Sepeninggal nya Kezia dan Dimas, Rayyan dan Mami Alisa kembali ke dalam rumah. Papi Gilang sudah duluan menyusul karena Papa Reza memanggilnya terlebih dahulu.
Tiba di pintu tengah penyambung antara ruang tamu dan ruang tivi sudah mulai terdengar perdebatan alot antara Papi Gilang dan Papa Reza.
''Dengar Gi. Abang tidak bisa mengizinkan Raka dan Zarra untuk ikut bersama kalian ke Bandung. Abang punya alasan kenapa menolaknya!'' tukas Papa Reza
''Terserah Abang! Mau di izinkan atau tidak kami tetap akan membawa Raka dan Zarra kepada wali yang sah nya! Papa kandung dan Kakek kandungnya masih hidup! Aku heran sama kamu Bang. Apa sih yang kamu takutkan dari semua ini? Hem? Semuanya sudah berlalu! Sudah enam tahun Bang! Tidakkah Abang kasihan melihat Pak Rian disana begitu Merindukan cucunya? Ingat Bang! Sepandai-pandai kamu menyimpan bangkai, suatu saat pasti akan tercium juga!''
Deg!
''Gilang!''
''Apalagi?? Benarkan yang aku katakan? Sekarang coba kalian pikirkan. Kalau misalnya salah satu dari putramu melakukan tindakan asusila seperti ini, kemudian gadis itu mengandung dan melahirkan keturunanmu! Dan kamu sangat ingin bertemu dengannya. Akankah kamu sanggup bertahan untuk bersabar? Sementara hidupmu Diantara hidup dan mati? Dan juga perusahaan mu butuh penerus? Coba kamu pikirkan itu bang Reza. Jangan egois! Pikirkan juga itu dari sisimu! Stop Kenan! Kamu jangan membantah saya! Saya tau apa kebusukan kamu selama ini. Saya harap bibit kamu tidak tumbuh di sembarang tempat karena ulah cabul kamu itu!''
Deg!
Deg!
''Gilang!!!'' sentak Papa Reza.
''Terserah kau lah Bang! Lelah aku bertengkar dan berbicara dengan orang keras kepala seperti kamu ini! Aku harap kamu bisa menjaga putramu yang brengsek itu! Sudah cukup banyak gadis yang mati karena ulahnya! Pikirkan itu! Jika kamu selalu membenci orang lain, tidak menutup kemungkinan bahwa kebencian itu akan membunuhmu sendiri karena ulah putra kesayangan mu sendiri! Ayo sayang, aku mau istirahat! Capek pinggangku! Encok gara-gara tegang urat sama orang tua! Padahal aku ini masih muda! Ck. Hadeeeuuhh .. ngadon lagi yuk??''
Plakk..
''Diem ih!'' tegur Mami Alisa pada Papi Gilang.
Sementara yang di marahi malah terkekeh-kekeh sambil berjalan masuk ke kamar mereka yang berada diatas.
Keluarga Papa Reza membatu di tempat mendengar perkataan terakhir dari Papi Gilang. Mereka menatap Kenan bersamaan. ''Pulang! Kita bahas masalah ini dirumah. Ayo Ma.'' Katanya pada Mama Rani.
Mama Rani mengangguk setuju. Mereka berdua keluar dari rumah itu dengan langkah gontai.
Sementara Dimas dan Kezia sudah sampai di bandara. Mereka di bawa Kevin keriang tunggu VVIP untuk orang seperti mereka.
''Dek...''
''Abang mau apa? Mau minum?'' tanya Kezia pada Dimas.
Dimas tersenyum dan menggeleng. ''Nggak. Abang hanya mau bilang, lebih baik kamu harus pulang kerumah keluarga mu. Mereka saat ini pasti sedang menunggumu. Biarkan Abang pulang sendiri ke Bandung-,''
Ucap Dimas terhenti ketika Kezia memeluk erat tubuh tegap Dimas yang sedang terluka saat ini.
''Nggak akan. Sekali aku memilihmu. Maka aku tidak akan meninggalkan mu sampai kapanpun! Ingat itu! Apa perlu aku membuatmu seperti yang kau katakan tadi kepada keluargaku???''
''Sayang...''
''Sssssttt... udah. Aku tau siapa Abang. Biarkan mereka tenang dulu. Aku yakin, kalau mereka akan menyetujui pernikahan kita. Lihat saja nanti.'' Ucapnya sengaja untuk menenangkan Dimas yang semakin merasa bersalah karena dirinya.
