Bagian 19: Tuduhan Bersih

Cui Kong pagi-pagi sekali sudah datang menyambangi ruang baca Baili Qingchen. Sang pengawal membawa laporan hasi penyelidikan menyeluruh terhadap sesosok mayat di pinggi sungai yang ditemukan kemarin. Ia rasa informasi ini penting disampaikan kepada majikannya.

“Yang Mulia, mayat ini memang orang yang meracuni Pangeran Permaisuri. Juga pelat ini, berasal dari kediaman perdana menteri.”

Baili Qingchen menerima berkas laporan hasil penyelidikan dari Cui Kong. Kemarin begitu ia mendapat kabar, ia menghabiskan harinya di Kuil Dali untuk mengautopsi mayat, lalu pulang saat malam. Ketika penyakitnya tiba-tiba kambuh, Cui Kong mungkin meneruskan proses pemeriksaan sampai hasilnya ditentukan.

“Mereka berani mencelakai orang dari kediamanku, keterlaluan!”

“Lalu, apa itu artinya Yang Mulia Putri bebas dari tuduhan?”

“Kau begitu peduli padanya, ya?”

Cui Kong hanya kasihan pada Qingyi yang menjadi kambing hitam dalam kasus ini. Jelas-jelas gadis itu tahu siapa yang telah mencelakai Xiao Junjie, jelas-jelas gadis itu sendiri yang menangkap petunjuk dari penjahat itu.

Tetapi, gadis itu malah memberikan petunjuknya pada orang lain, membiarkan orang lain yang membongkarnya sementara ia tidak melakukan pembelaan apapun.

Pemikiran wanita sulit dimengerti. Cui Kong lebih tidak mengerti cara berpikir Qingyi. Atau mungkin, Baili Qingchen juga tidak memahami pemikiran gadis itu. Di dunia ini siapa yang bisa memahami jalan pikiran seorang Liu Qingyi.

Gadis itu berubah total, mematahkan stigma masyarakat yang mengatakan bahwa anak selir yang menikah dengan keluarga kerajaan hanya akan menjadi sampah yang punya akhir tragis. Nyatanya, Qingyi berbeda dengan mereka.

“Sebenarnya, Yang Mulia Putri yang memberiku petunjuk ini. Kemarin, dia bahkan mendatangi kediaman Perdana Menteri hanya untuk memberi mereka peringatan,” ucap Cui Kong.

“Benarkah? Kesempatan langka seperti itu, dia menyia-nyiakannya begitu saja?”

Cui Kong mengangguk. Baili Qingchen mulai menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh gadis itu. Kalau dia punya petunjuk pelakunya, mengapa dia hanya diam dan tidak melakukan pembelaan ketika dituduh dan dimarani?

Ia malah menyerahkannya pada orang lain. Selain itu, Qingyi bisa saja menggunakan petunjuk itu untuk membongkar kejahatan perdana menteri dan menjatuhkan mereka, mengingat selama ini hubungannya sangat tidak baik dengan keluarga itu.

Baili Qingchen dibuat bingung oleh inkonsistensi sikap gadis itu. Setiap tindakannya di luar dugaan dan selalu memberikan kejutan. Punya kebencian, tetapi tidak punya niat untuk menghancurkan. Pemarah, tetapi tetap peduli. Segala tindak-tanduk Liu Qingyi selalu membuatnya bertanya-tanya.

“Aku lihat Yang Mulia Putri hanya tidak ingin repot. Jadi, dia menyerahkannya kepadamu,” ujar Cui Kong.

“Dengan kata lain, dia memanfaatkanku untuk membongkar kebusukan keluarganya sementara dia duduk manis di halaman barat, begitu?”

Tidak ada jawaban. Cui Kong memilih diam daripada salah berkata-kata. Suasana hati tuannya yang mudah berubah membuatnya tersadar kalau dia tidak boleh berucap sembarangan.

