Bagian 11: Keluarga Sampah

Jika bukan karena Yinghao memberinya misi, Qingyi memilih untuk tidur di ruang dimensi sepanjang hari ketimbang membuang tenaga mengunjungi keluarga perdana menteri yang seperti siluman itu. Qingyi harus bangun pagi-pagi.

Sepanjang perjalanan, dia juga menghembuskan napas berkali-kali karena Baili Qingchen satu kereta dengannya hingga dia tidak punya kesempatan untuk bicara dengan Yinghao.

Qingyi tidak menyangka pria itu akan ikut bersamanya hari ini. Sebelumnya, Baili Qingchen sama sekali tidak mengatakan ia setuju untuk pulang ke rumah perdana menteri. Tadinya Qingyi akan berangkat sendiri, tetapi pria itu tiba-tiba sudah menunggunya di depan kereta.

Baili Qingchen memperhatikan sekilas ekspresi di wajah permaisurinya. Dia tampak tidak senang dan malas. Baili Qingchen cukup mengerti jika permaisuri barunya pasti tidak ingin kembali menginjakkan kaki di kediaman perdana menteri.

Delapan belas tahun yang dihabiskan di kediaman itu memberikan bekas berupa rasa sakit hati dan penderitaan yang kemarin baru menemui ujung, saat ketika Qingyi akhirnya bisa keluar dari sana.

“Kalau kau tidak mau bertemu dengan keluargamu, kita kembali saja,” kata Baili Qingchen setelah melihat wajah permaisuri keduanya menekuk.

“Kenapa?”

“Tidak ada aturan tertulis bahwa seorang wanita harus selalu pergi ke rumah orang tuanya setelah tiga hari pernikahan,” sambung Baili Qingchen.

Entah angin apa yang telah membuat Baili Qingchen memiliki kepedulian semacam ini. Berdasarkan sifatnya yang ada di dalam imajinasi Qingyi, Baili Qingchen tidak pernah peduli pada urusan keluarga di luar keluarganya. Urusan keluarga Xiao Junjie juga tidak dia pedulikan, apalagi urusan keluarga Liu Qingyi yang rumitnya melebihi benang kusut.

Apa ini efek dari perubahan alur di awal cerita?

“Tidak. Terlepas dari tradisi, aku punya sesuatu yang harus dilakukan,” tolak Qingyi.

Kereta kuda berderit saat sampai di depan gerbang kediaman perdana menteri. Aneh, tidak ada penjaga atau seseorang yang menyambut mereka. Bahkan penjaga gerbang saja tetap diam, tidak melapor atau membantu memarkirkan kereta kuda. Tidak peduli seberapa buruk reputasi Raja Changle, dia tetap seorang pangeran berjasa besar keturunan langsung kaisar. Perlakuan semacam ini jelas-jelas tidak menghormatinya.

Atau, kediaman perdana menteri memang tidak memiliki kehormatan untuk menyambutnya?

“Anak kurang ajar! Apa seluruh hidupmu hanya akan digunakan untuk hal-hal tidak berguna?”

Qingyi menghentikan langkah. Bukan, makian itu tidak ditujukan untuknya, tapi untuk seorang pemuda yang tengah berlutut di tengah halaman sambil dicambuk. Di dekat pemuda itu, istri perdana menteri berdiri pongah melihat putra kandungnya dicambuk ayahnya sendiri.

Tidak ada kesedihan atau raut khawatir di wajah yang sudah agak tua itu. Qingyi memperhatikan kejadian itu dari dekat pintu gerbang.

“Bukan hanya berfoya-foya, tapi juga menggoda wanita! Kau pikir kediaman ini mampu menampung orang tidak berguna sepertimu? Apa yang harus aku katakan pada Kaisar nanti?” pria tua pemegang cambuk kembali melayangkan cambuknya ke punggung pemuda itu.

“Cih, benar-benar keluarga sampah!” gumam Qingyi.

Pemuda di halaman itu adalah Liu Qingti, kakak Liu Qingyi yang kerap membantunya. Dia adalah putra kedua istri perdana menteri, seorang putra sah namun tidak begitu disayangi karena tidak terlalu cerdas seperti putra pertama.

Liu Qingti memang pongah, namun tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk yang merugikan kediaman perdana menteri. Dua puluh tahun hidupnya dihabiskan untuk bersenang-senang di luar.

Pria tua pemegang cambuk kulit adalah Liu Wang, sang perdana menteri. Di kediaman ini, perdana menteri punya dua selir termasuk ibunya. Satu selir sudah meninggal tiga tahun lalu karena sakit. Hanya tersisa ibunya Liu Qingyi, dan itulah yang membuat istri perdana menteri – Gao Hui begitu membenci keberadaan mereka berdua.

“Hentikan!” seru Qingyi saat Liu Qingti hampir ambruk karena terlalu banyak menerima cambukan.

