Bang Rayyan bingung dengan perasaannya

''Abang benar. Tapi sebelum itu, Abang harus memastikan dulu hati Abang itu terpaut pada siapa? Iyakan Bang??'' kata Kezia pada Dimas.

Dimas mengangguk setuju. ''Betul sekali! Sebelum Abang menentukan pilihan, tentukan dulu hati Abang itu menginginkan siapa? Zahra yang sudah tiada? Atau Cinta yang saat ini ada di depan mu?''

Rayyan menghela nafasnya. ''Abang masih bingung dengan perasaan ini. Tidak tau harus berbuat apa. Abang masih sama seperti dulu. Masih tetap setia pada satu orang wanita yaitu Zahrani Putri Alamsyah. Tidak ada yang lain. Walaupun dirinya sudah tiada beberapa tahun yang lalu. Namun, kenangan itu masih berbekas di hati dan pikiran ini. Sulit untuk di jelaskan seperti apa. Kalaupun ada wanita lain.. itu belum bisa menembus pertahanan Abang selama ini. Hanya Cinta. Cinta itu entah mengapa terlihat sangat mirip dengan Zahra. Ah, tapi mana mungkin. Mana mungkin yang sudah tiada bisa kembali lagi?? Lagipula, Cinta itu memang sedari dulu sudah mirip dengan Zahra.''

''Kalian kan tau, kalau di dunia ini ada tujuh orang yang mirip? Salah satunya ya Cinta sama Zahra ini. Abang tidak bisa berpaling pada lain hati. Zahra tetap yang utama. Jika memang Zahra sudah tiada, maka selamanya Abang akan seperti ini. Zahra tidak akan pernah tergantikan.'' Ucap Rayyan dengan mata menatap jauh keluar jendela rumah sakit.

Cinta yang bertugas disana pun sudah tidak ada lagi. Kezia dan Dimas saling pandang dan tersenyum. ''Abang begitu mencintai almarhumah Kakak ku. Terimakasih Bang.. adek yakin cinta Abang dan Kak Zahra pastilah akan dipersatukan kembali. Adek yakin, pasti akan lahir ke dunia ini Kakak ku yang baru dalam wujud wanita lain. Seperti katanya dulu. Kalau kak Zahra akan kembali lagi dan meneruskan cinta kalian yang tertunda. Ia akan lahir dalam wujud yang baru. Abang masih ingatkan?''

Deg!

Rayyan terkejut kemudian tertawa. ''Mana ada yang seperti itu Dek. Nggak ada di dunia ini yang seperti itu. Emang kita hidup di zaman kerajaan apa? Hingga ada istilah REINKARNASI begitu? Ah, kamu ini ada-ada saja. Abang tidak percaya yang begituan! Kalau katanya mirip, itu memang benar. Kita itu mirip tujuh orang, Dek. Pasti ada yang sama dan mirip. Tapi kalau yang sudah tiada terlahir kembali, Abang tidak percaya! Hahaha.. kamu ngacok ah! Jangan memberikan harapan palsu sama Abang, Dek! Cukup Abang sendiri yang mengalami hal seperti ini. Sudah cukup hati ini terpaut padanya tak akan ada yang lain lagi. Cukup satu orang, kalaupun ada yang seperti itu. Itu hanya kebetulan belaka!''

Deg!

Deg!

Seseorang diluar sana terpaku mendengar ucapan Rayyan. Ia yang tadinya ingin menemui nya malah di kejutkan dengan ucapan Rayyan yang tidak percaya dengan yang namanya REINKARNASI.

Gadis cantik selembut sutra wajah nan mirip Zahra itu terdiam terpaku di depan pintu karena mendengar ucapan Abang sepupunya ini. Ia menatap nanar pada Rayyan.

''Haruskah aku mengatakan nya sekarang padamu? Kenapa kamu tidak percaya kalau aku sudah hadir kembali ke dunia ini dalam wujud yang baru?? Tidak kah kamu merasakan nya Kak? Aku terharu karena kamu masih memegang teguh cinta kita berdua. Sesuai dengan janjimu dulu. Tapi kenapa sulit sekali bagimu untuk percaya bahwa apa yang Kezia katakan itu benar adanya??'' Batinnya.

''Loh, Cinta??''

Deg!

Rayan terkejut. Ia langsung menoleh ke belakang dimana Cinta sedang menyapanya dengan nanar.

Deg, deg, deg..

Jantung keduanya berdetak lebih kencang saat tatapan mata itu terpaut satu sama lainnya. ''Nak??'' ulang Mami Alisa lagi

''Eh, iya Mi. Maaf.. hehe.. Kakak hanya sedang melamun saja.'' Kilah Cinta, mata itu masih menatap nanar pada Rayyan.

