"Key, kamu tidak minum?" Sam menawarinya sebotol wine.
Dia akan mengambil gelas, tapi diurungkan niatnya teringat kata-kata seorang Bianca. Kalimat gadis house keeper yang terdengar tulus memohon padanya agar berhenti melakukan hal bodoh itu, malah terngiang-ngiang di telinga. Hanya dua kata tetapi mengapa pesan itu sangat mengena di hati. Ada sebuah perhatian, kekuatiran, dan ketulusan untuk mencemaskan dirinya. Dia tidak pernah mendapat perhatian seperti itu dari seseorang.
"Kenapa? Biasanya kamu yang mentraktir kami?" tanya Ethan.
Key hanya meliriknya lalu menggeleng. Dia ambil sebotol air mineral kemudian menenggaknya hingga habis.
"Mentang-mentang kamu punya istri sekarang? Apa dia tidak mengijinkan kamu untuk minum?" Sam mencerca dengan pertanyaan.
"Udahlah, kalian minum saja kalau mau minum, tidak usah banyak bicara, biar nanti aku yang bayar!" Key menyudahi pertanyaan mereka.
"Hahaha, kamu takut dengan istrimu? Nemu di mana gadis seperti itu?" kelakar Ethan.
"Sepertinya dia bukan type kamu, lihat mantan-mantan kamu, cantik, sexy, nah kenapa kamu dapatkan istri biasa seperti dia, bahkan menidurinya di hotel?" tanya Ethan lagi.
"Aku juga tidak tahu," jawab Key singkat.
Ethan dan Sam tertawa bersama.
"Aku akan bercerai dengannya," kata Key datar.
Kedua sahabatnya itu langsung terdiam begitu mendengar perkataan Key yang waras, tidak mabuk.
"Maksudmu?" Ethan kembali bertanya.
"Pernikahan itu hanya untuk mengalihkan berita burukku, tahu kan kalian apa yang diberitakan media saat di hotel? Gadis itu, hanya tidur di kamar hotelku setelah membersihkannya, sewaktu aku mabuk. Entah bagaimana seorang wartawan bisa mendapat foto kami berdua."
Ethan dan Sam saling berpandangan, saling memberi isyarat bahwa pelakunya adalah bellboy itu. Namun, percuma juga dikatakan, malah mereka yang akan mendapat murka dari Key.
Akhirnya mereka hanya diam selama di bar.
Seorang wanita sexy berjalan menuju ke arah mereka bertiga.
"Key ...."
Pria yang dipanggil hanya membuka sebuah botol air mineral lagi, lalu menghabiskannya.
"Key!" jerit si wanita.
"Sandra, ada masalah apa lagi kamu datang kemari?" tanya Sam menutupinya dengan badannya yang kekar.
"Aku mau bicara dengan Key, minggir!"
Wanita itu berusaha menyingkirkan Sam, tentu saja tidak mampu.
"Please Key, I wanna talk to you!" jeritnya.
"Tolong Kunci, aku mau bicara sama kamu," ejek Ethan.
"Diam kamu!" bentak wanita itu.
"Biarkan dia bicara, mau apa dia!" ujar pria dengan botol air mineral di tangannya.
Sam menyingkir dengan cibiran wanita itu.
"Key, aku minta maaf .... Aku khilaf telah jalan sama cowok lain," rengeknya.
Key hanya diam mendengarkan.
"Key, kumohon bicaralah!"
"Mau kamu apa?" tanya Key meliriknya sedikit.
"Aku mau balikan sama kamu," pintanya enteng.
"Kamu tahu kan aku punya istri?"
"Ceraikan gadis biasa itu, aku tahu dia bukan gadis yang kamu inginkan! Kamu hanya menginginkan aku kan??"
"Terlalu percaya diri," gumam Key.
"Key, aku akan perjuangkan kamu. Ingat itu!" Wanita itu akan mencium bibir Key, tapi ditepis oleh pria itu.
"Gila!" umpat Key kesal.
Wanita itu tidak peduli, dia beranjak pergi dari situ, tapi dengan ancaman teror untuk Key. Entah kenapa Key merasa jijik pada wanita yang telah dipacarinya selama tiga tahun.
Key beranjak dari tempat duduk, "Pulang," ujar Key pada kedua sahabatnya. Mereka terpaksa menuruti kemauan Key.
***
Bianca menciumi baju suaminya saat pulang dari bar. Dia tidak mencium bau aneh pada baju Key.
