Terjebak Pernikahan
"Tidak Pa."
Seorang gadis menolak di depan kedua orang tuanya yang tengah membicarakan tentang sebuah pernikahan.
"Kamu telah mencoreng nama baik Papa dan Mama! Lihat itu di media, berita tentangmu!" teriak seorang pria paruh baya di depannya.
"Tapi, aku tidak melakukan apa-apa, Pa!"
"Tidak melakukan apa-apa gimana? Buktinya sudah tersebar. Foto-foto di media sosial maupun surat kabar telah membuktikannya. Jelas-jelas kamu tidur di hotel dengan pengusaha itu!"
Wanita dengan sedikit kerut halus di wajah, yang merupakan ibu gadis itu tak kalah menudingnya.
Gadis manis itu kehabisan kata-kata lalu menunduk, hanya bisa menelan ludah kepahitan. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pun tak membantu.
***
Dua hari yang lalu,
Bianca, seorang gadis 20 tahun yang bekerja pada bagian house keeping di sebuah hotel berbintang lima, sedang melakukan pekerjaannya. Bersih-bersih seluruh ruangan hotel. Sudah menjadi tanggung jawabnya, semua harus kinclong dan rapi. Terkadang lelah dan penat dirasanya, tapi bagaimana lagi? Kerjaan harus beres sementara teman house keeper yang lain juga dibagi pekerjaan yang sama.
Tiba di sebuah kamar yang tidak dikunci nomor 233, dia kira kamar itu yang penghuninya sudah check out, dia masuk dan membersihkannya. Padahal tadi status check-out di kamar nomor 232. Gadis itu salah kamar!
Ah, capeknya! Bolehlah sekali-kali aku istirahat sebentar!
Dia melepas rompi kemudian bak pemilik kamar, membuangnya ke tempat tidur serta melepas sepatu yang dia pakai. Tanpa sadar, dia ketiduran di atas bed empuk kelas 1 dan nyaman itu.
***
Sementara di bar,
"Dia mabuk berat!"
Seorang lelaki muda berusia 25 tahun memperhatikan sahabatnya yang tengah menenggak wine di botol terakhir.
"Sandra pergi dengannya! Dia pengkhianat!"
Lelaki yang telah mabuk berat itu meracau dan mulai oleng.
"Sudahlah, kamu lupakan Sandra, dia bukan gadis baik-baik!" ujar cowok satunya lagi.
Ada tiga cowok di situ. Hanya satu yang mabuk berat, karena ditinggal selingkuh oleh kekasihnya.
Dia terus saja minum wine dari botol hingga habis dan tak sanggup lagi berdiri.
"Ayo gotong dia ke kamar hotelnya!"
"Ayo!"
"Berat juga!"
"Tak apalah, kalau kita tinggalin dia di sini, banyak wartawan yang akan meliputnya."
"Oke."
Mereka menggotongnya hingga sampai di lobby hotel. Seorang wartawan yang mengetahui hal itu, berpura-pura ikut membantu mengangkatnya.
"Saya bantu, Tuan!"
"Siapa kamu?"
"Saya bellboy di hotel ini."
"Mmmm ... baiklah bantu kami."
Mereka bertiga mengangkat pria mabuk itu ke dalam kamar hotelnya.
Sampai di kamar hotel, ketiganya terkejut karena telah ada perempuan yang sedang terlelap di atas tempat tidur.
Si wartawan diam-diam mengeluarkan ponselnya, lalu mengambil gambar saat kedua pria itu kebingungan mengamati perempuan yang sedang tertidur di sebelah sahabatnya. Apalagi saat pria mabuk itu tak sadar meletakkan tangan di atas perut Bianca.
"Ehm, saya permisi dulu," ujar bellboy gadungan itu setelah puas mendapat gambar yang bagus.
"Ok, keluarlah. Eh, tunggu, ini tipnya!"
"Makasih, Tuan."
Dia segera keluar dari kamar itu. Dua lembar uang merah telah berpindah ke tangan si 'bellboy'. Dia tersenyum puas dan senang, mendapat uang dan berita yang pasti sangat menggemparkan dunia entertainment.
"Siapa cewek ini?"
"Ah, mungkin perempuan panggilannya Key! Udahlah, kita tinggal saja mereka di sini!" ujar cowok bernama Ethan.
"Ayo lah, aku juga capek menemaninya," Sam menyetujuinya.
Mereka meninggalkan sahabatnya beserta perempuan itu di dalam kamar.
***
"Aaaargh!"
Bianca langsung menutup mulut. Jantungnya berdegup kencang melihat ada seorang pria sedang tidur memeluknya saat bangun.
Sial, siapa pria ini?
Dengan risih dia pindahkan cepat-cepat tangan pria itu dari perutnya. Lalu otomatis mengamati rok dan celana dalam yang dia pakai.
Utuh! Eh, tunggu sebentar ....
Dia mencoba berjalan dan tidak merasa sakit di selangkangannya. Kemudian dia mengamati tempat tidur bekas dia tiduri tadi.
Putih, bersih ....
Masih belum puas, dia masuk ke kamar mandi lalu mengecek pada celana dalamnya.
Tak ada apa-apa. Fyuh! Aman ....
Dia keluar kamar itu dengan hati-hati.
"Ngapain kamu, Bi?"
Seorang perempuan teman kerjanya bernama Laura, memergoki. Setengah terlonjak, Bianca kaget bukan kepalang.
"Eh! Tidak apa-apa, habis bersih-bersih."
Cepat-cepat dia meninggalkan temannya yang tertegun heran melihatnya.
Gadis itu cepat-cepat pergi menjauh, menuju ke pantry.
***
Kepala pria bernama Key itu masih terasa berat. Dia berusaha bangun meraih sesuatu yang ada di sebelahnya.
Apa ini?
Sebuah rompi wanita! Dia letakkan lagi dengan tidak perduli. Sebuah name-tag terjatuh di bawah lantai. Dipungutnya benda kecil dan pipih itu, BIANCA.
Hmmm ... siapa Bianca ini? Kenapa menaruh rompi ini sembarangan di kamar hotelku? Mungkinkah dia penyusup atau pencuri? Ah, berapa juta sih yang dia ambil? Tak penting!
Pria bernama Key itu kembali melemparkan benda itu ke bawah lantai.
Kepalanya masih terasa pusing.
***
Majalah pagi itu tiba di halaman rumah. Terpampang jelas di headline foto kedua pasangan yang sedang tidur di hotel.
"Bianca!" teriak Papanya.
"Ada apa Pa, teriak-teriak?"
"Apa ini?" katanya sambil menunjuk ke foto di majalah itu.
Wajah Bianca menjadi pucat pasi, "Tunggu, Pa, biar aku jelasin."
"Kamu itu, kerja di hotel sudah Papa percaya, tapi kepercayaan Papa sekarang runtuh melihat kelakuan kamu!"
"Apa sih, ribut-ribut?" tanya Mamanya.
"Lihat Ma," perintah pria paruh baya itu kepada istrinya.
Wanita itu terbelalak melihat foto yang terpampang jelas di media.
"Mama udah berupaya mendidik kamu, Bi ... Kenapa kamu jadi seperti ini?"
"Ma, ini tidak seperti yang kalian lihat, ini-...."
Tangis wanita itu meledak seketika meluapkan kesedihan yang menyayat hati seorang ibu yang merasa gagal memberi pelajaran akhlak untuk anak perempuannya.
Hati Bianca perih, seandainya dia tidak teledor tidur di kamar hotel ....
Sejak itu, pernikahan menjadi trending topic di dalam rumah Bianca.
***
Sementara itu, di rumah besar seorang pengusaha muda yang kaya raya terjadi juga sedikit keributan.
"Siapa gadis di media sosial ini, Key?" tanya wanita cantik, ibu tirinya.
"Aku tidak kenal," jawabnya santai.
"Tuan, berita itu akan membuat citra perusahaan menjadi buruk," ujar penasihat perusahaannya.
"Lagian, aku tidak apa-apakan dia," tukas Key.
"Foto itu jadi bukti, Tuan. Meski tuan menyangkalnya."
Key mendengus kesal, dia memang tidak melakukan apa-apa selain mabuk semalam.
"Key, apa yang kamu lakukan sungguh keterlaluan, kamu ini memiliki perusahaan ternama. Kamu telah mengotori nama baiknya."
Seorang pria paruh baya masuk ke ruangan itu.
"Lalu, aku harus gimana untuk membersihkan nama perusahaan, Pa?"
"Nikahi gadis itu, dengan begitu, setidaknya kamu terlihat bertanggung jawab padanya."
"Pa, apa dia gadis baik-baik?" tanya istri kedua, pengganti istri pertama yang telah meninggal.
"Pokoknya saat ini Key harus terlihat bertanggung jawab di depan media, entah bagaimana nantinya mereka berpisah, itu terserah."
Wanita itu hanya melirik anak tirinya sekilas. Memang, dia bukanlah ibu kandungnya, tapi Key lah yang merupakan sumber utama penghasilan mereka.
"Bagaimana, Felix?"
Felix adalah tangan kanan Key di perusahaan yang dia bangun.
"Saya rasa Papa anda benar, Tuan. Anda bisa menceraikan dia nantinya. Yang penting sekarang nama baik anda tidak tercemar dengan berita buruk itu."
"Ya sudah, Felix. Cari gadis itu."
🌿🌿🌿
Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Sweet Girl
Enak tenan nasih bellboy...
tapi niatmu jahat.
2024-04-09
0
Sweet Girl
Khan keliatan klo pegawai hotel...
2024-04-09
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
ini pasti kelakuan para tukang Poto nih 🤣
2023-09-24
19