Menjelang sore Angel mengendarai mobil menuju rumah minimalis nyamannya.
“Apa aku bisa melakukannya dengan baik?” Bergumam, takut juga kalau melakukan kesalahan lagi. Mengingat akan menghadiri sebuah perayaan besar Angel mendapatkan kegugupan. “Kamu bisa Angel, Kamu bisa! Kesialan tidak selalu datang menghampiri, jangan takut, terus berpikir positif!” Menegaskan diri dan bersemangat .
Mobil yang dikendarai sampai di depan rumah. Lalu, tidak membuang waktu ia segera masuk ke dalam rumah.
Acara besar yang akan Angel hadiri adalah, acara ulang tahun Group K. Group yang sudah beberapa kali menjalin kerja sama dengan Perusahaan Adma Wijaya. Menghadiri acara ini artinya akan dipertemukan dengan kalangan para pebisnis. Tentu saja acara ini tidak boleh dilewatkan.
Langkah Angel super sibuk. Pertama masuk ke dalam rumah ia segera ke kamar, melempar tas yang ia bawa asal. Lalu segera menuju kamar mandi. Tidak ada acara berendam diri di dalam bathub sebab memang harus bercepat-cepat. Gumam kecil kecemasan masih saja mencuat dari bibir kecilnya sejak tadi. Sekarang ia sudah selesai mandi membiarkan tubuh bawahnya dibalut olah handuk putih tebal menutupi hanya separuh bagian tubuhnya.
Degupan jagung Angel rasanya semakin menjadi, hingga tangannya tak kuasa untuk menekan dada.
“Kenapa jantungku semakin berdetak kencang sih. Tolong jangan semakin berdetak, nanti kalau melakukan kesalahan lagi bagaimana?!” Rasanya Angel kesal sendiri dengan respons tubuhnya yang lemah.
Menghela nafas kasar. “Sudahlah, aku memang tidak bisa menenangkan diri .” Pasrah dan segera mengambil gaun.
Kilasan bayangan-bayangan kecerobohannya melintas saat ia baru saja mengenakan gaun .“Haishh kenapa aku harus mengingatnya! Semakin membuatku gugup saja .” Kesal dengan otaknya sendiri.
Kalau saja rasa kesal ini dalam sebuah bentuk maka mungkin saja Angel akan merenggutnya dan melemparkannya agar hatinya tenang. Namun nyatanya rasa kesal tidak bisa digapai tidak bisa disentuh hanya bisa dirasa. Hanya berharap saja semoga kecemasannya ini Tidak menjadi sebuah kenyataan. Semoga saja semuanya akan baik-baik saja. Semoga tidak melakukan sebuah kecerobohan.
Susah payah tangan putihnya itu menekuk di balik punggung berusaha menarik leretan gaun. Wajahnya bahkan mengernyit kesulitan mengenakan gaun ini.
“Kenapa sudah sekali sih.” Berdecak melihat ekspresi arah cermin, belum terpasang sempurna gaun itu.
“Hah andai saja aku menjadi putri dalam negeri dongeng pasti ada pelayan yang membantu. Bahkan putrinya hanya berdiam memberikan para pelayan yang mengenakan ia pakaian.” Angel manyun, namun tak urung kembali mencoba menarik leretan gaunnya. Senyum puas terpancar ketika berhasil memasang gaun berwarna merah dengan renda potongan melingkar kembang, senada dengan gaun.
Ternyata tidak perlu menjadi putri dalam negeri dongeng. Ternyata Angel juga sudah tampak seperti putri yang berpenampilan anggun dalam dunia nyata.
Langkah Angel segera menuju depan meja rias. Menyisir rambutnya, lalu juga melakukan polesan makeup tipis pada area wajah.
Ingatannya berputar pada awal-awal bekerja .
“Punya gaun?”
“Ga-gaun ?”
“Ya. Gaun yang bisa digunakan untuk pergi menemani pertemuan bisnis ini. Aku harus memastikan dulu apa kau mempunyainya?” Hans memperjelas, namun alisnya yang naik seperti sudah menilai tampaknya Angel tidak memiliki gaun. Hal itu membuat Angel sedikit merasa kesal.
“Saya memiliki pakaian yang cukup baik pak.” Sahut Angel, dengan dagu yang terangkat.
Hans menarik diri dari sandaran kursi menumpukan kedua tangan pada meja menghadap Angel yang berdiri di depannya. Angel yang masih berpenampilan polos sebab batu tahun pertama ia bekerja.
