Seminggu telah berlalu, dan selama seminggu itu baik Agus maupun iqlima tak saling memberi kabar.
* Begitu tak berartinya lagi aku di hatimu A, sampai kamu tega mengabaikan aku, jangankan melihat keadaanku, untuk menelpon pun tak kau lakukan * malam itu Ima bicara sendiri ketika akan tidur.
Hari ini tepat 40 hari meninggal nya bapak.
ima dan kakak kakak nya sudah mempersiapkan semuanya dari jauh hari. semua saudara baik dari pihak bapak maupun ibu sudah berkumpul, yg lelaki lagi bergotong royong men jahul ( memasang batu nisan dari tembok/ keramik) makam sedang yang perempuan menyiapkan makanan.
sedangkan malamnya akan di adakan pengajian yg mengundang kerabat dan tetangga juga dari majlis taklim.
Sejak siang aku sudah mode pasrah, ketika semua sodara menanyakan keberadaan suami dan anak-anakku. yang bahkan sampai sore belum kelihatan batang hidung nya. Hingga 10 menit acara akan di mulai mereka datang. " hups!! " aku bernapas lega, setidaknya kedatangan mereka cukup membuat ku terselamatkan dari rasa malu kepada keluarga bapak dan ibu yang jauh jauh telah datang.
Setelah acara selesai kami makan bersama di lanjutkan dengan memberikan sedikit makanan kepada mereka yang sudah datang ikut pengajian. " *Alhamdulillah akhirnya selesai juga *. ucap syukur ku.
" Dek, kenapa gak datang dari siang tadi??", aku bertanya pada Rena ketika semua tamu sudah pada pulang.
" Lama nunggu ayah mah, ayah pulangnya sampai sore ", Reina menjawab sambil menggelendot manja.
" Re kangen mama ya??, " aku tersenyum sambil menjawil pipinya " nginep ya!! ", pintaku, dia hanya mengangguk.
" Oke sekarang makan yang banyak ya, nanti bobok sama mama ", aku bangkit membereskan semua bekas makan tamu.
Dan akhirnya malam itu kami tidur di rumah yang sekarang aku tempati.
Esok nya pagi-pagi sekali A Agus sudah bersiap untuk pulang.
" Mauu kemana A, ini kan hari minggu?? ", tanya ku sambil naruh kopi di meja, " bukannya libur ya ".
" Biasa, temanku ngajak mancing ", menjawab kalem sambil ngambil gelas kopi.
" Mancing apa mancing ", sindirku sambil mencebik lalu pergi ke dapur.
" Apa sih " tersenyum gak jelas banget, sambil ngikutin dari belakang. " jangan khawatir nanti ikan nya aku bawa kesini. "
" Siapa juga yang bilang mau ikan ", gerutu ku.
" Oh, gak mau ya, terus mau nya apa?? ", godanya sambil tersenyum lagi, bikin merinding.
" Mau ngapaan ih, minggir aku mau nyuci. " aku menepis kan tangannya dan cepat menghindarinya, sambil bergidik ngeri.
Aku bangunkan Raka dan Reina, setelah mandi kami sarapan bersama.
" Ayah pulang sekarang, kalian terserah kalo masih betah ", Agus bangkit lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan memberikannya padaku.
" Aku akan terus di sini, kalo kalian ikut pun dah syukur, gak juga gak papa, terserah ", kataku.
Agus terdiam beberapa saat, " jangan nyesel kalo aku bawa istri baru." lanjutnya sambil nyengir iklan pasta gigi.
" Ayo kaka, adek kita pulang sekarang!!"
" Adek mau sama mama " Reina mulai terisak.
" Ikut ayah pulang atau ayah gak akan membiayai sekolah mu lagi!! " tegasnya. sambil menatap tajam Reina.
" Adek biar nanti pulang sama kaka aja, tapi agak siangan. " Raka menjawab ayah nya dan menatap ayah dengan memohon.
Aku hanya diam tanpa menyela apa yang di obrolan Raka dan ayah nya. sampai akhirnya Agus pergi.
Setelah kepergian Agus aku membujuk Reina agar ikut pulang dengan Raka, dengan memberi pengertian akhirnya dia mau pulang asal nanti siang, dan setiap malam minggu ia mau di anterin nginep disini. aku dan Raka mengangguk setuju.
Sore hari nya mereka pulang dengan berat hati aku melepaskan kedua anakku pergi.
apalagi Reina selalu menangis.
" Kalian hati hati di jalan ya!! " aku memeluk mereka sambil menangis tak lupa uang yang tadi di kasih ayahnya aku berikan pada mereka. meski Raka menolak katanya itu untuk bekal mama, tapi aku keukeuh memberikannya, dengan alasan mama masih punya bekal, Raka mau menerima uang tersebut tapi bagi dua sama mama kata nya, akhirnya aku meng iya kannya.
...************...
" Sudah pulang gus, anak istrimu mana?? " bu Asih masuk ke rumah ketika melihat Agus anaknya datang.
" Iya, mereka agak siangan pulangnya, kalo mama nya gak tahu. " jawab Agus sambil mempersiapkan alat pancing.
"Loh koq bisa gitu, bukannya urusan bapak nya sudah beres?? ", lanjutnya heran.
" Gak tahu lah, masih betah mungkin." jawab Agus cuek.
" Terus kamu mau kemana, mancing lagi..?? "
bu Asih mulai sewot, " pantesan istrimu gak mau pulang, kamu tuh gak mikir, tiap hari kerja pulangnya malem terus, malah kadang gak pulang, giliran libur kerja malah pergi mancing, sekalian aja kawin sama ikan..dan .. bla.. bla... ".
bu Asih terus nyerocos gak ada rem nya, sampai...
brem..
brem..
bremm..
Agus nge GAS motornya lalu pergi.
" Dasar kamu tuh, gak ada sopan sopannya, orang tua lagi ngomong juga malah ngeloyor pergi.. " umpat nya sambil melempar sandalnya ke arah Agus yang sudah menjauh.
...----------------...
DASAR SI AGUS BOROKOKOK 😠
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹 biar tambah semangat lagi nulisnya 😍🌹
2023-09-04
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
sumpahin aj Agus nya jadi nila Bu 🤭😂😂🏃🏃🏃
2023-01-12
2