“Tuan, kau berhasil menyelesaikan misi merebut kembali mahar pengantin wanita. Satu set alat kedokteran lengkap dengan bukunya sudah disimpan di ruang dimensi.”
Qingyi melompat kegirangan. Hadiah untuk misi sampingan ini ternyata satu set alat kedokteran, yang lebih baik daripada sebuah stik golf. Setidaknya, untuk saat ini dia memiliki alat untuk belajar terkait cita-citanya yang tidak kesampaian itu.
Dulu dia ingin menjadi dokter, tapi otaknya tidak berbakat di bidang eksakta. Jadi, orang tuanya memasukkan dia ke jurusan yang berkaitan dengan sosial dan humaniora, lalu terdampar sebagai seorang editor buku. Tidak jadi dokter.
“Apa kemampuanmu juga bertambah?” tanya gadis itu.
“Ya. Sekarang aku bisa menampakkan diri di hadapan orang lain,” jawab Yinghao.
Itu artinya, Yinghao bisa terlihat oleh Baili Qingchen dan Xiao Junjie. Mengingat ini, dia jadi khawatir kalau kedua pria itu akan memanggang Yinghao dan melahapnya sebagai makan malam.
Kedua pria itu tidak bisa ditebak, terutama Baili Qingchen. Sekejap dia bersikap dingin dan acuh tak acuh, tapi sekejap kemudian bersikap baik dan malah membantunya. Seperti kejadian tadi.
Kalau bukan karena Baili Qingchen ikut menekan perdana menteri, Qingyi tidak akan bisa membawa ibunya dari kediaman mengerikan itu. Perdana menteri juga tidak akan menceraikan ibunya dan mengikatnya selamanya. Namun, itu justru membuat Yinghao penasaran.
“Kenapa kau membuat ibumu bercerai dengan Perdana Menteri?” tanyanya.
“Karena aku ingin memutuskan hubungan. Sekarang aku sudah menikah dengan Baili Qingchen, kau tahu bahwa wanita yang sudah menikah tidak berhak ikut campur dalam urusan keluarganya. Perdana Menteri ingin membuangku dan memanfaatkan Kaisar, jadi aku hanya memutus rantainya,” jawab Liu Qingyi.
Yinghao melompat-lompat. Tuannya ternyata sangat pintar. Tidak hanya membawa ibu dan mahar, dia telah memutuskan hubungan dengan keluarga sampah itu. Kelak, jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, keluarga perdana menteri tidak akan terlibat.
Begitu pula sebaliknya, Qingyi tidak akan ikut campur karena ibunya sudah bukan lagi selir perdana menteri dan dirinya sudah menikah dengan Baili Qingchen. Singkatnya, biarkan keluarga siluman itu menanggung semua musibahnya sendiri.
“Bertengkar dengan orang di kediaman Perdana Menteri membuatku lelah. Yinghao, ayo pergi ke ruang dimensi!” ajaknya pada Yinghao.
“Tuan, kau punya 87 hari 11 jam 45 menit 29 detik lagi untuk menyelesaikan misi utama. Bagaimana bisa kau sesantai ini?” protes Yinghao.
Qingyi tidak menghiraukannya. Dia masuk lebih dulu ke ruang dimensi. Harum aroma bunga dan sejuknya udara membuat seluruh tubuhnya seperti di surga. Ruang dimensi adalah tempat ternyaman untuk beristirahat.
Qingyi mengganti pakaiannya, lalu menceburkan diri ke kolam kecil yang airnya bersumber dari air terjun ajaib. Perlahan tapi pasti, gadis itu memejamkan matanya.
Tepat ketika Yinghao menyusulnya ke ruang dimensi, Baili Qingchen datang ke halaman barat. Pria itu hendak menanyakan bagaimana harus menangani ibu mertuanya – Nyonya Zhao Yinniang yang masih tidak sadarkan diri. Baili Qingchen malah mendapati udara kosong. Gadis itu tidak ada di sana atau di tempat manapun di kediaman ini.
“Dia menghilang lagi. Misterius sekali,” gumamnya.
Baili Qingchen duduk sebentar di tepian ranjang. Kemarin, dia sudah meminta para pelayan memperbaiki kamar ini dan menata ulang semuanya. Memang rapi, tampak tidak tersentuh sama sekali.
Apakah gadis itu tidak tidur di sini? Lalu di mana dia berada? Mengapa Baili Qingchen tidak bisa menemukannya?
“Dia bahkan memarahi dan memaki keluarga Perdana Menteri. Benar-benar gadis yang berani.”
Baili Qingchen mengitari kamar Qingyi seperti orang yang tidak ada kerjaan. Padahal jelas-jelas di ruang belajarnya ada beberapa hal penting yang harus diurus. Entahlah, Baili Qingchen hanya penasaran dengan gadis ini. Setiap sudut kamarnya tidak berubah. Barangnya juga tidak ada yang pecah.
Ketika sampai di dekat lemari perabotan, Baili Qingchen tanpa sengaja menyenggol sebuah guci keramik hingga terjatuh. Saat membungkuk untuk mengambil serpihan, matanya menangkap tongkat kayu besar yang tiga hari lalu digunakan untuk memukul Xiao Junjie.
Dia menyentuhnya, lalu membawanya. Tongkat kayu besar ini bentuknya aneh. Ujungnya membulat dan ujung lainnya begitu kecil. Selain itu, teksturnya juga sangat halus. Tidak seperti kayu-kayu pada umumnya. Sebelumnya dia sudah memeriksa kamar ini sehari sebelum pernikahan, memastikan tidak ada benda-benda aneh.
Dari mana permaisuri keduanya mendapatkan tongkat kayu ini?
Pada waktu yang sama di ruang dimensi, Yinghao berteriak memanggil Qingyi. Rambut gadis itu ditarik karena Qingyi tidak mau bangun. Berhasil, tarikan itu membuat tuannya membuka mata!
“Tuan, celaka! Ada yang menyentuh tongkat baseball milikmu!” kata panda itu.
“Memangnya kenapa?” ucap Qingyi sembari mengucek kedua matanya.
“Jika barang keluaran sistem disentuh orang tanpa izin, benda itu akan meledak!”
“Oh tidak! Kamarku tidak boleh hancur lagi!”
Gadis itu segera memakai pakaiannya dengan asal lalu keluar dari ruang dimensi. Dia muncul dari balik lemari. Saat itu, Baili Qingchen tengah memainkan tongkat baseball-nya di tengah ruangan, mengayun-ayunkannya seperti sedang mengayunkan pedang. Seketika Qingyi berteriak,
“Letakkan benda itu!”
Baili Qingchen langsung menoleh padanya. Aneh, kenapa gadis itu muncul di balik lemari? Tadi dia sudah memeriksa tidak ada seorang pun di kamar ini. Baili Qingchen menatapnya intens, bertanya-tanya kenapa gadis itu tiba-tiba muncul di sana dan kenapa dia melarangnya menyentuh tongkat kayu besar ini.
Di pundak Qingyi, Yinghao dengan ragu berkata,
“Tongkat baseball akan meledak dalam hitungan satu, dua, tiga!”
Dan ledakan super besar pun terjadi. Suara ledakan itu sangat keras hingga kedua pelayan yang berjaga di luar kamar langsung tuli dan terpental keluar. Kamar Qingyi kembali hancur. Asap tebal mengepul dari pintu dan jendela yang terpaksa terbuka.
Seisi kediaman langsung ricuh. Pelayan-pelayan membawa air karena mengira telah terjadi kebakaran besar. Anehnya, dua orang di dalam justru baik-baik saja.
“Baili Qingchen! Kenapa kau tidak mendengarkanku?” seru Qingyi marah.
Wajahnya dan wajah Baili Qingchen menghitam terkena debu ledakan. Rambut mereka juga kusut. Bau terbakar menguar dari pakaian yang sudah agak compang-camping yang masih menempel di badan mereka.
Cui Kong menerobos masuk. Sesaat sang pengawal tertegun melihat penampilan Qingyi dan Baili Qingchen yang seperti gelandangan. Namun, dia segera tersadar. Lantas, Cui Kong menghampiri Baili Qingchen untuk bertanya ledakan apa barusan dan kenapa ruangan ini bisa hancur.
“Siapa yang memasukkan mesiu di dalam tongkatnya? Kenapa bisa meledak?” Baili Qingchen justru malah bertanya entah kepada siapa.
“Cui Kong, cepat selidiki! Ada orang yang ingin mencelakai Putri Permaisuri Changle!” seru Baili Qingchen. Cui Kong langsung sigap, namun ketika hendak keluar dia berhenti karena teriakan Qingyi.
“Cui Kong alias Kongkong! Cepat bawa majikanmu yang bodoh ini keluar dari sini! Aku tidak ingin melihatnya!”
Cui Kong seperti orang bodoh, tidak tahu perintah siapa yang harus dia turuti terlebih dahulu. Pangeran dan putri permaisurinya, dua-duanya sama-sama majikan yang harus dilayani. Tetapi, mengingat kesetiaan, Cui Kong memilih menuruti perintah Baili Qingchen terlebih dahulu.
“Kongkong! Kau kalah taruhan! Sekarang kau adalah pelayanku! Apa pelayan akan melanggar perintah majikan?” seru Qingyi saat Cui Kong hendak pergi tanpa membawa Baili Qingchen.
Cui Kong terpaksa membawa Baili Qingchen keluar lebih dulu karena ingat taruhannya kemarin. Para pelayan yang tadi berkumpul bubar membawa ember berisi air yang masih utuh.
Baili Qingchen berontak, masih tidak menyadari situasi. Berkali-kali dia mencoba masuk kembali ke kamar Liu Qingyi untuk memastikan tidak ada ledakan lain, berkali-kali pula Cui Kong menahannya.
“Perintah siapa yang kau turuti? Seseorang berusaha mencelakai Putri Permaisuri! Cepat selidiki!”
“Yang Mulia, Putri Permaisuri baik-baik saja. Justru kau yang akan mencelakainya jika tetap seperti ini,” ujar sang pengawal.
Baili Qingchen dibawa kembali ke halaman timur, ke sebuah bangunan yang menjadi kamar utamanya. Lalu, Cui Kong meminta beberapa pelayan agar menyiapkan air mandi untuk pangeran mereka.
Di dalam kamar yang hancur, Qingyi masih bergeming. Kamarnya hancur dua kali dalam tiga hari, dan semua itu ulah dari sepasang suami istri menyebalkan yang ada di mansion ini.
Kekonyolan ini membuatnya frustasi. Kamarnya baru saja diperbaiki, dia juga baru selesai mandi. Hanya karena pria itu tidak mendengarkannya, semuanya menjadi seperti ini.
Yinghao yang semua bulunya juga menjadi hitam hanya bisa berujar, “Sepertinya kita harus kembali ke ruang dimensi.”
...****************...
...Ini Qingyi, si cantik barbar nan imut😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trusemangat
2024-01-27
1
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
Yang Zi....emang sich sll main ma Cheng Yi
2023-09-23
1
Dewi
novel terkocak yg pernah ku baca kak autor semangat ya up nya, cerita yg sngt keren👏👏👍🤣😂💪😎
2023-06-05
1