BAB 15. Cinta semu

Hari ini adalah pemakaman Kamelia. Aku, Vera, dan Genta sengaja absen kuliah untuk menghadiri pemakamannya.

Tidak pernah kusangka kalau hari itu adalah hari pertama dan terakhir Aku berjumpa dengan - nya.

Dia gadis yang baik. Aku jadi menyalahkan Didi yang begitu saja membatalkan pertunangan mereka. Aku juga menyalahkan diriku karna ada di antara mereka. Walaupun Aku sudah mencoba menghindarinya dengan menjalin hubungan dengan Arman. Orang yang sesungguhnya tidak pernah ada di hatiku.

Proses pemakaman berlangsung khidmat. Semua yang hadir tampak berduka. Tidak terkecuali Didi dan Arman.

Tapi, tunggu dulu! Inaya? Mengapa gadis ini ada di sini? Dia tersenyum lebar padaku. Aku jadi bergidik. Di antara semua yang hadir hanya Inaya yang tidak memperlihatkan rasa duka sedikit pun juga.

" Siapa gadis itu? Wajahnya kacau banget. " tanya Genta pada Vera

" Kacau bagaimana? " Vera balik bertanya.

" Wajahnya itu mengundang perdebatan " jawab Genta.

" Jangan bercanda, Gen. Dimana rasa empati Lo? " kata Vera memperingatkan Genta.

Genta kembali diam.

Acara pemakaman sudah selesai. Orang - orang sudah pulang kecuali Ibu Kamelia, Aku, Vera, dan Genta.

Ibu Kamelia menghampiri Kami. Dengan suara yang parau Dia bercerita tentang Putrinya. Kami mendengarkan.

" Padahal Ibu sudah sering berkata padanya bahwa Didi tidak baik untuknya. Tapi Dia di butakan oleh Cinta. Dan sekarang Cinta itu yang membunuhnya " kata Ibu Kamelia dengan nada yang sedih.

Kemudian Dia menatapku.

" Siapa namamu, Nak? " tanyanya.

" Phia, Bu " jawabku.

Ibu Kamelia terdiam. Mungkinkah Dia tahu bahwa Aku adalah orang terakhir yang di temui anaknya?

" Ayo kita pulang, Nak" kata Ibu Kamelia kemudian.

Kami pun meninggalkan pemakaman.

Sesampainya di rumah, ternyata dua detektif Polisi yang datang malam itu sudah menunggu Kami.

Aku mempersilahkan Mereka masuk.

" Ada apa, Pak ? " tanyaku begitu Kami semua sudah duduk.

" Kami masih menyelidiki kematian Kamelia. " kata Detektif Polisi itu.

" Apa ada perkembangan? " tanyaku.

" Kami baru saja ingin menutup kasus ini sebagai kecelakaan. Tapi tim cyber baru saja menemukan sesuatu. " katanya.

" Mau lihat? " tanya detektif itu lagi.

Aku, Vera, dan Genta serempak mengangguk.

Detektif itu meletakkan sebuah Tablet di meja. Dia memperlihatkan sebuah video. Kami bertiga kaget melihat video itu. Tampak Arman dan Kamelia sedang berduaan dan bermesraan.

" Ada yang mengunggahnya ke sosmed. " kata detektif itu.

" Siapa, Pak? " tanya Genta.

" Seseorang yang bernama Yani4 " jawab detektif itu.

" Namun ada yang menarik karna alamat IP nya berasal dari sini. " kata detektif itu lagi.

" Koq bisa sih, Pak? " tanya Vera.

" Selain kalian, siapa lagi yang menggunakan Wifi Kalian di hari kajadian? " tanya detektif.

" Tidak ada lagi, Pak " jawab Vera.

" Orang yang mengunggah video itu bernama Yani4. " gumanku dalam hati. Sepertinya Aku tahu siapa Dia.

" Baiklah, Kami pergi dulu." kata detektif Polisi itu.

" Tunggu, Pak. Apakah jika kita tahu siapa yang mengunggah video itu, maka penjahatnya akan tertangkap" tanyaku.

" Mungkin saja. Kenapa Kamu bertanya? " tanya detektif itu dengan nada menyelidik.

" Yani4. Sepertinya Aku tahu siapa dia " kataku.

Vera dam Genta kaget.

Kedua Polisi itu kembali duduk.

" Siapa? " tanyanya.

" Inaya. Dia adalah perawat yang juga bekerja di klinik " kataku.

" Jangan - jangan gadis yang tadi di pemakaman" ujar Genta.

" Hih, Dia aneh! Aku sampai bergidik melihatnya " Kata Genta.

" Baiklah. Kami akan menyelidikinya. Jika ada informasi lagi hubungi Kami " kata Bapak itu.

Kami mengangguk.

Sepeninggalan Kedua Polisi itu, Aku segera menelpon Arman. Aku ingin menanyakan apa yang terjadi antara Dia dan Kamelia. Tapi nomornya tidak aktif.

" Pasti Dia sengaja menonaktifkan ponselnya. " kata Genta

Aku sependapat.

" Ngomong - ngomong kenapa kamu curiga pada Inaya? " tanya Vera.

" Entahlah. Aku rasa Dia sangat aneh " kataku.

" Oh ya. Siapa nama lengkap Didi? " tanyaku kemudian.

" Riyadi " jawab Genta.

Aku mengangguk - angguk tanda mengerti.

Genta dan Vera menatapku heran.

" Jadi benar Inaya yang melakukannya? " tanya Vera penasaran.

Aku tidak menjawab. Aku hanya sibuk mencari nomor ponsel Didi kemudian menelponnya.

