Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil

“The Long Ballad: A Tale of Sky Pendant?”

Itu adalah judul proyek naskah yang tengah ia edit. Jadi, gara-gara naskah itu ia masuk kemari?

“Sistem menilai isi cerita yang tengah kau revisi terlalu monoton. Ada beberapa bagian yang kurang tepat penempatannya. Jadi, sistem pusat memilihmu, memberimu kesempatan untuk mendalami setiap jiwa yang ada di dalamnya lewat misi yang kami berikan kepadamu.”

“Hei, aku bukan penulisnya!” dia berseru tidak terima.

“Sistem tahu. Tapi karena kau bertanggungjawab dalam pengeditan, maka cerita ini masih dapat diubah. Kau harus memikirkannya baik-baik.”

“Jadi, maksudmu aku masuk ke dalam cerita yang sedang kuedit? Tapi, mengapa liontin ini tiba-tiba tersampir di leherku?” tanya Qingyi sambil menunjuk liontin kuno yang tiba-tiba terpasang di lehernya. Bentuknya segitiga dengan sebuah permata merah di tengah.

“Liontin itu adalah liontin dari lima millennium sebelum abadmu. Judul cerita terkait dengan liontin, maka secara otomatis kalian terhubung satu sama lain. Sistem telah menggabungkan rekaman data sejarah dalam liontin dengan cerita. Kau benar-benar orang yang telah ditakdirkan!” jawab Yinghao.

“Lima abad millennium? Apa kau bercanda?”

Panda kecil itu menggelengkan kepala.

“Kau boleh tidak percaya. Tapi, semua ini nyata.”

Dengan begitu, Qingyi dapat menyimpulkan bahwa dia memang masuk ke dalam cerita yang ia kurasi sendiri, dan panda kecil yang dia lemparkan ke kolam adalah sistem pemandu yang akan membimbingnya.

Wah, ajaib sekali!

Ini adalah kisah romansa berlatar belakang kerajaan, bercerita tentang seorang pangeran yang pernah memiliki seorang istri pria dan dipaksa menikah dengan istri kedua berjenis kelamin wanita atas dekrit kekaisaran, yang mengakibatkan adanya dua permaisuri di dalam satu kediaman. Pangeran dalam ceritanya ini memiliki kemampuan yang hebat, namun hampir mati karena penyakit aneh.

Tokoh utamanya seorang pangeran yang punya penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Di kediamannya, ada seorang pria yang tinggal bersamanya, orang berkata pria itu adalah sahabat sehidup semati sang pangeran.

Mana mungkin ada dunia yang tercipta dari dalam naskah yang bahkan belum selesai ditulis!

Qingyi menganggapnya sebagai bagian dari khayalan, tetapi objek berupa panda kecil di depannya adalah makhluk nyata. Dia juga merasakan sakit ketika mencubit tangannya, itu berarti dia tidak sedang bermimpi.

“Ikuti aku untuk mengetahui detail ruang dimensi ini,” ucap Yinghao sambil berjalan pergi.

Qingyi mengikuti Yinghao sambil terus melihat-lihat. Di bawah air terjun, ada kabut tipis bersuhu dingin yang tercipta dari pergesekan tekanan udara dengan air, menjadikannya seperti air terjun di negeri dongeng. Di depan sana, sebuah pondok kecil dari kayu berdiri kokoh di tengan rerumputan yang hijau.

Pondok itu memiliki halaman kosong yang bisa ditanami tumbuhan. Ada tangga kecil menuju pintu masuknya. Ada banyak bunga yang tumbuh di beberapa petak tanah. Ada ketenangan yang begitu mendalam dan terasa. Tempat ini memang seperti negeri dongeng.

Yinghao membuka pintu kayu pondok. Ruangan di dalamnya ternyata cukup luas. Ada beberapa lemari khusus dari kayu yang menyimpan banyak benda-benda berharga. Di tengah ruangan juga terdapat sofa putih empuk dan meja kaca, lalu ada lemari yang menyimpan gelas-gelas porselen.

Benda-benda itu berkilau. Mungkin, harganya setara dengan lima tahun gajinya sebagai editor. Kalau seperti ini, bisa diartikan ia adalah seorang time-traveller yang kaya. Ia punya modal yang cukup untuk menghidupi dirinya di dunia yang belum ia pijaki itu.

