Bagian 13: Menagih Utang

Malam harinya ketika Qingyi selesai mengobati luka bakar akibat ledakan di ruang dimensi, dia kembali ke mansion Raja Changle. Malam ini, ia berencana membalas kehancuran kamarnya dengan mendatangi kediaman Baili Qingchen.

Persetan dengan sebutan wanita tidak tahu malu atau apa, Qingyi hanya ingin Baili Qingchen melunasi utangnya.

Di mansion ini, Qingyi tidak punya kediaman lain selain kamar yang telah hancur. Dia juga tidak bisa bolak-balik ke ruang dimensi karena misi utamanya bisa terpengaruh. Kebetulan, dia penasaran dengan kemewahan kamar utama Raja Changle.

Dengar-dengar, Xiao Junjie pernah tidur di sana. Karena tidak suka kalah bersaing dengan pria dan ingin membalas dendam, Qingyi ingin bermain sedikit.

Pada malam yang belum begitu larut, gadis itu mendatangi kamar Baili Qingchen, mengetuknya dengan keras sambil berteriak. Pelayan di sana memperhatikannya, lalu menggelengkan kepala.

Tingkah sang putri permaisuri sangat tidak beradab menurut mereka. Siapa Raja Changle? Dia adalah seorang pangeran, tidak pantas diganggu malam-malam oleh seorang wanita dengan cara seperti itu.

“Ada apa?” tanya pria itu ketika melihat Qingyi berdiri di depan pintu kamarnya.

“Kau bertanya ada apa? Yang Mulia, kau menghancurkan kamarku. Apa aku akan baik-baik saja tidur di ruangan yang bahkan lebih buruk dari kandang babi?”

“Aku akan menyuruh pelayan mempersiapkan kamar lain untukmu.”

“Tidak perlu. Karena kau yang mengancurkannya, maka kau yang harus bertanggungjawab!”

Qingyi menerobos kamar Baili Qingchen lalu berbalik.

Senyum jahatnya terukir. Qingyi mendorong keluar Baili Qingchen, lalu menutup pintu dan menguncinya. Merasa terusir, Baili Qingchen mengetuk pintu keras-keras, namun tidak juga terbuka.

“Keluar dari kamarku!” teriak Baili Qingchen. Namun, tidak ada jawaban dan kamar hening. Dia ingin mendobraknya, tapi hari sudah malam. Itu hanya akan menarik perhatian.

Di dalam kamar Baili Qingchen, Qingyi duduk di kursi kayu. Ruangan ini lebih besar dan lebih bagus, mungkin yang terbagus dari semua kamar yang ada di mansion ini. Perabotannya mahal, detail-detailnya juga unik. Qingyi tersenyum menang. Bukan hanya Xiao Junjie yang bisa masuk, dia juga bisa. Bahkan Qingyi tidak perlu menunggu persetujuan siapapun.

“Tuan, apa kau akan tidur di sini?” tanya Yinghao.

Qingyi menggeleng cepat.

“Lalu kenapa kau menginginkan kamar ini?” panda itu bertanya kembali.

“Karena aku ingin membuat Xiao Junjie marah. Ada dua keuntungan di depan mata, kenapa aku harus memilih salah satunya?”

“Sepertinya kau salah peran. Seharusnya kau menjadi peran pembantu yang antagonis saja,” ujar panda itu, heran dengan kelakuan tuannya yang tidak bisa ditebak.

“Aku tidak mau tidur di ranjang yang sama dengan yang pernah ditiduri Xiao Junjie,” ucap Qingyi. Yinghao meloncat ke pundaknya. Setelah ini, dia tahu tuannya akan pergi ke mana.

Di luar, Baili Qingchen berjalan meninggalkan halaman kediaman utamanya. Tujuannya adalah kediaman Xiao Junjie. Barangkali pria tercintanya bersedia berbagi kamar dengannya malam ini.

Diketuknya pintu kayu tersebut sambil memanggil namanya. Tidak lama kemudian, Xiao Junjie keluar dalam setelan baju tidur putih. Dia terkejut karena tengah malam begini Baili Qingchen datang ke kamarnya.

“A-Chen?”

“A-Jie, apa malam ini aku boleh menginap di sini?” tanya Baili Qingchen.

“Tentu saja! Tapi, kenapa kau keluar malam-malam begini?”

“Putri Permaisuri merebut kamarku.”

Dia lagi, gumam Xiao Junjie dalam hati. Beberapa hari ini gadis itu terus membuat keributan. Kalau bukan karena Baili Qingchen melarangnya bertengkar dengannya, Xiao Junjie sudah dari kemarin memberi gadis itu pelajaran. Bisa-bisanya dia mengusir Raja Changle dari tempat tidurnya sendiri.

“Aku meledakkan kamarnya, jadi dia datang meminta pertanggungjawaban,” sambung Baili Qingchen. Xiao Junjie menghela napas, lalu menuntunnya ke dalam dan menutup pintu.

Sementara itu, di semak-semak yang gelap, Qingyi mendecih menyaksikan kedua pria tersebut masuk ke dalam kamar.

“Lihatlah! Mereka pikir ini roman Romeo and Juliet? Atau Laila Majnun?” cibirnya.

“Tuan, kenapa kau sangat repot mengurusi mereka? Bukankah seharusnya kita beristirahat di ruang dimensi?” Yinghao mengigit potongan bambu muda kesukaannya.

“Aku harus melakukan sesuatu.”

Qingyi mendatangi sebuah bangunan di belakang kediaman utama tempat ibunya – Zhao Yinniang ditempatkan. Wanita tersebut sedang tertidur pulas usai menerima perawatan.

