Zen yang baru sampai di rumah Alex, mendapati anak buahnya sedang berdiri di depan pagar rumah Alex, Zen segera memberhentikan mobilnya. Kemudian turun dari mobilnya, dan menghampiri anak buahnya itu.
" Apa kau sudah menemukan Kinara? "
" Belum tuan, kami belum menemukan Kinara, sepertinya mereka membawa Kinara ke tempat lain." Kata anak buah Zen.
" Aku serahkan masalah Kinara padamu dan yang lainnya, aku akan ke bandara." Kata Zen
" Baik tuan. "
Zen kembali masuk ke dalam mobilnya, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dalam perjalanan ke bandara, Zen mendapat panggilan dari staff keuangan perusahaan, Zen segera mengangkat panggilan itu sambil terus fokus menyetir.
" Hallo, ada apa?? Tanya Zen.
" Tuan, uang perusahaan hilang. " Kata orang di sebrang telpon dengan suara yang terdengar panik.
" Apa?? bagaimana bisa? " Tanya Zen yang ikut panik.
" Sepertinya ada yang membobol tuan. "
" Baiklah akan aku urus, terimakasih informasinya." Kata Zen ,dan segera menutup panggilannya, Zen langsung menghubungi asistennya untuk mengurus masalah perusahaan.
" Pergi ke Bank, dan cari tau siapa yang membobol Rekening perusahaan."
" Tuhan, apa lagi ini, apa mungkin Alex yang membobol Rekening perusahaan ? Sial!! " Kata Zen memukul-mukul stir.
Zen menghela nafas kasar.
" Tuan Rainan, maafkan saya tidak bisa menjaga amanat tuan." Kata Zen, air mata pun jatuh ujung mata Zen.
Di satu sisi, rasanya Zen ingin menyerah dengan masalah yang tidak ada habisnya tapi di sisi lain iya melihat seorang anak yang butuh perlindungannya.
Zen tenggelam dalam lamunannya..
Zen yang menyetir sambil melamun tidak menyadari jika mobilnya keluar jalur, dari arah berlawanan ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi, lampu yang menyorot mata Zen menyadarkannya dari lamunan.
Zen mencoba menghindar, tapi tabrakan tetap tidak bisa di hindari.
Brukkk,, Brukkk,,
Akibat kecelakaan itu jalanan yang tadinya lenggang menjadi macet.
Di tempat lain, anak buah Zen mencoba menghubungi Zen berkali-kali, namun nomor Zen selalu di luar jangkauan.
"""""""""""""""'''''''''
14tahun berlalu, Jovanka telah menyelesaikan Study nya di UvA (University of Amsterdam) ia berhasil menjadi lulusan terbaik, kini Jovanka kecil telah menjelma menjadi gadis cantik yang memiliki kecerdasan luar biasa, karna siksaan Alex menuntutnya untuk jadi wanita yang cerdas.
Semenjak ia tinggal bersama Alex, setiap ia mendapatkan nilai yang kurang bagus, maka Alex akan menyiksanya dan tidak memberinya makan.
Cambuk di sudut kamar Jovanka menjadi saksi bisu kekejaman Alex terhadapnya. Alex sengaja menjadikan cambuk itu sebagai hiasan di sudut kamar Jovanka, agar Jovanka selalu mengingat kekejamannya, dan selalu mematuhinya.
Jovanka sudah lelah dengan siksaan yang selalu ia terima bertahun-tahun, Jovanka berusaha selalu menjadi yang terbaik sesuai keinginan Alex, ia tau, walaupun ia mengikuti kemauan Alex, tidak akan mengubah kebencian Pamannya itu terhadapnya.
Dan dia tidak pernah tau, apa kesalahannya, sehingga pamannya itu begitu membencinya.
VISUAL JOVANKA MAHESHWARI PRATISTA,
VISUAL JAMES ALFRED WALKER
VISUAL FABRICIA WALKER
VISUAL CLOE ABIPUTRA
VISUAL ALETA
VISUAL ROSALIE
VISUAL CHRISTIAN
VISUAL RAYEN
VISUAL SEKERTARIS KEANDRO
" JO,,!! seseorang memanggil Jovanka.
Jovanka mencari asal suara itu.
" Aleta, kau dari mana saja, dari tadi aku mencarimu. " Kata Jovanka mendengus kesal, karna dari tadi ia mencari teman satu-satunya ini di antara kerumunan mahasiswa lain.
" Hey kenapa kau begitu kesal? aku tau kau kan tidak bisa jauh dariku, hahaha. " Ejek Aleta sambil mengalungkan tanyannya di bahu Jovanka.
ALETA adalah sahabat Jovanka, ia adalah satu-satunya orang yang mau berteman dengan Jovanka, Jovanka di juluki si gadis aneh karna pendiam dan tertutup, tapi Aleta tidak mempermasalahlkan itu.
" OMG Jo, kenapa aku bisa melupakan itu. " Kata Aleta sambil memegang dahinya.
Jovanka mengernyitkan dahinya bingung.
" Melupakan apa? " Tanya Jovanka.
" akita belum berfoto bersama. " Kata Aleta sambil mengeluarkan ponsel miliknya.
" Ha ha ha,, kau ini membuat kaget saja, aku fikir melupakan sesuatu yang penting kau ini Al." Kata ajovanka sambil mencubit gemas ke dua pipi sahabatnya itu.
" Apa kau lupa ini hari terakhir kita di kampus? setelah ini entah kapan kita bisa bertemu lagi, sedangkan pamanmu, tidak pernah mengijinkanmu pergi bersamaku, tentu saja berfoto bersamamu itu sangat penting bagiku." Kata Aleta mengerucutkan bibirnya.
Mendengar apa yang di katakan sahabatnya itu, Jovanka terdiam. Dan kristal bening keluar dari sudut mata cantiknya.
" Jo, kenapa diam? " Tanya Aleta menatap Jovanka, Jovanka segera mengusap air mata yang hampir terjatuh.
" Hey, kau menangis? " Tanyanya lagi sambil meraih dagu sahabatnya itu.
" Tidak Al, aku tidak menangis, mana mungkin Jovanka menangis." Katanya, sambil menepiskan senyuman.
" Hah, bukannya menangis itu sudah menjadi kebiasaanmu." Ejek Aleta.
" Kau jahat Al. " Kata Jovanka sambil memukul tangan Aleta, lalu menyilangkan tangannya di dadanya.
" Sudah-sudah, kau banyak bicara sekali Nona. " Kata Aleta, lalu merangkul sahabatnya itu.
Mereka berdua pun berfoto dengan berbagai gaya, mulai dari gaya jutek, gaya gemes, gaya jelek , gaya imut, dan masih banyak lagi,, ha ha ha,, bahkan Tresna kalah sama mereka berdua yang jago selfi.. hi hi hi.
Aleta dan Jovanka melihat hasil foto mereka dan mereka tertawa bersama.
" Lihatlah Jo, kau jelek sekali, hwahahaha" Ejek Aleta menunjuk foto gaya jelek mereka.
" Hey Nona, bahkan kau terlihat lebih jelek dariku, hahaha." Ejek balik Jovanka.
" Baiklah-baiklah, kau memang lebih cantik dariku, sekarang ayo temani aku makan, tapi sebelum itu kita ganti baju dulu, aku tidak ingin memamerkan jubahku ini, hahaha." Kata Aleta sambil menarik tangan Jovanka.
" Baiklah. " Kata Jovanka.
Mereka berdua pun pergi ke toilet di kampusnya untuk mengganti jubahnya dengan pakaian santai, setelah selesai berganti pakaian, Aleta mengajak Jovanka ke Cafe yang tidak jauh dari kampusnya.
Setelah sampai, mereka langsung memilih tempat duduk, dan Aleta memilih duduk paling pojok agar lebih nyaman.
Setelah duduk, Aleta segera memesan makanan untuk mereka berdua.
" Jo, setelah ini kau akan kemana? apa kau ada rencana?"
" Tentu saja aku akan membantu Uncle di perusahaannya, memangnya mau kemana lagi. " Kata kata Jovanka setengah melamun.
" Jo, apa kau tidak ingin terbebas dari Uncle mu yang jahat itu? " Tanya Aleta.
Jovanka menghela nafas pelan, dan terdiam sejenak.
" Jo, kenapa kau tidak kabur saja, kau senang ya selalu di siksa dan di jadikan budak oleh Uncle mu? Kata Aleta kesal.
Jovanka hanya diam,
Aleta menggenggam tangan sahabatnya itu.
" Jo, dengarkan aku, kau adalah wanita yang cerdas, bahkan kau menjadi lulusan terbaik di UvA, banyak perusahaan besar yang membutuhkanmu, bahkan kau bisa membuat perusahaanmu sendiri yang lebih besar dari perusahaan Abiputra Company milik Uncle jahatmu itu."
" Apa kau tidak lelah terus-terusan di siksa dan di peralat oleh Uncle mu? "
Jovanka hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
Di tengah obrolan mereka, pesanan yang mereka pesan telah datang.
" Nona ini pesanan anda, silahkan di nikmati." akata seorang Pelayan sambil meletakan pesanan mereka di atas meja.
" Terimakasih. " Ucap Jovanka menepiskan senyumnya.
Tanpa mereka sadari ada telinga yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka.
,,,,,,,Siapa ya kira-kira yang nguping obrolan Jo dan Al,,. hemmm,, 🤔🤔🤔
Kalo mau tau,, like ,vote dan coment dulu ya the readers,, biar author semangat nulis lanjutannya,, 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
nuraini
visual nya cakep semua😍
2020-12-12
2
Syamsiyatun Nur Hasanah
cantik2 n ganteng2... aku suka....😍😍😍
2020-12-10
1
Yoora Yoora
visualnya cantik2 dan ganteng2…..saya suka...saya suka...
2020-12-05
0