Meski kedua gadis merasa tidak nyaman, Yan Sheng bersikap santai. Bahkan tidak khawatir sama sekali dengan kedatangan pria besar pengganggu itu. Meski baru pertama kali bertemu, mereka tidak langsung bertarung. Itu karena pria berbadan besar itu mengetahui senjata yang digunakan Yan Sheng.
"Perkenalkan, namaku adalah Hei Gonggo. Aku adalah seorang pendekar pengembara. Ayo kita bersulang bersama! Dan kamu, siapa namamu?" Hei Gonggo memperkenalkan dirinya dan bertanya pada Yan Sheng.
"Yan Sheng," jawab Yan Sheng dengan singkat. Ia menampilkan diri sebagai seorang pria pendiam dan berwibawa. Tidak ingin diganggu gugat.
"Oh, baiklah. Kita bisa menjadi teman sekarang. Bagaimana kalau aku memanggilmu sebagai saudara Yan? Kita anggap saja pertemuan kita menjadi pertemuan dua saudara yang berpisah lama, hahaha!"
Meski Yan Sheng tidak ada masalah dengan Hei Gonggo, kedua gadis yang duduk tidak tenang berada di antara dua pria yang sedang berbicara itu. Yin Long juga tidak tahu yang dipikirkan oleh tuannya yang membiarkan orang lain makan bersama. Sementara Qiaofeng merasa kesal atas semuanya. Ia kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa memutuskan apapun. Ia terlalu takut dengan semua yang ada di hadapannya.
"Kau bisa memanggilku seperti yang kau katakan." Yan Sheng membiarkan pria itu bebas kali ini. Selama tidak menyentuh dua gadis yang bersamanya, ia akan diam.
"Hei, kalian para gadis, siapa nama kalian, hemm?" tanya Hei Gonggo pada Yin Long dan Qiaofeng. Ia melihat kedua gadis itu seperti tidak suka dengannya. Namun ia tidak peduli. Karena sudah diizinkan oleh pria yang dianggap baik itu.
Hei Gonggo juga merasa segan kepada Yan Sheng. Setidaknya ia tidak berani mengganggu lebih jauh. Kalau mereka tidak mau menjawab, berarti ia tidak bisa memaksa. Ia menatap kepada Yan Sheng dengan wajah memelas.
Yan Sheng tidak peduli dan memilih untuk minum tehnya. Ia ia menunggu makanan datangnya lama. Tapi ia merasakan kehadiran pendekar lain di bawah. Tentu saja itu adalah sebuah kebetulan yang tidak diinginkan.
"Yin Long, sebisa mungkin, kau jangan tunjukan kekuatanmu. Karena mungkin masih ada yang lain. Mungkin kita bisa mengatasi satu. Tapi tidak untuk yang lainnya.
"Baik, Tuan. Aku akan melakukan apa yang kau perintahkan," jawab Yin Long sambil tersenyum ke arah Yan Sheng.
Mendengar nama salah satu gadis disebut, Hei Gonggo kini tahu salah satu nama gadis dari dua. Tinggal satu nama lagi yang belum diketahui olehnya. Ia berharap Yan Sheng memberi tahu nama yang satunya lagi. Setidaknya mengetahui nama saja, sudah membuatnya lebih lega.
"Dan untukmu Qiaofeng. Kau tetap di samping Yin Long. Kalau sampai kalian dalam bahaya, Yin Long akan menolongmu. Aku tidak punya cukup kekuatan saat ini."
Wajah Hei Gonggo tampak sumringah karena mengetahui nama kedua gadis yang makan sau meja dengannya. Namun ia tidak tahu hubungan Yan Sheng dengan keduanya. Apakah mereka adalah keluarga atau saudara seperguruan.
"Aku mengandalkanmu, Tuan. Tapi aku tidak selera makan hari ini. Bisakah kita kembali ke istana? Kita bisa makan sepuasnya di sana."
"Istana? Tunggu tunggu, apa kau bilang istana? Sebenarnya siapa kalian?" tanya Hei Gonggo terkejut. Bahkan ia tidak tahu siapa yang ia ajak makan bersama. Ini adalah sebuah kelancangan jika mereka adalah orang istana. Ia bisa saja dipenggal dan dibakar hidup-hidup..
"Kami hanya orang biasa. Hanya orang yang dalam perjalanan," jawab Yan Sheng tenang. Ia sudah tahu akan seperti itu akhirnya. Hingga ia melihat pria besar itu berdiri.
Setelah berdiri, pria besar itu menghadap ke tiga orang yang duduk di kursi. Pria itu pun jongkok di lantai dan berkata, "Mohon maaf atas kelancanganku. Saya tidak akan menggangu anda sekalian. Tuan muda dan nona muda, saya akan meninggalkan tempat ini. Mohon untuk tidak menghukum saya."
Karena rasa takut, Hei Gonggo memohon sambil melakukan kowtow sebanyak tiga kali. Lalu ia berdiri dan mundur meninggalkan ruangan itu dengan buru-buru. Setelah itu ia menuruni tangga dan menabrak beberapa orang di sana dengan rasa takut.
Melihat satu pendekar hebat ketakutan membuat orang-orang itu penasaran. Mengapa bisa-bisanya seseorang yang bertindak beringas di awal namun ketakutan ketika menuruni tangga. Banyak pertanyaan dari dalam lubuk hati para pendekar. Mereka penasaran dengan orang yang bisa membuat pendekar gendut itu ketakutan. Mereka mengira orang itu sangat hebat dan tidak tertandingi. Namun tidak ada aura menakutkan dan sejenisnya.
Nafsu besar para pendekar berkumpul dalam restoran. Tentu nafsu membunuh mereka meningkat melihat salah satu kandidat orang kuat seperti Hei Gonggo keluar dengan rasa takut.
Para pendekar yang berada di restoran tidak sabar menunggu kehadiran orang yang membuat pria itu lari ketakutan. Mereka makan dan minum dengan ketegangan. Tidak ada suara apapun dari para pendekar itu. Hanya beberapa orang biasa yang tidak tahu apa-apa, melakukan pekerjaan seperti biasanya. Bahkan mereka tidak ada yang sampai berpikir demikian.
"Kita akan melihat siapa di atas. Tapi kita hanya akan menunggunya. Jangan sampai pandangan kalian lepas dari tangga. Kemungkinan orang itu turun dari tangga." Seorang pria muda dengan pakaian pelindung dan pedang biru di tangan. Ia akan menghadapi siapapun yang lebih kuat nantinya.
"Baik, Tuan. Kita memiliki mata yang bagus untuk melihat kekuatan setiap orang. Kita hanya bersaing dengan beberapa orang ini. Tapi mereka tidak pantas untuk tuan muda. Lebih baik mencari lawan yang di atas. Kurasa Tuan bisa melawannya nanti."
"Sudah pasti. Siapapun tidak bisa mengalahkan aku. Jika ada yang kekuatannya seimbang denganku, pasti menjadi lawan bertarung yang baik untukku. Aku akan membunuhnya tanpa penyesalan."
Sementara itu, di ruang atas Yan Sheng sedang menikmati makanan yang baru datang. Bersama dengan Yin Long dan juga Qiaofeng yang makan sangat rakus. Ini karena sudah lama Qiaofeng tidak makan seenak itu. Selama diculik, ia hanya makan apa yang diberikan penculik dan rasanya tidak enak baginya.
"Kau makan terlalu cepat. Apakah kau sangat lapar?" tanya Yin Long yang mulutnya penuh makanan. Tapi ia tidak makan terlalu cepat seperti Qiaofeng.
Qiaofeng tidak menanggapi pertanyaan Yin Long. Karena ia tidak bisa berhenti makan di restoran itu. Ia tidak peduli ada Yan Sheng di hadapannya. Ia akan kehilangan kewibawaan sebagai seorang putri. Tapi kata orang-orang, seorang wanita tidak perlu sungkan jika berhadapan dengan pria yang ia suka. Tentu saja ia menyukai pria yang memiliki wajah dan bentuk tubuh ideal dan sempurna baginya.
"Kamu makan sepuasnya saja. Aku tidak tahu itu makanan terakhirmu atau bukan. Kau juga perlu makan yang banyak, Yin Long. Kita harus cepat keluar dari restoran ini. Takutnya mereka akan segera ke sini karena tidak sabar."
Yan Sheng mengatasi itu karena berjaga-jaga. Kalau-kalau ada pendekar lagi yang masuk, tidak ada jaminan keselamatan. Ia merasakan beberapa kekuatan besar tengah bersiap siaga.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments