Saat Jovanka masuk ke dalam Mansion, ia sudah di sambut oleh James yang sudah berdiri dengan sorot mata tajamnya yang mengintimidasi.
" Kenapa kau lama sekali? "
" Maaf tuan, tadi aku..."
"Apakah kau masih merindukan laki-laki itu ?"
" Tidak tuan, aku hanya mengucapkan terimakasih padanya, karna telah mengantarku,"
" Hah, hanya mengucapkan terimakasih selama itukah? Kau lebih memilih membuang waktumu untuk berbicara dengannya di banding berbicara dan meminta maaf padaku karena kau telah berani pulang ke rumahku dengan pria lain?"
Deg
Jovanka menatap wajah James hatinya begitu sakit di bentak oleh calon suaminya sendiri, hingga bulir bening pun jatuh membasahi pipinya.
" Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud pulang dengan pria lain,, tapi aku tidak punya pilihan, aku takut sendiri disana, aku tidak bisa pulang, karna aku tidak membawa uang, lalu Chris yang melihatku sendiri di pinggir jalan, datang menawarkan bantuan untuk mengantarku pulang.. hik .. hik.."
" Kau bahkan sudah tau namanya ya, Apa saja yang kalian lakukan di dalam mobil? apa dia menyentuhmu, dimana dia menyentuhmu? disini, disini atau disini?" tanya James sambil menunjuk semua bagian tubuh Jovanka
" Dia sama sekali tidak menyentuhku tuan " jawab Jovanka menggelengkan kepalanya sambil berurai air mata.
Para meid yang melihat Jovanka, merasa kasihan, namun mereka tak bisa berbuat apa-apa, sedangkan Momy Anne, Dady Walker dan Cia sudah tertidur pulas sehingga mereka tidak tau yang sedang terjadi..
" Tuan, seharusnya anda bisa mengontrol emosi, mungkin jika aku yang menjadi pria itu, aku akan melakukan hal yang sama, dan jika aku di posisi Nona, aku juga akan melakukan hal yang sama," batin Keandro
James mendekat dan mencengkram dagu gadis itu, hingga membuat Jovanka meringis kesakitan.
" Ingat baik-baik jika kau berani dekat dengan laki-laki selain diriku, aku tidak akan segan-segan mencabik-cabik tubuhmu."
lalu menghempaskan wajah Jovanka dengan kasar dan pergi meninggalkan gadis itu.
Jovanka terduduk lemas di lantai sambil menangis, hingga ia pingsan,
Keandro yang sedari tadi berdiri di belakang james, menghampiri Jovanka yang tengah pingsan, namun ia tak berani menyentuhnya, lalu Keandro memberikan perintah kepada Meid untuk membawa gadis itu ke kamarnya, meid Hana dan meid Zia, segera membawa gadis itu ke kamarnya, dan meletakkan tubuh gadis itu di atas tempat tidur,
meid Hana dan meid Zia, mencoba untuk mengembalikan kesadaran Jovanka, dengan memberikan rangsangan pada tubuh gadis itu, mereka berdua mencoba memijat tangan dan kaki gadis itu, namun Jovanka tak kunjung sadar..
Sementara Keandro langsung pergi ke kamar James dan memberitahukan jika Jovanka pingsan, dan belum sadarkan diri,
James menghembuskan nafasnya kasar,
" Apa aku terlalu kasar padanya ,tapi aku tidak tahan melihatnya dekat dengan pria lain" batin James
James bergegas pergi ke kamar Jovanka, disana sudah ada meid Hana dan meid Zia yang masih setia memijat Jovanka.
Saat melihat James masuk, mereka langsung berdiri dan menundukkan wajahnya.
James langsung duduk di tepi ranjang di samping Jovanka lalu mengusap ujung kepala gadis itu dengan lembut,
Ditatapnya wajah gadis itu dengan penuh penyesalan.
" Keandro, panggilkan Hans"
" Baik tuan," Keandro segera menghubungi dokter Hans
" Kalian berdua pergilah," kata James pada kedua meid, dan mereka pun pergi dari kamar Jovanka
Lima belas menit kemudian dokter Hans datang,
James langsung berdiri saat melihat Dokter Hans datang bersama Keandro.
" Kau lama sekali, rumahmu kan hanya di sebrang mansion, ,," gerutu James
Dokter Hans menghembuskan nafasnya kasar.
" Kalau kau terus memarahiku, kapan aku bisa memeriksa Nona, minggir,," kata dokter Hans ketus, sambil menggeser tubuh James yang menghalanginya.
" Kau, berani sekali kau " ucap James sambil menatap tajam dokter Hans yang sedang memeriksa Jovanka.
" Kau ini mengganggu sekali, aku butuh konsentrasi, kau bisa tenang sebentar James?"
James hanya diam, dan memperhatikan dokter Hans yang sedang memeriksa Jovanka.
" Berikan obat ini padanya, " kata dokter Hans sambil memberikan obat untuk Jovanka pada James.
" Kapan dia akan sadar dari pingsannya?"
tanya James
" Tiga jam lagi dia akan sadar, " kata dokter Hans sambil berdiri menenteng tasnya, lalu keluar dari kamar Jovanka di ikuti Keandro.
James mendekati ranjang dimana ada tubuh seorang gadis yang terbaring tak sadarkan diri disana,
James duduk di tepi ranjang di samping tubuh gadis itu yang tak lain adalah calon istrinya,
Ia mengusap lembut rambut gadis itu,dan memberikan kecupan hangat disana.
Ia menatap lekat wajah yang terlihat pucat itu, tatapan yang penuh penyesalan, ia menyesal karna telah berbuat kasar pada gadis itu, gadis yang seharusnya ia lindungi, ia jaga dan ia sayangi, tapi malah ia sakiti.
" Maafkan aku Jovanka, aku tidak bisa mengendalikan emosiku, karna aku tidak suka melihatmu dengan pria lain, entah mengapa,, mungkinkah aku sudah jatuh cinta padamu, jika memang rasa itu sudah ada dalam hatiku, aku bahagia bisa mencintai gadis seperti dirimu, aku berharap suatu hari nanti kau akan memiliki perasaan yang sama terhadapku, dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, hingga kau tak sanggup jauh dariku," kata James sambil tersenyum memandangi wajah cantik gadis itu dan kembali memberikan kecupan hangat di pucuk kepala calon istrinya itu.
" Aku akan tetap disini sampai kau bangun."
James berbaring di samping Jovanka sambil terus memperhatikan wajah cantik itu.
Sudah tiga jam, namun Jovanka belum sadar dari pingsannya,, James sangat panik, ia langsung mengambil ponselnya di kamarnya untuk segera menghubungi dokter Hans. sudah berkali-kali James menghubungi dokter Hans, namun dokter Hans tidak mengangkat telponnya, karna ponselnya dalam keadaan di silent, sehingga ia tidak mendengar ada panggilan masuk ke ponselnya,
" S***, !! umpat James sambil melempar ponselnya ke atas kasur ( hehe kalo lemparnya ke lantai, nnti rusak 🤭🤭)
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi, James sama sekali belum bisa memejamkan matanya sebelum melihat calon istrinya bangun.
"Apakah aku harus memberikannya nafas buatan, sepertinya aku memang harus memberikan nafas buatan padanya,"
Namun, saat James hendak mendekatkan bibirnya, gadis itu perlahan mengerjapkan kedua matanya, James segera menjauhkan wajahnya dari wajah Jovanka.
Jovanka melihat ke arah langit-langit, ia sadar sedang berada di kamarnya, lalu ia melihat ke sebelahnya, ada James yang sedang tersenyum padanya dengan mata yang memerah karna belum tidur.
" Tuan, kenapa kau disini?" tanyanya heran
Jovanka hendak bangun, namun di tahan oleh James.
" Istirahatlah, tadi kau pingsan dan aku menemanimu disini, tunggu sebentar, aku akan membuatkan sup untukmu." kata James , lalu bergegas ke dapur untuk membuat sup.
Jovanka masih terdiam mengingat-ngingat apa yang terjadi, dia teringat saat James membentaknya dan berlaku kasar padanya, lalu dia menangis sampai kepalanya pusing, hingga tak sadarkan diri,, setelah itu dia tidak tau lagi apa yang terjadi, ada rasa sakit di dadanya saat mengingat perlakuan kasar James padanya, namun ia mencoba melupakan..
Gadis itu melihat ke arah jam dinding, dia begitu terkejut saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul empat pagi.
" Astaga, sudah jam empat pagi, " kata Jovanka sambil menepuk dahinya.
"berarti tuan James menjagaku sampai jam empat pagi, dan dia belum tidur, apa yang sudah aku lakukan,dan sekarang dia sedang membuatkan sup untukku, aku harus minta maaf padanya, gara-gara aku dia tidak tidur, " kata Jovanka berbicara pada dirinya sendiri lalu beranjak pergi ke dapur.
James sedang memasak sup dengan lihainya dia memasukkan bumbu-bumbu kedalam supnya,
Jovanka merasa takjub dengan yang di lihatnya, ternyata seorang James sangat pandai memasak, gadis itu tersenyum memperhatikan punggung pria itu, sampai ia lupa pada tujuannya datang ke dapur.
Supnya sudah matang, James segera menuangkannya ke dalam mangkuk, saat James berbalik, di lihatnya Jovanka yang sedang tersenyum memperhatikannya,
lalu James menghampiri Jovanka sambil membawa semangkuk sup dan segelas air putih.
" Kenapa kau disini, aku sudah menyuruhmu untuk beristirahat, ayo kembali ke kamarmu,"
Mendengar suara James, Jovanka langsung tersadar dari hayalan mengaguminya,
" eh tuan, maaf.. biar aku saja yang bawa, lebih baik kau beristirahatlah, kau belum tidur matamu sampai memerah begitu" kata Jovanka sambil mengambil nampan yang di bawa James.
" Apa kau sudah baik-baik saja?" tanya James sambil menyentuh bahu Jovanka.
" Aku baik-baik saja tuan" kata Jovanka mengangguk sambil tersenyum manis.
" Baiklah kalo begitu, aku akan ke kamarku, jika kau butuh apa-apa kau bisa panggil aku"
Jovanka mengangguk.
" Tuan ,terimakasih supnya"
James hanya tersenyum, lalu pergi ke kamarnya, karna dia memang sangat mengantuk.
Jovanka sudah berada di kamarnya, dia mencium aroma lezat dari sup buatan James,,
" Harum sekali, sepertinya sangat lezat,"
Ia menyendok sup itu memasukkan ke mulutnya,
" Ya tuhan, ini enak sekali,,"
Dan dalam sekejap gadis itu menghabiskan supnya,,
🐣🐣🐣🐣🐣 YEEEEE,,,, HALO THE READERS,
MOHON MAAF YA KALO MASIH BERANTAKAN ENTAH ITU ALURNYA ATAU BAHASANYA,, HEHE, MAKLUM 🤭🤭🤭
JANGAN LUPA VOTE, LIKE DAN KOMEN YA..😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Harisa Humania
nah udah Bucin si James😁
2020-10-07
0
atun atun
udah mulai jatuh cinta ni cie
2020-09-18
0
R Ni
Hii ka aku udah mampi ni
jangan lupa feedback cerita aku ya
"Istri Gadaian" & "Raya Yang Terabai''
2020-07-04
6