Kepergian Mama Mertua

Sepeninggal Key, Bianca merasa lebih leluasa di kamar itu. Sekarang hanya menunggu tugas dari Key si Tuan Kejam itu kan? Mengguyur tubuhnya yang lelah akan membuat Bianca merasa segar setelah melakukan perintah-perintah Key.

Kamar mandi ini menjadi tempat Bianca melampiaskan kepenatan. Gadis itu bernyanyi-nyanyi sambil menggosok tubuhnya, menuang sedikit bubble bath ke dalam bath tub lalu berendam ala-ala kaum tajir. Key mengajari dia menggunakan bath tub saat menyiapkan mandi untuk pria itu. Sekarang saatnya mencoba kenikmatan relaksasi di dalam bak mandi yang selalu ingin Bianca coba. Wangi aromatherapy dari bubble bath itu membuatnya rileks. Pantas saja Key betah berlama-lama di kamar mandi jika petang hari saat pulang dari kerja.

Gadis itu beranjak dari bak mandi setelah puas berendam. Dia melangkah mendekati jendela ketika mendengar sebuah mobil keluar dari halaman rumah. Bianca melihat mama tiri Key keluar dari rumah dengan tergesa lalu naik ke mobil yang telah disiapkan oleh satpam.

Bianca bergegas memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar, mencari seseorang. Ya, Susan. Ternyata gadis itu sedang duduk di taman sambil membaca buku, tapi sebuah buku pun tak mampu menahan tetes air mata yang meluncur dari kedua mata menunjukkan kegundahannya.

"Susan."

Gadis itu terperanjat dan cepat-cepat menghapus air mata melihat Bianca telah ada di sampingnya. Gadis itu menutup buku yang memang tidak dia baca dari tadi.

"Kenapa menangis? Mama kamu kemana?" tanya Bianca seolah mengerti akan perasaan Susan yang sedih karena kepergian mamanya.

"Mereka bertengkar tadi Kak."

"Mereka?"

"Iya, Papa Anton dan Mama."

Oh, jadi nama Papa Key adalah Pak Anton?

"Sabar, Susan."

Bianca tidak ingin mengulik masalah pribadi mereka, dia hanya merasa berhak menenangkan dan menemani Susan agar tidak larut dalam kesedihan. Namun, gadis remaja itu malah menuturkan persoalan kedua orang tuanya pada Bianca.

"Iya, Kak. Papa Anton bilang kalau Mama terlalu boros."

Aneh juga, seberapa borosnya Mama Susan hingga membuat Pak Anton marah? Lebih-lebih karena bertengkar seorang ibu tega meninggalkan anaknya di rumah yang bukan rumahnya sendiri.

"Oh." Bianca duduk di sampingnya lalu menunduk. Susan terlihat murung. Sebentar kemudian dia akan kembali terisak, Bianca mengelus punggungnya, teringat saat Susan juga mengelus punggung Bianca saat dia menangis kala tidak tega meninggalkan Brian dan orang tuanya.

Bianca mengerti perasaan gadis itu. Dia kekurangan kasih sayang yang seharusnya masih dia dapatkan saat seusia remaja. Beda dengan Bianca yang memdapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya bahkan hingga dia menikah. Terbersit sebuah ide di benak Bianca untuk menghiburnya sejenak menghilangkan kesedihan adik ipar tirinya.

"Susan, ayo kita jalan-jalan sebentar ke luar!"

Gadis SMU itu kaget. Tak lama raut mukanya sedikit berbinar mendengar ajakan Bianca.

"Benarkah, Kak?" tanya gadis itu tidak percaya.

Bianca mengangguk. Selama ini Susan kurang refreshing. Tugasnya hanya belajar dan dikurung di dalam rumah, meski dia juga anak rumahan, tapi Bianca tahu perasaannya di rumah yang bukan rumahnya ini. Sama kan seperti dirinya?

"Ayo, ganti baju dulu."

"Baik, Kak!"

"Kita naik angkot saja, ya?" Bianca mengerlingkan mata pada gadis itu. Bianca merindukan naik angkutan umum yang sering ditumpanginya sebelum menikah dengan pengusaha tenar. Meski harus menutupi mukanya dengan masker dan topi serta kacamata hitam. Sudah macam Michael Jackson setelah melakukan operasi bedah kulit saja. Dia merasa lebay, tapi dia pun pergi tanpa ijin Key. Jadi dia takut ketahuan.

Bianca memakai kacamata hitamnya, lalu keluar rumah.

"Pak satpam, kami mau jalan-jalan di kompleks sebentar," ujar Bianca pada satpam.

