Telinga kecil Yinghao bergerak. Panda itu berbisik,
“Ada misi sampingan untukmu. Hadapi sahabat protagonis pria yang hendak menindasmu,” ucap Yinghao. Sistem memberinya perintah.
Suara pria di luar kamar terus terdengar. Beberapa pelayan yang menjaga di sana tampaknya mencoba untuk mencegah orang itu masuk ke kamar pengantin. Ini belum satu hari, tetapi karakter utama yang lain dalam cerita ini sudah datang. Tampaknya, dia sangat tidak sabaran.
“Apa yang mau kau lakukan?”
“Memulai pekerjaan. Untuk menyelesaikan misi, aku harus tahu virus utamanya dulu.”
Tahu bahwa tuannya akan melakukan sesuatu, Yinghao melompat ke atas kepala Qingyi dan mengaktifkan mode penyamaran. Dia menghitung satu sampai tiga untuk menyambut sosok manusia yang ada di balik pintu. Akan ada pertunjukan bagus hari ini. Yinghao mengeluarkan sebungkus popcorn dari sistem tubuhnya, lalu memakannya.
Tidak lama kemudian, pintu yang tertutup itu terbuka. Di ambang pintu, seorang pria berpakaian putih panjang berdiri tegap menatap lekat Qingyi. Rambut pria itu digerai, namun bagian belakangnya diikat oleh semacam jepit berbentuk bundar berwarna perak.
Tampilan luarnya sangat mengesankan. Wajahnya seputih giok dan kulitnya sepertinya sangat halus. Di dahi pria itu terdapat totem merah berbentuk teratai kecil. Cantik dan tampan di waktu yang bersamaan.
Qingyi tersenyum misterius. Sebenarnya dia tidak menyangka kalau karakter digambarkan dalam bentuk deskripsi dan hanya berupa perkataan akan seindah ini ketika terwujud dalam bentuk manusia seutuhnya. Ah, sayang sekali otak pria ini dibuat tidak normal oleh penulisnya. Qingyi tiba-tiba merasa telah menyia-nyiakan karakter seindah ini.
“Kalau kau pergi sekarang, aku tidak akan memperhitungkanmu,” ucap pria itu tanpa memberi salam terlebih dahulu.
“Kau tidak pantas bersanding dengan A-Chen,” tambah pria itu lagi.
Qingyi tidak berminat menanggapi. Dia memainkan kuku jarinya sambil tetap tenang. Pria itu tampak marah. Dia berjalan mendekat. Langkah kakinya begitu anggun dan berirama. Ini lebih dari keanggunan seorang wanita.
“Kau mengabaikanku?’
Qingyi hanya meliriknya sekilas. Dia malah menuangkan secangkir teh lalu meminumnya. Pria itu mengangkat tangannya, hendak memukul Qingyi namun terhenti ketika gadis itu tiba-tiba berkata,
“Apakah seorang selir pria ingin membunuh seorang permaisuri raja di hari pertama pernikahan?”
Xiao Junjie, sahabat sehidup semati yang tinggal bersama Baili Qingchen menahan tangannya di udara. Darahnya mendidih ke kepala. Dia adalah satu-satunya orang yang menemani Baili Qingchen sejak pria itu kehilangan istri pertamanya.
Kaisar memberinya izin tinggal di sini karena bakti dan kasih sayangnya pada sahabat begitu besar, lalu secara khusus menghadiahkan gelar pangeran tingkat empat kepadanya.
Meskipun statusnya hanya sahabat, tetapi interaksi yang terjadi tidak seperti itu. Ada yang bilang kalau Xiao Junjie ini lebih seperti seorang pasangan, pengganti istri pertama Raja Changle. Para pelayan dan beberapa orang yang punya dendam lama dengan mansion Raja Changle kerap memanggilnya sebagai ‘Pangeran Permaisuri’.
Lama kelamaan panggilan itu menjadi akrab dan digunakan oleh pelayan kediaman. Jadi, jika ada yang menyebut ‘Pangeran Permaisuri’, maka pasti merujuk pada Xiao Junjie.
