Cui Kong pagi-pagi sekali sudah datang menyambangi ruang baca Baili Qingchen. Sang pengawal membawa laporan hasi penyelidikan menyeluruh terhadap sesosok mayat di pinggi sungai yang ditemukan kemarin. Ia rasa informasi ini penting disampaikan kepada majikannya.
“Yang Mulia, mayat ini memang orang yang meracuni Pangeran Permaisuri. Juga pelat ini, berasal dari kediaman perdana menteri.”
Baili Qingchen menerima berkas laporan hasil penyelidikan dari Cui Kong. Kemarin begitu ia mendapat kabar, ia menghabiskan harinya di Kuil Dali untuk mengautopsi mayat, lalu pulang saat malam. Ketika penyakitnya tiba-tiba kambuh, Cui Kong mungkin meneruskan proses pemeriksaan sampai hasilnya ditentukan.
“Mereka berani mencelakai orang dari kediamanku, keterlaluan!”
“Lalu, apa itu artinya Yang Mulia Putri bebas dari tuduhan?”
“Kau begitu peduli padanya, ya?”
Cui Kong hanya kasihan pada Qingyi yang menjadi kambing hitam dalam kasus ini. Jelas-jelas gadis itu tahu siapa yang telah mencelakai Xiao Junjie, jelas-jelas gadis itu sendiri yang menangkap petunjuk dari penjahat itu.
Tetapi, gadis itu malah memberikan petunjuknya pada orang lain, membiarkan orang lain yang membongkarnya sementara ia tidak melakukan pembelaan apapun.
Pemikiran wanita sulit dimengerti. Cui Kong lebih tidak mengerti cara berpikir Qingyi. Atau mungkin, Baili Qingchen juga tidak memahami pemikiran gadis itu. Di dunia ini siapa yang bisa memahami jalan pikiran seorang Liu Qingyi.
Gadis itu berubah total, mematahkan stigma masyarakat yang mengatakan bahwa anak selir yang menikah dengan keluarga kerajaan hanya akan menjadi sampah yang punya akhir tragis. Nyatanya, Qingyi berbeda dengan mereka.
“Sebenarnya, Yang Mulia Putri yang memberiku petunjuk ini. Kemarin, dia bahkan mendatangi kediaman Perdana Menteri hanya untuk memberi mereka peringatan,” ucap Cui Kong.
“Benarkah? Kesempatan langka seperti itu, dia menyia-nyiakannya begitu saja?”
Cui Kong mengangguk. Baili Qingchen mulai menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh gadis itu. Kalau dia punya petunjuk pelakunya, mengapa dia hanya diam dan tidak melakukan pembelaan ketika dituduh dan dimarani?
Ia malah menyerahkannya pada orang lain. Selain itu, Qingyi bisa saja menggunakan petunjuk itu untuk membongkar kejahatan perdana menteri dan menjatuhkan mereka, mengingat selama ini hubungannya sangat tidak baik dengan keluarga itu.
Baili Qingchen dibuat bingung oleh inkonsistensi sikap gadis itu. Setiap tindakannya di luar dugaan dan selalu memberikan kejutan. Punya kebencian, tetapi tidak punya niat untuk menghancurkan. Pemarah, tetapi tetap peduli. Segala tindak-tanduk Liu Qingyi selalu membuatnya bertanya-tanya.
“Aku lihat Yang Mulia Putri hanya tidak ingin repot. Jadi, dia menyerahkannya kepadamu,” ujar Cui Kong.
“Dengan kata lain, dia memanfaatkanku untuk membongkar kebusukan keluarganya sementara dia duduk manis di halaman barat, begitu?”
Tidak ada jawaban. Cui Kong memilih diam daripada salah berkata-kata. Suasana hati tuannya yang mudah berubah membuatnya tersadar kalau dia tidak boleh berucap sembarangan.
Apalagi tentang Putri Permaisuri yang akhir-akhir ini membuat tuannya jadi lebih sensitif. Belum lagi ditambah permasalahan Pangeran Permaisuri yang baru sadar setelah keracunan.
“Yang Mulia,” Cui Kong melupakan sesuatu.
“Apa lagi?”
“Pelayan dari halaman utara memberitahu kalau kemarin, Yang Mulia Putri mengunjungi Pangeran Permaisuri dan membawakan beberapa obat herbal bekualitas tinggi.”
Baili Qingchen menatap Cui Kong dengan aneh. Dia ini pengawal atau sumber gossip? Semua kejadian di mansion ini dilaporkan kepadanya, seolah-olah Cui Kong ini adalah pengurus besar mansion Raja Changle saja. Informasinya begitu cepat, padahal jelas-jelas kemarin pengawalnya itu bekerja hingga larut malam.
“Pergilah. Awasi dia untukku,” perintah Baili Qingchen.
“Baik, Yang Mulia.”
...***...
Luo Niang kembali mengunjungi mansion Raja Changle siang ini. Ia datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Qingyi yang telah membantunya mengatasi permasalahan adiknya tempo hari. Luo Niang membawa beberapa kotak perhiasan sebagai hadiah untuk sepupu iparnya.
Ketika ia sampai di halaman, ia melihat kendi-kendi tanah liat bertumpuk di halaman. Pelayan dan pekerja laki-laki mengangkut kendi-kendi itu dari gudang dan mengumpulkannya di tengah halaman yang luas. Tidak jauh dari sana, tepatnya di teras istana utama, gadis yang dicarinya sedang berdiri mengawasi pekerjaan para pelayan.
“Yang Mulia Putri Changle, oh Liu Qingyi, apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya begitu sampai.
“Sepupumu memiliki riwayat asam lambung. Dia harus mengurangi konsumsi alkohol.”
“Asam lambung?”
“Semacam penyakit perut.”
Luo Niang menatap tak percaya. Kendi-kendi itu berisi arak mahal yang difermentasi selama bertahun-tahun. Sepupunya menghabiskan banyak biaya untuk mendapatkan kendi-kendi ini, istrinya malah mengeluarkan semuanya dan memindahkannya ke halaman utama. Dia saja yang biasanya sembrono tidak berani mendekati gudang penyimpanan arak, apalagi membukanya.
“Ingat! Tanpa seizinku, tidak boleh ada yang mengambil satu tetes pun dari kendi-kendi ini! Paham?”
“Baik, Yang Mulia,” pelayan menjawab serentak.
“Apa yang mau kau lakukan dengan puluhan kendi arak ini?” tanya Luo Niang.
“Aku akan mengirimnya ke kediaman lain di pinggir kota.”
Qingyi memerintahkan pelayan untuk mengantar semua arak itu ke sebuah kediaman kosong di pinggir kota. Hal itu ia lakukan untuk mengurangi resiko kambuhnya asam lambung Baili Qingchen, juga untuk mencegah kejadian serupa pada semua orang di mansion ini.
Mulai hari ini, dia akan mengajari mereka pola hidup sehat dan mencontohkan bagaimana cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di zaman kuno ini, penyakit apapun bisa berbahaya. Ketersediaan obat yang terbatas dan peralatan medis yang sederhana menjadikan penyakit ringan menjadi penyakit berbahaya.
Cacar dan campak saja bisa menimbulkan kematian, apalagi asam lambung dan penyakit yang tingkat bahayanya sedikit lebih tinggi dari itu. Mungkin yang biasa bisa menjadi kronis dan yang kronis menjadi lebih kronis atau sangat kronis.
Kalau tidak melakukan pencegahan, maka pengobatan tidak akan ada gunanya. Qingyi ingin semua orang di mansion ini sehat dan bugar, punya imun kuat, sampai tubuh mereka tidak mudah terserang penyakit. Cara paling mudahnya ialah mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu penyakit, contohnya arak.
Meski Qingyi bukan dokter, tetapi ilmu kesehatan seperti ini ia tahu. Apalagi ia juga sudah membaca banyak buku tentang kesehatan dan ilmu kedokteran di ruang dimensi. Ilmu kedokterannya tidak berani ia gunakan karena takut menjadi malpraktik. Jadi, Qingyi hanya bisa menerapkan ilmu tentang hidup yang sehat seperti apa.
Usai membereskan urusan, Qingyi baru mengajak Luo Niang ke halaman barat. Di sana, dia membangun sebuah gazebo yang berhadapan langsung dengan kolam ikan. Semilir angin dan langit yang cerah sangat cocok dinikmati di ruang terbuka seperti itu. Ukurannya tidak begitu besar, tetapi muat untuk lima sampai tujuh orang.
“Kau bilang, A-Chen punya penyakit perut bernama asam lambung. Sebenarnya itu penyakit apa?” tanya Luo Niang.
“Singkatnya begini,”
Qingyi menjelaskan secara singkat perihal sistem pencernaan di tubuh manusia dan bagian-bagiannya. Ia juga menjelaskan perihal gangguan pencernaan yang kerap terjadi pada manusia.
Qingyi bukan dokter, tapi dia pernah belajar mengenai ini di pelajaran biologi, juga sering membaca beberapa buku dan artikel ilmiah dari jurnal kesehatan. Mudah baginya untuk menjelaskan dengan cara yang lebih sederhana.
“Apa mungkin penyakit aneh A-Chen namanya adalah ini?”
“Mungkin. Aku tidak tahu penyakit aneh apa yang sering dialami olehnya.”
“Lalu, apa ada obatnya?”
Qingyi menarik napas, melepaskannya dengan pelan.
“Ada. Tapi, lebih baik melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi resiko kambuhnya,” tutur Qingyi.
Luo Niang yang punya sifat jujur dan terbuka tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Dipeluknya Qingyi dengan erat, seperti pelukannya pada Luo Mingyue. Luo Niang senang akhirnya ada orang yang bisa menyembuhkan penyakit kutukan sepupunya, setelah bertahun-tahun tidak ada yang bisa mengobatinya.
Qingyi tersenyum canggung, padahal ia tidak melakukan hal besar. Menurutnya reaksi Luo Niang terlalu berlebihan.
“Ilham Langit memang benar! Dewa mengirimkan orang yang tepat sebagai penyembuh sepupuku!”
Belum dikatakan sembuh karena penyakitnya yang sebenarnya bukan itu, ucap Qingyi dalam hati. Qingyi tiba-tiba teringat sesuatu. Ia seperti melupakan seseorang yang perannya cukup penting dalam cerita ini.
“Apa kau tahu kabar Putri Yilan? Aku tidak pernah melihatnya sejak hari pernikahan,” tanya Qingyi.
“A-Yi sedang tidak ada di ibukota. Kau tahu, setelah dia ribut di pernikahanmu, Kaisar menghukumnya dengan mengurungnya di istana. Beberapa hari lalu, dia baru meninggalkan ibu kota dan pergi ke Xizhou.”
“Xizhou? Apa kaisar ingin dia belajar di akademi?”
Luo Niang mengangguk. Qingyi menyadari alurnya berubah. Di cerita awalnya, Putri Yilan tetap berada di istana dan hendak dinikahkan ke Negara Li, namun tidak terlaksana karena huru-hara di istana terjadi. Tiba-tiba saja muncul plot twist Putri Yilan dikirim ke Akademi Xizhou untuk belajar.
“Sayang sekali. Aku masih belum sempat berterima kasih kepadanya untuk pembelaannya hari itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trudceria
2024-01-27
0
Nini Antéh
jangan lupa empat sehat lima sempurna😂
2023-01-03
3
Yohan68
aku kira penyakit misterius nya berhubungan dengan sihir.. ternyata asam lambung 😂😂
2023-01-03
3