" Kinara, antarkan aku ke kamar Nona Jovanka." Kata Zen yang bangun dari duduknya.
"Mari Tuan." Ajak Kinara melangkahkan kaki mereka ke kamar Jovanka.
Sesampainya di depan kamar Jovanka, Kinara membukakan pintu untuk Zen.
Ceklek,, pintu terbuka.
Jovanka yang mendengar ada yang membuka pintu kamarnya segera menoleh.
" Paman Zen.." Kata Jovanka berlari memeluk Zen.
Zen melepaskan pelukan Jovanka dan berjongkok di depan gadis itu, sambil memegang bahu Jovanka.
" Apa kabar Nona cantik." Kata Zen menyunggingkan senyumnya.
" Baik Paman, ada apa paman kemari, apa paman merindukanku? " Tanya Jovanka dengan nyengir kudanya.
" Tentu saja paman sangat merindukan Nona, apa Nona sudah makan? "Tanya Zen.
Seketika raut wajah Jovanka berubah, wajah yang tadinya ceria menjadi sedih, Jovanka menunduk dan menggelengkan kepalanya.
" Kenapa Nona belum makan? " Tanya Zen pelan.
" Karna aku belum selesai belajar, kata Uncle kalo belum selesai belajar tidak boleh makan." Kata Jovanka yang hampir menangis.
Sebenarnya Zen sudah mengetahuinya dari Kinara, sepulang sekolah, Alex mengharuskan Jovanka belajar selama 3 jam, setelah itu Alex memperbolehkan Kinara mengantar makanan ke kamar Jovanka, Zen sangat geram dengan peraturan Alex yang di berikan kepada Jovanka, tapi dia harus sabar sampai menemukan dalang dari kebakaran itu,
walaupun ia melihat Clay ada di rumah Alex, tapi dia tidak boleh gegabah dan menuduh Orang tanpa bukti.
" Kalo begitu Paman akan mengajak Nona makan di luar, apa Nona mau? " Tanya Zen.
" Apakah boleh paman? Nanti Uncle marah Paman." Kata Jovanka.
" Tidak akan, nanti Paman yang minta ijin Tuan Alex, bersiap-siaplah Nona, Paman akan menunggu di luar." Kata Zen seraya berdiri dan hendak meninggalkan kamar Jovanka, tapi sebelum keluar, Zen berbicara kepada Kinara.
" Kau juga harus ikut Kinara, cepatlah bantu Nona bersiap-siap." Kata Zen tanpa melihat ke arah Kinara, dan Zen melanjutkan langkahnya keluar dari rumah Alex menuju mobilnya.
Kinara bergegas membantu Jovanka untuk bersiap-siap, setelah bersiap-siap Kinara cepat-cepat membawa Jovanka keluar tanpa berpamitan kepada Auria, di dalam mobil, Zen mengirim pesan singkat kepada Alex.
Zen yang melihat Jovanka dan Kinara sudah mendekat, ia segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jovanka, Jovanka duduk di kursi belakang, sedangkan Kinara duduk di kursi sebelah Zen, Zen segera melajukan kendaraannya ke Resto langganan keluarga pratista.
Di dalam mobil, Zen berbicara kepada Kinara,
sambil terus fokus menyetir.
" Kau masih ingat gelang wanita itu? " Tanya Zen.
" Iya tuan, saya masih ingat, apa tuan sudah menemukannya? " Tanya Kinara sambil terus menatap ke depan.
Jovanka yang tidak mengerti pembicaraan ke dua orang itu memilih menghiraukan dan menikmati pemandangan luar dari kaca mobil yang sudah lama tidak ia nikmati.
" Ya, aku sudah menemukannya." Kata Zen.
" Apa kau ingat wanita yang meninggalkan rumah Tuan Alex tadi? apa kau memperhatikan gelang di tangannya? " Tanya Zen.
" Maaf Tuan, saya tidak memperhatikan gelang yang di pakai wanita itu, apakah wanita itu memakai gelang yang sama tuan? " Tanya Kinara menatap ke arah Zen sebentar lalu menatap ke depan lagi.
" Ya Kinara, wanita itu memakai gelang yang sama, setelah aku Mencari tau tentang gelang itu, rupanya itu memang gelang yang di buat khusus, jadi sudah bisa di pastikan bahwa wanita itu pelakunya." Kata Zen.
Kinara yang mendengar penjelasan Zen di buat kaget.
" Apakah kau tau siapa wanita itu Kinara? " Tanya Zen.
" Tidak Tuan, saya baru melihatnya hari ini." Jawab Kinara.
" Aku hawatir wanita itu ada hubungannya dengan Alex." Kata Zen.
" Tuan, jika itu benar, bagaimana dengan Nona? " Tanya Kinara hawatir.
" Aku harus menemukan buktinya, setelah itu aku bisa bertindak." Kata Zen.
Setelah itu tidak ada obrolan lagi,
Zen sengaja mengajak Jovanka makan diluar supaya Jovanka bisa sedikit menghilangkan kesedihannya karna kesendirianya, Zen yang menangkap bayangan Jovanka dari kaca spion merasa sedih melihat Jovanka begitu bahagia melihat pemandangan dari luar, yang menandakan bahwa selama di rumah Alex dia benar-benar terkurung.