Xiao Junjie tidak menyukai gadis di hadapannya. Dia paling tidak suka dengan panggilan itu. Di kediaman ini, tidak ada yang berani memanggilnya dengan sebutan itu. Dia lebih marah ketika gadis berpakaian pengantin di depannya menyebut dirinya sendiri sebagai permaisuri pangeran.
Atas dasar apa?
Dia lebih dulu masuk ke kediaman ini, menemani dan membantu Baili Qingchen mengatasi banyak persoalan. Ia telah mengorbankan banyak hal untuk sahabat sehidup sematinya itu. Wanita rendahan ini tidak lebih dari seorang anak buangan yang sengaja dikirimkan oleh perdana menteri dan kaisar, ia tentu tidak menerimanya!
Gadis ini tiba-tiba mendapat titah untuk menikah dengan Baili Qingchen, dia tentu sangat marah. Selama lima tahun ini, hanya dialah satu satunya orang yang menemani Baili Qingchen. Kalau gadis ini menjadi istri sahabatnya, bukankah hari-hari indahnya segera berakhir?
“Siapa? Siapa yang permaisuri raja?” Xiao Junjie tidak terima.
Qingyi tertawa kecil.
“Setahuku, kau hanyalah teman yang diberi izin tinggal di mansion oleh kaisar. Statusmu hanyalah seorang pangeran kecil. Berdasarkan aturan, orang yang menikah dengan dekret statusnya adalah sah di mata hukum. Posisiku lebih tinggi darimu, bukankah begitu? Kau seharusnya memanggilku dengan sebutan Yang Mulia, bukan?”
Xiao Junjie sangat marah. Tetapi, dia tidak tahu kalau dirinya hanyalah karakter yang tercipta dari tulisan, yang telah diketahui oleh gadis yang duduk di hadapannya. Tanpa gadis ini, dia tidak akan pernah ada di dunia ini karena Qingyi bisa saja menyuruh penulis menghapus karakternya. Seharusnya pria ini berterima kasih kepadanya, bukan memarahinya.
Xiao Junjie tercengang atas perilaku Qingyi. Sama seperti orang-orang di dalam aula pernikahan, dia juga tidak menyangka kalau putri perdana menteri yang satu ini begitu angkuh dan pandai berbicara, tidak sama seperti rumor yang beredar di masyarakat. Xiao Junjie awalnya berpikir sangat mudah menyingkirkan gadis ini, namun dia akan sedikit kesusahan di hari-hari esok.
Pria ini adalah seorang putra bangsawan besar. Perilakunya seperti seorang pelajar tauladan yang memahami banyak ilmu. Xiao Junjie adalah kebanggaan keluarga. Ketika mencapai usia menikah, pria ini tidak menunjukkan minat terhadap wanita karena seumur hidupnya didominasi dengan buku.
Penulisnya mengatur cerita awal pertemuan Xiao Junjie dengan Baili Qingchen di tengah kota. Kala itu sedang musim semi. Xiao Junjie sedang ditindas tuan muda lain di sebuah kedai, lalu membawanya ke rumah bordil dan memaksanya berhubungan dengan seorang wanita penghibur. Xiao Junjie menolak hingga dia dipukul habis-habisan.
Lalu, Baili Qingchen yang kala itu tengah menyelesaikan diskusi dengan beberapa orang merasa terganggu. Baili Qingchen menolong Xiao Junjie, lalu membawanya ke tabib dan merawatnya.
Xiao Junjie yang menjalani kehidupan seperti orang suci merasa tersentuh atas pertolongan Baili Qingchen. Siapa yang menyangka kalau hubungan itu berlanjut dari sebuah pertemuan tak disengaja menjadi sahabat sehidup semati.
Qingyi tertawa ketika memikirkan alur cerita gila ini. Melihat sosok Xiao Junjie yang nyata, dia akan sedikit kesulitan menghadapinya. Meskipun dia mengetahui semua tentang Xiao Junjie, alurnya sudah sedikit berubah sekarang.
