Meski dalam ranah kultivasi yang berbeda, Yan Sheng mampu mengimbangi bertarung dengan musuhnya kali ini. Ini bukan pertarungan antara yang lebih kuat atau tidak. Melainkan kemampuan dalam kecerdikan di antara mereka. Bahkan empat orang bawahan Shao Lin Pang pun hanya bisa tercengang.
"Bukankah tadi dia hampir mati? Mengapa dia bisa berlari segesit itu?" Seorang bawahan yang mengikuti Shao Lin Pang merasa aneh dan berkomentar dengan rasa tidak percaya.
"Mungkin dia pura-pura? Jelas-jelas kultivasinya hanya Advanced Realm tahap dua. Bagaimana mungkin bisa bertahan dengan kemampuan yang kita punya? Dan mengapa masih imbang melawan tuan muda?" Yang lain pun menambahkan dan mengiyakan ucapan pria pertama.
"Yah, anggap saja pria itu beruntung karena tidak langsung mati di tangan kita. Jadi bisa merasakan pedang milik tuan muda."
Mereka semua mengangguk dan melihat pertarungan semakin lama tidak kunjung usai. Padahal jarak kultivasi mereka cukup jauh. Tidak mungkin Yan Sheng mampu mengalahkan Shao Lin Pang. Bahkan menurut mereka, Yan Sheng dengan mudah dapat dikalahkan.
Tidak sia-sia selama ini Yan Sheng berlatih menggunakan qinggong tingkat tinggi. Hanya dengan sedikit usaha, ia memaksimalkan kecepatan bergeraknya dalam benda-benda melayang di depannya.
Pria itu menyebarkan daun-daun kering dan ia bisa menjadikannya pijakan untuk berlari di atas daun beterbangan. Hal itu membuat lawannya kesal. Karena sudah berkali-kali tidak berhasil menebasnya.
Tongkat yang letaknya jauh pun bisa dikendalikan oleh Yan Sheng. Hanya dengan menggerakkan tangan, Tongkat Bambu Selatan itu melesat ke arahnya lalu digunakan sebagai senjata untuk mengalahkan Shao Lin Pang.
"Tidak akan mudah bagimu untuk melawanku, anak muda. Seharusnya kau merasa malu karena perbuatanmu yang bisa dicap sebagai perampokan." Yan Sheng memberi wejangan dengan sebuah pukulan di perut.
"Akkh! Bagaimana bisa? Cepat sekali." Shao Lin Pang terkapar di tanah setelah menerima serangan dari Yan Sheng. "Kau! Tidak bisa dimaafkan!" umpatnya dengan darah di tangannya yang tergores pedang sendiri.
Yan Sheng yang melihat lawannya terjatuh, membuatnya penasaran dengan pedang tersebut. Pedang Safir Langit, merupakan pusaka langit yang memiliki bintang tujuh. Itu menandakan senjata itu adalah sesuatu yang langka. Tidak mudah bagi orang untuk mendapat apa yang diinginkan.
"Pedang Safir Langit. Ini sangat hebat dan membuatku ingin memilikinya." Yan Sheng mengambil pedang tersebut lalu memutar-mutarnya seperti memutarkan tongkat. Ia juga mengendalikan pedang itu layaknya pedang milik sendiri.
"Pe-pe-dangku ..." lirih Shao Lin Pang. Ia mencoba meminta pedangnya kembali dengan tubuh yang terkapar di tanah.
"Sayang sekali, pedang ini merupakan pusaka langit. Jika orang sembarangan menggunakan pedang berkualitas tinggi seperti ini, akan sangat berbahaya. Baiklah, ini mungkin bisa menggantikan Pedang Naga Giok untuk sementara."
"Kembalikan pedang tuan muda kami! Kau pendekar tidak tahu malu! Mengambil senjata orang lain!"
"Kau dasar tidak tahu malu! Kembalikan itu pedang. Itu adalah milik tuan muda kami! Dan berlututlah meminta maaf padanya!"
Keempat pendekar yang menjadi bawahan Shao Lin Pang pun menggertak dengan mengeluarkan kekuatan penuh. Mereka mulai serius dan siap menyerang Yan Sheng kapan saja.
"Heh, lucu sekali." Yan Sheng bertepuk tangan beberapa kali. Lalu ia memegang pedang dengan kedua tangannya. " Biar ku tunjukan bagaimana menggunakan pedang."
Yan Sheng melesat sangat cepat dan bahkan keempat orang itu tidak sempat menahan serangan. Mereka terjatuh seketika dalam hitungan detik.
