Bukti rekaman Wasiat Kak Zahra 2

''''Nggak! Aku nggak percaya! Aku nggak percaya dengan omongan kalian saja. Bisa saja kan kalian menipu kami semua?! Cih! Sekali penipu tetap penipu! Aku tak akan percaya! Selagi bukti tidak terlihat maka aku tidak percaya dengan apapun yang kalian katakan! Sekali tidak tetap tidak! Titik!'' bantah Kenan dengan menatap dingin pada seluruh keluarga nya. Terutama Kezia dan Dimas. Dua orang yang sudah terikat takdir namun, di tentang oleh keluarga besarnya.

Kezia terkekeh. ''Setuju atau tidak, bukan Abang yang akan menikahkan ku! Tapi papa lah yang akan menikah kan ku! Tanpa kamu pun pernikahan ini akan tetap terjadi. Aku akan memenuhi wasiat terakhir dari almarhumah kak Zahra. Aku saja setuju kenapa pula Abang tidak setuju?!''

Deg!

''Kezia!!'' sentak Kenan semakin tidak suka dengan ucapan adek kecilnya itu

''Saya!!!'' balas Kezia tak kalah keras dari suara Kenan.

''Cukup Bang! Aku menerima tawaran ini karena kedua keponakan ku? Apa salahnya jika kau harus menikah dengan Bang Dimas?! Apakah ia haram untuk menjadi suamiku begitu?!''

''Nak...'' sela Mama Rani dengan menggelengkan kepalanya.

Kezia terkekeh. ''Bahkan Mama pun sama. Mama pun sama dengan saudara ku yang lainnya! Kalian punya hati tidak sih! Kalian pendendam! Benar kata Kakak, kalian semua egois! Sangat egois!!''

Deg!

''Dek... nggak boleh gitu..'' tegur Dimas pada Kezia.

Kezia menatap sendu pada Dimas. ''Lantas, adek harus apa Bang?? Mereka tidak setuju untuk kita menikah. Mereka semua menolak mu! Karena apa?! Karena mereka menyalahkan mu atas kepergian Kak Zahra. Padahal mereka sangat tau dan sangat sadar, kalau kematian Kak Zahra itu memang sudah di tentukan. Terlepas itu karena mu ataupun karena pemuda lain, Kak Zahra pasti akan pergi juga! Dengan cara apa adek jelaskan Bang? Mereka tidak pernah mau mengerti. Kak Zahra saja bisa memaafkan mu Apalagi aku? Hiks.. Kak Zahra... kenapa sesulit ini untuk membuat keluarga kita percaya dengan ucapan ku?! hiks.. hiks..'' Kezia semakin tersedu di hadapan Dimas.

Dimas pun ikut tersedu. Ia mencoba mengusap air mata Kezia dengan lembut. ''Sudah, jangan menangis. Bang?'' panggilnya pada Rayyan yang kini pun ikut meneteskan Air matanya.

Rayyan mengangguk, ''Sini kan Dek, ponsel kamu. Biar Abang tunjukkan pada mereka semua. Ya Allah.. kenapa harus seperti ini? Disaat adikku ingin berubah dan bertanggung jawab demi buah hatinya, kalian malah mempersulit nya! Tidakkah kalian tau, kalau Zahra sedih di alam kubur sana karena penolakan Kalian?! Ck. ck. hiks.. Yang tenang ya sayang. Walaupun kedua orang tuamu tidak menyetujui permintaan mu. Tapi Kakak akan pastikan, Kezia tetap akan menikah dengan Dimas. Sesuai dengan permintaan mu yang terakhir kalinya!''

Deg!

Deg!

Serasa di tikam sembilu hati Mama Rani dan Papa Reza saat mendengar ucapan Rayyan untuk mereka semua. Ternyata... penolakan mereka untuk Dimas, begitu melukai perasaan menantu dan putri bungsunya.

''Pa...'' lirih Mama Rani di dalam pelukan Papa Reza.

''Sssttt... tenang... kita lihat dulu bukti rekaman Zahra. Apakah itu benar atau cuma akal-akalan mereka bertiga! Papa sangat kenal siapa putri kita, sayang! Tenang dulu, hem?'' lirih Papa Reza di telinga Mama Rani.

Sementara Rayyan dengan wajah datar dan dinginnya ia kembali mengotak-atik ponsel milik Zahra. Ia mencari rekaman ucapan Zahra tentang wasiat terakhir nya.

Setelah ketemu, ia segera menyambung ponsel Zahra pada layar tivi di depannya saat ini.

Klik.

''Dek??"

"Iya Kak. Kakak butuh sesuatu? Biar adek ambilkan! Kakak mau apa?'' jawab Kezia melalui sambungan ponsel yang sudah terhubung ke televisi milik Mami Alisa itu.

Zahra tersenyum, ''Kakak punya permintaan, bisa??''

Kezia mengalihkan pandangannya pada Zahra yang saat itu sedang mengupas buah apel untuk Zahra. ''Jika itu bisa membuat Kakak senang, maka akan adek turuti. Tetapi jika hal itu bisa merugikan adek, adek nggak mau!'' tegas Kezia dengan wajah polosnya.

Zahra terkekeh, ''Kakak hanyak ingin meminta suatu hal sama kamu. Ini menyangkut dua keponakan kamu ini.''

Kezia terdiam. Wajah itu menatap serius pada Zahra. Zahra pun demikian. ''Katakan Kak!'' kata Kezia pada Zahra.

Zahra tersenyum, ''Jikalau suatu saat terjadi sesuatu hal yang buruk pada hidup Kakak, bisa kah kamu mencari Papa kandung dari keponakan kami ini?''

''Maksudnya??'' tanya Kezia semakin kebingungan dengan permintaan Zahra.

''Papa kandung dari keponakan kamu ialah Bang Dimas. Sahabat dekat sekaligus adik bagi Kak Rayyan. Dialah Papa kandung kedua Keponakan mu ini. Kakak mohon.. carilah dia. Terima dia dengan setulus hatimu. Di tidak bersalah dalam hal ini. Semua ini karena kesalahan kakak juga yang ikut andil di dalamnya. Kakak yang bersalah. Bukan dirinya..''

Dddduuuuaaaaarrrrrrrrr...

Kezia tersentak mendengar ucapan Zahra. Ia menatap horor pada Zahra. Sedang Zahra tertawa. ''Kenapa kakak berbohong pada kami kalau Papa kandung dari keponakan ku ini Bang Rayyan??''

Zahra tersenyum, ''Kamu tau kan seperti apa keluarga kita? Mereka semua itu memiliki sifat dendam. Tidak mau memaafkan kesalahan orang lain walaupun orang itu sudah berulang kali meminta maaf pada mereka semua. Apalagi saudara laki-laki kita. Mereka pasti tidak menerima jikalau Bang Dimas yang telah melakukan hal itu pada Kakak. Kakak sayang padanya sama seperti sayang kepada kak Rayyan. Kakak mohon dek, kabulkan permintaan terakhir Kakak. Mana tau, umur kan tidak ada yang tau? Bisa jadi kakak bakalan pergi dari dunia ini untuk selama nya setelah melahirkan??''

Deg!

Deg!

''Kakak!'' seru Kezia dengan suara naik satu oktaf.

Zahra tertawa. ''Jangan marah.. inilah takdir yang harus kakak jalani. Bukan maksud kakak bukan mendahului Tuhan. Tapi inilah kenyataan nya. Kakak mohon Dek. Kalau umurmu sudah cukup untuk menikah, maka menikahlah dengan bang Dimas. Agar tali kasih sayang kedua anak kakak tidak terputus karena Papa Kandungnya harus menikah dengan wanita lain. Lagi pun kamu sebelas dua belas kak sama Kakak? Kakak yakin, bang Dimas tidak akan menolaknya. Percayalah. Jika takdir kita sudah tepat dan terhubung, sejauh apapun kita melangkah, maka ia akan menemukan jalan nya. Kamu mau kan dek? Bang Dimas nggak kalah tampan kok dari Kak Rayyan? Kakak punya fotonya! Ambilkan figuran yang tersimpan di dalam laci itu!'' tunjuk Zahra pada nakas yang tertutup rapat itu.

Kezia segera mengambilnya. Pertama kali ia melihat, Kezia tertegun.

Deg!

''I-ini...''

Zahra tersenyum, ''Ya, dialah Bang Dimas. Dia yang akan menjadi suami masa depan mu kelak. Tolong penuhi keinginan terakhir Kakak ya Dek?? Kakak nggak minta yang banyak-banyak kok. Cuma satu hal ini saja. Kak Rayyan pun sudah tau tentang hal ini. Ia pun ikut setuju,'' imbuh Zahra yang semakin membuat Kezia tertegun.

''Tapi Kak.. bagiamana dengan keluarga kita?? Adek yakin, mereka pasti tidak setuju!''

Zahra tersenyum lagi. ''Kamu tenang saja. Kak Rayyan sendiri yang akan menikah kan mu dengan Bang Dimas. Tunggulah Sampai kamu tamat SMA. Setelah itu kamu carilah bang Dimas di Bandung. Karena saat ini ia disana sedang menuntut ilmu. Percaya lah sama Kakak. Bang Dimas pasti menerima kehadiran mu. Tolong.. penuhi wasiat terakhir Kakak ini. Semua ini demi kedua keponakan kamu ini.''

Semua yang ada disana tertegun mendengar ucapan Zahra.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!