"Aku tidak minum wine," ujar Key saat melihat Bianca menciumi bajunya.
Bianca langsung duduk di sofa dan melipat baju yang habis diciuminya.
"Kenapa kamu tidak mau aku mabuk?" tanya Key penasaran.
"Aku tidak suka orang mabuk, seperti bukan dirinya sendiri, kehilangan kesadaran yang disengaja seperti orang tol*l. Aku tidak suka."
Key menyadari jika mabuk memang dia sering berlaku seperti orang tol*l, hanya karena seorang wanita gila. Padahal dia adalah orang berpengaruh di negeri ini. Ucapan gadis biasa di depannya benar. Key seperti tertampar oleh ucapan gadis itu. Key berjanji dalam hati bahwa dia tidak akan mabuk lagi jika ada masalah. Ajaib sekali, menghentikan perbuatan buruknya dalam semalam. Dia harus memberi gadis itu bonus.
"Apa kamu tidak bosan di rumah?" tanya Key.
"Bosan," jawab Bianca yang mulai berani berkata pada tuan muda ini.
"Kamu masih akan bekerja?"
"Iya, tapi cutinya masih sampai minggu depan."
"Besok kamu bisa ikut aku ke perusahaan."
Mata Bianca berbinar, dia akan datang ke Sinar Group, perusahaan terbesar di negeri ini. Bianca akan memenuhi baterai ponselnya, jadi dia bisa berfoto-foto di sana.
Biar dibilang kampungan juga tidak apa!
"Sekarang tidurlah, sudah larut malam!" perintah Key.
Bianca mengangguk senang, lalu tidur di sofa empuknya.
***
Sinar matahari pagi menyusup di celah jendela kamar. Bianca telah berhias diri, memakai baju yang pantas untuk pergi ke kantor. Bahkan si pemilik perusahaan malah belum membuka matanya.
Ingin rasanya Bianca membangunkan pria itu, tapi tidak berani. Pada akhirnya dia hanya menunggu di sofa dengan baju rapi. Setelah satu jam, Key bangun dan heran pada gadis yang telah rapi jali duduk di atas sofa. Dia melewati gadis itu untuk ke kamar mandi, masih dengan keheranan.
Apa dia tidak tahu aku hampir mati penasaran ingin melihat isi Sinar Group? Semalam aku telah bermimpi memasukinya, bahkan dulu aku pernah melamar pekerjaan di sana dan ditolak. Malah sekarang aku menikah dengan pemiliknya. Hah, konyol.
Baju Key telah dia siapkan di atas tempat tidur yang baru saja dirapikan saat pria itu mandi.
Segera setelah semua siap, mereka duduk mengitari meja makan. Susan telah siap dengan seragamnya. Papa dan mama mertua juga masih dengan muka masamnya.
Seperti kemarin, Bianca mengambilkan sarapan untuk Key, lalu anggota keluarga lainnya menyusul. Sepertinya Bianca sudah mulai terbiasa.
Papa Key merasa heran melihat Bianca ikut masuk ke mobil, tapi disimpannya rasa bingung itu. Kali ini Bianca dan Key duduk di belakang Felix, sang supir.
Di dalam perjalanan tak sedikit pun Bianca mendengar obrolan ayah dan anaknya di dalam mobil.
"Mmm .... Jalanan lengang ya?"
Kenapa juga mulut ini tidak bisa diam?
"Iya, biasanya juga macet," jawab Key.
"Di sini biasanya banyak pedagang, tapi karena kemarin ada penggusuran kaki lima, jadi sepi jalannya," lanjut Papanya Key.
Eh, dia bisa ngomong! Kukira Papa Key itu mulutnya terkunci dan gemboknya ilang di pegadaian?
Hati Bianca agak bersorak mendengar suara bersahutan di mobil itu karena kicauan kecilnya tadi. Gadis itu tidak menyesal lagi akan mulutnya yang suka tergelitik untuk bicara, tapi dia belum tahu juga nama Papa Key. Masa dia kenalan sekarang? Menantu yang aneh!
🌿🌿🌿
Plagiarisme melanggar Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Lia Rochmatuz
Dasar menantu laknat, masa enggk tau nama Mertuanya
2022-10-12
1
Zahra Kabil
wah ga tau nma mertua
2022-05-25
0
PancakeSmailes_
Ngga gitu juga kali🤣🤣🤣😭
2022-01-26
0