertahta di hati ini. Jauh di dalam lubuk hati Abang, Abang masih bingung sayang. Tidak bisa memutuskan hati ini akan berlabuh pada siapa??'' bisik Rayyan dalam hatinya saat menatap Cinta di bawah sana.

Cinta tersenyum saat melihat Rayyan tersenyum padanya. Pancaran cinta di keduanya saat ini begitu jelas terlihat. Kezia terkekeh kala Dimas mengedipkan matanya pada nya.

''Kamu lihat dua orang itu. Saling mencintai tapi tidak bisa untuk bersatu karena terhalang cinta masa lalu mereka berdua. Selama bang Rayyan belum bisa melepaskan Zahra seutuhnya, maka cinta tidak akan bisa bertahan dihatinya. Namun, yang terlihat malah sebaliknya. Mereka berdua itu seperti terhubung satu sama lain. Cinta dan Zahra itu merupakan orang yang satu. Hanya berbeda nama saja. Lihatlah kesamaan dan kemiripan tangan dan pada mereka berdua? Hanya orang yang jeli yang bisa tau jika itu adalah Cinta yang merupakan Zahra. Dan Zahra yang hadir di dalam diri Cinta. Sekarang ini biarkan bang Rayyan yang memutuskan nya. Biar ia yang memutuskan kepada siapa hatinya akan berlabuh. Kepada Cinta yang merupakan titisan Zahra, atau kepada Zahra yang merupakan cinta masa lalunya yang dulu pernah Abang renggut darinya..''

Kezia memegang tangan Dimas dengan erat. Dimas tersenyum, ''Abang tidak apa-apa sayangku. Sahabatku ini merupakan saudara bagiku. Seharusnya dulu aku tidak merebut Zahra darinya. Tapi inilah yang terjadi pada kami berdua. Benar seperti kata Mami dan Papi. Semua ini sudah menjadi suratan takdir kami bertiga. Kehadiran Raka dan Zarra merupakan anugerah untuk ku dan di dalam hidupku. Rencana Allah itu begitu indah ke depan. Tidakkah kamu lihat, kalau karena kedua anak ku ini kita berdua bersatu? Kita berdua akan menikah karena mereka berdua? Bukankah semua takdir ini terhubung?? Takdirmu dan takdirku??''

Kezia mengangguk dan tersenyum. ''Ya, Abang benar. Karena kedua bocah ini, kita berdua di persatukan. Padahal sebelumnya kita tidak tau apapun kan? Ya.. walau sebenarnya delapan tahun yang silam kak Zahra pernah memintanya kepadaku. Agar aku bisa menjadi istri mu dan Mama untuk kedua keponakan ku ini. Semua ini memang sudah menjadi takdir nya. Aneh sih. Tapi inilah yang terjadi.''

''Ya, kalian memang benar. Takdir ku dan takdir kalian berdua terhubung erat. Entah Kepada siapa hati ini akan berlabuh, maka disana lah tempat terakhir aku menemukan cinta terakhir ku. Semoga semua ini memang benar adanya. Walaupun aku masih bingung dengan hati ini karena gadis yang kucintai memiliki kesamaan, tapi tetap saja. Takdir itu terhubung padanya saat ini. Semoga tidak ada halangan atau apapun itu nantinya yang akan bisa menyatukan kami berdua.'' Kata Rayyan pada adik ipar dan sahabat rasa saudaranya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!