"Baik, Nona."

Dia membukakan pintu gerbang. Berhasil, mudah sekali!

Terlebih satpam patuh pada tuan rumahnya dan tidak tahu aturan Key pada istrinya.

Dengan ceria kedua gadis itu berjalan menjauh dari rumah kemudian menaiki angkot, berjalan-jalan di mall. Bianca merasa senang, begitu juga Susan.

"Kak, nonton di bioskop yuk?"

"Ayuk saja," ujar Bianca.

***

Sementara itu di tempat lain,

"Maaf, tante Winda."

"Salah kamu, andaikan kamu tidak berselingkuh dengan pria lain, tentu saja kalian akan menikah dan kita bisa menikmati harta mereka."

"Aku tidak tahan dengan perangai Key yang dingin dan dia tidak pernah menyentuhku sedikit pun."

"Ah, payah kamu. Kenapa tidak bertahan sebentar lagi?"

"Bagaimana aku bertahan dalam ketidak pastian, Tante?"

"Huh, pokoknya kamu harus merebutnya dari gadis kampungan itu!"

"Tante, gadis itu sepertinya punya ilmu bela diri, dia memelintir tanganku saat di kantor Key."

Wanita itu membelalak, "Tidak mungkin, dia sepertinya lemah. Di rumah saja dia takut padaku."

"Iya, karena Tante ibu tirinya Key."

"Hmmm ..., biar aku pikirkan cara lain. Mana Papa kamu?"

"Sebentar, Tante."

Gadis itu masuk ke dalam rumah lalu seorang pria berusia 45 tahun keluar dari rumah, disambut senyum manja wanita yang sedang berdiri di depannya.

"Hai, sayang ...," ujarnya sambil memamerkan ponsel baru untuk pria tampan itu.

Pria bernama Leo itu menyambutnya dengan senyum, merangkulnya sambil merebut ponsel baru yang dipegang Winda lalu mereka masuk ke dalam rumah.

***

Di Mall

"Kak, filmnya seru ya?" Susan menjilati es krim sambil duduk di pinggiran Mall. Bianca membenarkan posisi maskernya lalu mengangguk pada Susan.

Bianca sedikit menggerutu saat harus menggunakan masker walau topi dan kacamata telah dia lepas. Namun, dia juga ingin menghibur Susan. Gadis itu bisa tersenyum senang saat menikmati harinya bersama Bianca. Gadis itu bersyukur di mall ini tidak banyak yang terlalu ekstrim memperhatikannya.

"Kakak sering jalan-jalan?"

"Ya, sebelum menikah. Namun sekarang aku juga harus membatasi diri. Tahu sendiri kan, seperti apa publik?"

"Iya, Kak. Jika orang-orang tahu aku adalah bagian dari Sinar Group, pasti mereka akan memburu berita dariku, tapi untunglah publik belum mengetahuinya."

Kedua gadis itu sedang berbincang bahagia di sudut Mall.

"Kapan-kapan aku ingin jalan-jalan ke alun-alun, Kak!"

Bianca tersenyum, "Ya, semoga kita bisa ke sana kapan-kapan. Apa yang membuatmu ingin ke sana?"

"Dulu sewaktu Mama belum menikah dengan Pak Anton, aku sering duduk di bawah pohon beringin besar di tengah alun-alun kota bersama teman-temanku sepulang sekolah, tapi setelah Mama menikah dengan Pak Anton, aku dikekang olehnya."

"Oh," ujar Bianca sambil mengangguk.

"Mungkin agar aku terlindungi dari publik, tapi entah juga, Kak."

"Entah?" tanya Bianca heran dengan kata itu.

"Iya, Mama pun suka pergi setiap hari, tidak jelas ke mana, aku tidak tahu karena setiap pulang sekolah aku harus selalu di rumah saja."

"Sabar Susan, mungkin Mama memang ada urusan penting, hingga dia tidak sempat memperhatikanmu. Lagian, mungkin dia juga memikirkan keselamatanmu jika di jalan umum."

"Iya, Kak." Susan memeluk Bianca dengan kasih sayang. Ada rasa terenyuh di hati Bianca saat itu.

"Susan, sudah agak petang, yuk kita pulang!" Bianca teringat bahwa dia sedang dalam masa tahanan, Key akan marah jika tahu dia tidak mengindahkan pesannya tadi agar tidak kemana-mana.

Susan mengangguk. Bianca bergegas memakai topi dan kacamatanya untuk naik angkot lagi.

Betapa susahnya menutupi identitas diri, harus memakai masker, topi dan kacamata hitam seperti ini. Jika perlu, aku memasang kumis palsu.