''Tapi Dek..''
Cup.
Dimas membatu saat putik ranum itu mengecup keningnya untuk pertama kalinya. Dimas memegang tangan Kezia. Kezia tersenyum.
''Abang istirahat aja dulu. Nanti kalau udah mau berangkat adek bangunin. Tidurlah!'' ia menarik kepala Dimas untuk bersandar di bahunya.
Dimas menurut. Ia pun mencoba memejamkan kedua matanya. Kezia menghela nafasnya. ''Aku sangat ingin menikah dengan mu Bang Dimas. Tapi entah kenapa seakan Alam tidak merestui hubungan ini. Apakah aku harus melakukan hal yang sama untuk kedua kali nya agar aku bisa menikah denganmu?? Duduk berdua begini tidak baik untuk ku. Apalagi untukmu. Hah. Papa. Semoga Papa mengambil keputusan yang tepat untuk bisa menikahkan kita berdua.. amiin..''
''Amiin...'' lirih Dimas dengan mata terpejam di bahu Kezia.
*
*
*
Dirumah Papa Reza beliau sedang duduk bersama Kakek Ali dan nenek Kasmi yang saat ini sudah sepuh.
''Gimana ini Paman?? Kezia tetap ingin menikah dengan Dimas. Lelaki yang pernah menodai Zahra. Ia ingin Kezia menggantikan posisinya untuk menjadi istri seorang Dimas Anggara Baratayudha. Apa yang harus aku lakukan Paman??'' tanya Papa Reza pada Kakek Ali.
Kakek Ali tersenyum, ''Nikahkan lah mereka berdua jika memang itu keinginan almarhumah Zahra. Apa salahnya menikah karena wasiatnya?? Banyak loh yang seperti ini? Apa yang kamu takutkan? Atau Kamu lebih memilih Kezia juga melakukan hal yang sama seperti Zahra??''
Papa Reza menggeleng, ''Mereka sudah melakukan nya Paman..'' jawabnya sendu sambil menunduk.
Paman Ali tertawa. ''Maka kamu tunggu apa lagi? Tunggu perut itu membesar juga??''
''Entahlah. Aku bingung. Belum lagi Gilang dan Alisa tidak bisa di ajak kompromi. Mereka lusa akan berangkat ke Bandung untuk mempertemukan cucu ku dengan Papa Dimas yang katanya saat ini sedang dirawat dirumah sakit karena kecelakaan.''
''Pergilah. Nikahkan mereka berdua. Untuk sementara sembunyikan dulu pernikahan mereka berdua. Sampai Kezia benar-benar lulus dari sekolah kedokteran nya. Setelah selesai kita akan adakan resepsi pernikahan untuk mereka berdua. Bersiaplah. Ikutlah bersama Gilang dan Alisa. Kamu kan tau, jika Alisa dan Gilang sudah mengambil keputusan pastilah yang terbaik untuk semua orang. Mereka tidak akan salah dalam mengambil keputusan yang merugikan semua pihak. Kita sudah mengenal lama dengan mereka. Mereka tidak mungkin menipu mu apalagi membiarkan cucu mu pada orang yang salah.''
''Baiklah. Kami akan berangkat kesana besok. Dan kamu Kenan! Papa akan tau apa yang kamu sembunyikan dari Papa! Papa akan tau tentang kelakuan bejatmu 1x24 jam!''
Deg!
Deg!
Jantung Kenan berdetak tak karuan. Keanu hanya bisa diam. Ia pun sedang sibuk dengan dirinya sendiri. Ia sedang berusaha menaklukkan seorang gadis kecil yang juga sedang koas di rumah sakit tempat ia bekerja.
Gadis ini begitu mirip dengan Zahra. Wajahnya pun sama. Bahkan tutur katanya sama lembut sepertinya.
Keanu bingung dengan dirinya kenapa pula ia begitu ingin mengetahui latar belakang gadis itu. Sementara gadis itu begitu dingin dan datar kepada siapa pun.
Mengingat itu Keanu terkekeh. Semua itu tidak luput dari perhatian Papa Reza. ''Kalau kamu sudah punya calon, bawa ke hadapan Papa. Jangan jadikan bahan taruhan seperti dulu. Itu tidak baik. Wanita itu berharga! Kamu paham??''
Keanu terkejut. Ia reflek mengangguk cepat. Kakek Ali Terkekeh melihat tingkah Keanu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments