Bagian 20: Senam Pagi

Pola hidup sehat itu penting. Dari zaman ke zaman, permasalahan kesehatan selalu menjadi topik yang dibicarakan berulang kali di dalam setiap konferensi dunia. Kebanyakan kematian juga disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat hingga penyakit mudah menyambangi tubuh.

Halaman barat tempat kediaman Putri Permaisuri Chang Le disesaki pelayan yang berbaris rapi. Qingyi memanggil pelayan yang bekerja di kediamannya kemari pukul enam pagi, menyuruh mereka menunda pekerjaan sebentar. Ia menyuruh mereka melakukan senam pagi sebagai langkah mengawali pola hidup sehat yang hendak diterapkan olehnya di tempat ini.

Mula-mula, ia mengajarkan mereka gerakan pemanasan selama beberapa menit. Kemudian, dia mencontohkan beberapa gerakan inti, dilanjut dengan gerakan pendinginan agar suhu tubuh menurun setelah senam berakhir. Ia mengajarkan gerakan sederhana, karena jika diajarkan gerakan yang rumit mereka akan kesulitan menghafal dan menirukannya.

Qingyi menggunakan pengeras suara berupa speaker yang ia ambil dari ruang dimensi. Benda yang dirasa aneh oleh para pelayannya merupakan hadiah karena ia telah menyelesaikan permasalahan Luo Mingyue yang ingin menikahi Liu Qingti. Speaker tersebut juga dilengkapi dengan sebuah flashdisk berisi kumpulan lagu yang biasa digunakan sebagai musik pengiring senam irama.

Sistem seperti mengerti arah tujuannya. Di halaman itu, Qingyi mengawasi kegiatan senam pagi para pelayannya dari teras kediamannya. Sesekali ia berbicara, membetulkan posisi dan gerakan yang keliru.

Meski baru pertama kali diajari, kemampuan para pelayan ini lumayan juga. Mereka bisa menghafal hampir semua gerakan dalam waktu yang singkat.

“Tuan, kau berbakat menjadi instruktur senam irama,” ucap Yinghao yang duduk di bahu Qingyi. Panda kecil itu turut menyaksikan acara senam pagi sejak awal hingga saat ini.

“Aku rasa kau juga perlu ikut, Yinghao,” ujar Qingyi sembari menyeringai. Yinghao menatap tuannya dengan curiga, ia tidak yakin akan ada hal baik setelah ini.

“Kau terlalu banyak makan sampai jadi gendut. Yinghao, kau harus berolahraga!”

“Tuan, aku tidak perlu olah raga. Tubuhku punya sistem yang bagus untuk mencerna, tidak akan menjadi gendut!”

“Oh ya? Kalau begitu, kau semakin harus ikut!”

Setelah itu, Qingyi melemparkan Yinghao ke halaman, menyuruhnya bergabung bersama para pelayan.

Mode samarannya nonaktif, hingga wujud pandanya bisa dilihat orang lain. Untung saja para pelayan tidak menyadari ada makhluk aneh di antara mereka karena mereka terlalu fokus melakukan gerakan.

Yinghao melompat-lompat mengikuti irama musik. Padahal dia seekor panda buatan, mana mungkin bisa langsing seperti panda asli pada umumnya. Tuannya ini hanya mengada-ada, hanya ingin mengerjainya di waktu senggang. Padahal, seharusnya tuannya ini mulai kembali bertindak untuk menyelesaikan misi agar cerita ini cepat selesai.

Baili Qingchen keluar dari halaman utara tanpa ekspresi. Beberapa saat yang lalu, pelayan mengatakan kondisi Xiao Junjie mulai membaik usai diobati. Herbal yang diberikan Qingyi ternyata merupakan tanaman obat herbal berkualitas tinggi, yang harganya lebih mahal daripada gaji satu tahun seorang prajurit kekaisaran.

“Dari mana dia mendapatkan semua herbal itu?” gumamnya.

Tanpa sadar ia melangkah ke halaman barat. Di pintu gerbang, Baili Qingchen menghentikan langkahnya. Ia melihat kumpulan pelayan sedang melakukan gerakan aneh diiringi musik yang terdengar asing namun terasa sangat berirama. Baili Qingchen ragu, ia hendak berbalik untuk pergi.

Baili Qingchen penasaran. Ia berjalan memasuki halaman barat tanpa suara, tanpa melihat tulisan yang mengatakan bahwa Raja Changle dan Pangeran Permaisuri dilarang masuk ke kediaman Putri Permaisuri Chang Le. Kehadirannya tidak disadari Qingyi karena gadis itu sibuk merebahkan dirinya di kursi malas, menikmati semilir angin dan mentari pagi yang hangat.

