Bukti rekaman Wasiat Kak Zahra

''''Bukan salah kami berdua jika Zahra sampai meninggal dunia. Semua ini i sudah kehendak takdir. Aku yang terluka saja bisa menerima keadaan ini. Zahra sebagai korban pun begitu. Lantas, kenapa kalian seperti menyimpan dendam kepada si pelaku kejahatan? Apakah semua yang kami rasakan selama lebih kurang enam tahun ini belum cukup untuk menebus dosa kami?? Jika itu yang kalian inginkan, baik. Bunuh saja kami! Atau bekukan kami berdua dengan serum pembeku denyut jantung agar kalian merasa puas!''

Deg!

Deg!

''Bang .. udah.. udah..'' cegad Dimas saat Rayyan ingin bangkit menuju ruang khusus penyimpanan serum itu. Melihat Dimas sesegukan dengan menggeleng, membuat Rayyan mengurungkan niatnya.

Semua yang ada disana diam terpaku melihat Rayyan dan Dimas yang saling menguatkan dan mendukung. ''Kalian tau? Bahkan Zahra menginginkan agar Dimas juga ikut andil dalam mengurus anak mereka dengan cara Kezia yang harus menjadi Mami buat mereka berdua! Zahra pernah meminta itu padaku sebelum ia melahirkan dulu. Bukan begitu dek?'' tanya Rayyan pada Kezia.

Kezia mengangguk patuh. ''Ya... kakak memintaku untuk menjadi Mami untuk kedua anaknya dengan bang Dimas dengan cara...'' rasanya leher Kezia tercekat saat ingin mengucapkan permintaan terakhir Zahra padanya sebelum ia melahirkan enam tahun yang lalu.

''Katakan Dek, apa yang menjadi keinginan kakak. Jika itu baik, kami pasti akan menuruti wasiat terakhir nya,'' ucap Kenta yang kini sudah berada diantara Dimas dan Rayyan.

''Dek??'' panggil Keanu. Kezia tetap diam. Ia menggeleng dengan air mata terus bercucuran.

Tangan Kezia memegang erat tangan Rayyan dan Dimas diwaktu yang bersamaan. Kenan semakin gelisah saja dengan permintaan almarhum Zahra ini. Wasiat terakhir Almarhumah Zahra untuk mereka semua.

''Kezia...'' lirih Dimas. Mata itu terus menatap sang kekasih hati yang kini semakin tersedu sembari memegang kedua tangan orang yang bisa membuatnya tegar dan kuat hingga bisa bertahan selama ini.

''Dek?? Apa yang dikatakan Kakak mu? Apa wasiat terakhir nya? Katakan nak. Kami ingin mendengar nya,'' ucap Mama Rani sembari mendekati Kezia yang terus memegangi tangan Rayyan dan Dimas diwaktu yang bersamaan.

Melihat Kezia diam, Kenan berasumsi bahwa Rayyan lah yang akan menjadi suami adiknya. Ia tersenyum begitu lebar namun, itu hanya sesaat saja.

Senyum itu surut tatkala mendengar jawab Kezia yang membuat nya semakin tersulut emosi hingga rasanya ingin pecah di ubun-ubun.

''Katakan Key! jangan takut. Kami berdua bersama mu. Kami akan melindungi mu dari orang-orang yang tidak menginginkan kehadiran Dimas disini. Kita berjuang bersama demi memenuhi permintaan terakhir Zahra sesaat sebelum ia melahirkan! Katakan Dek!'' titah Rayyan sembari mengeratkan genggaman tangannya tangan kurus Rayyan dan Dimas.

Kezia tidak ingin menatap seluruh keluarga nya. Ia hanya ingin melihat Dimas saja. Saat ini Dimas tersenyum dan mengangguk padanya. ''Katakan. Sudah seharusnya mereka tau apa yang menjadi keinginan almarhumah Zahra, Kakakmu.'' Tutur Dimas Kezia dengan suara lembutnya hingga membuat Kenan merasa mual dengan ucapan Dimas itu.

Kezia memaksakan senyum dalam derai Air mata yang terus beruraian di pipi halusnya. "Adek tidak yakin kalau kalian akan menyetujui permintaan Kakak ini. Apalagi Bang Kenan. Karena adek tau, ia sangat tidak menyukai Bang Dimas.''

''Apa maksudmu?!'' tanya Kenan dengan suara yang sudah tidak bersahabat.

Kezia menatap datar padanya. ''Kakak menginginkan aku, Kezia Putri Ar Reza untuk menjadi Mama bagi kedua anaknya dengan cara menikahi bang Dimas. Sedang dirinya tetap akan mandi istri dari Bang Ray! Kami bertiga mendapat tugas yang sama dari Kakak, kalau kami harus menjaga dan mengurus kedua anaknya dengan bang Dimas dengan cara aku harus menikahi bang Dimas selaku papa kandungnya! Untuk bang Ray sendiri, itu pilihannya ingin menikah atau tidak. Yang jelas aku dan bang Dimas yang sudah dipilih dan di tugaskan untuk melanjutkan dan meneruskan apa yang seharusnya ia lakukan. Itulah wasiat terakhir nya!'' tegas Kezia menatap datar pada Kenan, Keanu, dan Kenta.

