Susan Sakit

Semilir angin menyambut pagi tiba. Bianca menguap dan merenggangkan otot-ototnya,, sejenak mengerjapkan mata, mengingat memori kemarin.

Ah iya, apa Key masih marah ya?

Bianca duduk lalu melirik ke tempat tidur tempat pria galak itu tidur terlentang sambil melebarkan kedua tangannya. Memperlihatkan kekuasaan di atas singgasananya.

Fyuh!

Gadis itu menghembuskan napas, berharap bahwa pria itu tidak lagi marah. Dia melipat selimut lalu beranjak ke kamar mandi, membawa serta baju ganti. Kali ini Bianca mandi dengan cepat, takut jika berlama-lama si tuan kamar akan menggedor pintu lalu menyuruh dia keluar saat itu juga.

Benar saja, pria itu telah berdiri di depan pintu kamar mandi saat Bianca keluar, membuatnya kaget dan berteriak.

"Whuaaa!!"

Untung saja dia segera menyadari kehadiran pria itu, kalau tidak, mungkin bogem mentah akan dilayangkan ke wajah Key yang sangat dekat dengan pintu kamar mandi.

"Kenapa?" kata Key dengan tidak merasa bersalah.

Kaget tahu? Bianca mengelus dada meredakan senam jantungnya, tapi gadis itu tidak menjawab pertanyaan Key. Pria itu tertawa menggelegar. Suaranya memenuhi seluruh kamar.

Sepertinya dia tidak lagi marah padaku.

Begitulah perangai Key, jika kesalahan tidak terlalu fatal, hanya sesaat saja dia mengamuk. Setelah itu dia akan kembali seperti biasa. Namun, hukuman masih berlangsung.

Bianca sedang merias diri saat pria berbadan kekar itu keluar kamar mandi dengan hanya berbalut handuk. Tanpa sengaja, gadis itu melihat dada suaminya yang bidang.

Slow motion. Seorang pria dengan dada kotak-kotak dan putih keluar dari kamar mandi dengan mengibaskan rambutnya yang basah dengan percikan air muncrat kemana-mana, lalu menggosok handuk kecil pada rambutnya, diiringi lagu yang bernuansa action.

Apakah itu yang dinamakan six packs? Enam kantong?

Bianca menghitung kantongnya.

Ah, iya ..., enam!

"Sudah lihatnya? Aku lepas handuknya ya?" ujar pria yang sedang dilihatnya itu.

Bianca mengatupkan mulutnya yang sedang melongo. Yuuuuuh, memalukan!!

"Tidak, tidak. Jangan lepas handuknya dulu. Itu baju ganti kamu ada di atas tempat tidur. Eh iya iya, aku berbalik!"

Key tersenyum girang. Gadis ini lucu juga!

"Sudah."

Bianca berbalik untuk memastikan pria itu telah membalut tubuh dengan baju yang telah disiapkan.

"Aku tidak mau dasi ini, kurang cocok dengan jas biru ini," ujarnya mengulurkan dasi berwarna kuning itu.

"Lalu, mau warna apa?"

"Biru pucat bergaris."

"Oke."

Bianca menyerahkan dasi yang Key mau.

"Pakaikan."

Bianca memakaikan dasi itu ke leher Key, tapi malah seperti mencekiknya.

"Kamu mau membunuhku??" ujar Key kesal.

Bianca menahan tawa lalu melonggarkan dasi yang telah dia pasang. Kemudian dia mengambilkan kaus kaki dan sepatu pria itu, lalu memakaikannya.

Mereka telah bersiap untuk makan pagi, tapi meja makan masih kosong, tidak ada seorang pun. Kemana Papa, Mama mertua dan Susan? Akhirnya Key dan Bianca makan hanya berdua di ruang makan.

Key, Felix dan Bianca menuju ke mobil lalu mobil melaju begitu saja ke jalanan.

"Key, papa kamu tidak ikut?"

"Biarlah, dia ikut juga hanya untuk menghibur dirinya, dari pada diam di rumah. Mungkin mereka sedang ingin berdiam di rumah."

"Lalu, Susan?"

Key mengendikkan bahu. Bianca ingin memarahi karena itu adiknya meski tiri sekalipun, tapi gadis itu merasa tidak berhak.

Bianca turun lalu segera melanjutkan tugasnya di hotel. Sementara Key dan Felix melaju ke kantornya.

***

"Mama, mau pergi?"

Susan menatap ibunya yang sedang bersiap untuk pergi dengan menenteng tasnya dengan dress dan sepatu hak tinggi. Sungguh elegan dipandang, sementara anak perempuannya hanyalah seorang gadis kutu buku dengan kacamata dan tak pandai berdandan.

"Iya, sayang. Mama harus pergi sekarang."

"Aku demam, Ma." Gadis itu memang terlihat pucat. Hari ini dia ijin tidak masuk karena sakit.

"Kamu terlalu lelah dengan buku-bukumu, istirahatlah."

"Ma, apa mama tidak menemaniku?"

"Nanti Mama pulang awal, ada janji dengan teman yang harus ditepati."

"Baiklah," ujar gadis itu muram merasakan panas di tubuh, tapi dingin di kedua kakinya.

"Tidurlah dulu ya? Tunggu Mama pulang."

Sebuah kecupan mendarat di dahi Susan, tapi tak mampu mengurangi kesedihan hati gadis itu. Ibu yang dia inginkan untuk berada di sisinya saat sakit pun, berlalu meninggalkannya seolah menemui teman lebih penting dari sakit anak perempuannya.

Susan memejamkan mata, menuruti ibunya untuk beristirahat. Tak lama dia pun terlelap.

Aku akan pulang awal, Susan. Namun, menemui Leo juga kewajibanku, karena dia yang bisa memberiku kebahagiaan. Papa tirimu tidak lagi bisa memuaskanku, usianya pun jauh dengan Leo. Apalagi sekarang aku tidak betah di sini, kemarin dia mengataiku boros hanya karena minta kalung berlian padanya yang seharga dua ratus juta saja. Huh, uangnya kan banyak?

Jiwa sosialita wania itu high class, hingga ikut arisan yang jutaan rupiah pun dia menyanggupi. Persaingan harta dengan kawan-kawannya pun menjadi alasannya meminta kalung itu. Diawali oleh salah satu temannya yang membeli cincin berlian seharga seratus juta.

Wanita itu melenggang keluar memasuki mobilnya dan melaju ke jalanan.

Pak Anton menggelengkan kepala melihat istrinya. Dia menengok ke kamar Susan, melihatnya tertidur pulas, lalu menyentuh dahi Susan yang panas.

Panas tinggi anak ini, sebaiknya aku ambilkan kompres.

Pria paruh baya itu bergegas menuju ke dapur menemui Hana.

"Hana, tolong kamu kompres dahi Susan, sepertinya dia panas tinggi. Jangan lupa cek suhu tubuhnya ya? Aku akan panggilkan dokter."

"Baik, Tuan Anton."

Wanita gesit itu segera mengambil selembar kain dan air hangat untuk mengompres Susan.

"Maaf Nona, saya kompres dulu."

Pandangan Susan kabur saat Hana membangunkannya, dia menurut saja. Untuk duduk pun, dia merasa lemas.

"Nona, suhu tubuhnya tinggi. Dokter akan datang. Nona sudah makan?"

Susan menggeleng. Hana segera membuatkan semangkuk cereal lembek untuknya agar mudah ditelan. Wanita itu menyuapi Susan dengan pelan.

"Nona, dokter telah datang. Saya permisi dulu."

"Hana, temani aku," rengek Susan.

"Oh, baiklah Nona."

Dokter pribadi keluarga telah datang, dia memeriksa Susan, "Nona Susan, saya ambil sample darahnya untuk saya cek laborat ya?"

Susan mengangguk lemah. Dia pasrah pada dokter itu asalkan dia sembuh. Begitulah orang sakit. Gadis itu meringis saat darahnya diambil oleh dokter. "Maaf, Nona. Nanti kami kirimkan hasilnya. Sekarang saya beri penurun demam ya, minum empat jam sekali jika panas tidak juga turun."

Susan kembali hanya mengangguk. Hana berdiri di sampingnya sambil mendengarkan apa kata dokter sampai dia berpamitan untuk kembali ke klinik.

"Nona Susan, diminum obatnya," ujar Hana. Sebenarnya dia iba pada gadis ini. Dengan mudahnya Susan meminum obat itu.

"Sebaiknya Nona istirahat dulu setelah minum obat. Semoga membaik."

"Terima kasih, Hana."

Hana membungkuk lalu memohon diri kembali ke dapur.

Terpopuler

Comments

Johan Samoedra

Johan Samoedra

serba salah jadi susan

2022-03-07

1

Nisaaayu

Nisaaayu

Malah dihitung lagi 😭

2022-02-18

0

Min Asih

Min Asih

Mama nya susan, gak punya hati.

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kabar Media
2 Tawaran Pernikahan
3 Pernikahan
4 Rumah Mewah
5 Dapur Rumah
6 Sandra #1
7 Sandra #2
8 Mie Ayam
9 Pulang ke Rumah
10 Tendangan Maut
11 Hukuman Sehari
12 Kepergian Mama Mertua
13 Kemarahan Key
14 Susan Sakit
15 Keributan di Rumah
16 Kedatangan Ms. Anne Smith
17 Marmut
18 Klinik Kecantikan
19 Felix Mati
20 Kuburan
21 Sebuah Jebakan
22 Anak Kecil di Komplek
23 Tantangan Key
24 Persahabatan
25 Tamu Hotel
26 Balai Kota
27 Bianca Sakit
28 Kekhawatiran Key
29 Ajakan Key
30 Perbincangan Dengan Pak Anton
31 Manager Baru
32 Posesif
33 Peluang
34 Trendsetter
35 Pergulatan Batin
36 Sebuah Kebaikan
37 Salah Paham?
38 Permintaan
39 Malam Bianca
40 Kedatangan Atlet
41 Jealous Man
42 Bad Mood
43 Permintaan Maaf
44 Jalan-jalan
45 Jalan-jalan #2
46 Puisi
47 Gelanggang Olahraga
48 Visualisasi
49 Truth or Dare
50 Ciuman
51 PMS
52 PMS #2
53 Pelajaran Ethan
54 Bahagiakan Dia
55 Beri Dia Harta
56 Tak Dianggap
57 Perselisihan
58 Telepon Misterius
59 Akal Busuk
60 Apa Yang Harus Aku Lakukan?
61 Pertarungan
62 Dia Sadar!
63 Aneh
64 Kencan
65 Kencan #2
66 Kencan #3
67 Ulang Tahun
68 Hadiah
69 Aku Menyukaimu
70 Gara-gara Tongkol
71 Identitas ABC
72 Test Pack
73 Hasil Test Pack
74 Perjalanan ke Rumah Kakek
75 Rumah Kakek dan Nenek
76 Kakek Key
77 Kelinci Lucu
78 Sepupu Key
79 Salah Paham
80 Perasaan Bianca
81 Rumah Mama
82 Mendatangi Rumah Mertua
83 Rumah Sakit
84 Pengakuan Bianca
85 Kemesraan
86 Hadiah Untuk Kesayangan
87 Beres Satu Musuh
88 Pulang Dari Rumah Sakit
89 Sarapan
90 Kejutan Untuk Bianca
91 Kedatangan Singkat Keluarga Deren
92 Menonton TV
93 Menghibur Susan
94 Kejutan Untuk Bianca #2
95 Kejutan Untuk Bianca #3
96 Kamar Nomor 233
97 Kejutan Untuk Bianca #4
98 Rencana Winda
99 Ancaman Untuk Bianca
100 Terancam Bahaya
101 Pengumuman
102 Mengatur Strategi
103 Menjalankan Rencana
104 Menjalankan Rencana #2
105 Menjalankan Rencana #3
106 Perbincangan Keluarga
107 Konsultasi ke Dokter
108 Rindu Keluarga
109 Keluarga Gesrek
110 Honeymoon
111 Honeymoon #2
112 Honeymoon #3
113 Honeymoon #4
114 Kembali ke Rumah
115 Ada Apa Denganmu?
116 Periksa Kesehatan
117 Berita Heboh
118 Pusing Jadinya
119 Pusing jadinya #2
120 Wejangan Mama
121 Asisten Khusus
122 Drama (Ibu Hamil Nonton Drama)
123 Asisten Khusus #2
124 Drama Lagi
125 Jas Felix
126 Penentuan
127 Kimmy Oh Kimmy
128 Kedatangan Kakek
129 Sidang Rumah
130 Rencana Study Susan
131 Secercah Harapan Susan
132 I Love You
133 Rumah Kimmy
134 Cerita Sore
135 Kemanakah Kimmy?
136 Rasa Iba Felix
137 Belanja Perlengkapan Bayi
138 Toko Perlengkapan Bayi
139 Apa Benar?
140 Pengumuman
141 Bianca, I Love You 3000 (END)
142 Pengumuman
143 PROMO BUKAN UP
144 NOVEL BARU DI NT
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Kabar Media
2
Tawaran Pernikahan
3
Pernikahan
4
Rumah Mewah
5
Dapur Rumah
6
Sandra #1
7
Sandra #2
8
Mie Ayam
9
Pulang ke Rumah
10
Tendangan Maut
11
Hukuman Sehari
12
Kepergian Mama Mertua
13
Kemarahan Key
14
Susan Sakit
15
Keributan di Rumah
16
Kedatangan Ms. Anne Smith
17
Marmut
18
Klinik Kecantikan
19
Felix Mati
20
Kuburan
21
Sebuah Jebakan
22
Anak Kecil di Komplek
23
Tantangan Key
24
Persahabatan
25
Tamu Hotel
26
Balai Kota
27
Bianca Sakit
28
Kekhawatiran Key
29
Ajakan Key
30
Perbincangan Dengan Pak Anton
31
Manager Baru
32
Posesif
33
Peluang
34
Trendsetter
35
Pergulatan Batin
36
Sebuah Kebaikan
37
Salah Paham?
38
Permintaan
39
Malam Bianca
40
Kedatangan Atlet
41
Jealous Man
42
Bad Mood
43
Permintaan Maaf
44
Jalan-jalan
45
Jalan-jalan #2
46
Puisi
47
Gelanggang Olahraga
48
Visualisasi
49
Truth or Dare
50
Ciuman
51
PMS
52
PMS #2
53
Pelajaran Ethan
54
Bahagiakan Dia
55
Beri Dia Harta
56
Tak Dianggap
57
Perselisihan
58
Telepon Misterius
59
Akal Busuk
60
Apa Yang Harus Aku Lakukan?
61
Pertarungan
62
Dia Sadar!
63
Aneh
64
Kencan
65
Kencan #2
66
Kencan #3
67
Ulang Tahun
68
Hadiah
69
Aku Menyukaimu
70
Gara-gara Tongkol
71
Identitas ABC
72
Test Pack
73
Hasil Test Pack
74
Perjalanan ke Rumah Kakek
75
Rumah Kakek dan Nenek
76
Kakek Key
77
Kelinci Lucu
78
Sepupu Key
79
Salah Paham
80
Perasaan Bianca
81
Rumah Mama
82
Mendatangi Rumah Mertua
83
Rumah Sakit
84
Pengakuan Bianca
85
Kemesraan
86
Hadiah Untuk Kesayangan
87
Beres Satu Musuh
88
Pulang Dari Rumah Sakit
89
Sarapan
90
Kejutan Untuk Bianca
91
Kedatangan Singkat Keluarga Deren
92
Menonton TV
93
Menghibur Susan
94
Kejutan Untuk Bianca #2
95
Kejutan Untuk Bianca #3
96
Kamar Nomor 233
97
Kejutan Untuk Bianca #4
98
Rencana Winda
99
Ancaman Untuk Bianca
100
Terancam Bahaya
101
Pengumuman
102
Mengatur Strategi
103
Menjalankan Rencana
104
Menjalankan Rencana #2
105
Menjalankan Rencana #3
106
Perbincangan Keluarga
107
Konsultasi ke Dokter
108
Rindu Keluarga
109
Keluarga Gesrek
110
Honeymoon
111
Honeymoon #2
112
Honeymoon #3
113
Honeymoon #4
114
Kembali ke Rumah
115
Ada Apa Denganmu?
116
Periksa Kesehatan
117
Berita Heboh
118
Pusing Jadinya
119
Pusing jadinya #2
120
Wejangan Mama
121
Asisten Khusus
122
Drama (Ibu Hamil Nonton Drama)
123
Asisten Khusus #2
124
Drama Lagi
125
Jas Felix
126
Penentuan
127
Kimmy Oh Kimmy
128
Kedatangan Kakek
129
Sidang Rumah
130
Rencana Study Susan
131
Secercah Harapan Susan
132
I Love You
133
Rumah Kimmy
134
Cerita Sore
135
Kemanakah Kimmy?
136
Rasa Iba Felix
137
Belanja Perlengkapan Bayi
138
Toko Perlengkapan Bayi
139
Apa Benar?
140
Pengumuman
141
Bianca, I Love You 3000 (END)
142
Pengumuman
143
PROMO BUKAN UP
144
NOVEL BARU DI NT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!