Sikap Agus

Waktu terus berjalan hingga 3 bulan berlalu.namun kesehatan Iqlima masih tetap sama belum ada perubahan, sehingga jangankan untuk melakukan aktivitas seperti biasa untuk ke kamar mandi pun harus menunggu ada orang yg bisa menuntunnya.

"Aku pingin chek up lagi, biar ni badan rada enakan. " kata ima pada Agus.

" Ya tunggu aku dapat duit, kan kamu tau sendiri, sekali kontrol ngabisin duit banyak. " Agus menanggapinya sambil ngeloyor pergi.

"Aku masih punya tabungan, A," Ima berteriak

sebab Agus sudah jauh.

tapi Agus tak menanggapinya.

*Ya Allah.. .. kenapa nasibku seperti ini! * Iqlima hanya bisa menangis sendiri.

Pagi hari.

*Aku tuh capek, mau kerja bukannya ada yang nyiapin sarapan dulu malah capek sendiri, mana belum masak nyuci juga nyapu, dosa....apa aku..., * Agus menggerutu.

Iqlima yg mendengar semua itu hanya bisa menangis.

*Ya Allah sembuhkan aku,* iqlima bergumam sambil berderai air mata.

"A, kalau mau kerja, berangkat aja, biar nanti

aku kerjain, si Aa sama si Adek juga suka bantu kalau sudah balik sekolah, " Ima berkata pada Agus yg sedang nyiapin makan untuknya.

Akhirnya Agus berangkat kerja.

Ima berusaha untuk bangun dari ranjang

maksudnya mau mengerjakan cucian yg numpuk. namun baru berdiri kepala nya pusing dan tubuhnya mendadak lemas.

hingga dia urung mengerjakan cucian, dan di biarkan numpuk.

Siang hari Raka dan Raina pulang.

Setelah ganti baju mereka menemui mama nya.

" Mama gimana masih sakit? " tanya Raka sambil duduk dipinggir tempat tidur Ima.

"Mama masih lemas A, tolong bantuin ya buat beres beres di dapur sama adekmu." pintanya.

" Iya ma, mama istirahat aja biar cepet sembuh, " Raka bangkit sambil ngajak raina untuk beresin dapur.

Beruntungnya nasib Ima di kasih 2 anak yg soleh hingga bisa meringankan tugasnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Yah.....,gimana, kapan jadinya aku kontrol lagi?" kata Ima selesai makan malam.

" Kamu tuh gak mikir apa, memangnya cari duit tuh gampang, " Agus menjawab sedikit keras, " sabar sedikit kenapa. " sentaknya

Deg...

Ima kaget gak terasa airmata nya meleleh membasahi pipinya yang sedikit tirus.

"Aku pan cuma nanya yah, lagian kan aku sudah bilang aku ada tabungan jadi pakai uang itu," jawab Ima sedih.

" Aku sibuk, kalo mau ke dokter sana minta di antar sama kakak-kakakmu,!! " ketus Agus.

" mana dah kerja capek, di rumah bukannya bisa istirahat malah bikin pusing. " lanjutnya.

" Maafkan aku A, aku juga gak mau sakit begini, lagian selama kita berumah tangga baru kali ini aku sakit, sampe gk bisa ngerjain pekerjaan rumah, kapan aku minta tolong sama kamu, bahkan pekerjaan laki pun aku sanggup kerjakan, baru kali ini aku merepotkan kamu, karena aku gak kuat, badan ku lemas di bawa berdiri pun aku tak sanggup." Ima akhirnya menangis sejadinya.

" Bukan begitu maksudnya. " Agus panik " maafkan aku, aku cuma lagicapek ", lanjutnya

merasa bersalah.

Ima masih menangis.

" Suda 20 tahun aku bersamamu A, bahkan aku rela bekerja untuk mencukupi kebutuhan kita, tapi sekalinya aku sakit, jangan kan mengajakku berobat bahkan kamu tak pernah menganggapku ada, kamu lebih mementingkan adikmu dan keluarga mu di banding aku dan anak anakmu! "

Ya, selama ini Ima bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, karena nafkah yg Agus berikan tak pernah cukup, karena harus di bagi dengan mertuanya. bahkan kalo di bilang, nafkah yang Agus berikan banyakan yg di kasih ke orang tuanya, dengan alasan bahwa adiknya masih butuh biaya untuk kuliah.

sedangkan untuknya dan anak anak hanya di kasih 300 ribu/ minggunya.

padahal untuk uang saku Raka aja 150 ribu belum Reina juga kebutuhan dapur dan lainnya.

Beruntung Ima punya penghasilan sendiri hingga ia bisa menutupi semuanya.

Sebenarnya Ima punya 3 orang kakak, tapi tinggal jauh dari kampungnya.

sementara ibu nya sudah meninggal dunia setahun yg lalu. tinggal bapak yang udah tua.

" Hallo... teh, bisa ke sini gak? aku mau minta di antar ke dokter. " suatu hari Ima nelpon kakaknya.

" Kapan? nanti teteh kesana sama akang," jawab kakak Ima di sebrang.

"Nanti aku telpon lagi kalo sudah dapat jadwal, kapan waktunya." sambung Ima lagi.

" Ya sudah kalo begitu, nanti teteh kasih tau aja kapan pastinya, kalo gak ada halangan pasti nganterin," jawab teh Neni kakaknya yg paling tua.

Hari pun berlalu

Dan hari Kamis besok jadwal Ima

buat kontrol, dia sudah sepakat sama kakak kakak nya, sebab Agus gk bisa nganterin, jangan kan nganterin untuk biaya berobat pun dia gak pernah mau tahu. SIBUK hanya di jadikan alasannya saja.

---

--

Hai....hari ini up lagi😊😊

mesti gak ada yang nunggu 🤧🤧

mohon dukungannya, bantu like,

komen biar nambah semangat. 😍😍

ikuti terus ya cerita Iqlima ini

lop u pull ❤❤❤

jangan lupa masukin pav

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

like dn fav thor mampir jg dikaryaku diakunku yg ini ya😊😊

2023-11-08

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

semangat iqlima

2023-09-02

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

pengen tak jewer nih Agus

2023-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!