Di sudut ruangan yang lain juga terdapat beberapa benda-benda sehari-hari yang kerap digunakan di dunia modern. Di sisi kanan ruangan terdapat satu set meja belajar lengkap dengan peralatan tulis berupa kertas, tinta, wadah tinta dan pemberat kertas. Di samping meja itu terdapat sebuah rak buku.

“Item di dalam ruangan ini akan bertambah jika kau bisa menyelesaikan misi.”

“Lalu, peran apa yang aku mainkan untuk menyelesaikan misiku?”

Qingyi tiba-tiba teringat pada alur cerita sedang diedit olehnya. Seingatnya, dia hanya menemukan karakter tokoh protagonis yang sedikit, sisanya antagonis dan licik, yang memiliki akhir yang tidak terlalu baik dari karakter-karakternya.

Penindasan, intrik politik, konflik keluarga, urusan cinta, itu semua adalah inti dari romansa gila yang sedang dia revisi. Qingyi sudah menyarankan pada penulis asli untuk mengurangi tensi konfliknya sedikit dan memperbaiki akhir cerita, karena kebanyakan pembaca selalu menginginkan ending yang bahagia.

Kalau sampai dia mendapat peran yang lemah, urusannya bisa gawat. Qingyi sungguh tidak ingin menjadi peran yang tertindas. Bisa-bisa ia mati lebih cepat.

“Kau akan tahu setelah kita keluar dari sini.”

"Jangan bilang dan jangan beri aku peran yang tidak menguntungkan!"

Yinghao tidak bisa memberitahukan rahasia sistem tentang peran yang didapatkan Qingyi. Tetapi, panda kecil itu punya keyakinan bahwa tuan barunya ini pasti dapat memainkannya dengan sangat baik.

Yinghao mengajaknya keluar dari pondok. Panda kecil itu menyuruhnya memejamkan mata. Saat semuanya menjadi gelap, Qingyi tiba-tiba merasa tubuhnya seperti melayang. Saat dia menikmati sensasi ini, tubuhnya tiba-tiba terasa sangat dingin seperti membeku.

Dia membuka matanya. Kini, dia telah berada di suatu tempat aneh yang tidak dia kenali. Di sekelilingnya terdapat banyak jerami basah. Bau menyengat dari kotoran tikus menyambangi hidungnya, membuat gadis itu menutupnya dengan jari. Di sekelilingnya gelap, hanya ada sedikit cahaya matahari yang masuk lewat lubang kecil di atas sana.

Qingyi berada di sudut ruangan dalam kondisi mengenaskan. Pakaiannya lusuh dan robek. Di sekujur tubuhnya terdapat banyak luka yang terbuka. Pipinya juga membengkak. Ketika dia menggerakkan tubuh, rasanya sangat sakit seolah semua tulang di tubuhnya sudah patah.

Aroma peluh dan darah yang mengering bercampur dengan bau busuk di dalam ruangan itu, menjadikannya seperti sebuah kandang babi yang tidak pernah diurus.

Padahal, dia tidak merasakan ini saat berada di ruang dimensi tadi.

Terdengar teriakan yang sangat keras disertai umpatan kasar yang tidak enak didengar.

“Perempuan sialan! Apa kau akan terus berada di sana?” teriakan memekik menyambangi telinga Qingyi.

“Yinghao? Apa kau bisa mendengarku?” tanya Qingyi dengan suara pelan.

Dia melihat ke sana kemari mencari panda kecil itu, namun tidak ada apapun selain tumpukan jerami. Qingyi memaksakan diri untuk bergerak. Bajunya sangat lusuh dan berbau tidak sedap, sampai dia sendiri ingin muntah. Tapi, yang lebih penting dari itu ialah mengetahui suara siapa yang tadi memanggilnya dengan kasar.

Dia menyeret tubuhnya ke dekat jendela kayu yang tertutup. Jarinya terulur mengangkat kunci jendela, tapi tenaganya tidak bersisa. Qingyi lalu mengintip lewat celahnya. Tampak seorang wanita setengah baya berjalan menuju ke tempat ini dengan tergesa.