“Dengar ini bukan hanya tentang penampilan namun juga penilaian. Mereka tidak boleh memberimu penilaian cukup.”
“Apa hubungannya pakaian dan penilaian? ” pikir Angel, meski tak menyuarakannya tampaknya Hans bisa memahami itu.
“Kamu harus tampak luar biasa. Dengan pakaian yang kamu gunakan, setidaknya para rekan bisnis nantinya tidak memberikan penilaian buruk .”
“Saya hanya memakai pakaian yang nyaman saya gunakan pak .”Sahut Angel setengah kesal. Tapi dia berusaha mengatur suaranya .
“Nyaman itu hal penting. Tapi tampak luar biasa juga penting. Ini bukan semata soal penampilan. Kamu tahu kenapa Aku selalu meminta memesan tempat pertemuan yang sangat layak dengan klien.”
Angel tidak menjawab .“Itu salah satu bentuk penilaian klien. Mereka akan melihat luar terlebih dahulu baru mereka akan mulai mempertimbangkan segala pembahasan yang kita lakukan .”
Angel baru masuk dalam dunia kerja jadi dia tidak begitu mengerti dengan perkataan Hans. Dia mengandalkan perasaan dan kenyamanannya. Dari sini baru dia paham. Sebuah penampilan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula.
Bibirnya mencebik melihat tampilan diri dengan gaun yang dia beli beberapa tahun lalu .Yang masih tampak cantik .
“Huh gaun ku yang cantik. Kamu merogoh kocek ku ,tapi tidak apa-apa. Aku juga senang tidak mempermalukan pak Hans dengan memakai pakaian yang bagus .”
Gaun berwarna Merah marun ,dengan aksen renda di bagian depan begitu pas di tubuhnya membentuk lekuk tubuh mungilnya .Rambut dibiarkan terurai diletakkan pada satu sisi bahu. Anting kecil menambah aksen menjadi lebih cantik dalam balutan yang sederhana .
Tit tit .
Bunyi klakson mobil membuat Angel bergegas membuka tirai jendela. Menilik siapa? Kaca mobil dibuka menampilkan wajah pria tegas yang selalu diikuti setiap hari. Tidak lain itu adalah atasannya Hans Prasetyo .
“Gawat pak Hans udah datang, Huh tenang semuanya pasti berjalan lancar. Jangan gugup Angel .” Mensugesti diri agar tidak gugup .
Duduk di sofa dengan tergesa-gesa. Lalu memasang high heels mungil, sama dengan ukuran kakinya .
“Sudah semuanya sudah siap. Heh kenapa aku masih gemetar .” Mencemooh diri sendiri .Tapi tak urung langkahnya membawa menuju mobil yang terparkir di depan rumahnya .
Angel mengembang senyum ramah saat melihat pergerakan sopir pribadi atasannya .
“Silahkan non.” Membuka pintu mobil .
“Terima kasih, pak. Padahal saya bisa sendiri .”
Sekali lagi tersenyum, ucapan itu tidak ditanggapi pak Yanto. Karena beliau merasa memang itu tugasnya dan dia tidak keberatan sama sekali .
“Malam pak .”
“Hem.”
Haha kalau malas, pasti menjawab Hem...
Bau parfum Angel menyeruak menyengat pada Indra penciuman Hans. Mata Hans tertuju pada ipad yang dipegang tapi pikirannya berkelana, karena parfum Angel .
Dilihat Angel sekilas laki-laki di sampingnya ini. Bahkan dengan penerangan yang minim Hans tampak begitu bersinar. Jas yang hitam yang dibalut dengan dasi kupu-kupu. Ditambah lagi aksen jam tangan yang tampak mewah .
Sudah kekagumannya hanya sebentar memikirkan dia akan berada di acara besar. Jantungnya kembali berdegup kencang. Angel meremas jari tangannya. Mengalihkan sorot mata ke arah luar jendela .
Sampai sebuah suara membuat ia berbalik.
“Kau terlihat gugup .”Kalimat pendek. Berasal dari mulut seksi seorang Hans .
“Ehm, Iya pak se-sedikit. ”Sahut Angel .
“Tidak perlu gugup. Kamu hanya perlu berdiri mendampingiku .Tanpa banyak kata.” Apa ini sebuah bentuk perhatian? kenapa terdengar begitu datar tidak menyentuh hati Angel sama sekali .
Berbicara memang mudah pak ,tapi melakukannya yang Susah. Setidaknya berikan saya motivasi dan bantu kegugupan saya pak, Aduh...Apa yang kuharapkan.
***
~Hotel
Mereka sudah sampai di depan hotel diadakannya perayaan ulang tahun perusahaan "Group K”, mereka berjalan beriringan dengan Sekretaris Angel yang memegang lengan Hans. Saat mereka masuk mereka disuguhkan dengan dekorasi hotel yang sangat mewah dan meja-meja tanpa tempat duduk yang tersusun rapi serta berbagai makanan dan minuman disana .
“Saatnya mulai dari detik ini kau harus berhati-hati Angel. Tidak boleh gegabah. Tidak boleh melakukan kesalahan .”
Angel tak kunjung berjalan hingga Hans berbalik badan .
“Kenapa? ”Hans sambil menyatukan kedua alisnya.
Angel mengerjapkan matanya, berusaha menghilangkan kesan gugup .Bibirnya berusaha mengukir senyum. “Tidak Pak.”
“Kemari cepat .” Membentuk sudut siku-siku pada lengan kirinya. Angel berpegangan pada lengan Hans .
“Terima kasih pak .”
Hans mulai menyapa satu persatu kenalan ,rekan bisnis yang turut hadir dalam acara . Tepat pukul 10 malam Angel dan Hans baru meninggalkan acara yang dipenuhi dengan pembicaraan seputar bisnis.
***
Di Rumah Angel
Angel berbaring di atas tempat tidurnya sambil memikirkan tentang acara tadi .Sudah memakai baju tidur yang nyaman.
“Apa aku melakukannya dengan baik .Tadi aku benar -benar tidak melakukan kesalahan kan?”
Untuk tahun ini Angel merasa bimbang
antara ini berjalan mulus atau tidak mulus ,apakah dia benar-benar tidak melakukan kesalahan saat perayaan ulang tahun perusahaan tadi.
Di Dalam kamar walaupun bimbang Angel tetap merasa senang dan cekikikan sendiri.
***
Di hotel sebelum mereka pulang .
Hans berjalan untuk menyapa para pebisnis yang hadir di perayaan ulang tahun Group K .
Telinga Hans menangkap pembicaraan yang menyangkut pautkan dirinya di dalamnya .
“Siapa itu? cantik sekali .”
“Oh itu dia datang bersama Hans Prasetyo .” Sahut teman satunya .
“Dari Adma Wijaya Group?”
“Iya.”
“Wah, wanita itu benar-benar cantik.”
“Bukan hanya cantik tapi manis juga, meskipun tidak seksi.” Sahut satunya lagi dengan pujian yang antusias.
Hans memejamkan matanya sekejap. Berusaha mengatur emosinya agar tidak meledak. Rahangnya Sudah mengeras. Posisinya berdekatan dengan para pembicara tadi.
Sial,bicara tanpa mengatur volume . Banyak bicara sekali mereka !
Ketika Hans berjalan, tanpa sengaja Angel yang mengikutinya hampir terjatuh, karena tidak seimbang saat menggunakan High
Heels nya, dengan sigap Hans menangkap dengan tangan kanannya dan menarik Angel, lalu merapatkan tubuh mereka.
Posisi tangan Hans berada melingkar di pinggang Angel yang ramping.
Angel menelan ludahnya kasar, tadi pikirnya dia akan membuat kekacauan lagi .
“Hati-hati...”Hans sambil memegang tubuh Angel tanpa melepaskannya
“Tetap berada di posisi ini, kalau tidak ingin jatuh lagi.” Bisik Hans di telinga Angel.
Angel meneguk ludahnya.
“Saya akan berhati-hati pak .” Berusaha melepaskan diri namun Hans tak menghiraukan dan malah menghimpit tubuh mereka. Akhirnya Angel pasrah dengan posisi mereka yang saling bersentuhan .
Hampir saja Huff untunglah kecerobohanku terselamatkan . Tapi sekarang aku merasa tidak nyaman karena terus berhimpitan dengan pak Hans.
Mereka berjalan beriringan dengan posisi yang masih sama Hans merangkul pinggang Angel dengan alasan, supaya nanti Angel tidak jatuh, lalu pergi menyapa kenalannya. Senyum tipis terlukis di wajah Hans dan ia semakin merapatkan tubuh mereka .
Apa hanya perasaanku saja ya? Posisi kami semakin lengket setiap detiknya ?
Melirik Hans yang terlihat tampan bahkan dari sudut yang tidak sejajar .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Bastard_🗡️
cari cari kesempatan
2024-02-01
0
Bastard_🗡️
jagung?
2024-02-01
0
Har Tini
bos modua😄
2022-01-21
0