BAB 5. JHON ARIA

Sudah seminggu sejak aku di anggap jadian sama Piank. Dan selama itu Piank rajin menjemput dan mengantarku pulang sekolah. Berbeda dengan anak SMU yang baru jadian dengan pacarnya pasti akan mengalami fase berbunga - bunga. Tapi Aku justru di landa bimbang dan resah. Aku masih penasaran siapa gadis yang di jadikan taruhan oleh Piank dan cowok yang kutemui di depan kantin waktu itu. Apakah Aku gadis yang di maksud mereka? " Uh!!! Mana mungkin. Memangnya Aku se istimewa itu." rutukku dalam hati.

" Phia! Someone looking for you! " teriak Sari sambil mengetuk pintu. Teriakan Sari membuyarkan lamunanku. Bergegas kubuka pintu kamarku.

" Siapa? " tanyaku penasaran.

" Sejak kapan kamu kenal Jhon? " tanya Sari menyebutkan satu nama yang baru kudengar.

" Jhon Constantine? " jawabku bercanda. Dugaanku Sari berniat menjahili Aku lagi. Seperti waktu itu, dengan muka serius dia bilang ada cowok ganteng mirip Ariel Noah yang mencariku di depan kos. Aku buru - buru keluar ternyata bukan Cowok ganteng yang kutemui. Tapi Si Play Boy kampungan anak Bu Bidan. Sari menarik tanganku ke ruangan yang biasa di pakai bersantai anak - anak kos saat lagi libur atau kapan saja mereka mau. Di sana Kulihat seorang Cowok yang pernah kutemui sebelumnya di kantin sekolah sedang duduk di kursi bersama Nova si gadis tomboy anak SMU 1 juga.

" Nih, orang yang mencarimu. Aku nggak bohong kan? Kata Sari sambil duduk di dekat Nova. Cowok itu melihat kearahku.

" Nggak mau duduk? " tanyanya sambil menggeser tubuhnya agar Aku duduk di dekatnya.

" Nggak. Aku lebih suka berdiri " Candaku sambil duduk di sampingnya.

Kami berempat asyik bercerita tentang apa saja. Seolah - olah kami berempat adalah 4 sekawan yang sudah kenal dari Balita.

" Ternyata kamu gadis yang lucu " Kata Jhon sambil tersenyum.

" Dan juga Cantik " tambahnya lagi. Kurasakan Wajahku memerah.

" Wajahmu memang suka memerah ya kalau lagi malu? " tambah Jhon lagi.

" Nov, Aku boleh nggak cium lo? " kata Sari tiba - tiba.

" Enak aja! Aku tomboy tapi masih suka cowok . " kata Nova seraya menjauhkan wajahnya.

" Cowok apa? " tanya Sari

" Cowok feminim " jawab Nova. Kami ber empat tertawa.

" Lagian kamu ya Jhon, gombalin pacar orang " Kata Sari. Jhon tersenyum dan melihat kearahku.

" Selama janur kuning belum melengkung di depan pintu masuk kos - kosan dia masih gadis yang bebas " kata Jhon tanpa mengalihkan pandangannya dari wajahku. Kami bertatapan. Kemudian dengan cepat kubuang pandanganku ke arah lain. Suasana jadi agak sedikit aneh.

" Udah hampir maghrib. Aku mau mandi " kata Nova sambil berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Di susul Sari.

" Trus Aku gimana? " tanyaku pada Sari.

" Terserah kamu. Kalau masih mau ngobrol, nggak apa - apa. Tapi kalau nggak, usir aja Jhon pulang " kata Sari tanpa menghentikan langkahnya.

" Aku nggak akan memakanmu. Santai aja. Nggak perlu takut. " kata Jhon kepadaku sambil meraih remote TV yang ada di meja.

"Twilight saga. Kamu pernah nonton nggak film ini " tanyanya sambil melihat ke arah TV.

" Pernah " Jawabku

Kami berdua akhirnya hanya terdiam. Menonton film kisah cinta Edward Cullen. Tiba - tiba Aku teringat Piank. Tatapannya sama dengan Edward Cullen saat melihat Bella. Seketika perasaanku jadi suram.

" Phia! " Aku kaget. Riani tiba - tiba muncul bersama Piank.

" Kalian berduaan aja? " tanya Riani penuh selidik. Aku merasa gugup mendengar pertanyaan Riani. Sedang Piank memilih duduk di kursi yang di tempati Nova tadi.

" Nggak. Tadi berempat sama yang lain " Kata Jhon seolah - olah dia tahu kegugupan ku.

" Film apa nih? Twilight? " ujar Riani seolah bertanya pada dirinya sendiri. Aku melirik Piank yang sedang melihat kearah TV.

" Wah, pada ngumpul nih " kata Sari tiba - tiba muncul bersama Nova.

" Pada janjian mau sholat maghrib berjama'ah? " sambung Nova.

Semua hanya tersenyum mendengar pertanyaan Nova.

Tidak berapa lama kemudian Jhon bangkit dari duduknya. Begitu juga Piank. Menyusul Riani.

" Kami pulang dulu ya " kata Riani.

" Baru juga datang udah mau pulang. Nggak sekalian makan malam di sini? " seloroh Sari.

" Pulang dulu ya gadis - gadis " kata Jhon pamit. Sedang Piank hanya mengangguk tersenyum pada Sari dan Nova. Aku ikut berdiri. Berniat mengantar Riani sampai di depan kos. Jhon pergi lebih dulu. Dan Piank memberiku isyarat agar mendekat kepadanya. Riani menyikut ku. Aku pun mendekati Piank.

" Apa yang kalian bahas? " tanya Piank saat Aku sudah ada di dekatnya.

" Apa? " jawabku tidak mengerti.

" Tolong jangan berduaan lagi dengan Jhon. Aku tidak suka." Ucap Piank sambil menatapku lekat. Aku seperti terhipnotis dengan tatapan Piank. Aku mengangguk.

" Ani. Yuk! " Panggil Piank mengajak Riani pulang.

" Bye .. Phia! " kata Riani sambil melambaikan tangannya. Aku berdiri mematung sambil menatap kepergian Riani dan Piank.

" Hai.. Phia" Aku tersentak kaget. Kulihat si Play Boy Cap Kodok sedang berjalan ke arahku.

" Hai. Aku masuk dulu ya. Mau mandi. Udah kesorean " Kataku seraya bergegas masuk ke dalam kos. Di pintu kos kulihat Sari dan Nova tertawa melihat reaksiku seperti orang yang sedang menghindari bahaya. Dan kami bertiga pun tertawa sambil berjalan kearah kamar masing - masing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!