Tersambung.

" Halo, Phi. Ada apa? " Didi menjawab telponnya.

" Apa benar Inaya adalah saudara sepupumu? " tanyaku.

" Bukan. " jawab Didi

" Tapi Dia bilang bahwa Kamu adalah sepupunya " kataku.

" Bukan. Ada apa menanyakan Dia, Phi? " tanya Didi.

" Karna Inaya yang mengunggah video Kamelia ke medsos " kataku.

" Apa?! " kata Didi kaget.

Dia mematikan telponnya.

" Didi mematikan telponnya " kataku.

" Jadi benar Inaya adalah sepupunya? " tanya Genta.

" Bukan " jawabku.

" Lalu siapa Inaya itu? " tanya Vera seperti pada dirinya sendiri.

Kring...

Didi menelpon.

" Halo. Koq di matikan? " tanyaku

" Inaya yang memperlihatkan padaku video Kamelia dan Arman " kata Didi.

" Itu mengapa Kamu membatalkan pertunangan kalian? " tanyaku.

" Iya. " Jawabnya singkat.

" Apa kamu menjelaskan pada Kamelia kenapa kamu berubah pikiran? " tanyaku.

" Seingatku tidak. " kata Didi.

" Berarti Kamelia tidak sadar bahwa perbuatannya sama Arman ada yang merekamnya. Atau bahkan Dia juga tidak sadar bermesraan dengan Arman " pikirku dalam hati.

" Phi, apa mungkin Kamelia tidak bersalah? " tanya Didi.

" Aku tidak tahu. Sebaiknya Kamu menanyakannya pada Inaya " kataku memberinya saran.

Didi menutup telponnya.

Aku, Vera, dan Genta terdiam cukup lama. Aku merasa iba pada Kamelia.

" Phi, udah siang. Kamu nggak kerja? " tanya Vera.

" Aku udah ijin, Ver " jawabku.

" Ya, udah gadis - gadis. Aku pulang dulu. " kata Genta pamit.

" Oke. Hati-hati di jalan, Gen! " ucap Vera seraya masuk ke kamarnya.

Setelah mengunci pintu, Aku juga masuk ke kamarku.

Aku memikirkan apa yang di katakan oleh Didi. Inaya bukan sepupunya.

Tiba - tiba ponselku berdering. Dari nomor tak di kenal.

Aku menerimanya.

" Halo, Phia " kata orang di telpon.

" Siapa ini? " tanyaku.

" Inaya " jawabnya.

" Ada apa? " tanyaku sedikit ragu.

" Kamu terkejut, Phi? Aku ingin memberitahumu sesuatu. " kata Inaya.

" Tentang apa? " tanyaku lagi.

" Oh, Phia. Jangan pura - pura! " kata Inaya lagi.

" To the point aja Inaya. Aku tahu kamu merekam dan mengunggah video mesra Kamelia dan Arman? " kataku.

" Aku hanya mengunggah. Tapi bukan Aku yang merekam. Tadi kamu ngomong apa? Video mesra? Hahahahah.. " kata Inaya sambil tertawa.

Gadis ini memang aneh.

" Arman yang merekam Video itu. Semua ini rencana Dia. " kata Inaya.

Aku terdiam. Pantas saja Arman beberapa hari ini tidak menghubungiku.

" Kalau Kamu tidak percaya, tanyakan saja padanya. " kata Inaya lagi.

" Kenapa Inaya? Apa alasanmu melakukan itu? " tanyaku.

" Cinta Phi. Aku suka pada Didi dari kecil. Kami sangat dekat sampai SMU. Kemudian Kamelia datang dan Didi mulai menghindariku " ucap Inaya.

" Lalu apa kisah tentang Arman? " tanyaku.

" Sama Phi. Dari dulu Arman suka sama Kamelia. Tapi Kamelia tidak menyukainya. Kamelia bahkan membuang ludah saat Arman berkata suka padanya " jelas Inaya.

" Jadi kalian berdua berkomplot melakukan ini? " tanyaku.

" Tentu saja. Dan Kamu hanya pemeran pembantu dalam kisah ini " ucap Inaya.

Aku menutup telpon.

Aku menertawai diriku sendiri. Aku ingin menghindari rasa sakit tapi ternyata Aku terjebak dalam cinta orang lain yang rumit.

Ku ambil gitarku dan memainkan lagu yang secara spontan ada di benakku.

Di atas pedih ini

Aku sendiri

selalu sendiri..

Aku selalu teringat Jhon Aria di saat - saat seperti ini.

Aku ingin menelponnya tapi entah mengapa Aku ragu. Mungkin Aku takut menerima kenyataan bahwa segalanya telah berbeda.

Aku merebahkan tubuhku dan menatap langit - langit kamar.

Tiba - tiba Vera masuk.

" Inaya dan Arman di bekuk oleh Polisi " kata Vera.

Aku mengangguk.

" Kamu sudah tahu? Apa Genta yang menelponmu? " tanya Vera.

" Bukan. Tapi Inaya " kataku.

" Apa yang terjadi, Phi? Sepertinya Kamu sedih? " tanya Vera.

" Nggak koq. Aku hanya merasa bodoh " kataku.

" Cerita dong! " pinta Vera.

" Kita kurang satu " kataku lagi.

Vera tersenyum.

" Oke." kata Vera seraya kembali ke kamarnya.

Aku kembali sibuk dengan pikiranku.

Setelah ini, kisah cinta jenis apa lagi yang akan ku temui.

Katanya Love is blind. Tapi nyatanya orang yang mengalami jatuh cintalah yang buta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!