Apalagi tentang Putri Permaisuri yang akhir-akhir ini membuat tuannya jadi lebih sensitif. Belum lagi ditambah permasalahan Pangeran Permaisuri yang baru sadar setelah keracunan.

“Yang Mulia,” Cui Kong melupakan sesuatu.

“Apa lagi?”

“Pelayan dari halaman utara memberitahu kalau kemarin, Yang Mulia Putri mengunjungi Pangeran Permaisuri dan membawakan beberapa obat herbal bekualitas tinggi.”

Baili Qingchen menatap Cui Kong dengan aneh. Dia ini pengawal atau sumber gossip? Semua kejadian di mansion ini dilaporkan kepadanya, seolah-olah Cui Kong ini adalah pengurus besar mansion Raja Changle saja. Informasinya begitu cepat, padahal jelas-jelas kemarin pengawalnya itu bekerja hingga larut malam.

“Pergilah. Awasi dia untukku,” perintah Baili Qingchen.

“Baik, Yang Mulia.”

...***...

Luo Niang kembali mengunjungi mansion Raja Changle siang ini. Ia datang untuk mengucapkan terima kasih kepada Qingyi yang telah membantunya mengatasi permasalahan adiknya tempo hari. Luo Niang membawa beberapa kotak perhiasan sebagai hadiah untuk sepupu iparnya.

Ketika ia sampai di halaman, ia melihat kendi-kendi tanah liat bertumpuk di halaman. Pelayan dan pekerja laki-laki mengangkut kendi-kendi itu dari gudang dan mengumpulkannya di tengah halaman yang luas. Tidak jauh dari sana, tepatnya di teras istana utama, gadis yang dicarinya sedang berdiri mengawasi pekerjaan para pelayan.

“Yang Mulia Putri Changle, oh Liu Qingyi, apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya begitu sampai.

“Sepupumu memiliki riwayat asam lambung. Dia harus mengurangi konsumsi alkohol.”

“Asam lambung?”

“Semacam penyakit perut.”

Luo Niang menatap tak percaya. Kendi-kendi itu berisi arak mahal yang difermentasi selama bertahun-tahun. Sepupunya menghabiskan banyak biaya untuk mendapatkan kendi-kendi ini, istrinya malah mengeluarkan semuanya dan memindahkannya ke halaman utama. Dia saja yang biasanya sembrono tidak berani mendekati gudang penyimpanan arak, apalagi membukanya.

“Ingat! Tanpa seizinku, tidak boleh ada yang mengambil satu tetes pun dari kendi-kendi ini! Paham?”

“Baik, Yang Mulia,” pelayan menjawab serentak.

“Apa yang mau kau lakukan dengan puluhan kendi arak ini?” tanya Luo Niang.

“Aku akan mengirimnya ke kediaman lain di pinggir kota.”

Qingyi memerintahkan pelayan untuk mengantar semua arak itu ke sebuah kediaman kosong di pinggir kota. Hal itu ia lakukan untuk mengurangi resiko kambuhnya asam lambung Baili Qingchen, juga untuk mencegah kejadian serupa pada semua orang di mansion ini.

Mulai hari ini, dia akan mengajari mereka pola hidup sehat dan mencontohkan bagaimana cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Di zaman kuno ini, penyakit apapun bisa berbahaya. Ketersediaan obat yang terbatas dan peralatan medis yang sederhana menjadikan penyakit ringan menjadi penyakit berbahaya.

Cacar dan campak saja bisa menimbulkan kematian, apalagi asam lambung dan penyakit yang tingkat bahayanya sedikit lebih tinggi dari itu. Mungkin yang biasa bisa menjadi kronis dan yang kronis menjadi lebih kronis atau sangat kronis.

Kalau tidak melakukan pencegahan, maka pengobatan tidak akan ada gunanya. Qingyi ingin semua orang di mansion ini sehat dan bugar, punya imun kuat, sampai tubuh mereka tidak mudah terserang penyakit. Cara paling mudahnya ialah mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu penyakit, contohnya arak.

