Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama

Telinga kecil Yinghao bergerak. Panda itu berbisik,

“Ada misi sampingan untukmu. Hadapi sahabat protagonis pria yang hendak menindasmu,” ucap Yinghao. Sistem memberinya perintah.

Suara pria di luar kamar terus terdengar. Beberapa pelayan yang menjaga di sana tampaknya mencoba untuk mencegah orang itu masuk ke kamar pengantin. Ini belum satu hari, tetapi karakter utama yang lain dalam cerita ini sudah datang. Tampaknya, dia sangat tidak sabaran.

“Apa yang mau kau lakukan?”

“Memulai pekerjaan. Untuk menyelesaikan misi, aku harus tahu virus utamanya dulu.”

Tahu bahwa tuannya akan melakukan sesuatu, Yinghao melompat ke atas kepala Qingyi dan mengaktifkan mode penyamaran. Dia menghitung satu sampai tiga untuk menyambut sosok manusia yang ada di balik pintu. Akan ada pertunjukan bagus hari ini. Yinghao mengeluarkan sebungkus popcorn dari sistem tubuhnya, lalu memakannya.

Tidak lama kemudian, pintu yang tertutup itu terbuka. Di ambang pintu, seorang pria berpakaian putih panjang berdiri tegap menatap lekat Qingyi. Rambut pria itu digerai, namun bagian belakangnya diikat oleh semacam jepit berbentuk bundar berwarna perak.

Tampilan luarnya sangat mengesankan. Wajahnya seputih giok dan kulitnya sepertinya sangat halus. Di dahi pria itu terdapat totem merah berbentuk teratai kecil. Cantik dan tampan di waktu yang bersamaan.

Qingyi tersenyum misterius. Sebenarnya dia tidak menyangka kalau karakter digambarkan dalam bentuk deskripsi dan hanya berupa perkataan akan seindah ini ketika terwujud dalam bentuk manusia seutuhnya. Ah, sayang sekali otak pria ini dibuat tidak normal oleh penulisnya. Qingyi tiba-tiba merasa telah menyia-nyiakan karakter seindah ini.

“Kalau kau pergi sekarang, aku tidak akan memperhitungkanmu,” ucap pria itu tanpa memberi salam terlebih dahulu.

“Kau tidak pantas bersanding dengan A-Chen,” tambah pria itu lagi.

Qingyi tidak berminat menanggapi. Dia memainkan kuku jarinya sambil tetap tenang. Pria itu tampak marah. Dia berjalan mendekat. Langkah kakinya begitu anggun dan berirama. Ini lebih dari keanggunan seorang wanita.

“Kau mengabaikanku?’

Qingyi hanya meliriknya sekilas. Dia malah menuangkan secangkir teh lalu meminumnya. Pria itu mengangkat tangannya, hendak memukul Qingyi namun terhenti ketika gadis itu tiba-tiba berkata,

“Apakah seorang selir pria ingin membunuh seorang permaisuri raja di hari pertama pernikahan?”

Xiao Junjie, sahabat sehidup semati yang tinggal bersama Baili Qingchen menahan tangannya di udara. Darahnya mendidih ke kepala. Dia adalah satu-satunya orang yang menemani Baili Qingchen sejak pria itu kehilangan istri pertamanya.

Kaisar memberinya izin tinggal di sini karena bakti dan kasih sayangnya pada sahabat begitu besar, lalu secara khusus menghadiahkan gelar pangeran tingkat empat kepadanya.

Meskipun statusnya hanya sahabat, tetapi interaksi yang terjadi tidak seperti itu. Ada yang bilang kalau Xiao Junjie ini lebih seperti seorang pasangan, pengganti istri pertama Raja Changle. Para pelayan dan beberapa orang yang punya dendam lama dengan mansion Raja Changle kerap memanggilnya sebagai ‘Pangeran Permaisuri’.

Lama kelamaan panggilan itu menjadi akrab dan digunakan oleh pelayan kediaman. Jadi, jika ada yang menyebut ‘Pangeran Permaisuri’, maka pasti merujuk pada Xiao Junjie.

Xiao Junjie tidak menyukai gadis di hadapannya. Dia paling tidak suka dengan panggilan itu. Di kediaman ini, tidak ada yang berani memanggilnya dengan sebutan itu. Dia lebih marah ketika gadis berpakaian pengantin di depannya menyebut dirinya sendiri sebagai permaisuri pangeran.

Atas dasar apa?

Dia lebih dulu masuk ke kediaman ini, menemani dan membantu Baili Qingchen mengatasi banyak persoalan. Ia telah mengorbankan banyak hal untuk sahabat sehidup sematinya itu. Wanita rendahan ini tidak lebih dari seorang anak buangan yang sengaja dikirimkan oleh perdana menteri dan kaisar, ia tentu tidak menerimanya!

Gadis ini tiba-tiba mendapat titah untuk menikah dengan Baili Qingchen, dia tentu sangat marah. Selama lima tahun ini, hanya dialah satu satunya orang yang menemani Baili Qingchen. Kalau gadis ini menjadi istri sahabatnya, bukankah hari-hari indahnya segera berakhir?

“Siapa? Siapa yang permaisuri raja?” Xiao Junjie tidak terima.

Qingyi tertawa kecil.

“Setahuku, kau hanyalah teman yang diberi izin tinggal di mansion oleh kaisar. Statusmu hanyalah seorang pangeran kecil. Berdasarkan aturan, orang yang menikah dengan dekret statusnya adalah sah di mata hukum. Posisiku lebih tinggi darimu, bukankah begitu? Kau seharusnya memanggilku dengan sebutan Yang Mulia, bukan?”

Xiao Junjie sangat marah. Tetapi, dia tidak tahu kalau dirinya hanyalah karakter yang tercipta dari tulisan, yang telah diketahui oleh gadis yang duduk di hadapannya. Tanpa gadis ini, dia tidak akan pernah ada di dunia ini karena Qingyi bisa saja menyuruh penulis menghapus karakternya. Seharusnya pria ini berterima kasih kepadanya, bukan memarahinya.

Xiao Junjie tercengang atas perilaku Qingyi. Sama seperti orang-orang di dalam aula pernikahan, dia juga tidak menyangka kalau putri perdana menteri yang satu ini begitu angkuh dan pandai berbicara, tidak sama seperti rumor yang beredar di masyarakat. Xiao Junjie awalnya berpikir sangat mudah menyingkirkan gadis ini, namun dia akan sedikit kesusahan di hari-hari esok.

Pria ini adalah seorang putra bangsawan besar. Perilakunya seperti seorang pelajar tauladan yang memahami banyak ilmu. Xiao Junjie adalah kebanggaan keluarga. Ketika mencapai usia menikah, pria ini tidak menunjukkan minat terhadap wanita karena seumur hidupnya didominasi dengan buku.

Penulisnya mengatur cerita awal pertemuan Xiao Junjie dengan Baili Qingchen di tengah kota. Kala itu sedang musim semi. Xiao Junjie sedang ditindas tuan muda lain di sebuah kedai, lalu membawanya ke rumah bordil dan memaksanya berhubungan dengan seorang wanita penghibur. Xiao Junjie menolak hingga dia dipukul habis-habisan.

Lalu, Baili Qingchen yang kala itu tengah menyelesaikan diskusi dengan beberapa orang merasa terganggu. Baili Qingchen menolong Xiao Junjie, lalu membawanya ke tabib dan merawatnya.

Xiao Junjie yang menjalani kehidupan seperti orang suci merasa tersentuh atas pertolongan Baili Qingchen. Siapa yang menyangka kalau hubungan itu berlanjut dari sebuah pertemuan tak disengaja menjadi sahabat sehidup semati.

Qingyi tertawa ketika memikirkan alur cerita gila ini. Melihat sosok Xiao Junjie yang nyata, dia akan sedikit kesulitan menghadapinya. Meskipun dia mengetahui semua tentang Xiao Junjie, alurnya sudah sedikit berubah sekarang.

“Kau pikir A-Chen akan tertarik padamu?” ucap Xiao Junjie begitu angkuh.

“Coba kau tebak, apa dia akan tertarik atau tidak?” Qingyi membalikkan pertanyaan pria itu.

“Liu Qingyi, kau berpikir terlalu jauh!”

Qingyi memandang Xiao Junjie yang wajahnya sudah memerah, lalu tertawa mengejek. Dia ingin sekali menendang pria ini sekarang. Oh, tokoh fiksi yang satu ini benar-benar menyebalkan.

“Aku juga tidak menyukainya. Jadi, untuk apa kita bersaing?” tanya Qingyi.

“Kau pikir aku bodoh?”

Xiao Junjie menggebrak meja. Qingyi menjadi kaget, dia membelalakkan mata. Tunggu dulu, apa barusan pria ini menggebrak meja sambil membentaknya? Qingyi menghela napas kesal. Sementara itu, Yinghao malah sibuk menonton di atas kepalanya. Panda kecil itu sudah siap menonton pertunjukan.

“Xiao Junjie, apa kau baru saja menggebrak meja dan membentakku?”

“Ya!”

Lalu, mereka berdua ribut. Qingyi mendorong Xiao Junjie, sementara pria itu membalasnya dengan menampar pipinya. Adegan perkelahian di dalam kamar pengantin berlangsung sengit. Pertarungan antara dua istri Raja Changle menimbulkan suara keras yang terdengar hingga ke luar.

Para pelayan tidak berani memisahkan mereka. Yang satu adalah sahabat sehidup semati yang sudah seperti istri, yang satu lagi adalah istri sah pemberian kaisar.

Walaupun keduanya berbeda jenis kelamin, tetapi kedudukan keduanya cukup setara di mansion Raja Changle ini. Para pelayan itu tidak bisa menentukan harus berpihak pada siapa.

“Apa kita harus melaporkannya kepada Yang Mulia?” bisik salah satu pelayan.

“Kau bodoh? Biarkan saja mereka bertarung. Kita hanya pelayan, untuk apa mencampuri urusan rumah tangga majikan?” jawab pelayan yang satunya lagi.

“Tapi, bagaimana jika Putri Permaisuri terluka? Aku takut Yang Mulia akan mempermasalahkannya,” ucap pelayan tadi.

“Apa kau tidak lihat kalau Putri Permaisuri sangat kuat? Dia tidak tampak seperti wanita yang akan kalah dari seorang pria!”

Para pelayan itu mencoba menulikan pendengaran mereka. Suara perkelahian di dalam sana semakin keras pertanda pertarungan semakin sengit. Qingyi melompat ke atas ranjang, Xiao Junjie melemparkan vas bunga antik ke arahnya. Sayang, gadis itu terlalu tangkas hingga berhasil menghindarinya. Vas bunga cantik itu mengenai dinding, lalu pecah.

Xiao Junjie melemparkan semua benda pecah belah yang ada di kamar pengantin. Pria yang biasanya tampak lembut sudah dikuasai emosi, terbakar api cemburu dan api amarah yang membara. Niatnya untuk mengancam gadis ini berubah menjadi hawa membunuh yang kentara. Dia tidak bisa kungfu, tapi tubuhnya cukup bugar untuk memukuli seorang wanita.

“Xiao Junjie ini gila! Dia ingin membunuhku!”

Pergerakan Qingyi agak terbatas karena pakaian pengantinnya yang panjang. Gadis itu berkali-kali menggulung ujung gaunnya sembari menghindari serangan Xiao Junjie.

“Yinghao, beri aku senjata!” teriak Qingyi di tengah-tengah pertarungan. Yinghao menghilang sesaat, lalu muncul menjatuhkan sebuah benda panjang dari kayu.

“Jangan sampai kau membunuhnya!” peringat Yinghao sambil kembali menonton pertunjukan di atas kepala Qingyi.

Meja, poci, gelas, guci, bahkan sampai tempat tidur pengantin semuanya rusak. Kain-kain merah yang terpasang di tiang-tiang berserakan di lantai. Gerakan Xiao Junjie juga begitu cepat dan gesit hingga beberapa serangan darinya meleset. Kamar yang sudah didekorasi sedemikian indahnya sekarang sudah kehilangan fungsinya.

“Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mengalahkan karakter fiksi menyebalkan ini!” teriak Qingyi.

“Bermimpilah!” Xiao Junjie juga berteriak.

Ketika Xiao Junjie lengah, Qingyi memukul pinggang pria itu sekeras mungkin. Xiao Junjie terpekik. Belum sempat dia melawan, Qingyi menendangnya sekuat tenaga. Tubuh Xiao Junjie melayang keluar dari kamar pengantin, lalu jatuh di hadapan Baili Qingchen yang baru saja datang.

“A-Jie!” seru Baili Qingchen.

Melihat orangnya babak belur, Baili Qingchen sangat marah. Dia hendak masuk ke kamar pengantin, namun Qingyi keluar terlebih dahulu. Gadis itu memegang tongkat baseball dan menyampirkannya di pundaknya.

Busana merah pengantinnya acak-acakan. Ia yang seharusnya diam di pinggir ranjang sambil menunggu suami justru malah keluar dengan begitu berani. Qingyi baru saja memukul dan menendang satu virus, sekarang muncul pasangan virus lainnya.

Baili Qingchen menatap Qingyi dengan marah.

“Kau!”

Itu adalah kata pertama yang dilontarkan Baili Qingchen sejak Qingyi menikah dengannya. Hanya satu kata, tetapi dipenuhi kemarahan. Qingyi mengerutkan kening sambil menatap marah pada sepasang manusia di hadapannya.

“Apa? Apa kau juga mau dipukul seperti dia?”

“Tidak tahu malu!”

“Hei, pria bermasalah! Yang tidak tahu malu itu kau! Cepat pergi dari sini! Bawa sahabat tercintamu, singkirkan dia dari hadapanku!” seru Qingyi sambil mengacungkan tongkat baseball. Dia benar-benar sangat kesal.

Baili Qingchen membantu Xiao Junjie untuk berdiri. Dia merangkul pria itu. Xiao Junjie yang babak belur mengaitkan lengannya di leher Baili Qingchen, lalu berjalan tertatih-tatih. Kedua pria itu meninggalkan kamar pengantin tanpa menoleh lagi.

“Lihatlah sepasang lovebirds itu. Aku jadi mual!”

Setelah kedua pria itu pergi, Qingyi juga mengusir pelayan yang berjada di sekitar kamarnya.

Gadis itu menutup pintu rapat-rapat dan menguncinya. Kamar pengantin yang semula didekorasi dengan indah sekarang seperti kapal pecah.

Tidak ada tempat yang bisa digunakan bahkan untuk duduk. Qingyi duduk di lantai. Yinghao muncul di depannya. Panda kecil itu begitu imut, namun Qingyi tidak memiliki mood untuk memperhatikannya.

“Ada hadiah untukmu karena berhasil melawan pasangan protagonis pria,” ujar Yinghao. Sebuah stik golf kemudian jatuh di depan Qingyi.

“Hadiahnya ini? Yang benar saja!” Qingyi benar-benar tidak percaya.

“Mungkin ini akan berguna suatu saat nanti. Kau tidak lupa dengan misi utamamu kan?” tanya Yinghao.

“Aku tidak lupa. Tadi aku hanya kesal karena Xiao Junjie memprovokasiku.”

Dia memungut stik golfnya, memperhatikannya barangkali bisa menemukan sesuatu yang istimewa.

Hah, ini seperti stik golf biasa.

“Masukkan ke ruang dimensi saja!”

Hari sudah malam. Dengan kejadian tadi, Baili Qingchen seharusnya tidak akan datang, lebih bagus jika tidak pernah datang.

Tetapi, yang jadi masalahnya sekarang ialah: kamarnya benar-benar berantakan! Di mana dia harus tidur malam ini?

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-01-27

0

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

gkgkgkgk 😂😂😂😂😂😂😂😂😂

2023-09-23

0

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

😂😂😂😂😂😂😂😂

2023-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!