Bianca, gadis yang telah mengakhiri masa lajang dengan seorang pengusaha, terbangun dari tidur nyenyaknya di atas sofa empuk yang menurutnya lebih empuk dari tempat tidur di rumah. Dia celingukan, tidak tahu harus apa di ruangan itu. Setelah melipat selimut tebal, dia memutuskan untuk mandi.
Key suaminya belum bangun juga, hari memang masih gelap. Aktivitas di dapur tidak terdengar, padahal para pelayan telah menyiapkan sarapan untuk para tuan mereka. Bianca ingin turun, tapi belum tahu seluk beluk rumah ini, jadi dia urungkan niatnya. Memilih untuk menunggu pria yang sedang tertidur pulas itu membuka matanya.
Dikelilinginya ruang kamar pribadi itu. Besarnya hampir seluas setengah rumah Bianca. Betapa tidak, beberapa fasilitas ada di kamar mewah itu. Televisi, kamar mandi yang hanya dikelilingi kaca dan tirai, sofa besar tempatnya tidur, pendingin ruangan, beberapa lemari, bahkan dia bisa memasang ring basket untuk iseng memasukkan bola basket jika mau. Gadis itu tidak bisa memutuskan apakah dia mimpi indah atau buruk berada di situ.
Bianca memasuki kamar mandi, sebuah ruangan kaca yang hanya dia lihat di televisi, tertegun sebentar, memikirkan cara mandi di dalamnya.
Dipencetnya tombol yang ada di tembok, "Aih!" teriaknya kaget saat air dingin dari shower mengucuri tubuhnya. Bianca menyesal kenapa saat di hotel dia tidak mencoba-coba kamar mandi, tapi hotelnya pun sepertinya tidak menyediakan fasilitas seperti ini.
Key bangun saat gadis itu sedang membersihkan tubuhnya, dia masih belum membuka mata.
"Aduh, kenapa aku lupa bawa ganti, padahal bajuku kepalang basah," gumam Bianca.
Bianca mengintip Key yang masih memejamkan matanya, dengan berbelit handuk saja, Bianca mengendap seperti pencuri di kamar sendiri, pelan-pelan membuka tasnya lalu melirik Key yang masih dalam posisi semula. Bianca melepas handuk, memunggungi suaminya. Tubuh polos itu terpampang di depan Key yang memicingkan mata. Melihat tubuh mulus itu, tanpa sadar pria itu menelan saliva.
Key memang bandel, suka minum saat ada masalah, tapi dia tidak pernah melakukan hubungan intim dengan siapapun meski itu Sandra kekasihnya yang sexy, yang selalu menggoda Key akan tetapi Key tetap pada pendiriannya. Karena alasan itulah Sandra berselingkuh di belakang Key.
Pria itu masih berpura-pura tidur saat Bianca selesai memakai pakaiannya.
Sial, kenapa dia memakai pakaian di depanku?
Bianca duduk di sofa kembali, menunggu pria itu bangun. Key berpura-pura menggeliat, menandakan bahwa dia telah bangun.
"Bianca!"
Cepat-cepat gadis itu beranjak dan menemui suaminya.
"Ambilkan baju gantiku, aku kerja hari ini!"
"Baik,"
Apa seorang pengusaha setelah menikah baru sehari saja sudah berangkat kerja?
Bianca berdecak, menggelengkan kepalanya. Dia pun ingin sekali meninggalkan rumah ini untuk pergi bekerja, setidaknya dia bisa melarikan diri sementara waktu dari tempat asing ini.
Dia menata tempat tidur Key selagi suaminya mandi. Lalu menyerahkan baju pada pria itu saat selesai. Key memakai kimono handuk, jadi tubuhnya tidak kelihatan.
"Hadap belakang, aku mau ganti!" ujar Key pada istrinya.
Gadis itu segera menghadap ke belakang agar dia tidak melihat seluruh tubuh Key.
"Sudah, temani aku makan sekarang."
Mereka berjalan ke ruang makan yang di sana telah bersiap kedua orang tua Key yang bermuka masam, dan hanya seorang adiknya yang tersenyum kecil pada Bianca.
"Ambilkan aku makan," pinta Key.
Bisa-bisa aku juga disuruh menyuapinya! Batin Bianca.
Gadis itu mengambilkan sepiring nasi dan sayur yang menggugah selera makan Bianca. Makanan seperti ini hanya ada saat hari raya di keluarganya. Saat di hotel pun, Bianca hanya mampu melihat makanan yang disajikan sedikit-sedikit tapi harganya selangit. Tentu saja gajinya akan habis untuk membeli makanan yang hanya terselip di giginya.
Setelah Key mulai makan, seluruh anggota keluarga yang ada di situ baru mulai mengambil makan.
Oh, jadi begini modelnya?
Bianca menunggu semuanya mengambil makanan, lalu dia pun segera menyusul karena cacing dalam perutnya telah protes meminta jatah mereka.
Tak ada kehangatan dalam keluarga ini seperti yang dirasakan oleh Bianca di rumahnya sendiri.
Setelah acara makan, Key memanggil Felix yang langsung membawakan tasnya keluar serta ke mobilnya. Tak ada ciuman, tak ada ucapan berpamitan atau apapun selayaknya suami istri. Ah, ini bukan kondisi yang Bianca harapkan.
Mau apa sekarang aku di rumah ini?
Papa mertuanya telah pergi bersama Key, entah untuk apa. Sedangkan Mama mertuanya juga bergegas pergi setelah mendapat telepon dari seseorang.
Apakah memang seperti ini kehidupan mereka sehari-hari? Dingin seperti hidup di kutub es.
Hanya adik perempuan Key yang sekarang berada di belakangnya.
"Kak?" Terdengar seperti sebuah panggilan atau pembuyar lamunan Bianca yang sedang termangu di ruang tengah saat itu.
"Eh, iya." Bianca terperanjat mengetahui ada seorang gadis di belakangnya.
"Nama kakak, Bianca bukan?"
Lucu sekali, tidak tahu pasti nama kakak iparnya sendiri.
"Iya, kamu?"
Tambah lucu bahwa aku bahkan tidak tahu nama adik iparku.
"Aku Susan, adik tiri Kak Key."
Adik tiri?
Bianca mengernyitkan dahi dan Susan tersenyum melihat kebingungan itu.
"Mama Kak Key sudah meninggal saat dia berumur 20 tahun, lalu tiga tahun kemudian Papanya menikah dengan mamaku."
"Oh, Susan masih sekolah?"
Susan mengangguk, "Tapi hari ini aku ijin."
"Kenapa?" tanya Bianca.
"Karena kakakku menikah."
Bianca tertawa. Sekarang gadis 17 tahun itu yang mengernyitkan dahi.
"Kenapa, Kak?"
"Lucu sekali, yang menikah telah berangkat kerja, malah kamu yang sekolah masih libur."
Susan ikut tertawa menyadari kekonyolan itu.
"Susan, boleh kamu ajak aku berkeliling rumah ini? Aku belum mengerti ruangan-ruangannya."
"Boleh, Kak!" Mata Susan berbinar saat Bianca memintanya mengajak berkeliling.
"Ayo!" Susan menarik tangan Bianca, Bianca menggeleng-geleng melihat keantusiasan gadis itu.
Mereka memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku bacaan, seperti sebuah perpustakaan. Bedanya hanya rak-raknya mengitari seluruh ruangan.
"Ini adalah ruang baca, kakak bisa membaca buku di sini."
Kedua gadis itu mengitari ruangan yang dpenuhi buku.
"Aku suka membaca, sering aku mengambil buku dari sini dan membawanya ke kamar. Karena di sini sepi."
Bukan hanya di ruang baca, di ruang mana pun di rumah ini sepi.
"Apa hanya ada kamu di rumah sebesar ini?" tanya Bianca.
"Tidak, Kak. Para pelayan yang berjumlah tujuh orang sedang berada di ruang dapur dan sedang membersihkan rumah ini."
"Oh, aku belum bertemu salah satu dari mereka."
"Saat ini mereka sedang makan di dapur jika tuan rumah sudah selesai makan."
Bianca mengangguk-angguk mengerti.
"Nanti aku kenalkan pada kepala pelayan," katanya.
"Sekarang kita ke taman."
Gadis itu menarik tangan Bianca lagi, berjalan cepat menuju ke taman. Mata Bianca takjub melihat ke taman. Sebuah kolam ikan ada di tengahnya. Taman itu terawat rapi, seperti berada di taman bunga mawar. Susan mengajaknya duduk di bangku taman.
"Kamu senang berada di sini, Susan?" tanya Bianca melihat semua fasilitas di rumah ini.
Tak disangka, Susan menggeleng.
"Aku merasa kesepian di rumah ini. Para pelayan merasa takut mendekati tuan rumah," ujarnya menerawang.
"Kamu bisa mengajak teman-temanmu ke sini, kan?"
"Mereka tidak boleh tahu bahwa aku adalah adik tiri kakak Key, jika ada yang tahu, maka aku bisa jadi sumber berita."
"Oh, aku mengerti." Bianca ikut menunduk, merasakan seperti itu nasibnya di rumah ini.
"Mama?" tanya Bianca menyiratkan pertanyaan bahwa mamanya bisa menemaninya di rumah.
"Mama hanya sibuk, entah kemana. Selalu setiap hari begitu. Papa juga pergi ke kantor membantu Kak Key."
"Oh, kapan mereka pulang?"
"Malam hari saat aku telah tidur."
Pantas dia merasa kesepian.
Bianca kembali teringat suasana hangat rumahnya, saat mama mengejar adik laki-lakinya yang membawa lari remote televisi saat mama baru seru menonton sinetron, tiba-tiba televisi mati, bersamaan dengan tawa anak kecil di sebelahnya.
Ternyata ada yang menginginkan suasana seperti itu.
Bianca memeluk Susan yang membalas pelukannya, "Sekarang ada aku di sini, anggap kakakmu sendiri, ya?"
Mata Susan berbinar mendengarnya, "Iya, Kak."
🌿🌿🌿
Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Cyntia Tram's
Apakah susan anak bawaan ibu tirinya?
2022-06-17
2
Xi yian linlu
sy mersa adik tiri key itu bae ga kyk mama ny🧐
2022-01-25
0
Min Asih
Kekayaan belum tentu bikin kita Bahagia..
Betul apa tdk Thooorr.
2022-01-13
0