Tangan sang perdana menteri mengambang di udara, lalu perhatiannya pindah pada dua sosok manusia yang berjalan menuju kepadanya.

“Apa begini cara kalian menyambut Raja Changle?” tanya gadis itu.

Qingyi membantu saudaranya untuk bangkit. Kain pakaian di punggungnya robek dan darah sudah memerah membasahi kain biru muda tersebut. Liu Qingti meringis, namun hatinya begitu senang karena adik yang selalu dibelanya datang mengunjungi rumah neraka ini.

Bagi Liu Qingti, Qingyi senasib dengannya. Di kediaman ini, meskipun dia putra sah, namun hidupnya tidak jauh berbeda dengan putra-putri selir. Hanya karena otaknya tidak terlalu pintar, ayah ibunya langsung menganggapnya tidak berguna.

Perdana menteri menjatuhkan cambuknya. Sungguh, dia sama sekali tidak tahu kalau Raja Changle datang ke kediamannya sepagi ini. Istri perdana menteri juga tampak terkejut. Wajahnya seperti kucing yang dikejar anjing. Dia menatap sejenak pada Qingyi, gadis yang dua hari lalu masih tampak seperti gelandangan yang dia lemparkan ke dalam sedan merah pengantin.

“Perdana Menteri, apa maksudmu?”

Kali ini, Baili Qingchen yang bertindak. Dingin, mendominasi. Persis seperti para pangeran dalam drama. Pria tua itu langsung menjatuhkan dirinya di tanah dan berlutut. Aura seorang pangeran tetap menjadi yang terbaik dalam segala situasi.

Walau Baili Qingchen kini tidak punya banyak kekuatan, namun sisi pangerannya masih utuh dan mendominasi. Dia masih bisa mengendalikan dan menaklukan orang hanya dari perkataannya saja.

“Mohon maafkan pria tua ini. Pria tua ini tidak tahu kalau Yang Mulia akan datang hingga membiarkanmu melihat kekonyolan ini,” kata perdana menteri dengan suaranya yang bergetar.

Baili Qingchen tidak menerima alasan konyol itu. Dengan aura dinginnya, dia melengang masuk diiringi perdana menteri dan istrinya. Qingyi menggunakan kesempatan ini untuk memanggil pelayan dan menyuruh mereka mengantarkan tuan muda kedua ke kediamannya di halaman utara, lalu meminta mereka memanggilkan tabib agar luka-luka di punggungnya tidak semakin parah.

Qingyi menyusul Baili Qingchen ke aula utama. Di dalam ruangan itu, Baili Qingchen dan perdana menteri serta istrinya sudah duduk di tempat masing-masing. Selain itu, ada seorang gadis muda yang usianya dua tahun lebih muda dari Qingyi.

Qingyi membingkainya, lalu menerka bahwa gadis muda berpakaian jingga tersebut adalah Liu Erniang, adiknya – putri dari Gao Hui yang dikenal sebagai gadis anggun. Di kediaman ini, Liu Erniang adalah gadis beracun yang sering mengadu domba kakak-kakaknya dan begitu licin lidahnya.

“Perdana Menteri tidak ingat kalau hari ini anak ketiganya datang setelah pernikahan. Nyonya Besar, apa kau tidak mengingatkannya?” todong Qingyi. Istri perdana mentri dan Liu Erniang tampak sangat terkejut atas pertanyaannya.

“Kakak, kenapa kau berkata begitu? Itu tidak sopan,” ucap Liu Erniang.

Qingyi mendecih. Gadis itu masih ingat kalau dia adalah kakaknya?

“Qingyi, apa kau mencurigaiku? Kau mengira aku sengaja melakukannya agar kau malu?” Istri perdana menteri membalas.

Baili Qingchen menggebrak meja. Drama di dalam kediaman perdana menteri ini sudah terlalu banyak. Istri perdana menteri menggunakan Liu Qingyi untuk ditindas bahkan setelah gadis itu menikah ke kediaman Raja Changle.

Apa katanya tadi? Dia memanggil permaisuri keduanya dengan sebutan nama aslinya? Bukankah itu sebuah pelanggaran identitas bagi wanita yang namanya baru saja dimasukkan ke dalam silsilah keluarga kekaisaran?

“Nyonya Besar Gao, apa kau sudah pikun karena terlalu tua?” tanya Baili Qingchen.

“Maksud Yang Mulia?”

“Liu Qingyi sudah menikah denganku. Dia adalah Putri Permaisuri Changle. Kau seharusnya memanggilnya Yang Mulia!”

Di dalam aula itu, jika bukan karena Raja Changle, semua orang sudah menumpahkan emosinya. Perdana menteri beserta istri dan anaknya tidak menyangka kalau Baili Qingchen akan sangat menghargai Qingyi sebagai permaisurinya.

Awalnya, perdana menteri sengaja menawarkan putrinya untuk dinikahkan agar dia bisa mendapat keuntungan berupa kepercayaan kaisar sekaligus membuang Qingyi ke kandang macan di mansion Raja Changle.