Keempat orang telah terkapar di tanah dengan keadaan luka sayatan. Setelah itu, Yan Sheng meninggalkan mereka dengan tenang. Ia menyimpan pedang itu di dalam cincin ruang.
"Aku harus kembali ke Yin Long dan Qiaofeng. Mungkin mereka sudah jauh." Yan Sheng melihat dengan naik ke atap untuk mencari keberadaan kedua gadis yang bersamanya.
"Tuan! Kau di kami di sini!" panggil Yin Long begitu melihat Yan Sheng berada di atap. Sedari awal ia tidak pergi jauh dari Yan Sheng karena tidak ingin terjadi apa-apa padanya.
Mendengar suara Yin Long, Yan Sheng langsung melesat menuju ke arah dua gadis yang sedang bergandengan tangan. Ia turun di depan mereka yang sedari tadi melihat pertarungan mereka.
"Wah, tidak disangka tuan Yan sangat hebat. Aku sempat khawatir melihatmu hampir kalah oleh mereka." Qiaofeng menyunggingkan senyum pada Yan Sheng dan hendak memegang tangan pria itu.
Sebelum Qiaofeng memegang tangan Yan Sheng, Yin Long terlebih dahulu menghentikan gerakannya. Ia menarik Qiaofeng untuk melanjutkan perjalanan menuju ke istana.
"Kita harus kembali ke istana. Apakah istananya masih jauh?" tanya Yin Long pada Qiaofeng. Ia juga karena tidak ingin membuat Yan Sheng didekati gadis itu.
"Tidak. Seharusnya sudah dekat. Ayo kita ke sana." Qiaofeng merasa kesal pada Yin Long karena ia dihentikan saat mau mengucap terima kasih. Kesempatan untuk menggenggam tangan Yan Sheng gagal sudah.
"Kalau begitu, kita bisa melanjutkan perjalanan. Tuan Putri bisa menunjukkan jalannya pada kami," ujar Yan Sheng yang memanggilnya lebih formal.
Terlihat wajah kesal Qiaofeng karena panggilan Tuan Putri itu. Padahal ia hanya ingin dipanggil sesuai namanya saja. Karena panggilan Tuan Putri hanyalah akan menjadi tembok penghalang untuk bisa lebih dekat.
Qiaofeng berjalan dengan cepat menuju ke istana yang sudah dekat. Para prajurit biasa tidak ada yang mengenali tuan putri mereka. Namun yang memiliki jabatan lebih tinggi mengetahuinya. Sehingga saat mereka sudah dekat gerbang istana, mereka tidak ada yang bergerak untuk menyambut.
Seorang perwira tinggi yang mengetahui kepulangan tuan putri istana pun langsung datang. Ia dengan cepat menghampiri tuan putri dan berlutut di hadapannya. Sehingga prajurit lain pun turut berlutut meski tidak tahu ada apa.
"Nona muda. Syukurlah anda kembali. Yang mulia pasti akan senang kau kembali dengan selamat. Nona muda, biar hamba yang mengantarmu."
"Paman, aku hanya jalan-jalan sebentar. Mereka yang menculikku sudah dibereskan oleh tuan Yan. Jadi kau tidak perlu khawatir."
"Iya, Nona. Kami sudah mendengar bahwa Nona muda diculik. Dan para prajurit sudah ditugaskan untuk menyelamatkanmu. Namun tidak menemukan di mana penculik itu."
"Iya Paman. Sekarang bangunlah, Paman. Aku kan sudah kembali. Jadi kita bisa masuk ke dalam, bukan?"
Pria itu berdiri dan menatap Yan Sheng dan Yin Long yang bersama sang putri raja. Ia memberi isyarat pada prajurit untuk bersiap menyerang. Tentu saja sasaran mereka adalah Yan Sheng. Karena menganggap Yan Sheng lah yang menculik Qiaofeng.
"Prajurit! Tangkap kedua orang ini dan jebloskan ke dalam penjara! Mereka adalah penculik Nona muda kita! Tangkap!" perintah sang perwira yang memimpin penjagaan di gerbang istana.
"Tidak, Paman. Mereka bukan penculiknya. Merekalah yang menyelamatkanku dari para penculik. Kau salah tangkap, Paman." Qiaofeng tidak bisa membiarkan perwira itu menangkap Yan Sheng. Karena benar-benar orang baik yang menyelamatkan dirinya.
"Bawa nona ke istana sekarang juga! Yang lain segera tangkap mereka berdua. Mereka adalah mata-mata pemberontak kerajaan Dayu."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments