James dan Keandro sudah berada di dalam mobil,
" Cepatlah jalankan mobilnya!" perintah James.
Keandro melihat raut wajah tuannya yang terlihat kesal dari kaca spion,
" Apa tuan tidak ingin menunggu Nona?"
" Tidak !" jawab James singkat
" Kalau begitu saya akan menghubungi Roy untuk menjemput Nona ,"
"Tidak perlu, biarkan saja dia, aku ingin membuat dia menyadari kesalahannya karna telah mengabaikanku,,!" kata James dengan penuh penekanan.
" Baik tuan,"
Keandro segera menyalakan mesin dan melajukan mobilnya untuk kembali ke mansion.
Sementara di dalam Restoran, Jovanka masih bingung, dengan sikap James yang tiba-tiba pergi,
" Kenapa tuan James tiba-tiba pergi? apakah aku telah melakukan kesalahan? sepertinya dia sudah salah faham padaku,, " batin Jovanka,
Gadis itu langsung berdiri dan berlari kecil hendak mengejar James, namun sudah terlambat, James dan Keandro sudah pergi..
Jovanka merogoh ponselnya dari dalam tas, namun saat ia mencoba menghubungi James, ponselnya tiba-tiba mati karna daya baterai yang tidak cukup.
Jovanka melangkahkan kakinya keluar dari area Restoran,
Kini gadis itu sudah berada di pinggir jalan raya, dia terduduk lemas..
" Bagaimana caranya aku pulang, aku tidak membawa uang sama sekali, dan aku tidak tau daerah ini."
Tanpa ia sadari bulir bening keluar dari ujung matanya, mengalir membasahi pipi mulusnya,
Gadis itu menangis sambil memeluk lututnya, dan membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya itu.
Setelah cukup lama, Tiba-tiba mobil sedan berwarna putih berhenti di depan gadis itu.
Dan seorang pria keluar dari dalam mobil sedan putih itu, lalu menghampiri Jovanka,
ia berjongkok di depan Jovanka, mensejajarkan tubuhnya dengan Jovanka.
" Nona, " kata pria itu sambil menyentuh bahu Jovanka.
Gadis itu langsung mengangkat wajahnya yang sedari tadi ia benamkan antara kedua lututnya, ia mengusap air matanya kasar dengan kedua tangannya,
Jovanka menatap pria itu dengan pandangannya yang masih buram karna terlalu lama menangis,, perlahan penglihatannya menjadi jelas kembali.
" Siapa kau?" tanya Jovanka sambil mengernyitkan dahinya.
Pria itu tersenyum, lalu mengulurkan tangannya.
" Aku Christian ," katanya sambil terus tersenyum menatap wajah cantik wanita itu.
Jovanka tidak menyambut uluran tangan Christian, ia hanya menatap lekat wajah pria itu, dan itu membuat Christian terkekeh..
" Nona, kenapa kau menatapku seperti itu, aku tau, aku ini pria yang tampan " ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat Jovanka gelagapan salah tingkah,
Jovanka langsung berdiri, Christian pun ikut berdiri.
" Maaf, aku tidak mengenalmu, dan sedang apa kau disini?," tanya Jovanka, kali ini gadis itu menundukkan wajahnya, tak berani menatap wajah pria itu lagi.
"Tadi aku melihat seorang wanita menangis di pinggir jalan, itulah alasanku berdiri disini, " kata Christian sambil tersenyum.
Jovanka mengangkat wajahnya menatap sesaat wajah Christian,lalu kembali menunduk.
" Apa yang terjadi padamu, apa kau baik-baik saja Nona?"
" Aku baik-baik saja tuan"
" Jangan panggil aku tua, panggil aku Chris,"
" Sudah malam," kata Chris sambil melihat arloji di pergelangan tangannya, " Ayo, aku akan mengantarkanmu pulang," Ajak Chris sambil membukakan pintu mobil untuk Jovanka.
Namun, gadis itu tidak bergerak dari posisinya. Lalu Christian kembali menghampirinya.
" Nona, apa kau takut padaku? apa aku terlihat seperti orang jahat? Coba kau angkat wajahmu,tataplah aku,, apa aku terlihat jahat di matamu?"
Gadis itu memberanikan diri untuk menatap wajah Chris, ia menatap kedua mata pria itu dengan sangat dalam, hanya kejujuran yang dilihatnya, akhirnya Jovanka mau di antar pulang oleh Chris.
" Baiklah, aku percaya kau bukan orang jahat,"
" Masuklah!" kata Chris
Mereka berdua sudah berada di dalam mobil, Chris segera melajukan mobilnya,
" Rumahmu di mana?"
" Kau tau mansion keluarga Walker?"
" Tentu saja aku tau, apa kau tinggal disana?" tanya Chris, sambil terus fokus menyetir.
" Ia, aku tinggal disana, "
" Apa kau putri tuan Walker?"
" Bukan, aku hanya menumpang disana,"
" Oh "
Sementara di Mansion, James merasa tidak tenang, karna telah meninggalkan Jovanka di restoran, dia hanya mondar mandir di dalam kamarnya,
" Sepertinya aku harus menjemput gadis itu, dia pasti tidak bisa pulang sendiri,, dia sama sekali tidak tau daerah itu, astaga.. apa yang aku lakukan, "
James melangkahkan kakinya dengan langkah yang panjang menuju kamar Keandro
James mengetuk kamar Keandro, mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya, Keandro segera membuka pintu kamarnya.
" Tuan,"
" Kea, antarkan aku ke Restoran, kita harus menjemput Gadis itu,"
" Baik tuan,"
Mereka berdua langsung bergegas keluar Mansion, dan masuk kedalam mobil, namun saat mobil akan keluar gerbang, James dan Keandro melihat Jovanka dan seorang pria turun dari mobil di depan pintu gerbangnya.
Keandro langsung menghentikan mobilnya.
Seketika amarah James memuncak, dia merapatkan giginya, dan mengepalkan tangannya, dengan sorot mata yang penuh amarah.. James keluar dari mobil, ia menghampiri Jovanka dan Chris,.
James menatap tajam Chris, lalu ia menarik tangan Jovanka dengan kasar, membawanya masuk hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Aww,, sakit tuan, lepaskan aku" kata Jovanka sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman James.
" Tuan, kau jangan terlalu kasar pada wanita," teriak Chris, mendengar teriakan Chris membuat James menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Jovanka, lalu menghampiri Chris dengan penuh amarah,,
Bugh
James memukul wajah Chris, hingga membuat pria itu mundur beberapa langkah, dan membuat bibirnya mengeluarkan darah,
Jovanka membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia begitu terkejut melihat James yang tiba-tiba memukul Chris.
Para pengawal yang berjaga hendak menghampiri James, namun di tahan oleh Keandro.
"Tidak perlu, sepertinya tuan James ingin menyelesaikannya sendiri." kata Keandro
" Hey, kenapa kau memukulku?" teriak Chris sambil mengusap darah di bibirnya dengan ibu jarinya.
" Jangan ikut campur urusanku dan calon istriku" kata James dengan penuh penekanan sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah Chris.
Chis mengangkat salah satu ujung bibirnya mendengar bahwa gadis yang ia temukan sedang menangis di pinggir jalan adalah calon istri dari seorang James Walker.
" Seharusnya kau menjaga calon istrimu dengan baik, bukan malah membiarkan gadis secantik dia menangis di pinggir jalan malam-malam seperti ini, Calon suami macam apa kau ini ? jika dia calon istriku, aku akan menjaganya dengan baik, aku tidak akan pernah menyakitinya sedikitpun."
Bugh
James kembali memukul wajah Chris, Jovanka berlari menghampiri James, berusaha menenangkannya.
Jovanka memeluk tangan James, dan memberanikan diri menatap wajah yang penuh amarah itu.
" Tuan ku mohon, jangan memukulnya lagi, dia tidak bersalah,dia telah membantuku untuk bisa pulang, tolong biarkan dia pergi."
James menepis tangan Jovanka kasar , lalu dengan langkahnya yang panjang ia masuk ke dalam Mantion dan meninggalkan Jovanka.
"Chris,tolong maafkan dia" ucap Jovanka sambil menangkupkan kedua tangannya.
" Kenapa kau yang meminta maaf, kan dia yang punya salah, " kata Chris kesal.
" Karna dia adalah calon suamiku, aku akan mewakili permintaan maafnya padamu,, aku meminta maaf atas nama James padamu Chris, yolong maafkan dia,"
" Aku tidak akan memaafkan pria jahat yang telah membiarkan calon istrinya menangis di pinggir jalan, "
" Dia bukan pria jahat James, dia adalah pria yang baik,"
" Kau ini sungguh gadis yang baik, kau yakin akan menikah dengan pria pemarah itu?"
Jovanka terdiam, membuat Chris tersenyum dan menggeleng kepalanya, lalu menyentuh bahu gadia itu.
Jovanka langsung menepis tangan Chris dari bahunya.
" Sepertinya kau tidak yakin Nona, jika kau tidak yakin padanya, maka yakinlah padaku, aku akan menjadi suami yang baik untukmu," kata Chris menggoda Jovanka dengan wajah yang serius.
" Tidak tuan, aku sangat yakin dengan pilihanku, tuan James adalah pilihan yang tepat untukku, baiklah Chris, terimakasih kau sudah mengantarku pulang, aku permisi," kata Jovanka sambil berlalu masuk meninggalkan Chris.
Chris menatap punggung Jovanka, ia tersenyum..
" Lucu sekali gadis itu, dia sungguh polos dan dia juga sangat cantik," kata Chris berbicara sendiri,
Setelah Jovanka tak terlihat, Chris masuk kedalam mobil, dan melajukan mobilnya pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Edha Alvin
aku suka karna jovanka d sukai banyak lelaki
2021-07-11
1
Yakoba Robetsi
keren thor karyamu
2020-12-04
0
Christi kevin Kevin
hmmmmm
2020-08-21
0