"Siapa perempuan setengah tua itu? Sepertinya dia bukan orang baik," gumam Qingyi.

Sebelum selesai berpikir, pintu ruangan pengap itu tiba-tiba dibuka dengan paksa. Seberkas cahaya kecil berkilat dari pintu, kemudian muncul beberapa sosok tinggi besar membawa papan kayu pemukul. Beberapa orang pria masuk diiringi wanita tadi. Lalu, seorang wanita lain yang usianya dua tahun lebih muda dari si wanita pertama menyusul sambil menangis.

"Bagus! Kau beruntung karena kau tidak mati hari ini!"

Qingyi belum tahu siapa wanita yang berteriak dengan kata-kata kejam ini. Dari tabiatnya, dia sangat arogan dan tidak punya belas kasihan. Tubuh Qingyi dipenuhi luka, tapi wanita ini tidak mempedulikannya sama sekali. Dia justru bersikap seolah-olah Qingyi adalah sesuatu yang sangat menjijikan dan tidak perlu dipedulikan kondisinya.

"Bawa dia!" perintah wanita setengah tua itu. Beberapa pria itu menarik tubuhnya agar berdiri dengan paksa. Namun karena terlalu lemah, Qingyi kesulitan untuk berdiri. Dia juga merasa sakit karena para pria ini mencengkramnya dengan erat.

"Heh, berpura-pura lemah? Kau pikir aku akan tertipu?" tanya si wanita tua. Qingyi jadi kesal. Dia paling tidak suka dipaksa. Penindasan semacam ini bukan sesuatu yang bisa diterima, tidak peduli kapanpun dan di manapun.

"Kalau kau ingin mati, matilah setelah kau keluar dari kediaman ini! Tidak peduli apapun yang terjadi, kau harus tetap menikah hari ini!"

Karena tidak tahan dengan cengkraman, Qingyi menggigit tangan para pria yang mencengkramnya sampai berdarah. Para pria itu meringis dan melepaskan Qingyi, membuatnya kembali terduduk di lantai yang dingin dan kotor.

"Jangan menyentuhku! Tangan kalian terlalu kotor!" seru Qingyi. Agaknya, wanita galak tadi sedikit terkejut atas perilakunya barusan.

"Perempuan sialan! Kau berani melawan? Cepat, pukul dia!" suruh wanita setengah tua. Seorang pria yang membawa papan pemukul mengayunkan papan tersebut ke udara, lalu hendak memukul punggug Qingyi.

Belum sampai mengenai punggung, Qingyi menendang tulang kering si pria dan merebut papan pemukul tersebut, lalu balik memukul si pria dengan sekuat tenaga. Wanita setengah tua marah, dan menyuruh yang lain memukulnya. Lagi-lagi gagal karena Qingyi melawan.

"Sudah kukatakan jangan pernah menyentuhku!" Qingyi menegaskan kembali kata-katanya.

Wanita setengah tua benar-benar marah. Dia mengangkat tubuh Qingyi dengan paksa, lalu mendorongnya hingga membentur dinding kayu di dekat tumpukan jerami. Karena tenaganya habis, Qingyi kesulitan untuk bergerak.

"Sialan!" umpatnya sambil terus berusaha bangkit. Otaknya berputar memikirkan peran siapa yang dimainkannya dan siapakah orang-orang ini.

"Aku tidak akan membiarkan kalian terus menyiksaku seperti ini!"

Namun, wanita setengah tua yang tidak mendengar umpatan Qingyi malah menghampirinya dengan tatapan garang.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-01-27

0

Kartika Lina

Kartika Lina

konflik antara istri pria dan istri wanita akan seperti apa ya,, sepertinya seru

2024-01-10

0

Hasan

Hasan

memiliki istri pria🤔🤔🤔 berarti pangeran nya seorang gay??? 🤔🤔🤔

2023-03-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1: Masuk Portal
2 Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3 Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4 Bagian 4: Upacara
5 Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6 Bagian 6: Dua Permaisuri
7 Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8 Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9 Bagian 9: Jalan Ibukota
10 Bagian 10: Taruhan
11 Bagian 11: Keluarga Sampah
12 Bagian 12: Ledakan Misterius
13 Bagian 13: Menagih Utang
14 Bagian 14: Menyusun CV
15 Bagian 15: Mengambil Langkah
16 Bagian 16: Misi Pengganti
17 Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18 Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19 Bagian 19: Tuduhan Bersih
20 Bagian 20: Senam Pagi
21 Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22 Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23 Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24 Bagian 24: Sebuah Serangan
25 Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26 Bagian 26: Bertemu Ibu
27 Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28 Bagian 28: Petunjuk Misi
29 Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30 Bagian 30: Ikut Campur
31 Bagian 31: Bingung
32 Bagian 32: Firasat Buruk
33 Bagian 33: Melarikan Diri
34 Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35 Bagian 35: Menyerahlah!
36 Bagian 36: Meminjam Tangan
37 Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38 Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39 Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40 Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41 Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42 Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43 Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44 Bagian 44: Mengamankan Orang
45 Bagian 45: Penahanan
46 Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47 Bagian 47: Pembatalan
48 Bagian 48: Kotak Makan
49 Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50 Bagian 50: Hukuman Mandiri
51 Bagian 51: Dialog
52 Bagian 52: Interogasi
53 Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54 Bagian 54: Ingin Menghindar
55 Bagian 55: Sedikit Penasaran
56 Bagian 56: Bujuk Rayu
57 Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58 Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59 Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60 Bagian 60: Pemakzulan
61 Bagian 61: Marah
62 Bagian 62: Rahasia Hubungan
63 Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64 Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65 Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66 Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67 Bagian 67: Kunjungan Kakak
68 Bagian 68: Jamuan Istana
69 Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70 Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71 Bagian 71: Jatuh Bersama
72 Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73 Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74 Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75 Bagian 75: Terlalu Penasaran
76 Bagian 76: Hari Festival
77 Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78 Bagian 78: Catatan Obat
79 Bagian 79: Pengejaran
80 Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81 Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82 Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83 Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84 Bagian 84: Pemeriksaan
85 Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86 Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87 Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88 Bagian 88: Manis Seperti Gula
89 Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90 Bagian 90: Meminta Bantuan
91 Bagian 91: Reservasi Kematian
92 Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93 Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94 Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95 Bagian 95: Jatuh Sakit
96 Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97 Bagian 97: Merawat Istri
98 Bagian 98: Pengikut Baru
99 Bagian 99: Dilema Sang Raja
100 Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101 Bagian 101: Keputusan Sulit
102 Bagian 102: Gigitan Serangga
103 Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104 Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105 Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106 Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107 Bagian 107: Masih Ada Tempat
108 Bagian 108: Bertemu Kembali
109 Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110 Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111 Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112 Bagian 112: Pindah Kereta
113 Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114 Bagian 114: Penculikan
115 Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116 Bagian 116: Pencarian
117 Bagian 117: Hancurkan Saja!
118 Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119 Bagian 119: Saling Merawat
120 Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121 Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122 Bagian 122: Teman Masa Kecil
123 Bagian 123: Dianggap Selir
124 Bagian 124: Ayo Bercerai!
125 Bagian 125: Rumah Bordil
126 Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127 Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128 Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129 Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130 Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131 Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132 Bagian 132: Otak Perencana
133 Bagian 133: Bermimpi Lagi
134 Bagian 134: Pemenang Taruhan
135 Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136 Bagian 136: Skenario Lain
137 Bagian 137: Berani Bermain Trik
138 Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139 Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140 Bagian 140: Sketsa
141 Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142 Bagian 142: Membujuk Kaisar
143 Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144 Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145 Bagian 145: Laporan Rahasia
146 Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147 Bagian 147: Menjebak Kaisar
148 Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149 Bagian 149: Menyadari Jebakan
150 Bagian 150: Penjemputan
151 Bagian 151: Aksi Pengamanan
152 Bagian 152: Dekret Rahasia
153 Bagian 153: Pertarungan Akhir
154 Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155 Bagian 155: Kembali?
156 Bagian 156: Pertemuan Kembali
157 Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158 SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159 SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160 SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161 Pengumuman
162 PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bagian 1: Masuk Portal
2
Bagian 2: Pengurus Rumah Kecil
3
Bagian 3: Sedan Merah Pengantin
4
Bagian 4: Upacara
5
Bagian 5: Kunjungan Istri Pertama
6
Bagian 6: Dua Permaisuri
7
Bagian 7: Sosok Kaisar Baili
8
Bagian 8: Menekan Sebelum Ditekan
9
Bagian 9: Jalan Ibukota
10
Bagian 10: Taruhan
11
Bagian 11: Keluarga Sampah
12
Bagian 12: Ledakan Misterius
13
Bagian 13: Menagih Utang
14
Bagian 14: Menyusun CV
15
Bagian 15: Mengambil Langkah
16
Bagian 16: Misi Pengganti
17
Bagian 17: Keterlibatan Orang Lain
18
Bagian 18: Penyakit Aneh Raja Changle
19
Bagian 19: Tuduhan Bersih
20
Bagian 20: Senam Pagi
21
Bagian 21: Mengajari Adik Ipar
22
Bagian 22: Empat Sehat Lima Sempurna
23
Bagian 23: Misi Khusus Xizhou
24
Bagian 24: Sebuah Serangan
25
Bagian 25: Mengunjungi Yang Mulia
26
Bagian 26: Bertemu Ibu
27
Bagian 27: Satu Kamar Lagi
28
Bagian 28: Petunjuk Misi
29
Bagian 29: Identitas Asli Nyonya Zhao
30
Bagian 30: Ikut Campur
31
Bagian 31: Bingung
32
Bagian 32: Firasat Buruk
33
Bagian 33: Melarikan Diri
34
Bagian 34: Pelajaran untuk Adik Tersayang
35
Bagian 35: Menyerahlah!
36
Bagian 36: Meminjam Tangan
37
Bagian 37: Sebuah Pembalasan
38
Bagian 38: Rahasia dan Rahasia
39
Bagian 39: Perihal Istri Pertama
40
Bagian 40: Opera Tujuh Rupa
41
Bagian 41: Tidak Ada Gunanya
42
