Kantin perusahaan.
Ramai, satu kata yang cocok menggambarkan situasi kantin saat ini. Meja demi meja mulai terisi penuh.
“Benarkah Haha ...iya-iya aku juga mendengarnya .” Terdengar suara-suara yang begitu bersemangat. Entah mereka membicarakan apa.
Satu persatu wajah membawa makanan dan mulai berbicara dengan kelompok masing-masing. Tidak semua memiliki kelompok ada yang juga menyendiri menyantap makanan dengan cepat, mingkin dia salah satu orang yang sulit berbaur dan membuka diri.
Tiga serangkai sebuah grup persahabatan yang baru saja terbentuk, namun dengan ikatan yang mulai kokoh.
Terdiri dari Angel yang mungil, Dina yang banyak bicara, dan Vina yang bicara sekedarnya namun bermutu.
Dina selalu saja berulah menggoda Vina, seperti saat ini Dina memotong urutan antri hingga makanan hingga membuat Vina kesal. Terjadi cubit -cubitan pada dua bersahabat itu.
Saling melotot yang salah malah tertawa lebar .
Sampai menuju meja Dina Masih saja merecoki sahabatnya itu. Saling senggol dibalas Vina dengan senggolan yang kuat hingga Dina hampir menjatuhkan nampaknya.
“Rasain!” Vina tergerak puas .
“Astaga masih disana aja buruan sini .” Angel memanggil sahabatnya dengan isyarat tangan. Vina sampai lebih dulu, lalu kemudian Dina .
Mereka mulai makan dengan santai sampai suara Dina memecah keheningan yang hanya berlangsung beberapa detik .
“Angel...Angel…”Berseru senang.
“Markonah beraksi .” Cibir Vina ,tentu saja Angel tergelak. Raut wajah masam Dina terlihat jelas, Si pembuat kata menohok acuh dan lanjut makan.
Dina kesal enak saja namanya yang sudah diubah-ubah seenak jidat .Tidak boleh !
“Dina Vin, jangan asal-asal ngubah nama orang gitu!” Melotot kesal ke arah Vina, tidak terima nama cantik nya diubah dengan begitu santai.
“Udah Din, mau ngomong apa .” Angel menyela.
Dina kembali memulihkan kesenangannya.
“Besok hari jadi perusahaan kan? Acaranya jadi juga?”
“Haha ya iyalah Din. Kalau acaranya Nggak jadi itu artinya perusahaannya belum jadi juga –,Kan yang mau dirayakan belum jadi .” Angel tergelak dengan begitu keras . Benar juga pikir Dina.
“Sungguh pertanyaan yang tidak berbobot.” Cibir Vina.
“Sungguh Aku mulai habis kesabaran. Mulut kamu sekali ngomong bikin kesel melulu.” Terus saja berkelahi dengan Vina. Lah si Vina malah bodo amat .Huh.
“Infonya dong—,Si tampan dan berkarisma hadir juga?” Mata Dina melebar dengan lontaran pertanyaan, juga tubuhnya terlihat maju sedikit.
“Siapa ?” Terlalu banyak orang yang tampan dan berkarisma yang mana yang dimaksud Dina .
Dina berdecak, Angel tak langsung paham dengan ucapannya.
“CEO kita Hans Prasetyo ! Masa gak bisa menebak dari cirinya sih! udah jelas banget!” Ucapan Dina yang begitu menggebu membuat kening Angel mengeryit.
“Leonardo de Caprio menurutku juga tampan dan berkarisma jadi itu hal yang umum .”
Dina mengerjapkan matanya menatap Angel.
“Noh Din orang punya perspektif tersendiri tentang tampan dan karisma.” Yah Dina menyerah dia salah seharusnya dia memang langsung katakan si pemilik ciri yang dimaksud.
“Ya maksudnya Pak Hans. Beliau nanti hadir gak di acara?”
“Ohh pak Hans–, Ya sudah tau kebiasaan pak Hans masih mau berharap.” Kekehan Angel membuat Dina Humaira lesu. Duh memang sih Hans Prasetyo itu paling tidak suka dengan acara yang menghibur. Jarang sekali mereka bisa bertemu dengan Hans Prasetyo.
Menurut Angel kali ini keberuntungan karena hari jadi perusahaan akan diadakan di Villa dan juga jangka waktunya yang lebih banyak .
“Huaa...padahal kan Kalo pak Hans hadir. Suasana semakin meriah .” Bergaya menangis. Vina dan Angel memutar bola mata mereka. Si pemuja makhluk indah terlihat lagi .
“Haha ...hei! din dengan adanya kamu juga sudah pasti memeriahkan acara. Nggak perlu kehadiran pak Hans, din .” Vina Kembali tergelak hebat. Dina yang menjadi subjek semakin kesal. Pasti Meriah yang dimaksud Vina tidak ada baiknya .
Perkelahian kecil kembali mereka lakukan. Sesi makan ini dipenuhi dengan gelak tawa.
Tiba-tiba Dina mengulas senyum lebar di wajahnya .Dia melihat ke arah belakang tubuh Angel dan Vina.
“Dia mulai bersikap aneh.”Bisik Angel
“Iya .” Angguk Vina mantap.
“Haha memang pesona Dina tidak bisa diabaikan .”
“Kami mengabaikannya .” Seru Angel dan Vina mantap. Bahkan juga raut wajah itu sungguh-sungguh. Hal itu tak membuat Dina cemberut, dia sibuk memasang sudut bibir lebar.
“Ckk...lihat arah jam 6, ada yang tidak bisa mengabaikan pesonaku.” Meniup kukunya .
“Matanya ngedip-ngedip dari tadi tuh .” Tambahan info tadi semakin membuat Angel dan Vina penasaran .
Mereka kemudian menoleh ke arah sumber kehaluan Dina. Wajah mereka memerah saling pandang pada detik selanjutnya .
“Haha Haha Haha”
“Angel haha Angel...Dina halu.” Gelak tawa yang tak tertahan menarik perhatian sekitar.
Respons Angel dan Vina diluar dugaan. Apanya yang lucu pikir Dina.
“Haha haha.”
Tergelak keras memukul satu sama lain.
“Kenapa malah ketawa gak jelas sih .” Heran Dina.
“Lah gimana kita gak ketawa, ini lucu banget ...haha haha.” Mata Angel sampai berair karena banyak tertawa .
“Apanya sih yang lucu?”
“Gini ya Dina Humaira ...itu yang kamu kira ngedipin mata karena terpesona sama kamu..Kamu SALAH BESAR.” Kata salah besar membuat Dina melebarkan mata dan telinganya.
“A-apanya yang salah ?” Semakin tidak paham .
Senyum usil yang sering Dina lihat di bibir Vina kembali terulang sekarang.
“Asal kamu tau ya Din. Itu yang di pojok namanya Tito, dia bukannya ngedipin mata ke kamu, tapi memang...kebiasaan dia kayak gitu. Ngedip matanya nggak kenal jeda.”
Seketika itu juga Dina menutup mulutnya. Bola matanya melebar penuh keterkejutan. Dia merasakan risih yang luar biasa!
“Waaaaaa...Haishh …” Sungguh malu dengan keadaan .Angel semakin tergelak ditempat. Sekarang sumpah serapah dan doa agar si Tito tidak tertarik ke arahnya ia panjatkan. Dasar si Dina .
Jangan sampai dia tertarik denganku...jangan sampai ...jangan sampai.
“Hahaha...,makanya nggak usah kecantikan Napa.”
“Lah bukannya merasa kecantikan ngel... emang udah cantik juga dari lahir.” Dina percaya diri.
Hal itu membuat Vina dan Angel menatap horor, penuh cibiran.
“Apaan cantik dari lahir, muka pasaran Din.” Sahut Vina ikut menimpali terkesan meledek.
“Kayaknya yang paling diperlukan buat pergi nanti, stok otak deh Din.” Angel berkata sambil tertawa.
“lah apa hubungannya bawa otak? ”Heran
Angel menahan tawa yang hampir tumpah kembali.
"Supaya kamu bisa bedain mana orang yang bener merhatiin, sama yang cuma ngeliat ke arah kamu “Angel tertawa
Dina mengernyitkan dahinya dan sudah malas untuk berbicara. Akhirnya mereka sudah menghabiskan makanan mereka dan kembali ke ruang kerja mereka masing masing.
***
Di perjalanan ke ruangan masing masing.
“Haha haha haha...”Angel dan Vina tertawa, mereka masih merasa lucu jika membahas kejadian tadi.
“Udah sih ketawanya, suka banget di atas penderitaan temen.” Dina berusaha memasang wajah cemberut agar keusilan kedua temannya itu segera menyurut.
“Kamu sih lucu banget Din—, Kita jadi gak bisa berhenti ketawa kan jadinya. ” Bukannya berhenti si Vina malah menjadi.
Mata mereka menangkap sosok pria yang sedang bersandar di dinding dekat lift. Angel yang melihat hal itu hanya mengerjapkan mata, dia sudah terlalu biasa melihat Hans Prasetyo yang luar biasa.
“Siang pak.”
Mereka mau tidak mau menyapa Hans dan membungkuk.
“Ya.” Sahut pendek, padat dan tanpa ada ucapan lanjutan lagi membuat suasana hening. Tiga serangkai yang tadi sibuk Senda gurau menjadi diam sekarang. Lift petinggi berbeda dengan mereka karyawan biasa.
Ting
Pintu lift khusus terbuka. Mereka kemudian membungkuk, namun..
“Sebaiknya kamu ikut naik lift ini Angel. ” Hans berucap santai dengan Bram menahan lift agar tidak bergerak.
“Eh–,”Dina dan Vina mengangguk paham.
“Iya pak.”
***
Waktu sudah berlalu hingga sekarang menunjukan tiba saatnya pulang kantor.
Angel terheran saat pergerakan mobilnya begitu aneh. Ia Turun dari mobil dan mulai menyalakan senter ponsel. Mengelilingi mobilnya, langsung saja dia berdecak kesal ternyata salah satu ban mobilnya kempes .
“Bocor...haduh.Kenapa datang di saat yang tidak tepat sih ." Menyugar rambutnya asal .
Dia berkacak pinggang mengamati sekitar.
“Huh terpaksa naik taksi.” Ia kemudian mengembalikan mobil ke posisi semula di parkirkan .
Dengan wajah malas Angel berdiri di pinggir jalanan. Menunggu, semoga saja ada taksi yang lewat dalam waktu dekat. Ia sudah sangat lelah sekarang. Lembur kerja ,membuat matanya sudah tidak kuat untuk terbuka .Bahkan menguap beberapa kali .
Dekat dari posisi Angel, sebuah mobil tidak bergerak dari posisinya. Mata pemilik mobil memperhatikan Angel yang sedang berdiri di pinggir jalan sudah setengah terkantuk-kantuk .
“Apa yang dilakukannya? Berdiri di pinggir jalan dengan mata yang mengantuk?! bukannya pulang.” Gumam-gumam.
“Iya? Apa Anda berkata sesuatu tuan muda.” Nampaknya pak Yanto mendengar sekilas gumaman Hans namun tidak jelas. Ya dia adalah Hans Prasetyo.
“Oh, hampiri wanita yang ada disana itu pak.”
Karena merasa tidak tahan disuruhnya sopir pribadinya itu menjalankan mobil dan berhenti tepat di depan Angel.
Mata Angel terbuka sempurna ,kaget karena klakson mobil .Kaca mobil bagian belakang dibuka menampilkan laki-laki yang selalu berkontak dengannya.
“Pak Hans, Malam pak.” Sapanya sopan.
“Kenapa malah berdiri di sini, bukannya pulang ?”Datar sekali pertanyaannya.
“Saya mau pulang ini pak, sedang menunggu taksi yang lewat .” Sahut Angel segera .
Mata Hans masih terlihat heran dengan ucapan Angel .
“Mobilmu kemana larinya?”
“Ban mobil nya Bocor pak, Jadi saya hendak naik taksi untuk pulang.” Mata Angel berlari ke sekitar, takut jika saja ada taksi yang tak sengaja lewat saat dia bicara dengan bossnya.
“Sudah malam begini, dan juga sepi senyap kapan taksi lewat. Ini juga akan berbahaya untuknya.”Teringat kabar elektronik yang ia baca pagi tadi. Seorang wanita mendapatkan pelecehan dari sopir taksi dan hal itu terjadi di malam hari.
Ceklek
Pintu mobil dibuka sang Bos sudah bergeser ke samping kanan.
“Masuk,” Ucap Hans segera.
“Eh masuk?”
“Eh ti-tidak pak, Saya bisa menunggu taksi. Saya tidak mau merepotkan Anda. “Menolak halus merasa tidak nyaman.
“Masuk sekarang .”Ucap Hans terdengar dingin .
“Baik maaf merepotkan, pak.” Angel mengulas senyum, kemudian masuk ke dalam mobil atasannya .
“Antar Angel dulu pak.” pinta Hans segera.
"Baik tuan muda ."
Hening ...
Jika hening seperti ini Angel rasanya mau tertidur .Dia sudah menahan kantuknya Sedari tadi. Tapi akan tampak sangat tidak sopan jika dia tertidur di dalam mobil boss nya. Dicubitnya pahanya agar memulihkan kesadarannya .
“Ulang tahun perusahaan sudah dipersiapkan ?”
“Iya pak semuanya sudah siap.” Sahut Angel saat Hans memecah keheningan.
“Bagus .”
Hanya tanggapan pendek. Apa tidak ada lagi yang ingin Hans ketahui?
“Apa Anda akan hadir pak?”
“Memangnya aku harus hadir? kamu berharap aku hadir?”
Eh Angel mengerjap dia hanya bertanya sopan tanpa tujuan tadi.
“Jika berharap tentu saja saya berharap Anda hadir pak. ” Menjawab dengan memikirkan para karyawan. Pikirnya memang itu arah tujuan pembicaraan Hans. Tiba-tiba saja tatapan mata Hans terlihat dalam dan lekat.
“Apa memangnya saya sudah salah menjawab apa, pak?”
“Aku akan mempertimbangkannya.” Jawaban singkat, dengan sorot mata yang sudah berpindah ke arah iped kembali.
Apa yang ku tanyakan ini .Untuk apa seorang CEO datang ke acara. Bahkan semua kegiatan terdengar kekanak-kanakan hanya bersenang-senang. Tapi pak Hans akan mempertimbangkannya. Wah mungkinkah ini keajaiban?
***
Sebelum keluar dari dalam mobil Angel merundukkan kepalanya. “Terima kasih pak atasan tumpangannya .Terima kasih pak Yanto.”
“Hem...”Dijawab dengan gumaman lagi .Biarlah Angel sudah terbiasa dengan itu .
Angel segera menutup pintu dan melangkah menuju rumahnya. Langkahnya terhenti .
“Sekretaris Angel...”
Angel menoleh mendapati kaca mobil bagian belakang dibuka dan menampilkan Hans .
“Ya pak.” Tidak ada sahutan diam hanya menatap Angel .
“Tidak ada. Istirahat sana.”
Aneh
“Baik terima kasih, pak. Anda juga silahkan istirahat.”
Kaca mobil ditutup, lalu mulai meninggalkan lokasi depan rumah Angel .Setelah mobil pergi baru Angel melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Har Tini
lanjut
2022-01-21
0
runma
😀😀😀😀
2021-09-11
0
JasmineJinjean
kata kata masih membingungkan Thor, senang lagi thor
2021-05-19
2