Terpopuler

Comments

Lia Rochmatuz

Lia Rochmatuz

Dahhh, mama Tirinya Malah selingkuh sama papanya Sandra.. untuk menguasai hartanya Key

2022-10-12

1

Tian

Tian

kerjasama yg bagus ibu tiri sm mantan pacar key.....pantesan emak susan boros....wong dia punya selingkuhan.....lama2 pasti ketahuan deh kejahatan kalian tunggu aja pasti ke bongkar.

2021-12-20

0

Suryani

Suryani

ooooh,rupanya tante winda sudah punya selingkuhan

2021-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Media
2 Tawaran Pernikahan
3 Pernikahan
4 Rumah Mewah
5 Dapur Rumah
6 Sandra #1
7 Sandra #2
8 Mie Ayam
9 Pulang ke Rumah
10 Tendangan Maut
11 Hukuman Sehari
12 Kepergian Mama Mertua
13 Kemarahan Key
14 Susan Sakit
15 Keributan di Rumah
16 Kedatangan Ms. Anne Smith
17 Marmut
18 Klinik Kecantikan
19 Felix Mati
20 Kuburan
21 Sebuah Jebakan
22 Anak Kecil di Komplek
23 Tantangan Key
24 Persahabatan
25 Tamu Hotel
26 Balai Kota
27 Bianca Sakit
28 Kekhawatiran Key
29 Ajakan Key
30 Perbincangan Dengan Pak Anton
31 Manager Baru
32 Posesif
33 Peluang
34 Trendsetter
35 Pergulatan Batin
36 Sebuah Kebaikan
37 Salah Paham?
38 Permintaan
39 Malam Bianca
40 Kedatangan Atlet
41 Jealous Man
42 Bad Mood
43 Permintaan Maaf
44 Jalan-jalan
45 Jalan-jalan #2
46 Puisi
47 Gelanggang Olahraga
48 Visualisasi
49 Truth or Dare
50 Ciuman
51 PMS
52 PMS #2
53 Pelajaran Ethan
54 Bahagiakan Dia
55 Beri Dia Harta
56 Tak Dianggap
57 Perselisihan
58 Telepon Misterius
59 Akal Busuk
60 Apa Yang Harus Aku Lakukan?
61 Pertarungan
62 Dia Sadar!
63 Aneh
64 Kencan
65 Kencan #2
66 Kencan #3
67 Ulang Tahun
68 Hadiah
69 Aku Menyukaimu
70 Gara-gara Tongkol
71 Identitas ABC
72 Test Pack
73 Hasil Test Pack
74 Perjalanan ke Rumah Kakek
75 Rumah Kakek dan Nenek
76 Kakek Key
77 Kelinci Lucu
78 Sepupu Key
79 Salah Paham
80 Perasaan Bianca
81 Rumah Mama
82 Mendatangi Rumah Mertua
83 Rumah Sakit
84 Pengakuan Bianca
85 Kemesraan
86 Hadiah Untuk Kesayangan
87 Beres Satu Musuh
88 Pulang Dari Rumah Sakit
89 Sarapan
90 Kejutan Untuk Bianca
91 Kedatangan Singkat Keluarga Deren
92 Menonton TV
93 Menghibur Susan
94 Kejutan Untuk Bianca #2
95 Kejutan Untuk Bianca #3
96 Kamar Nomor 233
97 Kejutan Untuk Bianca #4
98 Rencana Winda
99 Ancaman Untuk Bianca
100 Terancam Bahaya
101 Pengumuman
102 Mengatur Strategi
103 Menjalankan Rencana
104 Menjalankan Rencana #2
105 Menjalankan Rencana #3
106 Perbincangan Keluarga
107 Konsultasi ke Dokter
108 Rindu Keluarga
109 Keluarga Gesrek
110 Honeymoon
111 Honeymoon #2
112 Honeymoon #3
113 Honeymoon #4
114 Kembali ke Rumah
115 Ada Apa Denganmu?
116 Periksa Kesehatan
117 Berita Heboh
118 Pusing Jadinya
119 Pusing jadinya #2
120 Wejangan Mama
121 Asisten Khusus
122 Drama (Ibu Hamil Nonton Drama)
123 Asisten Khusus #2
124 Drama Lagi
125 Jas Felix
126 Penentuan
127 Kimmy Oh Kimmy
128 Kedatangan Kakek
129 Sidang Rumah
130 Rencana Study Susan
131 Secercah Harapan Susan
132 I Love You
133 Rumah Kimmy
134 Cerita Sore