Rayyan pun demikian. Kezia dan Dimas saling sikut. Keduanya terkikik geli. Rayyan sadar saat Dimas menyikut perutnya hingga sang empu terjingkat kaget.

''Astaghfirullah! Eh, apa??'' tanya Rayyan pada Dimas

Dimas terkekeh, ''Abang kenapa?? Tuh, Cinta datang tuh!'' tunjuknya pada Cinta yang saat ini sedang memeriksa keadaan Papa Rian.

Rayyan memutar bola matanya. ''Ya biarin lah Cinta datang. Kan Cinta dokter yang merawat Papa Rian??'' kata Rayyan pada Dimas.

Dimas terkikik geli kala melihat wajah kesal Rayyan padanya. Cinta melihat nya sekilas, setelahnya ia kembali memeriksakan Papa Rian yang saat ini perban di kepala dan tangan kirinya harus di ganti lagi. Agar luka nya cepat mengering.

Tangan Cinta dengan cepat membuka perban dan membelitkannya kembali perban dengan yang baru. Setelah selesai Cinta tersenyum pada Papa Rian.

''Terimakasih Nak,'' ucapnya pada Cinta

Cinta tersenyum, ''Sama-sama Papa!''

Deg!

Rayyan terkejut. Dimas terkekeh. ''Sssttt.. Abang kenapa?? Kok yang kayak kaget gitu dengar Cinta manggil Papa dengan sebutan Papa??'' bisik Dimas di telinga Rayyan.

Rayyan menoleh, ''Sejak Kapan??''

''Apanya?'' balas Dimas.

''Sebutan Papa untuk Papa kita?''

''Hoo.. sejak Papa masuk kerumah sakit ini sebulan yang lalu. Saat itu Cinta lah yang bertugas di bagian IGD. Tidak sengaja bertemu dengan nya. Cinta yang selama ini merawat Papa. Aku aja baru tau tadi saat dia menabrak Abang?''

Rayyan menghela nafasnya.

''Baiklah, karena luka Pada sudah mengering dan juga lengan kiri Papa sudah membaik, besok Papa boleh pulang. Untuk hari ini Papa disini saja dulu. Satu malam lagi, ya?'' kata Cinta pada Papa Rian.

Papa Rian tersenyum lembut padanya. ''Terimakasih nak. Entah kenapa setiap kali melihat mu Papa merasakan kehadiran Zahra disini?''

Deg!

Deg!

Wajah Cinta mendadak berubah. Ia menoleh langsung pada Rayyan. Begitu pun dengan Rayyan. Dimas terkejut. ''Eh, Papa kok ngomongnya gitu sih? Jangan ngomongin orang yang sudah tiada ah!'' ucap Dimas sengaja mengalihkan karena melihat wajah Cinta mendadak dingin.

''Beneran Nak. Papa tidak bohong. Selama beberapa tahun Papa tinggal di Medan, Papa sangat mengenal Zahra. Papa bisa merasakan kehadiran nya disini. Apa Papa salah??''

Cinta yang sedang menatap datar pada Rayyan kini tersenyum lembut pada Papa Rian. ''Papa boleh kok menganggap Cinta ini Kak Zahra? Apa salahnya kalau Papa menganggap ku seperti itu? Jika memang dengan mengingat Kak Zahra membuat Papa bahagia, silahkan! Aku tidak apa-apa kok. Malahan aku senang kalau Kalian semua menganggap ku Kak Zahrani! Istri dari bang Rayyan! Siapa yang tidak mau dianggap seperti itu?? Mana tau dengan seperti ini aku bisa kecantol di hati bang Rayyan?''

Deg, deg, deg...

Jantung Rayyan bertalu-talu kala mendengar ucapan Cinta kepada semua orang. Cinta menatap nanar padanya. Senyum itu terukir Kala berhadapan dengan mereka yang tidak bisa menebak apa isi hatinya saat ini.

Apakah kamu masih belum bisa mengenali diriku Kak??

Cinta bergumam sendiri sementara kezia memperhatikan seperti apa kelakuannya terhadap abang iparnya. Suami almarhum Zahrani yang kini sudah tiada dan pergi meninggalkan mereka semua.

Mengingat itu Kezia menitikkan air matanya. Masih teringat olehnya enam tahun yang lalu dimana wasiat itu ia katakan kepada nya. Hingga terjadilah seperti sekarang ini.

Kezia hanya bisa pasrah dengan takdirnya. Kalupun Papa Reza tidak merestui pernikahan mereka maka ia tetap akan menikah dengan Dimas.

Lelaki yang dulunya pernah menodai Zahra dan mengahasilkan sepasang anak kembar yang begitu mirip dengannya.

Jangan bingung. Othor sengaja selipin sedikit kisah Pak Duka agar kalian yang baca nggak bingung. Okey?? 😳

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!