“Kau pikir A-Chen akan tertarik padamu?” ucap Xiao Junjie begitu angkuh.
“Coba kau tebak, apa dia akan tertarik atau tidak?” Qingyi membalikkan pertanyaan pria itu.
“Liu Qingyi, kau berpikir terlalu jauh!”
Qingyi memandang Xiao Junjie yang wajahnya sudah memerah, lalu tertawa mengejek. Dia ingin sekali menendang pria ini sekarang. Oh, tokoh fiksi yang satu ini benar-benar menyebalkan.
“Aku juga tidak menyukainya. Jadi, untuk apa kita bersaing?” tanya Qingyi.
“Kau pikir aku bodoh?”
Xiao Junjie menggebrak meja. Qingyi menjadi kaget, dia membelalakkan mata. Tunggu dulu, apa barusan pria ini menggebrak meja sambil membentaknya? Qingyi menghela napas kesal. Sementara itu, Yinghao malah sibuk menonton di atas kepalanya. Panda kecil itu sudah siap menonton pertunjukan.
“Xiao Junjie, apa kau baru saja menggebrak meja dan membentakku?”
“Ya!”
Lalu, mereka berdua ribut. Qingyi mendorong Xiao Junjie, sementara pria itu membalasnya dengan menampar pipinya. Adegan perkelahian di dalam kamar pengantin berlangsung sengit. Pertarungan antara dua istri Raja Changle menimbulkan suara keras yang terdengar hingga ke luar.
Para pelayan tidak berani memisahkan mereka. Yang satu adalah sahabat sehidup semati yang sudah seperti istri, yang satu lagi adalah istri sah pemberian kaisar.
Walaupun keduanya berbeda jenis kelamin, tetapi kedudukan keduanya cukup setara di mansion Raja Changle ini. Para pelayan itu tidak bisa menentukan harus berpihak pada siapa.
“Apa kita harus melaporkannya kepada Yang Mulia?” bisik salah satu pelayan.
“Kau bodoh? Biarkan saja mereka bertarung. Kita hanya pelayan, untuk apa mencampuri urusan rumah tangga majikan?” jawab pelayan yang satunya lagi.
“Tapi, bagaimana jika Putri Permaisuri terluka? Aku takut Yang Mulia akan mempermasalahkannya,” ucap pelayan tadi.
“Apa kau tidak lihat kalau Putri Permaisuri sangat kuat? Dia tidak tampak seperti wanita yang akan kalah dari seorang pria!”
Para pelayan itu mencoba menulikan pendengaran mereka. Suara perkelahian di dalam sana semakin keras pertanda pertarungan semakin sengit. Qingyi melompat ke atas ranjang, Xiao Junjie melemparkan vas bunga antik ke arahnya. Sayang, gadis itu terlalu tangkas hingga berhasil menghindarinya. Vas bunga cantik itu mengenai dinding, lalu pecah.
Xiao Junjie melemparkan semua benda pecah belah yang ada di kamar pengantin. Pria yang biasanya tampak lembut sudah dikuasai emosi, terbakar api cemburu dan api amarah yang membara. Niatnya untuk mengancam gadis ini berubah menjadi hawa membunuh yang kentara. Dia tidak bisa kungfu, tapi tubuhnya cukup bugar untuk memukuli seorang wanita.
“Xiao Junjie ini gila! Dia ingin membunuhku!”
Pergerakan Qingyi agak terbatas karena pakaian pengantinnya yang panjang. Gadis itu berkali-kali menggulung ujung gaunnya sembari menghindari serangan Xiao Junjie.
“Yinghao, beri aku senjata!” teriak Qingyi di tengah-tengah pertarungan. Yinghao menghilang sesaat, lalu muncul menjatuhkan sebuah benda panjang dari kayu.
“Jangan sampai kau membunuhnya!” peringat Yinghao sambil kembali menonton pertunjukan di atas kepala Qingyi.