135 Kemanakah Kimmy?
136 Rasa Iba Felix
137 Belanja Perlengkapan Bayi
138 Toko Perlengkapan Bayi
139 Apa Benar?
140 Pengumuman
141 Bianca, I Love You 3000 (END)
142 Pengumuman
143 PROMO BUKAN UP
144 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Kabar Media
2
Tawaran Pernikahan
3
Pernikahan
4
Rumah Mewah
5
Dapur Rumah
6
Sandra #1
7
Sandra #2
8
Mie Ayam
9
Pulang ke Rumah
10
Tendangan Maut
11
Hukuman Sehari
12
Kepergian Mama Mertua
13
Kemarahan Key
14
Susan Sakit
15
Keributan di Rumah
16
Kedatangan Ms. Anne Smith
17
Marmut
18
Klinik Kecantikan
19
Felix Mati
20
Kuburan
21
Sebuah Jebakan
22
Anak Kecil di Komplek
23
Tantangan Key
24
Persahabatan
25
Tamu Hotel
26
Balai Kota
27
Bianca Sakit
28
Kekhawatiran Key
29
Ajakan Key
30
Perbincangan Dengan Pak Anton
31
Manager Baru
32
Posesif
33
Peluang
34
Trendsetter
35
Pergulatan Batin
36
Sebuah Kebaikan
37
Salah Paham?
38
Permintaan
39
Malam Bianca
40
Kedatangan Atlet
41
Jealous Man
42
Bad Mood
43
Permintaan Maaf
44
Jalan-jalan
45
Jalan-jalan #2
46
Puisi
47
Gelanggang Olahraga
48
Visualisasi
49
Truth or Dare
50
Ciuman
51
PMS
52
PMS #2
53
Pelajaran Ethan
54
Bahagiakan Dia
55
Beri Dia Harta
56
Tak Dianggap
57
Perselisihan
58
Telepon Misterius
59
Akal Busuk
60
Apa Yang Harus Aku Lakukan?
61
Pertarungan
62
Dia Sadar!
63
Aneh
64
Kencan
65
Kencan #2
66
Kencan #3
67
Ulang Tahun
68
Hadiah
69
Aku Menyukaimu
70
Gara-gara Tongkol
71
Identitas ABC
72
Test Pack
73
Hasil Test Pack
74
Perjalanan ke Rumah Kakek
75
Rumah Kakek dan Nenek
76
Kakek Key
77
Kelinci Lucu
78
Sepupu Key
79
Salah Paham
80
Perasaan Bianca
81
Rumah Mama
82
Mendatangi Rumah Mertua
83
Rumah Sakit
84
Pengakuan Bianca
85
Kemesraan
86
Hadiah Untuk Kesayangan
87
Beres Satu Musuh
88
Pulang Dari Rumah Sakit
89
Sarapan
90
Kejutan Untuk Bianca
91
Kedatangan Singkat Keluarga Deren
92
Menonton TV
93
Menghibur Susan
94
Kejutan Untuk Bianca #2
95
Kejutan Untuk Bianca #3
96
Kamar Nomor 233
97
Kejutan Untuk Bianca #4
98
Rencana Winda
99
Ancaman Untuk Bianca
100
Terancam Bahaya
101
Pengumuman
102
Mengatur Strategi
103
Menjalankan Rencana
104
Menjalankan Rencana #2
105
Menjalankan Rencana #3
106
Perbincangan Keluarga
107
Konsultasi ke Dokter
108
Rindu Keluarga
109
Keluarga Gesrek
110
Honeymoon
111
Honeymoon #2
112
Honeymoon #3
113
Honeymoon #4
114
Kembali ke Rumah
115
Ada Apa Denganmu?
116
Periksa Kesehatan
117
Berita Heboh
118
Pusing Jadinya
119
Pusing jadinya #2
120
Wejangan Mama
121
Asisten Khusus
122
Drama (Ibu Hamil Nonton Drama)
123
Asisten Khusus #2
124
Drama Lagi
125
Jas Felix
126
Penentuan
127
Kimmy Oh Kimmy
128
Kedatangan Kakek
129
Sidang Rumah
130
Rencana Study Susan
131
Secercah Harapan Susan
132
I Love You
133
Rumah Kimmy
134
Cerita Sore
135
Kemanakah Kimmy?
136
Rasa Iba Felix
137
Belanja Perlengkapan Bayi
138
Toko Perlengkapan Bayi
139
Apa Benar?
140
Pengumuman
141
Bianca, I Love You 3000 (END)
142
Pengumuman
143
PROMO BUKAN UP
144
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!