Semua luka di tubuhnya sudah dibersihkan dan diobati, hanya tinggal menunggu pemulihan. Parasnya memang mirip dengan wajah Qingyi. Gadis itu mengeluarkan sesuatu dari ruang dimensi, lalu menusukannya ke lengan Zhao Yinniang.

“Tuan, kenapa kau membiusnya?” tanya Yinghao.

“Agar dia aman dalam perjalanan,” jawabnya.

Beberapa pelayan lalu masuk setelah Qingyi memanggil mereka. Tubuh Zhao Yinniang diangkat, lalu dikeluarkan diam-diam dari mansion Raja Changle lewat gerbang belakang.

Di sana, sebuah kereta kuda penumpang dan beberapa kereta barang sudah siap. Zhao Yinniang dipindahkan ke dalam kereta, lalu kereta tersebut melaju meninggalkan mansion Raja Changle.

Qingyi tersenyum kecil, lalu kembali ke ruang dimensi.

...***...

“A-Chen, tehnya.”

Xiao Junjie menyodorkan segelas teh hangat kepada suaminya. Malam ini, keduanya tidak bisa tidur karena di luar begitu berisik. Entah siapa yang sedang memotong kayu, tetapi suaranya sangat menganggu. Xiao Junjie dan Baili Qingchen duduk berhadapan. Di meja kecilnya terdapat sepoci teh yang baru diseduh.

Cahaya di dalam ruangan tidak terlalu terang. Xiao Junjie memadamkan beberapa lilin karena berpikir Baili Qingchen tidak terlalu suka dengan penerangan yang terlalu terang.

Dia baru saja hendak tidur ketika Baili Qingchen mengetuk pintu kamarnya. Sudah satu bulan sejak dekret pernikahan kedua dikeluarkan, dia baru bisa berbicara di kamarnya sendiri dengan Baili Qingchen.

“Apa hari ini berjalan lancar?’ tanya Xiao Junjie.

Baili Qingchen menarik napas, lalu mengeluarkannya perlahan.

“Dia membuat ibunya bercerai dengan Perdana Menteri dan mengambil kembali semua maharnya,” jawab Baili Qingchen.

“Sepertinya, kita tidak boleh percaya pada rumor,” ucap Xiao Junjie.

Tidak mengherankan bila keduanya sama-sama terkejut. Sebelum pernikahan berlangsung, Baili Qingchen dan Xiao Junjie sudah sama-sama mencari informasi mengenai Liu Qingyi dari bawahan masing-masing.

Jawaban mereka sama. Namun yang mereka lihat tiga hari lalu, dua hari lalu dan hari ini justru sangat berbeda dengan bayangan mereka.

Xiao Junjie ingin Liu Qingyi segera pergi. Baginya, kehadiran Qingyi di dalam mansion Raja Changle bukan hanya menjadi saingan yang nanti terjadi, namun membuat ruang geraknya terasa terbatas.

Selama tiga tahun ini, dia selalu bebas bergerak semaunya tanpa ada yang mencela. Kalau gadis itu ada, Xiao Junjie kemungkinan kehilangan hari-hari damainya di dalam mansion yang besar ini. Karena dia tahu, temperamen gadis itu sungguh tidak bisa diremehkan.

Lain halnya dengan Baili Qingchen. Sebagai seorang pangeran, adiknya yang jadi kaisar itu tentu tidak akan membiarkannya begitu saja. Keluarga kekaisaran dan bangsawan tidak pernah memiliki satu istri.

Dengan kata lain, sekalipun Baili Qingchen sudah menikah, dia akan tetap memiliki istri lain entah itu statusnya selir atau gundik. Namun, yang dia dapatkan justru seorang istri sah lagi.

Baili Qingchen memang tidak menyukainya. Ia menerima pernikahan itu karena terpaksa. Sebagai pangeran, dia segala kehidupannya diatur oleh istana meskipun dia sudah memiliki tempat tinggal sendiri. Baili Qingchen hanya bisa menerima dan menunggu saat yang tepat untuk menyingkirkan gadis itu. Ketika saat itu belum tiba, Baili Qingchen tidak bisa berbuat macam-macam padanya.

Terlebih, Qingyi diutus untuk menjadi penangkal penyakit. Hari ini setelah dia berkunjung ke kediaman perdana menteri, Baili Qingchen mengetahui kalau kehidupan gadis itu sangat tidak baik. Hanya karena ibunya seorang selir, dia diperlakukan tidak baik dan ditindas bahkan oleh adiknya sendiri.

Baili Qingchen melihat kalau kekuatan diri gadis itu tumbuh karena penindasan yang selama ini dia alami. Wajar saja hari ini dia begitu meledak-ledak. Keberaniannya justru yang mencengangkan.

Seorang anak selir bahkan telah berhasil membuat ibunya sendiri bercerai dari ayahnya dan mengambil kembali semua mahar. Kemampuannya tidak biasa. Baili Qingchen mulai sekarang harus waspada, karena dia tidak tahu seperti apa sifat asli dari Liu Qingyi. Dia pikir, gadis ini tidak bisa diremehkan.

“Sudah malam. A-Chen, apa kau hendak beristirahat?” tanya Xiao Junjie.

“Ya.”

“Hari ini kau telah bekerja keras.”

Baili Qingchen membaringkan tubuhnya di samping Xiao Junjie. Keduanya menarik selimut, lalu memejamkan mata. Cahaya temaram dari lilin menjadi penerang, sesekali meliuk-liuk karena angin yang berhembus lewat celah atas jendela.

Sunyi. Sepi. Mansion Raja Changle seperti bangunan kosong tak berpenghuni.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-01-27

0

Sulati Cus

Sulati Cus

😂😂😂😂😂ngakak deh pasutri gaje

2022-12-29

3

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!