Adma Wijaya Group
~Ruang meeting
Hans masuk ke dalam ruang meeting. Sosoknya yang disegani segera membuat semua yang tadi masih krasak krusuk bicara sekarang diam.
Tanpa mengulur waktu Hans pun mendudukkan diri. Melihat Angel yang sudah duduk pula ia pun memberikan kode kepada presentator. Tangannya memberikan kode mempersilahkan tanpa suara.
Apa artinya itu? Presentator heran dan tidak paham. Hans sekarang ganti mengerjapkan mata sekali.
“Silakan dimulai meetingnya.” Angel bersuara karena nampaknya presentator tadi tidak paham dengan kode yang diberikan Hans. Melihat sikap sang presentator membuat Hans mendengus.
Oh...Presentator menggaruk tekuknya.
Anda benar-benar sebegitu malasnya berucap ya pak, sampai-sampai memberikan kode melalui mata. Tidak semua manusia memahami kode Anda, Pak. Angel menggeleng pelan.
“Ba-baik, Bu.”
Dengan tergesa sang presentator menyiapkan diri dan memulai meeting itu.
Telinga Hans dengan saksama mendengarkan setiap detail yang dilontarkan oleh presentator. Semua orang fokus pada presentator sesekali juga mereka mengangguk paham .
Apa aku melakukannya dengan baik? Wajah pak Hans datar sekali. Ba-bagaimana jika beliau tidak puas dengan data yang disajikan. Astaga mohon bantuannya kepadamu ya tuhan.
Bergumam dalam benak. Sang presentator sungguh tersiksa dengan senyapnya situasi. Hans tidak membuka suara sedari tadi, karena hal itu sang presentator menerka-nerka suasana hati sang atasan mungkin sedang buruk.
Semua hal mengenai detail mengenai produk kecantikan, serta kandidat yang cocok untuk menjadi Brand Ambassador telah tersusun rapi di Iped Angel. Ia dengan cepat dan tanggapnya mencatat segala hal bahkan detail terkecil pun.
Jari tangan Hans menekan pegas bolpoin beberapa kali, namun tak menghilangkan fokusnya.
“Kenapa pak Hans terlihat sangat tampan .”
“Lihat itu, dalam mode serius pun beliau masih terlihat begitu mengagumkan .”
“Oh... tolong dikondisikan ketampananmu”
Batin-batin para kaum hawa berteriak histeris.
Mereka hanya bisa membatin. Hans paling tidak suka ada orang yang membuat keributan dalam sebuah pertemuan penting. Dia lebih suka orang yang bisa bicara handal, singkat tanpa bertele-tele.
Sesekali mata Hans mengedar memantau raut wajah keseriusan anggota meeting. Hans mendengus ketika melihat para wanita yang acap kali melirik ke arahnya. Matanya kemudian melirik ke arah samping posisi Angel berada. Angel tak tampak mencuri-curi pandang ke arahnya sedikit pun.
Aku heran. Kenapa Angel tidak bersikap seperti kebanyakan wanita itu ya? Dia malah santai ketika berdekatan denganku. Apa karena dia bosan? karena setiap hari melihatku?!! Hah? Tapi wajahku bukan tipe yang mudah membuat orang bosan ketika melihatnya.
Hans jadi bergulat batin, tidak sadar matanya melotot ke arah Angel.
Bibirnya menekuk, manik mata legamnya menyorot ke arah Angel. Mata mereka saling dipertemukan saat itu juga bibir Angel mengulas senyum. Hans langsung berdehem.
Dia malah tersenyum!
“Ehm” Dehemannya yang spontan membawa arus ketakutan pada sang presentator. Setiap detiknya sang presentator merasakan tekanan karena tidak ada komentar sedikit pun. Namun sekarang dehemannya Hans terasa bagaikan hal yang menakutkan baginya.
“A-ada apa pak? Apa ada yang ingin Anda sampaikan? Si-silakan pak sampaikan pendapat Anda,” Ucap si presentator dengan gugup. Semua orang mendengar deheman Hans di senyapnya situasi, mata Hans mengerjap.
Lihatlah Angel juga melihat ke arahnya. Hans merutuki tingkah anehnya.
“Tidak ada lanjutkan. ”Hans menjawab dengan sikap tenang. Presentator tadi bernafas lega.
“Ini dia para calon Brand Ambassador yang kami seleksi ...”
Presentator terus saja menyajikan hal yang perlu dibahas di meeting ini.
Sejenak Angel mengalihkan pandangannya dari presentator, dia menggapai sebuah botol kemasan yang berisi air. Tangannya berusaha memutar botol minuman agar terbuka.
“Haishh kenapa susah sekali membukanya .” gerutunya dengan suara pelan. Tenggorokan Angel terasa kering, namun botol kemasan di depannya sulit sekali dibuka, padahal hanya sebuah botol kemasan plastik bukannya besi.
Menyerah dia menghela nafas kasar hanya bisa meneguk salivanya. Dikembalikannya botol minuman tadi ke posisi awal .
Kembali berusaha memperhatikan presentator lagi .
“Kriett...”
Mata Angel menangkap pergerakan sang atasan membuka botol minuman dengan begitu mudah Angel memasang raut wajah masam. Berdecak kecil.
“Eh?”
Mata Angel melihat botol dan sang atasan bergantian. Botol minuman tadi diletakan di depannya. Mengerjapkan mata berkali-kali. Sang atasan tampak fokus melihat presentator.
Astaga kami semua memang perlu minum. Bahkan pak Hans salah meletakan botol minuman yang baru dibukanya. Ini kesempatan Angel minum bukannya kau haus. Tidak-tidak itu punya bosmu. Heh ...aku haus sekali .
Dengan berat hati Angel menggeser minuman tadi tepat di dekat siku sang atasan. Lalu matanya beralih fokus lagi.
Sudut mata Hans menangkap pergerakan Angel. Dahinya mengernyit, sorot matanya menatap Angel .
Digeser Hans kembali botol minuman tadi.
“Minum sekretaris Angel, Bukannya kamu sulit membuka nya, Aku membantumu .” Tutur Hans.
“Untukku jadi ini memang untukku.” Angel menatap Hans serius.
Mulut Angel terbuka belum memproses hal yang terjadi .“Te- terima kasih pak .”
“Ya biar kamu fokus...tidak meneguk saliva lagi.”
Malu! Angel malu hampir dia tersedak minuman tadi. Apalagi melihat senyum kecil di wajah sang atasan .
Pfttt lucu sekali.
Tentu saja interaksi antara mereka berdua menimbulkan sedikit rasa iri pada diri-diri kaum hawa yang terus mencuri pandang ke arah Hans .
Hans kembali melarikan arah matanya ke presentator yang berada di depan .
“Lanjutkan dengan artis Gusi Hadid sebagai Brand Ambassador produk kita. Segera diproses.” Keputusan telak Hans berikan .
Wajah yang tadinya menentang menunggu jawaban mulai mengendur lega .“Rapat selesai .” Kode matanya langsung ditangkap Angel ,bahwa memasukkan semua kegiatan dalam sebuah laporan detail.
Hans terlebih dahulu meninggalkan rumah meeting dengan tangan yang berada di saku celana .
***
~Ruangan CEO Hans Prasetyo
Ruangan yang begitu nyaman dengan fasilitas terbaik itu milik seorang Hans Prasetyo. Kenikmatan ini tentu saja tak didapat dengan mudah. Ada sebuah kerja keras dibaliknya hingga dia bisa mencapai titik ini.
Pendengarannya menangkap sebuah ketukan dari arah luar. Hans mempersilahkan siapa pun yang masuk .
Matanya langsung dipertemukan dengan si mata polos. Selalu saja senyum di wajah Angel tak pernah memudar.
“Ini waktunya lanjut ke agenda selanjutnya pak. Sekarang Anda harus berangkat ke lokasi.
“Baiklah.” Jawab Hans singkat dia berdiri dan mengambil jas nya. Angel sigap mendekat dan membantu Hans memasang jas. Layaknya kebiasaan, Elusan membuat Angel berikan.
langkahnya dan Angel kemudian segera menuju pintu.
Mereka masuk ke dalam lift khusus untuk para petinggi .
Ting
Pintu lift terbuka dan mereka sudah berada di lantai dasar perusahaan, para karyawan yang lewat menyapa Hans, dan hanya di balas anggukan. Sedangkan Angel dibelakangnya menampilkan senyum, saat para karyawan menyapa mereka .
Hah ini yang disapa siapa? yang tersenyum siapa ? Batin Angel
Mungkin saat pak Hans membalas sapaan dengan senyum itu akan menjadi kegemparan di perusahaan. Mahal sekali senyum Anda pak.
Mobil pribadi Hans sudah berada di depan perusahaan. Pria paruh baya yang sudah mulai memiliki keriput di wajah menyambut mereka. Dia adalah pak Yanto supir pribadi keluarga Prasetyo.
Seperti biasa pak Yanto akan membukakan pintu untuk Hans. Bukannya naik Hans malah menahan daun pintu mobil. Melihat langkah Hans yang urung masuk juga menghentikan langkah Angel. Langsung saja Angel mengulas senyum dan bertanya dari matanya.
“Ayo masuk.” Angel dibuat terkesiap, seorang CEO mempersilahkannya lebih dulu masuk ke dalam mobil. Dia bahkan tersenyum meringis .
“Iya pak saya akan masuk, sebaiknya Anda Lebih dulu .” Angel menolak dengan cara halus mengutamakan Hans lebih dulu .
Angel sudah memasang wajah waspada saat kedua tangan Hans terlipat di depan dada. Itu tandanya sang atasan akan berlama-lama dengan situasi dan akan melakukan adu argumentasi yang panjang.Dia sering melihat sikap ini.
“Kau menolak niat baik ku?” Benar seperti dugaannya.
Tidak mau memperpanjang situasi Angel lebih baik menurut.
“Ka-kalau begitu saya terima niat baik Anda, Terima kasih.”
Hans mengulas senyum tipis di bibir nya .Laki-laki itu berputar ke bagian kiri mobil diikuti oleh pak Yanto yang membukakan pintu mobil. Terukir sebuah senyum di wajah pak Yanto. Mobil melaju menuju tempat agenda selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Awie Uti
anjay gusi hadid
2024-03-23
0
Asiyah Azyan
Gigi tukar yah ke Gusi.. Wkwkwkwkwk
2023-07-01
0
Iiq Rahmawaty
jd hans ini udh lma mnyukai angel wktu pertemuan prtama di toko bunga gitu dah.. eh ga disangka si angel itu mlah nglmar krja di kantor nya hans😁
sang ceo ini memendam prasaan nya bertahun2 sma gadis si mata polos😅
2022-03-07
1