Di terima

Papa Rian tersenyum, ''Tak apa Za. Abang maklum kok. Semua itu memang sudah jalan takdir nya. Sekarang, yang harus kita pikirkan adalah hubungan anak-anak kita. Terutama Dimas dan Kezia. Bagaimana? Apa kalian menerima lamaran putraku ini untuk meminang Kezia menjadi istrinya? Seperti yang tertera di surat wasiat Mbak mu??''

Mama Rani dan Papa Reza tersenyum, ''Tentu. Kami menerima nya dengan senang hati. Selama ini kami selalu melarang Kezia untuk berdekatan dengan lelaki lain karena ini. Kami harus menuruti kemauan dari Almarhumah ibu yang mengatakan bahwa kami harus menjodohkan Zahra atau Kezia dengan putra Mbak Diana. Kami tidak bisa menjodohkan Zahra lantaran Zahra sudah kami jodohkan dengan Rayyan putra Gilang. Seperti janji bang Reza dan Gilang dulunya.'' Papa Reza tergelak saat mengatakan hal itu.

Papa Rian tersenyum saja. ''Dan ya, kami melarang Kezia agar ia bisa kami nikdhkdn dengan putra kamu Bang. Eh, tak taunya orang yang di inginkan Kezia adalah Dimas yang ternyata putra Mbak Diana. Sesuai dengan wasiat ibu dulu. Maaf.. kalau dulu kami sempat melarang Dimas. Kami pikir, dinas itu orang lain makanya kami menolak. Belum lagi dinas pun yang sudah membuat Zahra ternoda dulunya. Tapi tak apa. Kami sudah memaafkan kesalahannya. Dan ya, kami menerima lamaran Abang untuk Kezia. Untuk pernikahan, bagaimana baiknya sajalah.'' Ucap Mama Rani menerima lamaran dari Papa Rian

''Alhamdulillah kalau begitu. Ayo nak. Katakan yang sejujurnya apsa Kezia. Agar nanti ketika kamu pergi, Kezia tidak salah paham padamu.'' ucapnya, Dimas mengangguk.

Ia tersenyum melihat Kezia yang kini sedang menatapnya dnegn dalam. ''Sebelum nya Abang minta maaf, kalau tujuan Abang datang kesini membuatmu terkejut.Buakn maksud Abang ingin membohongimu. Tetapi inilah yang baru kami tau malam kemarin. Kami berdua tau saat Abang berencana ingin melamarnya. Tanpa di duga Papa mengatakan tentang surat ini.''

''Abang tidak akan bertanya lagi padamu. Karena bang tau apa Jawaban mu. Jawaban yang selama ini kamu inginkan!''

Blusssh..

Pipi Kezia merona. Ia malu pada Dimas. Kezia menundukkan kepalanya. Dimas terkekeh, ''Dengar sayang. Abang dalam waktu dekat ini akan berangkat ke Jakarta untuk mengurus rumah sakit warisan almarhumah Mama untuk Abang dan Raka. Putra kita. Untuk itu, Abang ingin mengikat mu dulu sebelum kita menikah nantinya. Abang ke Jakarta bukan main-main. Tetapi untuk mengurus lima rumah sakit keluarga kita. Untuk itu, Abang butuh waktu setahun untuk bisa menikah denganmu.''

Deg!

Kezia terkejut. Ia kembali menatap Diana yang kini sedang tersenyum lembut padanya. ''Setahun? Kok lama?'' Ucapnya membuat Papa Rian tertawa.

Dimas terkekeh saja. ''Bukankah waktu setahun itu tidak lama? Bukannya kuah kamu selsai kualih setahun lagi??''

Kezia tertegun. ''Benar juga ya? Aku kuliah kan setahun lagi? Ishh.. kok jadi pikun sih?''' batin Kezia kesal sendiri.

Setelah nya ia tersenyum malu pada Dimas. ''Oke, tak apa. Abang benar! Kuliahku memang tinggal setahun lagi. Tak apa. Adwk akan menunggu Abang disini.'' Jawabnya dengan senyum yang begitu manis.

Dinas bernafas lega. Ia sempat takut Kezia menolaknya. Bukan diamankan tidak tau seperti apa Kezia. Gadis kecil yang selama dua tahun ini selalu mengisi hari dan pikiran nya sejak pertama kali bertemu di kampus Kezia kuliah dan juga tempat Dimas mengajar sebagai dosen muda disana.