Meski Qingyi bukan dokter, tetapi ilmu kesehatan seperti ini ia tahu. Apalagi ia juga sudah membaca banyak buku tentang kesehatan dan ilmu kedokteran di ruang dimensi. Ilmu kedokterannya tidak berani ia gunakan karena takut menjadi malpraktik. Jadi, Qingyi hanya bisa menerapkan ilmu tentang hidup yang sehat seperti apa.

Usai membereskan urusan, Qingyi baru mengajak Luo Niang ke halaman barat. Di sana, dia membangun sebuah gazebo yang berhadapan langsung dengan kolam ikan. Semilir angin dan langit yang cerah sangat cocok dinikmati di ruang terbuka seperti itu. Ukurannya tidak begitu besar, tetapi muat untuk lima sampai tujuh orang.

“Kau bilang, A-Chen punya penyakit perut bernama asam lambung. Sebenarnya itu penyakit apa?” tanya Luo Niang.

“Singkatnya begini,”

Qingyi menjelaskan secara singkat perihal sistem pencernaan di tubuh manusia dan bagian-bagiannya. Ia juga menjelaskan perihal gangguan pencernaan yang kerap terjadi pada manusia.

Qingyi bukan dokter, tapi dia pernah belajar mengenai ini di pelajaran biologi, juga sering membaca beberapa buku dan artikel ilmiah dari jurnal kesehatan. Mudah baginya untuk menjelaskan dengan cara yang lebih sederhana.

“Apa mungkin penyakit aneh A-Chen namanya adalah ini?”

“Mungkin. Aku tidak tahu penyakit aneh apa yang sering dialami olehnya.”

“Lalu, apa ada obatnya?”

Qingyi menarik napas, melepaskannya dengan pelan.

“Ada. Tapi, lebih baik melakukan upaya pencegahan untuk mengurangi resiko kambuhnya,” tutur Qingyi.

Luo Niang yang punya sifat jujur dan terbuka tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Dipeluknya Qingyi dengan erat, seperti pelukannya pada Luo Mingyue. Luo Niang senang akhirnya ada orang yang bisa menyembuhkan penyakit kutukan sepupunya, setelah bertahun-tahun tidak ada yang bisa mengobatinya.

Qingyi tersenyum canggung, padahal ia tidak melakukan hal besar. Menurutnya reaksi Luo Niang terlalu berlebihan.

“Ilham Langit memang benar! Dewa mengirimkan orang yang tepat sebagai penyembuh sepupuku!”

Belum dikatakan sembuh karena penyakitnya yang sebenarnya bukan itu, ucap Qingyi dalam hati. Qingyi tiba-tiba teringat sesuatu. Ia seperti melupakan seseorang yang perannya cukup penting dalam cerita ini.

“Apa kau tahu kabar Putri Yilan? Aku tidak pernah melihatnya sejak hari pernikahan,” tanya Qingyi.

“A-Yi sedang tidak ada di ibukota. Kau tahu, setelah dia ribut di pernikahanmu, Kaisar menghukumnya dengan mengurungnya di istana. Beberapa hari lalu, dia baru meninggalkan ibu kota dan pergi ke Xizhou.”

“Xizhou? Apa kaisar ingin dia belajar di akademi?”

Luo Niang mengangguk. Qingyi menyadari alurnya berubah. Di cerita awalnya, Putri Yilan tetap berada di istana dan hendak dinikahkan ke Negara Li, namun tidak terlaksana karena huru-hara di istana terjadi. Tiba-tiba saja muncul plot twist Putri Yilan dikirim ke Akademi Xizhou untuk belajar.

“Sayang sekali. Aku masih belum sempat berterima kasih kepadanya untuk pembelaannya hari itu."

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trudceria

2024-01-27

0

Nini Antéh

Nini Antéh

jangan lupa empat sehat lima sempurna😂

2023-01-03

3

Yohan68

Yohan68

aku kira penyakit misterius nya berhubungan dengan sihir.. ternyata asam lambung 😂😂

2023-01-03

3

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!