“Apa yang kau lakukan pada pelayan-pelayan ini?” tanya Baili Qingchen mengejutkan Qingyi. Gadis itu seketika bangkit, hampir saja ia tersandung ujung bajunya sendiri.

“Astaga! Kenapa kau kemari?” tanya Qingyi.

“Apa aku tidak boleh mendatangi mansionku sendiri?”

Qingyi melirik papan tulisan yang dipasang di dekat pintu gerbang. Jelas-jelas tulisannya begitu besar dan mudah terbaca. Tulisan sebesar itu tidak mungkin tidak terlihat, bukan? Tapi ia mungkin keliru karena Baili Qingchen ini pria kaku yang tidak banyak menoleh saat berjalan. Bisa jadi tulisan itu dilewatkan begitu saja.

“Kulihat akhir-akhir ini mereka lambat dan jadi gendut. Mereka harus berolahraga,” ucap Qingyi sekadarnya.

Baili Qingchen mendekati pengeras suara, memperhatikan benda hitam tersebut. Ia bertanya-tanya mengapa benda ini bisa mengeluarkan berbagai macam suara dan musik sementara ia tidak melihat adanya pemain musik atau penyanyi di sini.

Apa mereka ada di dalam benda ini? Mungkinkah mereka adalah manusia kerdil yang bisa masuk ke benda sekecil ini?

Qingyi langsung menghalangi Baili Qingchen ketika pria itu hendak menyentuh speaker. Qingyi ingat kejadian terakhir kali yang membuat kamarnya hancur gara-gara Baili Qingchen menyentuh tongkat baseball miliknya hingga meledak. Kalau speaker ini disentuh olehnya, speaker ini juga bisa meledak dan bisa saja melukai banyak orang.

“Jangan menyentuhnya!” larang Qingyi. Baili Qingchen mengurungkan niatnya, ia menarik kembali tangannya.

“Herbal yang kau berikan untuk A-Jie adalah herbal kualitas terbaik. Dari mana kau mendapatkannya?” tanya Baili Qingchen.

“Aku menanamnya sendiri.”

“Di mana kau menanamnya?”

Qingyi mengernyitkan dahi. Seharusnya Baili Qingchen berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan hidup Xiao Junjie. Alih-alih ucapan terima kasih, pria itu malah bertanya dengan penuh curiga kepadanya.

Qingyi merasa menyesal telah memberikan herbal itu kepada Xiao Junjie. Tahu begini lebih baik ia menjualnya di pasar.

“Kenapa? Apa kau juga ingin merampok kebunku?”

Baili Qingchen tidak menduga ia akan mendapatkan jawaban seperti itu. Setiap perkataan yang keluar dari mulut Liu Qingyi selalu bernada ketus. Terkandung sinisme juga. Hampir di setiap percakapan, gadis itu seolah-olah ingin segera mengakhiri pembicaraannya. Tersirat rasa tidak suka dalam nada bicara gadis itu.

“Aku hanya bertanya,” ucap Baili Qingchen.

“Sampai kapanpun kau tidak akan pernah menemukannya. Bahkan jika kau mengerahkan semua bawahanmu, kau juga tidak akan pernah berhasil,” seloroh Qingyi.

Tentu saja pria itu tidak akan pernah menemukannya. Tanaman herbal kualitas tinggi itu ditanam di kebun ruang dimensi, tumbuh di atas tanah dengan pH kesuburan yang tinggi. Juga disiram dengan air dari kolam yang airnya berasal dari mata air kehidupan, hidup di lingkungan yang sangat subur dengan kualitas udara terbaik. Maka tidak heran jika kualitasnya merupakan kualitas terbaik.

Pada saat itu, Yinghao menarik ujung rok Qingyi. Ada misi baru yang harus diselesaikan Qingyi. Melihat binatang aneh menarik rok permaisurinya, Baili Qingchen tidak bisa tidak tertarik. Binatang itu punya mata lingkaran mata hitam sementara bulunya memiliki dua warna.

Beruang? Tidak, beruang tidak akan sekecil ini. Berang-berang? Tidak juga, berang-berang suka hidup di dalam air. Lalu binatang apa itu?

“Apa binatang ini juga peliharaanmu?” tanya Baili Qingchen.

“Aku harus pergi. Tolong urus semua pelayan ini,” ucap Qingyi.

“Binatang apa ini? Berang-berang? Beruang?”

Karena Qingyi terburu-buru harus menyelesaikan misi, ia mengangguk. Qingyi menyerahkan para pelayan yang sedang melakukan senam kepada Baili Qingchen sementara dirinya berlari keluar dari kediaman. Para pelayan yang mulai kelelahan kemudian bertanya kepada Baili Qingchen apakah mereka sudah boleh berhenti atau tidak.