Banyak sekali yang mengejar Dimas secara terang-terangan. Tetapi Dimas menolaknya. Ia acuh tak acuh pada semua gadis itu.

Tetapi tidak dengan Kezia. Awal pertemuan nya xnwgn kwIa saja begitu berkesan. Bagaimana tidak. Saat itu Kezia yang sudah tekdt masuk ke kampus dan Dimas juga yang akan mengajar di kelas Kezia.

Mereka berdua berjalan tergesa hingga keduanya bertubrukan hingga jatuh ke lantai dengan tubuh Kezia menimpa Dimas.

Keduanya membeku seketika saat tatapan mata itu saling bertemu. Belum lagi jantung kedua nya berdetak tidak karuan.

Tetapi dasar Kezia, ia bangkit dan berdiri. Setelah nya ia mengomel sedikit pada Dimas membuat Dimas melongo melihat nya.

Kulit putih, hidung bangir dan juga bibir tipis yang begitu menggemaskan ketika ia berbicara. Dimas terkekeh kecil saat memikirkan tentang Kezia.

Yang tidak Dimas duga ialah bahwa Kezia adalah mahasiswa nya. Kezia pun sama terkejutnya. Ternyata pemuda yang tadi ia tubruk dan juga ia omeli ternyata dosennya.

Kezia begitu malu hingga sering kali Dimas menatapnya Kezia tidak berani melihat nya. Bahkan Kezia terkesan menghindar. Tetapi Dimas tetaplah Dimas.

Sekali ia menyukai gadis itu, maka ia akan terus mengejar nya. Hingga Kezia takluk padanya.

Tetapi saat Kezia pulang ke Medan dan Dimas juga, sempat terjadi percekcokan sedikit ketika Dimas mengatakan jika ia sudah pernah menodai Zahra yang ternyata Kakak kandung nya sendiri.

Sempat terjadi sedikit masalah. Tetapi setelah nya Kezia kembali seperti biasa. Karena ia mengingat pesan almarhumah Zahra yang mengatakan bahwa kalau Kezia menyukai Dimas apa adanya dan juga ingin menuruti keinginan sang Kakek tentang wasiat nya.

Dimas sempat terkejut Kaka mengetahui itu. Tetapi akhirnya ia senang. Senang karena ia bisa berjodoh dengan Kezia. Jika Zahra bersama Rayyan maka dirinya bersama Kezia.

Dan ya, malam ini semua itu terwujud. Tetapi pernikahan mereka tetap harus di tunda selama satu tahun lagi karena tugas Dimas yang sudah menunggu nya.

''Baiklah sudah di putuskan. Kalian berdua akan menikah saat Kezia lulus dari kuliah kedokteran nya. Dan saat itu kamu harus kembali ke Medan untuk menikah dengan calon istrimu Dimas. Kami menunggu mu. Kami harus pulang dan bernagkt ke Medan malam ini. Karena dia sedikit Maslah dnwhn Kenan. Abang Kezia. Ia pun akan segera menikah. Hah. Banyak anak, banyaknya menantu dan juga bakalan banyak cucu euuyy!'' celutuk Papa Reza membuat semua yang ada disana tertawa bersama.

Dimas terus saja menatap Kezia. Ia pun teringat dengan pemberian sang Mama. Dengan segera ia keluarkan.

''Ma, Pa.. Kezia. Ini sebagai bukti Saya mengikat Kezia untuk menjadi calon istri saya. Barang ini merupakan peninggalan Mam Diana yang ditujukan untuk istriku kelak. Saya mengikat Kezia dengan cincin wasiat ini sebagai pertanda jika Kezia adalah calon istri saya!''

Deg, deg, deg...

Jantung Kezia berdegup kencang Kala menatap wajah tampan yang sudah mencuri hatinya sejak pertama kali bertemu.

Mana Rani tersenyum, ''Ya, Mama menerimanya. Kesini kan nak jari manis mu. Akan segera Mama pakaikan!'' katanya Pada Kezia.

Kezia menurut. Ia memberikan hati manis kanannya untuk dipasangkan cincin pengikat tanda pertunangan Dimas untuknya.

Kezia tidak memberikan tangan kirinya. Karena di tangan kiri itu pun sudah berisi satu jauh cincin hadiah pemberian Dimas satu tahun yang lalu saat dirinya mendapat nilai terbaik ketika praktek bersama nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!