Ketiga saudara lelakinya itu begitu terkejut mendengar ucapan Kezia tentang wasiat terakhir Zahra. Ingin tidak percaya, itu tidak mungkin. Sorot mata Kezia sangat meyakinkan mereka semua.

Kenan maju mendekati Kezia dan segera menghempaskan tangan mereka berdua hingga Dimas pun ikut tertarik.

''Lepas!'' sentaknya. ''Aku tidak mengizinkan jika bang Dimas menikahi adikku! Cukup kakakku yang menjadi korban nya jangan lagi adik kecilku! Pa, Ma! Jangan diam saja! Bantu Abang!'' serunya pada Papa Reza dan Mama Rani.

Kezia terkekeh disela-sela tangisnya. Kenan berulang kali menyentak tangan mereka berdua agar terlepas. Tetap saja pegangan itu begitu kuat. Mereka berdua sama-sama saling mempertahankan satu sama lain.

Rayyan tersenyum tipis melihat itu. ''Lepas ku bilang!'' sentaknya lagi.

Kezia semakin terkekeh, ''Inilah akibatnya mengapa adek tidak mau mengatakan hal ini pada kalian semua. Karena adek tau, kalian semua pasti tidak akan mau dan tidak setuju kalau adek harus menikah dengan bang Dimas karena wasiat Kak Zahra. Kalian pasti menolaknya. Aku sudah menebaknya! Maka dari itu selama enam tahun ini aku sengaja berdiam diri dan sengaja memilih kuliah di Bandung untuk mencari keberadaan Bang Dimas melalui Bang Ray. Semua ini karena nya. Terimakasih Bang.'' Ucapnya tulus kepada Rayyan membuat Rayyan tersenyum lembut padanya.

''Apapun yang menjadi keinginan terakhir Zahra pasti akan Abang turuti. Abang pun mendapat mandat dari nya. Kalau kalian berdua harus segera di nikahkan. Setuju atau tidak, kalian tetap harus di nikahkan. Sebentar. Abang ambil sesuatu dulu. Atau sama kamu masih ada tersimpan??'' tanya Rayan pada Kezia.

Gadis kecil Papa Reza itu segera mengeluarkan ponselnya yang sedari dulu pernah diberikan Zahra padanya. Melihat itu seluruh keluarga tertegun.

''Ponsel?? Bukannya ponsel itu...''

''Ponsel ini milik Kak Zahra yang pernah kalian berikan disaat acara ulang tahun terakhir nya sebelum ia melahirkan. Ponsel inilah yang menjadi pegangan ku selama ini. Di ponsel ini semua rekaman suara kakak tersimpan rapi di dalamnya. Ponsel mahal yang kalian belikan dengan cara patungan ini sekarang sudah menjadi milikku. Dan karena ponsel inilah aku selalu terhubung dengan bang Ray dan bang Dimas. Dan saat aku kuliah di Bandung pun bang Dimas dan bang Ray lah yang mendaftarkan ku. Mereka berdua bergerak di belakang layar. Karena mereka lah yang selama ini telah membantuku. Bukan kalian bertiga, Bang Keanu, Kenan dan Kenta!''

Deg!

Deg!

Deg!

Dimas semakin erat memegang tangan Kezia yang saat ini berada di genggaman Kenan. Kenan melepas tangan itu dari tangan Kezia dan Dimas.

Kenan menggeleng sambil terkekeh sumbang. ''Nggak! Aku nggak percaya! Aku nggak percaya dengan omongan kalian saja. Bisa saja kan kalian menipu kami semua?! Cih! Sekali penipu tetap penipu! Aku tak akan percaya! Selagi bukti tidak terlihat maka aku tidak percaya dengan apapun yang kalian katakan! Sekali tidak tetap tidak! Titik!'' tegas Kenan dengan menatap dingin pada seluruh keluarga nya.

Kezia terkekeh. ''Setuju atau tidak, bukan Abang yang akan menikahkan ku! Tapi Papa lah yang akan menikah kan ku! Tanpa kamu pun pernikahan ini akan tetap terjadi. Aku akan memenuhi wasiat terakhir dari almarhumah kak Zahra. Aku saja setuju kenapa pula Abang tidak setuju?!''

Deg!

''Kezia!!''

''Saya!!!''

💕💕💕💕

Kalau ada yang masih bingung dengan cerita othor ini, mampir dulu ye di Mama dan Papa nya Kezia, Dan juga Kakaknya Kezia.

Janda Kembang ( Mama dan Papa nya )

Janda kembang Season 2 , Ternoda ( Disini sudah ada kisah Kezia walau sedikit.)

So.. kalau masih ada yang bingung, mampir aja dulu kesana ye?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!