Keesokan Harinya
Bram menghirup dalam-dalam udara pagi yang begitu sejuk. Matanya menangkap sesuatu yang indah, embun pagi yang menetes.
Sepagi ini dia harus mengurus para anggota keamanan yang barusan datang. Sudah tidak terlalu pagi sih. Tapi karena udara yang begitu nyaman di vila. Membuat orang-orang betah berlama -lama bergelung di bawah selimut.
Sedang dia malah terjebak di sini.
“Semunya sudah datang?” Hans datang. Mata Bram melihat para tim keamanan yang berbaris sigap didepannya. Dengan setelah jas dan di bagian telinga mereka juga sudah ada alat berkomunikasi. Bram menguap sekali.
“Ya pak semua sudah siap.” Sahut ketua pemimpin dengan sigap dan tegas. Memang Bram memilih tim keamanan yang terbaik sesuai permintaan atasannya. Setidaknya para anggota keamanan ini, memegang sabuk hitam taekwondo.
Dia sedikit membungkuk saat melihat Hans Prasetyo berjalan ke arahnya.
Sial! laki-laki itu terlihat begitu tampan padahal hanya memakai baju tidur saja. Rambut Hans juga tampak tak bersisir tapi. Tapi lihat tatapan matanya itu begitu menghujam bukan seperti orang bangun tidur. Bram seketika melihat penampilan dirinya.
Pak Hans memang selalu tampak luar biasa, bahkan tampilan baru bangun tidurnya saja begini.
“Pak .” Membuyarkan kekaguman.
“Ya.”
“Semoga kalian melakukan yang terbaik untuk keamanan vila ini.”
“Dan jika nanti, ada orang yang mencurigakan tangkap dan bawa ke hadapanku.” Suara Hans terdengar begitu dingin .
“Baik.” Sahut ketua tim. Bagus Hans suka. Setelahnya Hans menyerahkan ke Bram segala urusan.
Setidaknya dengan keamanan yang diperketat, orang itu mungkin punya pikir panjang untuk kembali datang.
***
~Kamar
Di dalam ruangan yang berisikan berbagai furniture dan juga berbagai manusia dengan pola pikir berbeda. Kamar ini di huni olah tiga serangkai.
Seperti kemarin mereka juga bergantian untuk memakai kamar mandi. Tampilan Angel sederhana hanya memakai baju nyaman dan celana nyaman pula. Rambutnya digelung ke atas hingga menampilkan leher jenjangnya.
Vina salah satu sahabat Angel yang juga tak ribet memilih pakaian. Dia sudah mengantungkan Kamera di lehernya tanda dia sudah siap.
Vina dan Angel memutar bola mata mereka melihat tampilan Dina yang masih memakai handuk. Sebentar wanita itu bergumam dan mengangkat ****** ***** lalu menggelengkan kepalanya. Sepertinya tidak cocok.
“Din kalau geleng-geleng Mulu. Kapan pakai bajunya?! udah hampir 15 menit ini .” Angel berucap dengan nada kesal. Dia tidak sabar untuk turun dan segera sarapan.
“Iya nih cepetan Din." Seru Vina dengan wajah garangnya, ikut mendesak.
Bukannya takut Dina malah menyengir lebar .“Ck ck...kalian ini ...santai. Ini rencananya mau ke pantai kan? Hari terakhir juga kita disini .” Angel mengangguk acuh dengan kening berkerut memangnya apa hubungannya pakaian dengan mau ke pantai.
“Nah maka dari itu harus tampil kece badai. Dari daleman ampe bagian luar.”
Vina menanggapi malas ucapan temannya itu. Bisa-bisanya Dina berpikiran ke arah sana.
“Astaga Dina! Otak kamu itu ya! Perlu diperbaiki Deh. Gak bakalan juga ada yang liat daleman kamu ...ngapain pakai segala merhatiin tampilan dari daleman segala.” Tutur Angel dia berusaha membuka pikiran temannya itu.
“Iya bener itu, Ngel .” Seru Vina setuju.
Dina tampak cemberut mendengar ucapan sahabatnya itu.
“Serah lah, kalian gak ngedukung temen banget supaya cepet dapat pasangan. ”Sungut Dina
“lihat nih, ini bagus nggak? ”Tanya Dina berbinar meminta pendapat.
Tidak ada tanggapan tentang pakaian dalam Dina melainkan tentang pasangan.
“Kalau mau mencari pasangan bukan dengan cara umbar bodi Dina. Kalau umbar bodi mah terus laki-laki tertarik sama kamu mereka itu cuma nafsu. Kalau nanti ada yang suka juga akan datang dengan sendirinya.” Angel berusaha menasehati sahabatnya yang pemikirannya sesat itu.
“Aku juga lagi nunggu pasangan...Entah kapan pasangan yang dikirm tuhan datang. ”Imbuhnya lagi, Angel akting melodrama.
Vina tersenyum jahil ke arah Angel dan Dina.
Vina menepuk bahu Dina “Dina, Pasangan kamu udah di depan mata, kenapa gak nyadar...” Vina tersenyum sangat lebar dan itu mencurigakan.
“Eh eh, ada bau bau mengejek ini kayanya jangan lanjutin ngomongnya ...jangan!!.”Dina memicingkan matanya.
Vina tidak mengindahkan perkataan temannya itu dia langsung mencerocos .
“Pasangan kamu udah di depan mata si Tito udah stand bay buat jadi pasangan Dina Humaira haha haha...”Vina langsung tertawa. Begitu puas dia kan mencomblangkan Dina dengan Tito.
“Amit-amit!!...ambil buat kamu aja! Aku gak mau!” Menolak dengan bersungut-sungut masih belum memakai pakaian. Mereka malah masuk dalam pembicaraan tentang pasangan.
“Yang kaya gini nih, bisanya jodoh nih akhirnya. ”Angel memanasi Dina.
Angel tergelak begitu puas. Merasa lucu dan membayangkan Dina dan Tito menjadi pasangan. Vina berhenti tertawa dan menatap Angel.
“Kenapa dengan ekspresi kamu Vin?” Tanya Angel heran.
“Kamu juga Angel. Pasangan udah didepan mata, mau cari yang kayak gimana lagi coba...” Vina menjeda perkataannya.
“What..?.”Angel dibuat heran dengan perkataan Vina.
“Pak Hans udah didepan mata, ngapain nungguin yang lain.”Vina menggoda Angel. Seketika itu juga bola mata Angel membesar.
Angel menepuk punggung Vina kuat.
“Ngel! Kenapa kamu malah mukul sih!”
“Makanya jangan ngomong sembarangan Vina!” Angel kesal. Malas lah dijodoh-jodohkan begitu.
“Nanti kalau sampai para penggemar pajak Hans denger kamu ngomong gini ,mereka makin pasang wajah sangat kalo ketemu aku.” Angel tidak punya ratus lebih saja para penggemar pak Hans selalu melototi dia. Apalagi Angel menjadi...
Ih
Tidak boleh!
“Vin kita turun duluan aja yuk, nungguin si markonah milih BH bisa perut keroncongan nanti.” Angel berjalan sambil menggandeng Vina.
“Ya udah ayok.”
“Ehh ehhh tungguin...dandanku gak lama kok bentar banget cuma 15×2menit .”Dina berteriak namun Vina dan Angel sudah menutup pintu kamar. Terbanting Keras.
Wajah Dina menekuk. Dia Menggerutu menggerutu sambil berpakaian.
***
~Dapur Villa
Angel dan Vina duduk dengan nyaman.Satu meja bundar yang dapat menampung 4 orang menjadi pilihan mereka untuk duduk.
Ternyata koki tadi sudah menyajikan Sandwich. Angel mengambil dua potong Sandwich untuk sarapan dengan satu gelas susu coklat hangat.
Vina mengambil Sandwich juga dengan teh hangat.
Kaca terang menjadi pembatas halaman villa dengan tempat mereka duduk sekarang. Satu meter ke arah kanan Angel, ada meja makan utama mereka tidak berani duduk disana, mereka beranggapan di sana adalah milik Hans Prasetyo. Cukup beruntunglah mereka kemarin dapat bergabung.
Sedang asyik mengobrol, ia dibuat memekik saat rambutnya terasa ditarik.
“Aaaa...ap–apa...” Mata Angel membeliak melihat sosok yang usil sekali menarik gelungan rambutnya hingga terburai berantakan dia adalah Hans atasannya.
“Apa yang A-anda lakukan pak? Kenapa Anda menarik ikat rambut saya.” Angel bertanya tenang berusaha menahan rasa kesal dan terkejutnya. Karet gelang Angel sudah masuk dalam saku celana Hans. Di samping Hans ada Bram yang tampak diam. Lalu sedetik kemudian Bram menarik salah satu kursi untuk atasannya itu.
Apa-apaan! aku ingin mengumpat sekarang! Kensla sembarangan sekali menarik rambutku
Yang menarik gelang rambut Angel malah bersikap acuh .“Aku ingin melakukannya .Kau merusak pemandangan dengan menggelung rambutmu itu .” Ujar Hans santai.
Vina menatap takut atasannya itu, ia berbeda dengan Angel yang sering bertemu Hans. Sebagai bawahan dia masuk dalam kasta terendah yang jarang berhubungan dengan para petinggi. Berbeda dengan Angel.
Sekarang karena Angel pula bisa sering dengan seorang Hans yang berjabatan tertinggi di perusahaan. Dan sekarang melihat dari jarak dekat pria tampan dengan sikap seenaknya. Membuat dia tertegun.
“Me-merusak.” Hah?Tidak dapat dipercaya apanya yang merusak. Haishh. Angel melototkan matanya ke arah Hans dengan kesal.
Dia kemudian mengukir senyum kesal. Bram sudah pergi entah Kemana meninggalkan atasannya ini .“Karena saya merusak pemandangan sebaiknya Anda tidak bergabung dengan kami, pak.”
Hans mengukir senyum kecil. “Kau lupa, ini vilaku. Ini mejaku, ini tempat dudukku... dan aku bisa melakukan apa pun semauku.”
Angel sudah mengeram kesal. Vina tidak mau masuk dalam perseteruan memilih jalan aman yaitu diam dan melarikan matanya ke arah luar.
Ya Anda memang berlaku semaunya.
“Oh iya maafkan saya pak. Silahkan habiskan waktu Anda duduk disini .” Kesal Angel menunjukkan pemberontakannya. Sembari merapikan rambutnya. Untung saja rambutnya tidak kusut
Tangan Angel dicekal Hans hingga langkahnya terhenti.
Ada apa dengan mereka berdua.Kenapa mereka seperti pasangan yang sedang berkelahi. Bram membatin.
“Mau kemana tetap disini. Ada pekerjaan yang perlu di bahas.”
Angel dibuat terkesiap. Wajahnya ditekuk saat bersama juga Bram sampai dan membawa makanan untuk atasannya.
“Haha...Anda pasti bercanda kan pak.” Mulai memasang raut wajah bersahabat ingin merayu agar tidak membicarakan pekerjaan sudah duduk dekat dengan Hans. Bram duduk juga dengan nyaman.
“Siapa yang bercanda.” Menjawab santai sembari memasukkan satu suap makanan ke dalam mulutnya .
“Ini...hehe kan kita mau ikut lomba jet sky pak.” Masih memasang raut wajah imut. Sesekali juga mengerjap.
Masa sih harus kerja lagi. Membantin kesal.
“Buka mulutmu.” Hans mengamati sendok. Angel termudur.
“Tidak usah pak. Sa-saya...”
Hans tampak menajamkan matanya.
“Kalau kau memakannya akan ku pertimbangkan untuk tidak membicarakan pekerjaan.”
Angel langsung mendekat dan mengambil suapan yang sudah disuguhkan Hans.
“Gadis pintar. Lain kali kurangi mulut ini untuk bicara .”Hans tergelak ditempat membuat kening Angel mengernyit dalam. Sudahlah yang penting dia tidak membahas pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Har Tini
suit..suit...pak bos mulai posesif
2022-01-22
0
Cicih Sophiana
semangat thor...penasaran dengan sosok misterius
2021-12-21
0
Liesdiana Malindu
laki2 yg misterius itu,, pasti laki2 yg tabrakan dgn Angel di supermarket malam sebelum berangkat ke villa, yg sedang lari malam.
2021-10-28
0