Baili Qingchen lalu menyuruh mereka kembali ke pekerjaannya masing-masing. Setelah semua pelayan pergi, Baili Qingchen mendudukkan dirinya di kursi malas. Di sana, ia kembali berpikir hal yang sudah lama sekali bersemayam di dalam otaknya. Selama beberapa hari ini, dia terus dibuat bingung.

Ia akui, ia memang tidak menyukai kediaman perdana menteri dan orang-orang di dalamnya. Alasan mengapa adik keduanya menginginkan ia menyerahkan pasukan sebagai syarat agar bisa membiarkan Xiao Junjie masuk ke mansion juga atas pengaruh dari perdana menteri. Gerak-gerik Baili Qingchen sebagai seorang pangeran yang sudah memiliki gelar selalu diawasi ribuan pasang mata.

Apalagi, keponakannya itu begitu waspada terhadapnya. Kaisar Baili melihat para saudaranya seperti singa yang menatap takhtanya dengan lapar. Ketakutan akan penggulingan takhta membuatnya tidak mempercayai para pangeran, tidak terkecuali saudaranya sendiri.

Sebagai pangeran yang pernah hidup di istana kekaisaran, Baili Qingchen tidak mungkin menampik kenyataan jika penyebab kematian beberapa pangeran merupakan ulah keponakannya sendiri.

Baili Qingchen baru bisa hidup damai setelah menikahi Xiao Junjie dan melepas pasukannya. Tidak banyak tekanan yang ia dapatkan di pengadilan kekaisaran. Namun, situasinya menjadi berbeda ketika dekret pernikahan kedua datang padanya.

Meskipun alasan pernikahannya terasa konyol, Baili Qingchen tidak bisa menolak. Ia juga tidak menyangka kalau perdana menteri akan mengumpankan putrinya sendiri.

Ia berencana tidak akan bertindak apa-apa. Baili Qingchen setuju untuk menikah, tetapi bukan berarti ia mau hidup bersamanya. Menikah dan masuk ke mansion saja sudah cukup, ia berpikir Qingyi tidak boleh mengharapkan apapun lagi. Baili Qingchen juga waspada dan mengira gadis itu adalah boneka yang sengaja dikirim oleh perdana menteri dan adiknya untuk mengawasinya.

Tetapi, stigmanya langsung patah begitu ia bertemu pertama kali dengannya. Di hari pernikahan itu, Qingyi yang bersikap sembrono membuat Baili Qingchen meragukan keyakinannya. Kebanyakan boneka mata-mata biasanya bersikap penurut dan menaati aturan, begitu menjaga sikap dan ucapan. Tetapi gadis itu tampaknya tidak peduli sama sekali.

Baili Qingchen tidak bisa memahami jalan pikiran Qingyi. Sudah berminggu-minggu berlalu, tetapi ia masih tidak tahu sosok seperti apa sebenarnya gadis itu. Tingkah lakunya, perbuatannya, ucapannya, agak tidak masuk di akal Baili Qingchen. Seolah-olah, gadis itu tidak berpijak pada siapapun dan bertindak sendirian.

Haruskah ia mengujinya?

Namun, Baili Qingchen harus berpikir dua kali. Jika memang Qingyi adalah musuhnya, gadis seharusnya membunuhnya hari itu. Ketika penyakitnya kambuh, Qingyi bisa saja langsung menghabisinya alih-alih menyelamatkannya. Kalau ia mati pun, Qingyi bisa beralasan kalau ia mati karena penyakitnya sendiri.

Alasan gadis itu menyerahkan petunjuk pelaku yang mencelakai Xiao Junjie pun belum ia ketahui. Baili Qingchen perlu mengawasinya dengan baik, dan ia harus berjaga-jaga setiap saat.

Di tanah kekaisaran ini, jika bukan keluarga sendiri, masih ada orang lain yang siap mencelakainya. Sekarang ia harus memastikan kalau gadis itu benar-benar tidak berbahaya untuknya.

Baili Qingchen beranjak dari halaman barat tiga puluh menit kemudian. Saat ia melewati pintu gerbangnya, ia baru menyadari ada tulisan besar yang berisi keterangan bahwa ia dan Xiao Junjie dilarang masuk ke kediaman barat. Karena tiba-tiba kesal, Baili Qingchen menghancurkan papan tulisan itu.

"Gadis menyebalkan!" rutuknya sembari pergi setelah menghancurkan papan tulisan tersebut.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trysehat

2024-01-27

0

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

aku ngantuk.pgn tidur....tp kok eman2 mau ninggal nich crt....

2023-09-23

0

Surya Mulya

Surya Mulya

jhahaaaaaa.....apakatanya...mnyebalkan...baru ngeuhh ia...jhahahaaaaaa...

2023-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!