Beberapa menit sebelum berbagai perlombaan dimulai, Bram sudah berada dikamar Hans karena mendapat pemberitahuan dari Angel.
“Asisten Bram, kamu dipanggil pak Hans segera ke kamarnya.” Angel menyampaikan pesan sesuai yang dititahkan.
"Oh baiklah, kalau begitu tolong gantikan saya mengkoordinir perlombaan dulu, saya mau menghadap boss."
“Oke, serahkan ke kami mas.” Dina menyahut entah dari mana datangnya dengan Vina berada disampingnya.
Angel mengernyitkan dahinya ,dia menatap malas ke arah sahabatnya yang satu itu.
“Dasar, mulai lagi.”
Bram hanya melirik sekilas suara yang menyahut sok akrab pada dirinya .Dahinya mengernyit tadi, namun dia berusaha mengabaikan karena panggilan bosnya lebih penting sekarang.
“Kalau begitu mohon bantuannya, terima kasih.”
Dina memberikan senyum manis menanggapi ucapan Bram. Laki-laki itu telah pergi menjauh menuju ke villa sekarang.
“Mas mas ...,emang dia mas kamu. Sok akrab banget sih, ” Ujar Vina
“Yaelah, maka dari itu lah karena tidak akrab, dari sekarang, mau mencoba akrab sama si babang.” jawab Dina dengan cengiran lebar.
“Beuhhh ganti lagi panggilannya, tadi mas ini babang, nanti apa lagi ya?" Angel seketika mengejek sabatnya itu.
“Yaelah ngel kamu kan tau ,aku ini orangnya kayak gimana ...”Dina berbicara sambil sesekali menghela nafas dan berpura-pura manyun. Angel dan Vina saling kode berjalan meninggalkan Dina .
“Kalo ngeliat yang bening ya udah kayak cicak langsung nemplok,...susah buat ngalihin perhatian ,bla bla bla bla...” Dina terus berbicara. Ia tidak menyadari bahwa angel dan Vina sudah meninggalkan ia sendiri yang sedang mengoceh.
“Mbak tolong minggir ,..ngapain ngoceh sendiri mbak, jangan menghalangi jalan mbak.”
Suara seorang laki-laki menyentakkan Dina tampak laki-laki itu sibuk membawa properti untuk perlombaan.
“Haa apaan siapa yang ngoceh sendiri, pak. Orang saya lagi ngo..."Dina menggerakkan jarinya menunjuk ke arah Angel dan Vina, namun yang di ajak bicara tidak ada di sana.
“Ngomong sendiri kan.” Sungguh Dina dibuat malu dan menggeser diri.
“Angeeell...Vinnnaaaa...Kemana kalian! Kenapa sih suka banget ninggalin aku yang kece badai ini...”Dina berteriak kesal sambil berlari mencari Angel dan Vina
Tega sekali sahabatnya itu, dia ditinggalkan sendiri seperti orang gila yang mengoceh ditengah teras villa.
***
Angel sedang mengkoordinir perlombaan hari itu bersama dengan Vina. Setelah selesai mengkoordinir mereka berdua duduk di tenda yang disiapkan, mereka ikut andil dalam proses penyelenggaraan lomba.
Banyak lomba yang akan diadakan,ndari :
1.lomba membawa balon yang berisi air(minimal 2 orang)
2.lomba menyanyi (bisa per grup atau personal )
3.Lomba panco
4.lomba makan
5.lomba naik jet ski berpasangan (minimal 2 orang)
Angel dan Vina sudah seperti panitia acara, mereka disibukkan dengan para karyawan yang ingin mengikuti lomba. Tentu saja selain kesenangan yang mereka dapat mereka juga mengharapkan hadiah. Perlombaan yang dilaksanakan tidak sekaligus namun satu persatu.
Saat Angel dan Vina sedang sibuk datanglah Dina yang terengah-engah karena berlari.
“Woyy kalian ya main ninggalin aja ,nggak setia kawan banget sih.” Dina mencerocos marah kesal. Dua sahabatnya ini suka sekali meninggalkan dirinya.
“Pfttt...Hahahaha.”
Angel dan Vina tertawa melihat raut wajah temannya itu yang tampak murka.
“Kamu sih banyak ngomong Din, telinga kita gak kuat denger ocehan dari mulut kamu.” Angel mencibir sahabatnya itu.
“Mending kita disini, ngarahin perlombaan—, ya gak ngel?” Tambah Vina.
Kompak sekali dua orang sahabat ini, mereka tidak mau mendengarkan ocehan Dina yang tak bermutu .
“Yooi bro, tos dulu.”Angel dan Vina TOS sambil cekikikan
“Lah tega kalian. Aku ngambek nih.”Dina berbicara sambil membalikkan badannya.
“Terserah kamu lah kita lagi sibuk nih.” Angel nampak tak peduli.
“Lah orang ngambek bukannya di rayu supaya nggak ngambek, ini malah dibiarin.” Dina mencebikkan bibirnya manyun.
Vina tersenyum usil ,matanya menatap Dina .
“Mau dirayu ya, Sini panggilan Tito aja ya ...Tito..!!” Ucapan Vina yang mendapatkan respon heran dari si Dina.
“Lah Tito siapa ya..?” Bertanya heran karena tidak tau menahu siapa itu Tito.
“Tito yang kemaren loo.” Vina mengucapkannya dengan alis yang ikut terangkat.
“Lah yang mana ganteng nggak.” tanya Dina antusias.
“Dijamin behhhhh.” Dengan acungan jempol. Sekuat tenaga Angel menahan gelak tawa yang hampir pecah.
"Itu dia Tito..Tito sini kamu. Ini teman saya Dina nggak ada pasangannya mau ikut lomba bawa balon, kamu mau nggak jadi pasangannya?"
Angel yang berada di sebelah Vina sudah ketawa cekikikan.
Tito menoleh ke arah Dina. Seketika itu juga Dina syok! Tanpa aba- aba mulut nya mencerocos diiringi dengan cubitan ke tangan Vina.
“Anjir!!—, Gak mau ! Usil banget kalian! ”Bisik Dina lirih disebelah telinga Vina dengan nada geram.
“Aduh kenapa main cubit cubit an ,sih ini.” Angel sudah tidak menutupi gelak tawanya. Dina semakin merasa kesal.
“Tito mau kan?” Tanya Angel kali ini, sambil mengedipkan matanya ke arah Tito.
Tito gugup karena tingkah Angel yang imut kemudian ia menganggukkan kepalanya .
“Oke, kamu sudah di daftarin ya. Jangan jauh jauh dari Dina” Ucap Vina sambil tertawa.
Angel tidak menyadari sedari dia mengedipkan matanya tadi, ada dua pasangan mata yang terus saja menyorotnya tajam.
“Angel !” Teriakan Hans terdengar seperti bentakan yang membuat Angel berjingkit kaget.
“Haiss sial siapa! siapa yang berteriak sini Ak...Eh pak Hans selamat pagi pak .” Mata yang semula melotot berubah, pun senyum yang juga dia ukir.
Umpatannya hanya bersambung di dalam hati. Mati jika dia melanjutkan ternyata itu adalah Hans Prasetyo.
“Mati Din, berani bangat ya sama pak CEO ngomong kasar.” Vina memprovokasi Dina dengan berbisik.
“Astaga gimana dong, aku kan nggak sengaja reflek tadi... jangan nakut-nakutin napa Vin, kamu kayak orang yang lagi nyiram bensin dia atas api...makin besar apinya .” Dina sudah menekuk wajahnya.
“Emang gitu maunya Din. ” Sahut Vina, hal itu membuat Dina ingin melempar Vina keluar saja.
Mereka berhenti berbicara karena ditatap oleh dua pria tampan yang berada dihadapan mereka siapa lagi kalau bukan. Hans yang super perfectsionis dan asisten pribadinya .
"I-iya pak” jawab Angel setengah berlari ke arah Hans
"Kau jadi pemanduku hari ini!" Ucapnya tegas dan cepat.
Pemandu...astaga saya juga mau seneng-seneng disini pak. Masa saya harus sama anda seharian
Angel berusaha menahan ekspresi kesalnya.
“Tapi saya lagi..." Belum selesai Angel berbicara.
“Kenapa?” Tanya Hans suaranya terdengar kesal. Matanya mengancam. Angel meneguhkan ludahnya. Kalau begini mana bisa dia ingin memberikan penjelasan.
“Ah tidak pak, kalau begitu silahkan pak ayok.” Ucap Angel.
“Saya akan menjadi pemandu Anda hari ini lets Goo “Lanjut Angel lagi dia mulai nampak semangat dan setengah berteriak sambil mengangkat tangannya ke atas. Itu merupakan akting karena mendengar suara atasannya yang terdengar kesal tadi. Ada ketakutan tersendiri dari dirinya.
Dina, Vina, Tito dan Bram tercengang, bukan karena melihat Angel tapi karena melihat CEO mereka yang tersenyum saat melihat tingkah Angel. Tito bahkan mengerjapkan matanya lagi semakin banyak dari kebiasaannya. Ingin memastikan yang dia lihat .
"Ahh maaf pak saya terlalu bersemangat." Tertawa malu. Angel memalingkan wajah.
Semangat omong kosong ...hiks liburan ku yang berkedok ulang tahun perusahaan ternyata tidak akan berjalan lancar.
Sejak awal aku memang sudah menduganya, pasti tidak akan lancar karena pak Hans datang.
Menatap kesal pada Hans. Saat Hans menatapnya Angel pasang senyum, mengubah ekspresi wajah nya itu. Kalau ketahuan pasang wajah kesal bisa bahaya dia.
"Mari pak silahkan." Ajak Angel.
"Hmm..."Sahut Hans dia nampak menampilkan semyum tipis dibibirnya.
Masih saja yang tidak sengaja melihat senyum Hans tadi nampak membatin.
Ahh manis banget senyumnya meleleh adekk bangg. Dina
Astaga itu bener pak Hans? kenapa pak Hans tersenyum seperti itu....duhhh merinding jadinya. Bram
Ini sebab Hans memang jarang sekali tersenyum, jelas saja respon mereka bagai tekena tamparan keras.
***
Setelah kepergian Hans dan Angel. Dina sibuk membujuk Vina untuk menghapus namanya dan Tito dari daftar peserta lomba balon.
“Hapus Vin! Ngapain kamu nulis nama aku sama si Tito itu! Aku gak mau ikut!” Tuntutannya dengan nada kesal.
“Loh eh eh, Nggak bisa dong.”Sahut Vina.
“Datanya udah permanen Dina.” Ucap Vina. Ingin rasanya Dina menjabat sahabatnya satu ini.
“Aku nggak mau ngapain, pasangin sama dia....Akhhh... matanya aja kayak gitu, kayak orang kelilipan bentar-bentar.”
Ternyata Tito adalah orang yang sama yang ada di kantin perusahaan saat, Dina dengan percaya diri bahwa ada orang yang terpesona dengan dirinya, pantas saja dia syok bukan main.
“Lah itu bonus” Ujar Vina sembari tertawa dan menampilkan giginya.
“Bonus bonus, nggak pengen bonus, Vin!” Dina marah sekali.
“Hapus!” Todong Dina.
“Nggak!”
“Hapus!”
“Nggak!”
“Ha...”
“Berisik! Tolong jangan banyak bertengkar!” Seru Bram. Ada kilatan kekesalan dari mata Bram ketika melirik ke arah dua orang itu.
Bram yang berada didekat mereka merasa terusik.
.
Happy reading
~Tyatyut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
semangat ya thor...makin seru💪😘
2021-12-21
0
Ika Rhia
hans cemburu🤭🤭😂😂😂
2021-07-07
0
Yuni MamaRizky
bram sm vina saja ya thor.. angel gak peka ya sm bosky nya
2021-05-21
1