Bagian 42: Kepercayaan yang Horor
43
Bagian 43: Berpikir Tentang Tarian Pedang
44
Bagian 44: Mengamankan Orang
45
Bagian 45: Penahanan
46
Bagian 46: Solusi untuk Pangeran Ketiga
47
Bagian 47: Pembatalan
48
Bagian 48: Kotak Makan
49
Bagian 49. Perkelahian Tengah Kota
50
Bagian 50: Hukuman Mandiri
51
Bagian 51: Dialog
52
Bagian 52: Interogasi
53
Bagian 53: Sebuah Kecurigaan
54
Bagian 54: Ingin Menghindar
55
Bagian 55: Sedikit Penasaran
56
Bagian 56: Bujuk Rayu
57
Bagian 57: Menginginkan Kesepakatan
58
Bagian 58: Dua Ikan dalam Satu Kail
59
Bagian 59: Permintaan Kaisar Baili
60
Bagian 60: Pemakzulan
61
Bagian 61: Marah
62
Bagian 62: Rahasia Hubungan
63
Bagian 63: Menuntaskan Dendam Lama
64
Bagian 64: Mahakarya Putri Permaisuri
65
Bagian 65: Hadiah Permintaan Maaf
66
Bagian 66: Bola Nasi Kecil
67
Bagian 67: Kunjungan Kakak
68
Bagian 68: Jamuan Istana
69
Bagian 69: Hadiah Pernikahan
70
Bagian 70: Mengacaukan Malam Pertama
71
Bagian 71: Jatuh Bersama
72
Bagian 72: Lelucon Istana Bingyue
73
Bagian 73: Ucapan Selamat Tinggal
74
Bagian 74: Mencium Bau Konspirasi
75
Bagian 75: Terlalu Penasaran
76
Bagian 76: Hari Festival
77
Bagian 77: Hanya Seorang Selir!
78
Bagian 78: Catatan Obat
79
Bagian 79: Pengejaran
80
Bagian 80: Sama-Sama Terluka
81
Bagian 81: Obrolan Malam yang Panjang
82
Bagian 82: Jebakan Putri Permaisuri
83
Bagian 83: Jangan Terluka Untukku
84
Bagian 84: Pemeriksaan
85
Bagian 85: Bukan Dokter Kandungan
86
Bagian 86: Sepasang Angsa Putih
87
Bagian 87: Sepasang Mata Sejuta Rahasia
88
Bagian 88: Manis Seperti Gula
89
Bagian 89: Bara Api Istana Harem
90
Bagian 90: Meminta Bantuan
91
Bagian 91: Reservasi Kematian
92
Bagian 92: Jangan Memaksaku!
93
Bagian 93: Kecurigaan Satu Nama
94
Bagian 94: Memutuskan Tangan Kanan
95
Bagian 95: Jatuh Sakit
96
Bagian 96: Satu Tebasan Pedang
97
Bagian 97: Merawat Istri
98
Bagian 98: Pengikut Baru
99
Bagian 99: Dilema Sang Raja
100
Bagian 100: Manis dan Menyedihkan di Waktu Bersamaan
101
Bagian 101: Keputusan Sulit
102
Bagian 102: Gigitan Serangga
103
Bagian 103: Orang yang Tidak Lagi Sama
104
Bagian 104: Ayo Bertarung Denganku!
105
Bagian 105: Iblis Kecil Tidak Bisa Diganggu!
106
Bagian 106: Paman, Kau Juga Digigit Serangga?
107
Bagian 107: Masih Ada Tempat
108
Bagian 108: Bertemu Kembali
109
Bagian 109: Sebuah Peringatan Dini
110
Bagian 110: Mengunjungi Ibu Mertua
111
Bagian 111: Seperti Pakaian Dinas
112
Bagian 112: Pindah Kereta
113
Bagian 113: Tragedi Malam Musim Semi
114
Bagian 114: Penculikan
115
Bagian 115: Kemarahan Raja yang Mengerikan
116
Bagian 116: Pencarian
117
Bagian 117: Hancurkan Saja!
118
Bagian 118: Biarkan Dia yang Memutuskan Sendiri!
119
Bagian 119: Saling Merawat
120
Bagian 120: Permintaan Maaf Kaisar
121
Bagian 121: Gajah di Balik Batu
122
Bagian 122: Teman Masa Kecil
123
Bagian 123: Dianggap Selir
124
Bagian 124: Ayo Bercerai!
125
Bagian 125: Rumah Bordil
126
Bagian 126: Biarkan Aku Bersikap Egois
127
Bagian 127: Purnama yang Terbelah
128
Bagian 128: Cara Meminta Maaf yang Benar
129
Bagian 129: Bekerja Sama dengan Kaisar
130
Bagian 130: Memulai Pertunjukkan
131
Bagian 131: Mengobati dengan Tubuh?
132
Bagian 132: Otak Perencana
133
Bagian 133: Bermimpi Lagi
134
Bagian 134: Pemenang Taruhan
135
Bagian 135: Lakukan Apapun yang Kau Inginkan!
136
Bagian 136: Skenario Lain
137
Bagian 137: Berani Bermain Trik
138
Bagian 138: Pengkhianat Pengadilan
139
Bagian 139: Tidak Boleh Menyembunyikan Apapun
140
Bagian 140: Sketsa
141
Bagian 141: Kehamilan Selir Xian
142
Bagian 142: Membujuk Kaisar
143
Bagian 143: Ucapan Selamat Ulang Tahun
144
Bagian 144: Orang yang Tidak Sabar
145
Bagian 145: Laporan Rahasia
146
Bagian 146: Ucapan Perpisahan
147
Bagian 147: Menjebak Kaisar
148
Bagian 148: Bersabarlah, Adik!
149
Bagian 149: Menyadari Jebakan
150
Bagian 150: Penjemputan
151
Bagian 151: Aksi Pengamanan
152
Bagian 152: Dekret Rahasia
153
Bagian 153: Pertarungan Akhir
154
Bagian 154: Penukaran Hidup dan Mati
155
Bagian 155: Kembali?
156
Bagian 156: Pertemuan Kembali
157
Bagian 157: Kisah yang Sebenarnya
158
SIDE STORY 1: SETELAH DIA PERGI
159
SIDE STORY 2: TARUHAN LIU QINGTI DAN BAILI QINGYAN
160
SIDE STORY 3: PERTOBATAN KAISAR BAILI
161
Pengumuman
162
PEMBERITAHUAN KARYA BARU!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!