Meja, poci, gelas, guci, bahkan sampai tempat tidur pengantin semuanya rusak. Kain-kain merah yang terpasang di tiang-tiang berserakan di lantai. Gerakan Xiao Junjie juga begitu cepat dan gesit hingga beberapa serangan darinya meleset. Kamar yang sudah didekorasi sedemikian indahnya sekarang sudah kehilangan fungsinya.
“Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mengalahkan karakter fiksi menyebalkan ini!” teriak Qingyi.
“Bermimpilah!” Xiao Junjie juga berteriak.
Ketika Xiao Junjie lengah, Qingyi memukul pinggang pria itu sekeras mungkin. Xiao Junjie terpekik. Belum sempat dia melawan, Qingyi menendangnya sekuat tenaga. Tubuh Xiao Junjie melayang keluar dari kamar pengantin, lalu jatuh di hadapan Baili Qingchen yang baru saja datang.
“A-Jie!” seru Baili Qingchen.
Melihat orangnya babak belur, Baili Qingchen sangat marah. Dia hendak masuk ke kamar pengantin, namun Qingyi keluar terlebih dahulu. Gadis itu memegang tongkat baseball dan menyampirkannya di pundaknya.
Busana merah pengantinnya acak-acakan. Ia yang seharusnya diam di pinggir ranjang sambil menunggu suami justru malah keluar dengan begitu berani. Qingyi baru saja memukul dan menendang satu virus, sekarang muncul pasangan virus lainnya.
Baili Qingchen menatap Qingyi dengan marah.
“Kau!”
Itu adalah kata pertama yang dilontarkan Baili Qingchen sejak Qingyi menikah dengannya. Hanya satu kata, tetapi dipenuhi kemarahan. Qingyi mengerutkan kening sambil menatap marah pada sepasang manusia di hadapannya.
“Apa? Apa kau juga mau dipukul seperti dia?”
“Tidak tahu malu!”
“Hei, pria bermasalah! Yang tidak tahu malu itu kau! Cepat pergi dari sini! Bawa sahabat tercintamu, singkirkan dia dari hadapanku!” seru Qingyi sambil mengacungkan tongkat baseball. Dia benar-benar sangat kesal.
Baili Qingchen membantu Xiao Junjie untuk berdiri. Dia merangkul pria itu. Xiao Junjie yang babak belur mengaitkan lengannya di leher Baili Qingchen, lalu berjalan tertatih-tatih. Kedua pria itu meninggalkan kamar pengantin tanpa menoleh lagi.
“Lihatlah sepasang lovebirds itu. Aku jadi mual!”
Setelah kedua pria itu pergi, Qingyi juga mengusir pelayan yang berjada di sekitar kamarnya.
Gadis itu menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya. Kamar pengantin yang semula didekorasi dengan indah sekarang seperti kapal pecah.
Tidak ada tempat yang bisa digunakan bahkan untuk duduk. Qingyi duduk di lantai. Yinghao muncul di depannya. Panda kecil itu begitu imut, namun Qingyi tidak memiliki mood untuk memperhatikannya.
“Ada hadiah untukmu karena berhasil melawan pasangan protagonis pria,” ujar Yinghao. Sebuah stik golf kemudian jatuh di depan Qingyi.
“Hadiahnya ini? Yang benar saja!” Qingyi benar-benar tidak percaya.
“Mungkin ini akan berguna suatu saat nanti. Kau tidak lupa dengan misi utamamu kan?” tanya Yinghao.
“Aku tidak lupa. Tadi aku hanya kesal karena Xiao Junjie memprovokasiku.”
Dia memungut stik golfnya, memperhatikannya barangkali bisa menemukan sesuatu yang istimewa.
Hah, ini seperti stik golf biasa.
“Masukkan ke ruang dimensi saja!”
Hari sudah malam. Dengan kejadian tadi, Baili Qingchen seharusnya tidak akan datang, lebih bagus jika tidak pernah datang.
Tetapi, yang jadi masalahnya sekarang ialah: kamarnya benar-benar berantakan! Di mana dia harus tidur malam ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-01-27
0
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
gkgkgkgk 😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-09-23
0
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-09-23
0