Perdana menteri mengira Qingyi cepat atau lambat akan mati karena tertekan dan tidak dihargai di mansion, sehingga jika dia mati, perdana menteri tidak akan terlibat dan dia bisa menuntut pertanggungjawaban kaisar atas keselamatan hidup putrinya.

Tiga keuntungan dalam satu hitungan, benar-benar seorang perdana menteri.

“Sudahlah. Lagipula, aku datang untuk menagih janji Nyonya Besar. Kalian tidak mungkin lupa, bukan?”

Qingyi melihat sekeliling. Aneh, dia baru menyadari kalau kediaman ini tampak lengang. Dia tidak melihat ibunya yang biasanya sedang mengerjakan pekerjaan rumah dari kejauhan. Yinghao berbisik di telinganya kalau dia harus segera menyelesaikan misi. Waktunya hampir habis.

“Di mana ibuku?” tanya Qingyi. Dia menatap tiga orang siluman itu satu persatu.

“Aku tanya di mana ibuku?!” Qingyi membentak mereka.

Gadis itu pergi ke halaman belakang. Setiap pintu bangunan ditendang untuk mengetahui apakah ibunya ada di sana atau tidak. Tapi, setelah berkeliling cukup lama, Qingyi tidak bisa menemukan keberadaan ibunya. Dia yakin istri perdana menteri belum mengirimnya pergi.

Ibunya pasti disembunyikan di suatu tempat. Kemudian, Qingti berjalan tertatih dari kediamannya, lalu memberitahu Qingyi kalau Nyonya Zhao Yinniang dikurung di dekat kandang babi.

“Bedebah sialan!” Qingyi mengumpat keras saat dia menemukan ibunya di dekat kandang babi dalam keadaan pingsan.

Seluruh tubuhnya kotor dipenuhi luka. Qingyi benar-benar marah. Istri perdana menteri bukan hanya kejam, tapi berhati iblis. Ibunya ini manusia, bukan binatang. Bukan hanya tidak menepati janji untuk mengirimnya ke kediaman lain dan tidak mengganggunya, istri perdana menteri bahkan menyamakannya dengan babi.

Beberapa pelayan pria yang tampak ketakutan membantunya menggendong Nyonya Zhao dan mengangkatnya dari kandang babi. Wajah Qingyi menggelap dipenuhi kabut amarah. Baginya, ini sudah sangat keterlaluan.

Gadis itu kembali ke aula, lalu memaki dan memarahi istri perdana menteri habis-habisan disaksikan Baili Qingchen. Semua perkataan kotor yang hanya pantas diucapkan kepada orang hina dilontarkan dengan lantang kepada ketiga siluman kurang ajar tersebut.

“Walaupun seorang selir, ibuku juga menikah dengan mahar. Perdana Menteri, tulis surat cerainya dan antarkan ke mansion Raja Changle. Jangan lupa, kalian juga harus mengembalikan seluruh mahar ibuku dan mahar milikku kepadaku hari ini juga!” tegas Qingyi setelah dia meluapkan amarahnya.

Tidak ada jalan lain, dia harus membuat perdana menteri menceraikan ibunya agar bisa terbebas dari kediaman neraka ini.

“Tapi, apa itu pantas?” tanya sang perdana menteri tidak terima.

“Berbicara pantas atau tidak, Perdana Menteri, kau mengetahuinya lebih jelas dari siapapun!” tekan gadis itu.

“Yang Mulia, ini?” Sang perdana menteri berharap mendapat bantuan.

“Apa yang dikatakan Putri Permaisuri Changle benar,” ucap Baili Qingchen.

Pada akhirnya, perdana menteri beserta istri dan anaknya tidak bisa berkutik. Dengan terpaksa dia menulis surat cerai untuk Zhao Yinniang dan mengembalikan seluruh maharnya.

Sekarang, ibunya sudah bukan lagi selir perdana menteri, tetapi seorang wanita bebas yang merdeka. Istri perdana menteri tampak sangat marah, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Hari ini, dia harus mengeluarkan banyak uang dan barang untuk mengganti mahar Zhao Yinniang dan Qingyi.

Sementara itu, Qingyi membawa ibunya ke mansion Raja Changle dengan bantuan Baili Qingchen.

...****************...

...Haloo pembaca kesayangan Otor! Gimana nih perkembangan ceritanya sejauh ini? Otor mencoba bikin cerita yang agak kompleks supaya kalian merasakan sensasi berbeda dari cerita-cerita Otor yang lain. Kalau ada kritik dan saran atau tanggapan, tulis di kolom komentar ya! Sampai jumpa di bagian selanjutnya! ...

Terpopuler

Comments

Na

Na

Novelnya Seru 🤓

2024-08-17

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-01-27

0

Kartika Lina

Kartika Lina

gas keun qingyu 💪

2024-01-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!