Setelah tiga puluh menit perjalanan, mereka pun sampai di Resto, mereka segera turun dari mobil dan memasuki Resto, setelah mendapatkan tempat duduk yang nyaman, Zen langsung memesankan makanan untuk mereka.
" Apakan hari ini Nona senang? " Tanya Zen tersenyum kepada Jovanka.
" Aku senang sekali Paman, sudah lama aku tidak kesini. " Jovanka menghentikan ucapannya yang tiba-tiba menunduk, lalu melanjutkan kembali.
"Biasanya Dady dan Momy yang sering mengajakku kesini, tapi sekarang mereka sudah di surga." Kata Jovanka masih menunduk.
" Nona jangan bersedih, kalau Nona bersedih, nanti Tuan dan Nyonya juga bersedih. " Kata Zen membujuk Jovanka supaya tidak bersedih.
Tidak lama pesanan datang, mereka segera melahap makanan mereka masing2, Jovanka yang sudah lama tidak makan makanan pavoritnya, dengan rakus melahap makanannya, Zen yang melihat itu merasa iba.
""""""""""""""""""
Alex yang sedang berada di kantor, mendengar ponselnya berdering, tanda ada pesan masuk.
" Tuan, saya membawa Nona Jovanka dan pelayannya makan di luar, mungkin pulangnya agak malam.*Zen*"
" Wah wah wah, berani dia membawa anak itu tanpa ijin dariku, baiklan Zen, akan aku tambah hukuman untuk anak itu." Kata Alex dengan seringai senyum liciknya.
Masalah yang menimpa keluarga Alex, pertengkaran Orang tuanya yang tiada henti yang berujung pada perceraian dan membuatnya terlantar, membuat Sicology Alex terguncang, dia menjadi pribadi yang dingin dan pemarah, juga rasa ketidakpuasan dengan yang di miliki, membuatnya ingin memiliki sesuatu yang bukan hak nya.
Setelah selesai makan, Zen mengajak Jovanka dan Kinara untuk kembali ke rumah Alex.
""""
Ceklek,, pintu di buka.
Cloe yang masuk ke kamar Jovanka, tidak melihat keberadaannya disana.
" Kemana anak bodoh itu." Kata Cloe( anak semata wayang Alex) Cloe segera menemui Auria.
" Mami,, maam,," Teriak Cloe.
Auria yang mendengar Cloe berteriak memanggilnya, langsung keluar dari kamarnya.
" Ada apa sayang, kenapa kamu berteriak seperti itu?" Tanya Auria menghampiri Cloe.
" Dimana anak bodoh itu, kenapa dia tidak ada di kamarnya? " Tanya Cloe.
Auria langsung kesal dan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, terlihat Alex baru pulang dari kantor, Auria langsung menghampiri Alex.
" Sayang anak itu tidak ada di kamarnya. " Kata Auria panik.
Alex melihat jam di tangannya, sudah jam 8 malam, Alex kesal dan menggebrak meja.
Brakk,, !!
Auria dan Cloe tersentak.
" Kemana si brengsek itu membawanya." Kata Alex geram.
" Maksudmu, Zen yang membawanya?"
" Ia, dia mengajak anak itu dan pelayannya keluar."
Di ambang pintu terlihat Zen bersama Jovanka dan Kinara baru pulang.
Dengan langkah cepat, Alex menghampiri mereka.
" Beraninya kau membawanya tanpa seijinku!!" Kata Alex lantang sambil mengepalkan kedua tangannya.
" Saya hanya menyelamatkan anda tuan, anda membuat Nona kelaparan, kalo sampai terjadi sesuatu kepada Nona, maka anda yang harus bertanggung jawab, seharusnya anda berterimakasih kepada saya tuan, karna anda terbebas dari kemungkinan yang bisa saja terjadi kalo saya membiarkan Nona kelaparan." Kata Zen tersenyum kecut.
" Aaarrgg" Teriak Alex menjambak rambutnya frustasi.
Mendengar teriakan Alex, Jovanka langsung memeluk Kinara dan menyembunyikan wajahnya di perut Kinara.
Zen mengedipkan kedua matanya kepada Kinara, tanda menyuruhnya membawa Jovanka masuk ke kamar.
" Jangan pernah membuat kesalahan tuan. " Kata Zen memperingatkan, dan segera berbalik meninggalkan rumah Alex.
Alex yang kesal dengan langkah tegasnya menaiki anak tangga hendak ke kamarnya.
Brakk,,!!
Alex membuka pintu kamar dengan kencang,
Alex mendudukan tubuhnya dengan kasar di tepi tempat tidur.
" Brengsekk, Pengacara sialan itu terlalu ikut campur,, sial !!! Maki Alex.
Tidak lama, Auria masuk, ia mencoba menenangkan Alex.
"Tenanglah, kalau kau bersikap seperti ini, pengacara itu akan curiga bahwa kau otak dari kebakaran itu." Kata Auria,
Alex hanya diam dalam amarahnya.
Sementara Zen yang sudah berada di Apartemennya segera menghubungi orang kepercayaan Rainan untuk mencari Clay.
" Cari perempuan itu, dan bawa padaku !!" Kata Zen menelpon seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
atun atun
untung msh ad yg peduli pengacaranya top bngt pnylmat
2020-09-18
1
Rose Kanam
itu baru org kepercayaan
2020-08-23
2
Christi kevin Kevin
saya takut zen ditikam dr belakang sama alex mlah
2020-08-13
1