Mentari mulai naik meninggalkan peraduannya. Bumi disinari dengan begitu banyak hingga membuat suhu terasa panas, dan tenggorokan seakan kering. Ingin terus menegak sesuatu yang segar.
Banyak sekali para karyawan yang sudah siap dan berlalu lalang di depan vila. Seperti yang diketahui, acara akan segera dimulai. Partisipasi yang antusias membawa hawa kehebohan, di berbagai sudut. Lomba yang diadakan hari itu adalah lomba membawa balon yang berisi air dan lomba menyanyi.
Perlombaan memang tampak kekanak-kanakan, namun poin nya bukan di bagian itu, akan tetapi kesenangan yang menjadi poin utama.
Angel sudah siap menjadi pemandu Hans. Laki-laki itu tidak menambah apa pun dari pakaiannya pagi tadi, sedangkan Angel ia menggunakan topi besar bulat yang melindunginya dari matahari dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
“Pak, ini pak silahkan dipakai topinya .Cuaca nampaknya akan terik pak. ”Angel menyerahkan topi berwarna putih ke Hans. Sekilas warna bumi berganti, saat ini matahari di lindungi awan hingga membuat teduh.
Hans bergeming dan melihat ke langit. Lalu matanya kembali dipertemukan dengan mata Angel .“Tidak, kalau memakai topi itu maka tatanan rambutku akan berubah .”Ini artinya Hans lebih peduli pada penampilan dari pada cuaca yang nantinya akan membakar kulitnya .
“Haha maaf saya tidak memikirkan ke arah sana pak .Baiklah akan saya pegang untuk sementara waktu .” Memalingkan wajah dan bergumam kesal dengan tingkah Hans.
“Dan juga cuacanya cukup bagus untuk dinikmati bukannya berlindung pada sebuah benda yang kamu berikan tadi .” Hans mengucapkannya dengan santai. Angel hanya mengulas senyum menanggapi perkataan Hans.
“Ya cuacanya memang cukup bagus pak. Mari pak kita nikmati hari ini dengan melihat berbagi perlombaan .” Angel memang pintar mengolah kata. Mulailah mereka berjalan bersisian.
Perlombaan membawa balon sudah dimulai bersamaan dengan lomba menyanyi. Angel sudah membawa Hans berada di samping garis perlombaan balon.
Banyak karyawan yang melihat Hans. Mereka menyapa Hans.
“Selamat siang pak.”
“Siang pak.”
“Selamat siang pak .”
Karyawan menyapanya ditanggapi dengan tatapan kemudian berlalu dengan Angel.
Karyawan wanita yang melihat Hans ,banyak kegirangan. Bagaimana bisa? Karena mereka menganggap dapat melihat wajah CEO mereka itu sudah sebuah keberuntungan.
Banyak celotehan karyawan yang ikut perayaan ulang tahun perusahaan saat melihat Hans .
Sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Hans dikagumi dan dipuja orang-orang.
Lomba pun dimulai, Angel begitu ceria melihat perlombaan itu, dan itu tidak luput dari perhatian Hans.
“Ayo! Ayo...Sedikit lagi ....sedikit lagi...ayo semangat .”Angel berseru dan sesekali tertawa. Hans hanya terus melihat ke arah Angel.
“Yeah, hebat pak itu ,cepet banget mereka bawa balonnya. ”Angel mengajak Hans berkomunikasi.
“Itu biasa saja ,kamu tau rekorku lari dalam 1 menit sudah mencapai 400m apalagi hanya jalan cepat sambil bawa balon seperti itu.” kata Hans percaya diri sambil melipat kedua tangannya
Waduh ,datang penyakitnya ini,penyakit sombong abisss...Tolong pak, Anda memang banyak talenta. Jangan terlalu dinampakkan kasihan ,yang talentanya belum ketemu ,kayak saya ini hiks hiks
“Haa... tentu saja anda yang terbaik,”Seru angel tersenyum kecut sambil mengacungkan jempolnya ke arah Hans. Lagi-lagi dia hanya bisa membatin.
Karena dilokasi perlombaan banyak orang yang berkumpul, menambah kericuhan yang ada. Angel sangat bersemangat menonton lomba tersebut, ditambah lagi yang dinantikannya yaitu hasil kerja kerasnya dan Vina. Apa itu?
Tentu saja hasil kerja keras mereka yaitu, mengerjai Dina, dan dipasangkan dengan Tito. Membayangkan Dina dan Tito saja sudah membuat dia senyum sendiri menahan tawa.
“Kenapa Angel?” Hans heran dengan perilaku Angel yang senyum sendiri.
“Apa yang kamu tertawakan?”
“Bukan apa-apa, pak. Saya hanya teringat sesuatu .” Sahut Angel, senyumnya masih setia melebar diwajahnya.
Hans mengernyitkan dahinya .
Apa yang membuat dia sesenang itu?
“Ehhh ehhh pak itu pak lihat .” Angel melompat lompat kesenangan. Hans melarikan matanya melihat ke arah yang Angel tunjukkan. Tampak seorang wanita yang sering bersama Angel dan laki-laki yang ia temui beberapa saat lalu. Laki-laki Yang membuat dia merasa kesal.
“Dina sama Tito, yuhuuu. Dina semangat Din...”Angel berteriak jadi suporter dengan gelak tawa pecah.
Hans yang melihat ekspresi Angel tersenyum tipis.
Jadi hal begini saja sudah membuatnya senang sekali ya.
Saat Angel masih semangat semangatnya berteriak di tengah kerumunan orang. Tubuhnya hampir oleng hingga matanya dibuat membulat seketika.
“Aaaa...”
Deg
Untung saja Hans refleks menangkapnya. Hingga tubuhnya tak merasakan tanah sedikitpun.
Duh jantungku. Tenang ngel tenang ,ini juga kenapa posisinya romantis banget!! Hiss itu siapa sih yang jalan nggak pake mata?
Angel berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Hans.
“Ah, hampir saja saya jatuh terima kasih, pak. “Ucap Angel. Kemudian ia mengedarkan pandangannya. Ia ingin melihat siapa yang menabraknya, namun orang yang menabraknya tidak terlihat.
“Ya, hati-hati Angel.” Hans masih memegang bagian pinggang Angel. Dia baru tersadar saat wajah Angel tak berpaling sedikit pun darinya. Ternyata tangannya masih setia melingkar di tubuh Angel. Dia berdehem sekilas.
Mereka menonton dengan begitu heboh dan banyak bergerak, bagaimana orang bisa menikmati keramaian yang membuat risih ini.
Hans mengubah posisi menarik posisi Angel beralih ke bagian kanan. Laki-laki di bagian kiri terlihat aktif hingga memicu kekesalan Hans.
~Area Lomba
Tepat didepan garis start, Dina dengan wajah cemberutnya berdiri dengan bibir terus mencebik. Dia berada di garis bersama dengan Tito. Melihat mata Tito yang terus berkedip membuat dia kesal dan ingin menahan kedipan mata itu dengan lakban.
Bram meniup peluit tanda lomba balon dimulai.
Prfttt
Dina dan Tito sudah mulai berjalan cepat menuju garis finish sambil membawa balon.
“Aduh... cepet dong! yang bener jalannya!” Ucap Dina matanya memberikan sorot tidak suka dengan Tito.
“Ini sudah benar.” Sahut Tito tak mau kalah.
“Ayokkk Din semangat Din ,ayokkk.” terdengar sorakan Angel yang memberi semangat ke Dina. Hans hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Angel.
Vina sudah tergelak di sebelah Bram.
“Pfttt ,ayokkk semangat dinnn,couple paling romantis of the year nih,” Vina berteriak begitu kencang. Semakin membuat Dina merasa malu.
Anjirrr Kalian seneng di atas penderitaan sahabat ya... awas aja kalian tunggu pembalasanku!
Saat mereka melakukan lomba bersaingan dengan lomba menyanyi. Terdengar orang bernyayi lagu BTS fire yang Hits, namun suara yang menyanyi tidak mendukung, membuat orang ingin menutup telinganya masing-masing.
“Siapa lagi yang nyanyi, lagu udah bagus suara fales tingkat dewa.” Dina mengoceh sambil terus berjalan.
“Ehhh cepet jalannya, supaya menang. Anda jangan cari kesempatan ya, dengan berjalan lambat seperti ini.” Dina menatap sengit pada Tito.
Ih pantas lah mereka lamban dari yang lain, Tito lagi cari kesempatan sekarang.
Tito berdecak sebal, wanita ini terlalu cerewet pikirnya.
“Ini sudah yang paling cepat. Lagi pula Anda bukan tipe saya Sorry! Utuk apa saya mencari kesempatan. Walaupun ada kesempatan akan saya buang! ” Tegas Tito dengan segala harga dirinya. Samb mengerjapkan matanya, itu adalah kebiasaannya.
JEDERRR
Whattt?? bukan tipenya?! Terus aku harus sakit hati gitu, Aku malah bernafas lega. sok banget nih orang mata udah kaya orang kelelep setiap detik, masih aja songong! kamprettt Angel, Vina kalian tunggu pembalasanku! Batin Dina meronta ronta
Dipinggir garis batas lomba ada Hans dan Angel.
“Astaga ”Hans terkejut, bukan main.
“Kenapa pak?” Tanya Angel.
“Tidak kau mendengarnya Angel... ada suara-suara aneh yang ditangkap telingaku.”
“Suara aneh ?”Begitu terheran.
“Dengarkan Angel .” Hans menempelkan satu telunjuknya didepan bibir .
Angel mulai fokus pada suara yang dimaksud Hans. Bibirnya berkedut dan pecahlah tawa .
“Pftt Ha ha.” Angel tertawa terbahak bahak sambil memukul lengan Hans refleks. Hans membulatkan matanya melihat reaksi Angel.
“Ah maaf itu itu sangat lucu. Mungkin itu Peserta lomba nyanyi pak. Nampaknya dia tidak akan lolos dengan kwalitas seperti itu.”
Oh Hans langsung mengerti gerakan tangannya langsung bersedekap dada .“Yah itu namanya tidak berbakat, tapi dia sudah berusaha dengan menampilkan diri jadi kita harus menghargai usahanya.” Hans menjelaskan dengan bahasa dewasa.
***
Di lokasi lain di waktu yang bersamaan dengan perlombaan balon, diadakan perlombaan menyanyi. Salah satu peserta membawakan lagu fire dari BTS.
Tentu saja itu membuat para juri dan para penonton antusias, ingin mendengar orang yang menyanyikan.
Para juri memperhatikan, instrumen sudah dimulai namun yang menyanyi ternyata tidak hapal liriknya, dan hanya bagian fire yang dinyanyikannya dengan lantang.
“Firee...oo eo...fireeeee...fireeeee” peserta.
Krik...
Krik...
Krik...
Para juri yang awalnya antusias hanya terpelongo mendengar yang menyanyi, ingin rasanya mereka kabur ke Antartika, supaya tidak mendengar orang itu menyanyi.
.
Happy reading
~Tyatyut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Tinna Augustinna
Kalo pke lkban gelap dung pke korek api ajja Din
2022-07-13
0
Cicih Sophiana
thor knp Angel dan Hans ga di turunin lomba😀😀😂
2021-12-21
0
Alfi Siti
wkwkwkwk sampk kram perut ku thor 😂😂😂😂😂😂😂
2021-07-20
0